Analisis 10 Penyakit Ranap Pusk Rendang - Copy

  • Uploaded by: desak raka
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis 10 Penyakit Ranap Pusk Rendang - Copy as PDF for free.

More details

  • Words: 1,276
  • Pages: 6
ANALISA 10 BESAR PENYAKIT TRIWULAN I TAHUN 2018

UNIT RAWAT INAP UPT PUSKESMAS RENDANG KABUPATEN KARANGASEM

ANALISIS 10 BESAR PENYAKIT RAWAT INAP PUSKESMAS RENDANG TAHUN 2018 A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 29 undang-undang republik Indonesia no. 44 tahun 2009 tentang puskesmas menyebutkan bahwa setiap puskesmas mempunyai kewajiban memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuannya serta membuat, melaksanakan dan menjaga standar pelayanan kesehatan di puskesmas sebagai acuan dalam melayani pasien. Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Sesuai dengan pasal 32 Undang-undang Republik Indonesia no.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Dalam pelayanan kesehatan tersebut juga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan medis dan non medis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan dan juga harus memenuhi standar mutu, keamanan dan keselamatan serta mempunya izin edar sesuai dengan ketentuan perundangundangan. Dalam melakukan pelayanan juga harus membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten dalam melakukan upaya kesehatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Dan juga sebuah puskesmas harus mempunyai kelengkapan dan kelayakan fasilitas unit gawat darurat yang mumpuni sesuai dengan standar pelayanan gawat darurat. Puskesmas Rendang adalah salah satu Puskesmas rawat inap yang menyelenggarakan pelayanan UGD 24 jam di Kabupaten Karangasem. Puskesmas Rendang terletak di wilayah Kecamatan Rendang tepatnya di Jalan Gunung Batur No. 5 Desa Menanga Kecamatan Rendang Karangasem. Wilayah kerja Puskesmas Rendang membawahi 6 Desa. Puskesmas Rendang memiliki Ruang rawat inap terdiri dari 10 tempat tidur yang terdiri dari 8 tempat tidur pasien rawat inap dan 2 tempat tidur nifas (post persalinan). Di Puskesmas Rendang kamar rawat inap ditujukan pada peserta JKN dan Umum kelas III.

Staf yang bertugas di UGD / rawat inap Puskesmas Rendang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 4 orang dokter, 5 orang perawat, 5 orang bidan, 3 sopir, dan 3 satpam. Setiap hari perawat yang bertugas dibagi menjadi 3 shif, setiap shif terdiri dari 5 orang petugas. Untuk petugas kebersihan ruangan terdiri dari 2 orang yang yang bertugas setiap pagi. Staf rawat inap yang bertugas di rawat inap selain memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap juga bertugas sebagai perawat unit gawat darurat yang melayani tindakan gawat darurat, rujukan dan rawat jalan pada sore dan hari libur, menerima pasien baru, menyiapkan kamar dan memindahkan pasien ke ruangannya serta melakukan pengelolaan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan ruangan. Sedangkan pada hari libur staf rawat inap juga bertugas sebagai petugas administrasi keuangan bila ada pasien rawat inap yang pulang.

B. DATA DAN ANALISA 1. DATA Grafik Sepuluh Besar Penyakit Unit Rawat Inap Puskesmas Rendang Triwulan I Tahun 2018

GRAFIK 10 BESAR PENYAKIT UNIT RAWAT INAP TRIWULAN I PUSKESMAS RENDANG TAHUN 2018 12 10 8 6 4 2 0 DHF PARTUS (R50.1) (Z39.2) Series1

10

Dari

7

GEA (A06) 5

VULNUS SNAKE INFARK LOW DYSPEPS ISK VERTIG APERTU BITE MIOKAR INTAKE IA (K30) (R06.8) O (G44) M (V49) D (I21.9) (A06.9) (T88.2) 4

4

4

4

3

2

2

data 10 besar penyakit terbanyak yang di tangani di unit Rawat Inap

Puskesmas Rendang Triwulan I Tahun 2018 adalah DHF ( 22,2 % ), Partus ( 15,5 % ) , GEA ( 11,1 % ) , Snake Bite ( 8,8 % ) , Dyspepsia ( 8,8 % ), Infark Miokard

( 8,8 % ), ISK (8,8%), Vertigo ( 6,7 % ), Vulnus Apertum ( 4,4 % ), Low Intake ( 4,4 % ). 2. ANALISA PENYAKIT 

DHF adalah penyakit yang paling banyak ditemukan dari jumlah kunjungan yaitu sebesar ( 22,2 % ). Hal ini berhubungan dengan daerah Rendang memiliki suhu yang sejuk, selain itu kesadaran masyarakat yang kurang mengenai 3M dapat sebagai pemicu berkembanya nyamuk Aedes Aegypti.



Partus atau persalinan menduduki peringkat ke dua sebesar ( 15,5 % ), hal ini berhubungan dengan puskesmas Rendang merupakan Puskesmas PONED sehingga sebagai rujukan pertama persalinan normal daerah Rendang.



Gastroenteritis (GEA) menempati urutan ketiga sebesar ( 11,1 % ) ,hal ini sesuai dengan teori Bloom yang menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor hereditas Personal higiene atau kebersihan diri. Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar merupakan kebiasaan sebagai faktor pencetus kejadian diare . Faktor lingkungan yang terkait dengan perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang buruk inilah yang menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit diare .



Snake Bite menempati urutan keempat ( 8,8 % ), hal ini berhubungan dengan sebagian besar pekerjaan penduduk di Kecamatan Rendang bekerja sebagai petani dan pekebun. Lebih dari setengah luas wilayah Daerah Rendang merupakan lahan perkebunan dan hutan, sehingga hal tersebut sebagai pemicu tingginya angka kejadian snake bite.



Dyspepsia menempati urutan kelima sebesar ( 8,8 % ) , hal ini berhubungan dengan pola makan (keteraturan makan, jenis makanan, dan frekuensi makan) yang terjadi di masyarakat sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, faktor psikis dan kecemasan. Rata –rata pasien yang datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Beberapa jenis makanan tersebut berupa makanan yang mengandung gas (sawi, kol, kedondong), makanan yang bersantan, makanan yang pedas, asam, dan lain-lain. Rata rata kebiasaan masyarakat Rendang mengkonsumsi makanan yang bersantan dan makanan yang pedas sehingga memicu keluhan lambung.



Infark Myocard merupakan penyakit jantung menempati urutan keenam sebesar ( 8,8 % ), hal ini terkait dengan gaya hidup dan pola makan yang dilakukan oleh masyarakat Rendang yang sebagian besar menyukai makanan bersantan dan digoreng sebagai pemicu kolesterol dalam darah.



ISK atau infeksi saluran kemih menempati urutan ketujuh sebesar ( 8,8 % ) , keluhan nyeri saat berkemih sering terjadi pada masyarakat, hal ini merupakan suatu gejala penyakit yang disebabkan infeksi bakteri pada saluran kencing sehingga perlu dilakukan suatu pemeriksaan lebih lanjut.



Vertigo menempati urutan kedelapan sebesar ( 6,7 % ) , hal ini berhubungan dengan faktor kesibukan dan kurangnya pola hidup sehat seperti olahraga yang dilakukan masyarakat sehingga aliran darah ke otak berkurang dan menimbulkan gejala vertigo.



Vulnus apertum adalah penyakit kesembilan ditemukan dari jumlah kunjungan yaitu sebesar ( 4,4 % ). Hal ini berhubungan dengan banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas dan akibat pekerjaan menyabit yang terjadi di wilayah Rendang, yang antara lain kurangnya kesadaran masyarakat tentang keselamatan berkendara atau berlalu lintas, budaya ugal-ugalan dan kebutkebutan di kalangan remaja serta infrastruktur jalan yang sebagian besar rusak. Selain itu faktor keselamatan dalam bekerja kurang diperhatikan.



Low intake menempati urutan terakhir sebesar ( 4,4 % ) , hal ini disebabkan jumlah lansia yang tinggi di wilayah Rendang yang sering mengeluh tidak nafsu makan.

C. PENUTUP 1. KESIMPULAN  Di Unit pelayanan Rawat Inap Puskesmas Rendang kejadian DHF yang disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat menerapkan 3M menempati urutan pertama dari 10 besar penyakit yang terjadi selama triwulan I tahun 2018. 

Perlunya kesadaran masyarakat menerapkan 3M dan PHBS dapat menekan angka kejadian DHF



Promosi kesehatan perlu ditingkatkan, kerjasama program promkes perlu dioptimalkan dengan seluruh lapisan masyarakat agar kesadaran PHBS dapat dimiliki setiap warga Rendang.

2. SARAN 

Dengan melihat tingginya angka kejadian DHF yang disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat menerapkan PHBS, maka diperlukan perencanaan kebutuhan untuk memenuhi fasilitas promosi dan kesediaan peralatan yang terkait penanganan DHF di Puskesmas.



Perlu pengadaan alat seperti alat analisa darah lengkap dan tenaga analis kesehatan selain program promotif untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes Aegypti



Mohon diadakan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan para petugas Rawat Inap Puskesmas Rendang terkait dengan perawatan DHF agar tidak jatuh ke kondisi kritis.

Mengetahui Kepala Puskesmas Rendang

dr. I Made Sudarma Yasa NIP. 19790226 200604 1 003

Menanga, 7 April 2018 Koordinator Rawat Inap

A A Gede Saska Ariputra NIP. 19900603 201403 1 002

Related Documents


More Documents from "egahmulia"