Makalah Ekonomi Mikro Kel 9.docx

  • Uploaded by: Winda KH
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ekonomi Mikro Kel 9.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,454
  • Pages: 8
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “MEKANISME PASAR DALAM EKONOMI ISLAM” Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pontianak, Desember 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran produk baik berupa barang maupun jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak peradaban awal manusia. Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam perekonomian. Praktek ekonomi pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaurrasydin menunjukkan adanya peranan yang besar dalam pembentukan masyarakat Islam pada masa itu. Rasulullah SAW sangat menghargai harga yang dibentuk oleh mekanisme pasar sebagai harga yang adil (price intervencion) seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar yang wajar yaitu hanya karena pergeseran permintaan dan penawaran. Namun, pasar di sini mengharuskan adanya moralitas dalam aktivitas ekonominya, antara lain; persaingan sehat dan adil (fair play), kejujuran (honesty), keterbukaan (transparancy), dan keadilan (justice). Jika nilai ini ditegakkan maka tidak ada alasan dalam ekonomi Islam untuk menolak harga yang terbentuk oleh mekanisme di pasar. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pasar pada masa Rasulullah SAW? 2. Seperti apakah mekanisme pasar dalam ekonomi konvensional dan ekonomi islam? 3. Bagaimana intervensi harga menurut ekonomi islam dan peran penting pemerintah dalam mengontrol ekonomi? C. Tujuan 1. Mengetahui pasar pada masa Rasulullah SAW. 2. Mengetahui mekanisme pasar dalam ekonomi konvensional dan ekonomi islam. 3. Mengetahui intervensi harga menurut ekonomi islam dan peran penting pemerintah dalam mengontrol ekonomi.

BAB II PEMBAHASAN A. Pasar pada Masa Rasulullah SAW Pasar memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat muslim pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin. Bahkan, Muhammad SAW pada awalnya adalah seorang pebisnis. Demikian pula Khulafaurrasyidin dan sebagian besar sahabat. Muhammad adalah seorang pedagang profesional dan selalu menjunjung tinggi kejujuran. Ia mendapat julukan al amin (yang tepercaya). Pada saat awal perkembangan Islam di Makkah, Rasulullah dan para sahabatnya lebih memprioritaskan perjuangan dan dakwah. Ketika masyarakat muslim hijrah ke Madinah, peran Rasulullah bergeser menjadi pengawas pasar atau al-muhtasib. Beliau mengawasi jalannya mekanisme pasar di Madinah dan sekitarnya agar tetap dapat berlangsung secara Islami. Pada saat itu mekanisme pasar sangat dihargai. Beliau menolak untuk membuat kebijakan penetapan harga ketika tingkat harga di Madinah pada saat itu tiba-tiba naik. Sepanjang kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan penawaran yang murni, yang tidak dibarengi dengan dorongan monopistik dan monopsonistis, maka tidak ada alasan untuk tidak menghormati harga pasar. Pada saat itu para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah tentukanlah harga untuk kita!" Beliau menjawab, "Allah itu sesungguhnya adalah penentu harga, penahan, pencurah, serta pemberi rizki. mengharapkan dapat menemui Tuhanku di mana salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta. (Riwayat Bukhari dan Muslim).Dalam ekonomi konvensional, ini diistilahkan oleh Adam Smith dengan invisible hand yang mengatur pembentukan harga di pasar. Dalam hadis di atas, jelas dinyatakan bahwa mekanisme di pasar merupakan hukum alam (sunnatullah) yang harus dijunjung tinggi. Tak seorang pun secara individual dapat mempengaruhi pasar, sebab pasar adalah kekuatan kolektif yang telah menjadi ketentuan Allah. Pelanggaran terhadap harga pasar, misalnya penetapan harga dengan cara dan karena alasan yang tidak tepat merupakan suatu ketidakadilan yang akan dituntut pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Sebaliknya, dinyatakan bahwa seseorang yang menjual dagangannya dengan harga pasar laksana orang yang berjuang di jalan Allah, sedangkan yang menetapkan sendiri termasuk sebuah perbuatan ingkar kepada Allah. Ada sebuah hadis Rasulullah SAW dari Ibnu Mughnah yang mengungkapkan hal berikut. Ketika Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki menjual makanan dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar, Rasulullah bersabda, "orangorang yang datang membawa barang ke pasar ini laksana orang berjihad fisabilillah, sedangkan orang-orang yang menaikkan harga adalah seperti orang yang ingkar kepada Allah."( Akhmad Affandi Mahfudz :2014:19) Dari kedua hadist diatas bahwasanya yang Rasulullahh tidak menentukan harga untuk umatnya, karna sesungguhnya Allah lah penentu harga dan sang pemberi rizqi. Yang dimaksud dengan Allah lah penentu harga adalah apa saja yang terjadi didunia ini baik itu kenaikan atau penurunan adalah kuasa Allah, dan hanya Allah lah yang berhaq melakukanya atau tidak sesuai dengan sifat jaiz Allah yaitu "Fi'lu kulli mumkinin Autarkuhu"(Dikutip dari Aqidatul 'Awam, Ilmu Tauhid Karya Ahmad Marzuqi.) dan Hadis kedua menjelaskan bahwasanya para pedagang itu adalah orang-orang yang berjihad fisabilillah, sedangkan orang yang menaikan harga termasuk orang yang ingkar kepada

Allah, intinya perkejaan berdagang itu perkerjaan yang sangat mulia karna itupun pernah dicontohkan oleh Rasulullah, pekerjaan itu mulia ketika tidak dilakukakan dengan kecurangan. B. Mekanisme Pasar dalam Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam Keberadaan pasar yang terbuka memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk ambil bagian dalam menentukan harga, sehingga harga ditentukan oleh kemampan rill masyarakat dalam mengoptimalisasikan faktor produksi yang ada di dalamnya. Dalam konsep islam wujud suatu pasar merupakan refleksi dari kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dan bukan sebaliknya.1 Oleh karenanya keterlibatan produsen, konsumen, dan pemerintah dipasar diperlukan guna menyamankan persepsi tentang “harga”. Bila hal ini tercapai maka mekanisme pasar yang sesuai dengan syariah islam akan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat. Pengaruh lain dari mekanisme pasar yang islami adalah: 1. Harga lebih ditentunkan oleh mekanisme pasar, dimana mekanisme ini di bentuk oleh masyarakat bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Bila masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya dan bukan keinginan semata-mata harga pasar cenderung stabil. Karena intervensi di luar kebutuhan akan meningkatkan harga sehingga akan menimbulkan kenaikan harga barang secara umum atau inflasi. 2. Bila pasar tidak bisa menjamin kestabilan harga dan harga yang terjadi merugikan salah satu pihak dalam pasar tersebut produsen atau konsumen maka pemerintah harus turut ikut campur tangan denga cara mengeluarkan kebijakan-kebijakan langusng yang memengaruhi pasar dengan motif bahwa hal itu diperlukan untuk menjaga kesinambungan perniagaan dalam kehidupan masyarakat. 3. Pemerintah bertanggung jawab dalam menindak pelaku pasar yang cenderung merusak, dengan menghapus praktek penimbunan barang, pembajakan, pasar gelap dan sejenisnya. Bila penimbunan bisa dihapuskan maka masyarakat bisa mengkonsumsi barang dengan tingkat harga yang stabil. Bila pembajakan bisa dihapuskan maka produsen akan memperoleh kenyamanan dalam berproduksi, masyarakat juga akan menikmati barang yang bermutu. Dan, bila pasar gelap dihapuskan maka produsen dalam negeri tidak dirugikan. 4. Dengan dasar bahwa pasar merupakan representasi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya maka dalam islam tidak mengambil posisi kaku dalam menggunakan sistem ekonomi seperti pemahaman bahwa sistem ekonomi islam harus beda dengan konvensional. Sebab aktalisasi keimanan seorang muslim akan

1

Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, Yogyakarta, Ekonisia, April 2007. Hal 229

terlihat dipasar. Rasulullah SAW pernah menggunakan sistem ekonomi pasar bebas dan pasar terkendali.2 C. Intervensi Harga Menurut Ekonomi Islam Islam mengatur agar persaingan dipasar dilakukan dengan adil. Setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidak adilan dilarang. 1. Talaqqi rukban dilarang karena pedagagng yang menyongsong dipinggir kota mendapatkan keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari kampung akan harga yang berlaku di kota. Mencegah masuknya pedagangdesa ke kota ini ( entry barrier) akan menimbulkan pasar yang tidak kompetitif. 2. Mengurangi timbangan dilarang karena barang dijual dengan harga yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit. 3. Menyembunyikan barang cacat dilarang karena penjual mendapatkan harga yang baik untuk kualitas yang buruk. 4. Menukar kurma kering dengan kurma basah dilarang, karena takaran kurma kering bisa jadi tidak sama dengan takaran kurma basah yg ditukar. 5. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas sedang dilarang, karena setiap kualitas memiliki harga pasarnya. Rasulullah menyuruh menjual kurma yang satu dan membeli kurma yang lain dengan uang. 6. Transaksi najasy dilarang, karena si pejual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik. 7. Ikhtikar dilarang, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit dan dengan harga yang tinggi. 8. Ghaban faa-hisy (Besar) dilarang, menjual di atas harga pasar. Dalam konsep ekonomi islam cara pengendalian harga ditetukan oleh penyebabnya. Bila penyebanya adalah perubahan genuine demand dan genuine supply maka mekanisme pengendalian dilakukan melalui market intervention. Sedangkan bila penyebabnya adalah distorsi terhadap genuine demand dan genuine supply, maka mekanisme pengendaliannya dilakukan melalui penghilangan distorsi termasuk penentuan price intervension untuk mengembalikan harga pada keadaan sebelum distorsi. Intervensi pasar telah dilakukan pada zaman rasulullah dan khulafarrasidin. Pada saat itu harga gandum di madinah naik, maka pemerintah melakukan impor gandum dari mesir. Kaum muslimin pernah menjadi korban distorsi harga ini ketika kaum quraisy menetapkan blokade ekonomi terhadap umat islam. Selama blokade yang berlansung tiga tahun, umat islam tinggal di lembah Abu Thalib di perbukitan makkah. Merek keluar hanya sesekali ketika di bulan haram untuk berbelanja sedikit, pada saat itu berlaku perdamaian di seluruh jazirah arab. Namun quraisy memasang harga yang di atas pasar. Abu lahab menyerukan,” naikkan harga agar pengikut muhammad tidak dapat membeli. D. Peran Pemerintah dalam Mengontrol Ekonomi

2

Ibid, Hal 230

BAB III PENUTUP

Related Documents


More Documents from ""