AKUNTANSI BIAYA PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN SECARA FULL COSTING DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1
1. 2. 3. 4. 5.
MAKMUR M. WAHYUDI FUAD FAISAL SCAL WINDA WULANDARI SUCI INDAH LESTARI
(11726029) (11726026) (11726025) (11726030) (11726078)
DOSEN PENGAMPU: VERDIANTI, SE,. M.Sc. AK.
KELAS A AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK 2018
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan sehingga kami penulis mampu menyelesaikan makalah ini, tidak lupa juga shalawat serta salam kita haturkan kepada nabi besar kita baginda rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang bederang ini. Kami penulis sangat berterima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kami tugas ini, yang memiliki nilai guna dan manfaat.. Kami penulis siap menerima kritik dan saran yang bersifat membangun karena kami tahu didalam penulisan makalah kami masih banyak kekurangan dan kesalahan. Assalamualaikum wr.wb
Pontianak, 9 September 2018
penulis
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii BAB 1 ........................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3
Tujuan penelitian ......................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2 1.1
Siklus Akuntansi Biaya dalam Perusahaan Manufaktur ............................................. 2
2.3
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan ............................................. 4
2.4
Metode Harga Pokok Pesanan..................................................................................... 8
BAB III .................................................................................................................................... 12 KESIMPULAN ........................................................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13
iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Siklus Akutansi Biaya dalam Perusahaan Manufaktur? 2. Bagaimana Krakteristik Metode Harga Pokok Pesanan? 3. Apa Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan? 4. Apa Metode Harga Pokok Pesanan?
1.3 Tujuan penelitian 1. Menjelaskan Siklus Akuntansi Biaya dalam Perusahaan Manufaktur? 2. Bagaimana Karakteristik dan Manfaat Informasi Metode Harga Pokok Pesanan?
1
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Siklus Akuntansi Biaya dalam Perusahaan Manufaktur Siklus kegiatan perusahaan dagang dimulai dengan pembelian barang dagang tanpa melalui pengolahan lebih lanjut dan diakhiri dengan penjualan kembali barang dagang tersebut. Didalam suatu perusahaan tersebut, siklus Akuntansi Biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagang yang dijual. Tujuan Akuntansi Biaya dalam perusahaan adalah untuk menyajikan informasi harga pokok barang dagang yang dijual, biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran. SIKLUS PEMBUATAN PRODUK
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Penentuan harga pokok bahan baku yang dibeli
Pembelian dan penyimpanan bahan baku
Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi
Pengumpulan biaya produksi
Penyimpanan produk jadi dalam gudang
Biaya overhead pabrik
Biaya tenaga kerja langsung
2
Penentuan harga pokok produk jadi
Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur digunakan untuk mengikuti proses pengolahan produk, sejak dari dimasukannya bahan baku kedalam proses produksi sampai dengan dihasilkannya produk jadi dari hasil proses produksi tersebut. Siklus akuntansi biaya dapat pula digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku besar. Untuk menampung biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, didalam buku besar dibentuk rekening-rekening berikut ini: 1. Barang dalam proses : untuk mencatat bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, overhead pabrik(debit), dan harga pokok jadi yag ditransfer kebagian gudang (kredit). 2. Persediaan barang baku: untuk mencatat harga pokok bahan baku yang dibeli (debit),dan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (kredit). 3. Gaji dan upah: rekening ini merupakan rekening antara (clearing account) yang digunakan untuk mencatat ulang gaji dan upah (debit) dan upah langsung untuk mengolah produk (kredit). 4. Biaya overhead pabrik: digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (debit) dan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif (kredit). 5. Persediaan produk jadi: digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer dari bagian produksi kebagian gudang (debit), dan harga pokok produk yang dijual (kredit). 2.2 Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan a. Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan Pesanan Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan. Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Proses pengelolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan berikutnya. 2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain. 3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.
3
b. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan tersebut diatas berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Perusahaan memproduksi sebagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. 2. Biaya produksi harus golongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini: a. Biaya Produksi Langsung b. Biaya Produksi Tidak Langsung 3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhand pabrik. 4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebaigai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. 5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. 2.3 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan Dalam perusahaan yang produksi nya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bgi mnajemen untuk : 1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. 2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakn pesanan. 3. Memantau realisasi biaya produksi. 4. Menghitungkan laba atau rugi tiap pesanan. 5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
4
a. Menentukan Harga Jual Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi ,yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dengan demikian pengertian biaya mencangkup pula biaya yang akan dating, yang akan dikorbankan untuk tujuan tertentu.Perusahaan yang memproduksi nya berdasarkan pemesanan memproses produk nya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain, tergantung pada spesifikasi yang dikehendaki oleh pemesan.Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besar nya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah sebagai berikut : Taksiran biaya produksi untuk pesanan
Rp. xx
Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan Taksiran total biaya pesanan
xx + Rp. xx
Laba yang diinginkan
xx +
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Rp. xx
Manajemen perusahaan konstruksi merupakan contoh pihak yang memanfaatkan informasi biaya yang dihasilkan dengan metode harga pokok pesanan. Dalam perusahaan tersebut, biaya dihitung menurut proyek, dan digunakan untuk mengajukan penawaran harga yang akan dibebankan kepada pemilik proyek dalam proses pelelangan proyek (tender). Jika pelelangan proyek dimenangkan oleh perusahaan konstruksi tersebut, maka metode harga pokok pesanan digunakan untuk mengumpulkan biaya proyek yang sesungguhnya dikeluarkan untuk pengendalian biaya proyek. Dari formula tersebut terlihat bahwa informasi taksiran biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan yang diinginkan oleh pemesan dipakai sebagai salah satu dasar untuk menentukan harga jual yangt akan dibebankan kepada pemesan. Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi pesanan tertentu perlu dihitung unsur-unsur biaya berikut ini : 1. Taksiran biaya bahan baku
Rp. xx
2. Taksiran biaya tenaga kerja langsung
Rp. xx 5
3. Taksiran biaya overhead pabrik
xx +
Taksiran biaya produksi
Rp. xx
b. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan Adakala nya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk dipasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau menolak pesanan. Untuk memungkinkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar perlindungan bagi manajemen agar didalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian. Tanpa memiliki informasi total harga pokok pesanan, manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta oleh pemesan dapat mendatangkan laba rugi bagi perusahaan :Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya berikut ini : Biaya produksi pesanan : Taksiran biaya bahan baku
Rp. xx
Taksiran biaya tenaga kerja
xx
Taksiran biaya overhead pabrik
xx +
Taksiran total biaya produksi
Rp. xx
Biaya nonproduksi : Taksiran biaya administrasi dan umum Rp. xx Taksiran biaya pemasaran
xx +
Taksiran biaya nonproduksi
Rp. xx +
Taksiran total harga pokok pesanan
Rp. xx
c. Menghitung Laba atau Rugi Bruto Tiap Pesanan Untuk mengetahui apakah pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan 6
diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh manjemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguh nya dikeluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan. Laba atau rugi bruto tiap pesanan dihitung sebagai berikut : Harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Rp. xx
Biaya produksi pesanan tertentu : Biaya bahan baku sesungguh nya
Rp. xx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya
xx
Taksiran biaya overhead pabrik
xx +
Total biaya produksi pesan
xx +
Laba bruto
Rp. xx
a. Menetukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan Dalam Neraca Pada saat manajemen dituntu untuk membuat pertanggung jawaban keungan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Didalam neraca, manajemen harus menyajikan hyarga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan. Berdasrkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat menentukian biaya produksi yangt melekat pada pesanan yang telah selesai produksi, namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan. Disamping itu, berdasarkan catatan tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok produk persediaan produk jadi. Biaya yang melekat pada pesanan yang belum selesai pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
7
2.4 Metode Harga Pokok Pesanan Contoh : PT.Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan , dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adlah fullcosting. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap pesanan diberi nomer, dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi identitas njomer pesanan yang bersangkutan. Dalam bulan November 1986, PT.Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1500 lembar dari PT.Rimendi. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp.3000 perlembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamplet iklan sebanyak 20.000 lembar dari PT.Oki, dengan harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar Rp.1000 perlembar. Pesanan dari PT.Rimendi diberi nomer 101 dan pesanan dari PT.Oki diberi nomer 102. Berikut ini adalah kegitan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut. 1. Pembelian bahan bakau dan bahan penolong. Pada tanggal 3 november perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong berikut ini : Bahan Baku : Kertas jenis X 85 ream @ Rp.10.000 Rp. 850.000 Kertas Jenis Y 10 roll @ Rp.350.000 Rp.3.500.000 Tinta Jenis A 5 kg @ Rp.100.000 Rp. 500.000 Tinta Jenis B 25 kg @ Rp.25.000 Rp. 625.000 Jumlah bahan baku yang dibeli
Rp.5.475.000
Bahan Baku Penolong : Bahan penolong P 17 kg @ Rp.10.000 Bahan penolong Q 60 liter @ Rp.5.000
Rp.170.000 Rp.300.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli
Rp.470.000
Jumlah total
Rp.5.945.000
Bahan baku dan bahan penolong tersebut dibeli oleh Bagian Pembelian. Bahan tersebut kemudian disimpan didalam gudang menantin saat nya dipakai dalam prose proses produksi untuk memenuhi pesanan tersebut. Perusahaan menggunakan dua rekeni9ng control untuk mencatat persediaan bahan : Persediaan Bahan Baku dan Persediaan Bahan Penolong. Pembelian bahan baku dan bahan penolong tersebut dijurnal sebagai berikut: Jurnal #1: Persediaan Bahan Baku Rp. 5.475.000 Utang Dagang Rp. 5.475.000
8
Jurnal #2: Persediaan Bahan Penolong Rp. 470.000 Utang Dagang Rp. 470.000 2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi. Untuk mencatat bahan baku yang digunakan dalam tiap pesanan, perusahaan menggunakan dokumen yang disebut bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini diisi oleh Bagain Produksi dan diserahkan kepada Bagian Gudang akan mengisi bahan yang diserahkan kepada Bagian Produksi pada dokumen tersebut, dan kemudian dokumen ini dipaki sebagai dokumen sumber untuk dasar pencatatan pemakaian bahan. Untuk memproses pesanan # 101 dan 102, bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut: Bahan Baku untuk Pesanan # 101: Kertas Jenis X 85 ream @ Rp.10.000 Rp. 850.000 Tinta jenis A 5 kg @ Rp. 100.000 Rp. 500.000 Jumlah bahan baku untuk pesanan # 101
Rp.1.350.000
Bahan Baku untuk Pesanan #102: Kertas jenis Y 10 roll @ Rp.350.000 Tinta jenis B 25 kg @ Rp.25.000
Rp.3.500.000 Rp. 625.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan #102
Rp.4.125.000
Jumlah bahan baku yang dipakai
Rp.5.475.000
Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan mengunakan bahan penolong sebagai berikut: Bahan penolong P 10 kg @ Rp.10.000 Rp. 100.000 Bahan penolong Q 40 liter @ Rp.5.000 Rp. 200.000 Jumlah bahan baku penolong yang dipakai dalam produksi Rp. 300.000 Pencatatan pemakaian bahan baku dalam metode harga pokok pesanan dilakuakan dengan mendebit rekening Barang dalam Proses dan mengkredit rekening Persediaan Bahan Baku atas dasar dokumen bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Pendebit rekening Barang dalam Proses ini diikuti dengan pencatatan rinciaan bahan baku yang dipakai dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan (lihat Gambar 3.2 dan 3.3)
9
Gambar 3.2 Kartu Harga Pokok Pesanan 101 (Mulyadi,200) Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku tersebut diatas adalah sebagai berikut: Jurnal #3: Barang dalam proses-Biaya Bahan Baku Rp.5.475.000 Persediaan Bahan Baku Rp.5.475.000 Karena dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara biaya produsi langsung, maka bahan penolong yang merupakan unsur biaya produksi tidak langsung dicatat pemakaian nya dengan mendebit rekening control Biaya Overhead pabrik s esungguhnya. Rekening Barang dalam Proses hanya didebit untuk mencatat pembebenan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
Gambar 3.3 Kartu Harga Pokok Pesanan 102 (Mulyadi, 2000) Jurnal pencatatn pemakaian bahan penolong adalah sebagai berikut:
10
Jurnal #4: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp. 300.000
3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja. Dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara upah tenaga kerja langsung dengan upah tenaga kerja tidak langsung. Upah tenaga kerja langsung dicatat dengan mendebit rekening barang dalam proses, dan dicatat pula dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Upah tenaga kerja tidak langsung dicatat dengan mendebit rekening biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. 4. Pencatatan biaya gaji dan upah. Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua: Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produksi bedasarkan tariff yang ditentukan di muka dan pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Di dalam metode harga pokok pesanan, produk dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tariff yang ditentukan di muka. Tarif biaya overhead pabrik ini dihitung pda awal tahun anggaran, bedasarkan angka anggaran biaya overhead pabrik. Pembebanan produk dengan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif ini dicatat dengan mendebit rekening Barang Overhead Pabrik yang dibebankan. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dengtan mendebit rekening control Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Secara periodik (minsalnya setiap akhir bulan), biaya overhead pabri8k yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibandingkan, dan dihitung selisihnya. Pembandingan ini dilakukan dengan menutup rekening Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan kedalam rekening biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. 5. Pencatatan harga pokok produk jadi. Pesanan yang telah selesai diproduksi ditransfer kebagian gudang oleh bagian Produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesi produksi ini dapat dihiyung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalm kartu harga pokok pesann yang bersangkutan. 6. Pencatatn harga pokok produk dalam proses. Akhir periode kemungkinan dapat pesanan yang belum selesai diproduksi. Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Kemudian dibuat jurnal untuk mencatat persedian produk dalam proses dengan mendebit rekening Persediaan Produk Dalam Proses dan mengkredit rekening barangt dalam proses. 7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual. Harga pokok produk yang diselesaikan kepada pemesan dicatat dalam rekening Har4ga Pokok Penjualan dan rekening Persediaan Produk Jadi. 8. Pencatatan pendapatan penjualan produk. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk kepada pemesan dicatat dengan mendebit rekening Piutantg Dagang dan mengkredit rekening hasil penjualan.
11
BAB III KESIMPULAN Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan jasa. Tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang adalah untuk menyajikan informasi harga pokok barang dagang yang dijual, biaya adminitrasi dan umum, serta biaya pemasaran.sedangkan akuntansi biaya dalam perusahaan jasa bertujuan untuk menyajikan informasi harga pokok per satuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa.
12
DAFTAR PUSTAKA Ony Widilestariningtyas. Dony Waluya Firdaus. Sri Dewi Anggadini. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Graha Ilmu.
13