Luas dan Batas Wilayah Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.015,09 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka terletak antara 01° 05’ 00” Lintang Selatan - 02° 25’ 00” Lintang Utara atau
antara 100° 00’ 00” - 105° 05’ 00” Bujur Timur. Disamping itu sesuai Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 terdapat wilayah lautan sejauh 12 mil dari garis pantai. Di daratan terdapat 15 sungai, diantaranya ada 4 sungai besar yang mempunyai arti penting sebagai sarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 Km) dengan kedalaman 8 -12 m, Sungai Rokan (400 Km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar (400 Km) dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Indragiri (500 Km) dengan kedalaman 6-8 m. Ke 4 sungai yang membelah dari pegunungan daratan tinggi Bukit Barisan Bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang surut laut. Adapun batas-batas Provinsi Riau bila dilihat posisinya dengan negara tetangga dan provinsi lainnya adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara
: Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara
b. Sebelah Selatan
: Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat
c. Sebelah Timur
: Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka
d. Sebelah Barat
: Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Provinsi Riau terdiri dari 9 (sembilan) Kabupaten dan 2 (dua) Kota dengan luas wilayah masingmasing Kabupaten/Kota seperti terlihat pada tabel berikut ini :.
NO 1
Tabel.1 Luas Wilayah Kabupaten KABUPATEN/KOTA IBUKOTA LUAS (Ha) Kota 2
3
4
LUAS AREA (%) 5
1.
Kuantan Singingi
Taluk Kuantan
520.216,13
5,84
2.
Indragiri Hulu
Rengat
767,626,66
8,61
3.
Indragiri Hilir
Tembilahan
1.379.837,12
15,48
4.
Pelalawan
Pangkalan Kerinci
1.240.413,95
13,9
5.
Siak
Siak Sri Indrapura
823.357,00
9,24
6.
Kampar
Bangkinang
1.092.819,71
12,26
7.
Rokan Hulu
Pasir Pangaraiyan
8.
Bengkalis
Bengkalis
9.
Rokan Hilir
Bagan Siapi-api
10.
Pekanbaru
Pekanbaru
11.
Dumai
Dumai
Provinsi Riau
722.977,68
8,11
1.204.423,05
13,51
896.142,93
10,05
63.300,86
0,71
203.900,00
2,29
8.915.015,09
100,00
Sumber: Riau Dalam Angka Tahun 2007
Keadaan Iklim Provinsi Riau pada umumnya beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2007 berkisar antara 2000-3000 mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan. Sedangkan rata-rata hari hujan tercatat 167 hari. Pekanbaru merupakan kota yang paling sering turun hujan, setiap tahunnya ada 212 hari, diikuti Pelalawan 179 hari, Kabupaten Rokan Hilir 178 hari dan yang terakhir adalah Kabupaten Siak 170 hari. Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata Kota Pekanbaru tahun 2007 menunjukkan 27.4 celcius dengan suhu maksimum 32.5 celcius dan suhu minimum 23.2 celcius. Kejadian kabut selama tahun 2003 tercatat sebanyak 45 kali dan yang paling banyak terjadi pada bulan Mei dan Juni sebanyak 13 kali. Permasalahan kabut merupakan permasalahan yang sangat serius di Provinsi Riau, karena tidak saja merusak kesehatan tetapi sudah mengganggu jalur transportasi, terutama transportasi udara. Disamping itu kabut itu sendiri sudah menganggu kenyamanan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
Kawasan Lindung dan Budidaya Berdasarkan fungsi utama kawasan, pemanfaatan ruang daratan meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Sesuai batasan Pasal 1 UU No. 24 tahun 1992, kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mengcakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Adapun kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
No.
KABUPATEN / KOTA Luas
1. Kuantan Singingi 2. Indragiri Hulu
Tabel. 2 Wilayah(Ha) Kabupaten Kota
KAWASAN LINDUNG KAWASAN BUDIDAYA (Ha)
76.706
357.340
205.886
613.940
3. Indragiri Hilir
226.955
933.642
4. Pelalawan
144.199,4
1.104.842.6
5. Siak
132.117,6
723.491,4
6. Kampar
275.453,1
787.326,4
7. Rokan Hulu
196.023
548.962
8. Bengkalis
248.912
899.265
119.023,2
767.788,6
10. Pekanbaru
7.904
55.322
11. Dumai
15.904
156.834
1.649.083,3
6.948.754
9. Rokan Hilir
J U M LA H
Su mb
Kondisi Tanah Provinsi Riau memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0 – 2 persen (datar) seluas 1.157.006 hektar, kemiringan lahan 15 – 40 persen (curam) seluas 737.966 hektar dan daerah dengan topografi yang memiliki kemiringan sangat curam (> 40 persen) seluas 550.928 (termasuk Provinsi Kepulauan Riau) hektar dengan ketinggian rata-rata 10 meter di atas permukaan laut. Secara umum topografi Provinsi Riau merupakan daerah dataran rendah dan agak bergelombang dengan ketinggian pada beberapa kota yang terdapat di Wilayah Provinsi Riau antara 2 – 91 m diatas permukaan laut. Kabupaten Bengkalis merupakan kota yang paling rendah, yaitu berada 2 meter dari permukaan laut, sedangkan Kota Pasir Pengaraian berada 91 m dari permukaan laut. Kebanyakan kota di Provinsi Riau berada dibawah 10 meter di atas permukaan laut, seperti Rengat, Tembilahan, Siak, Bengkalis, Bagan Siapi-api dan Dumai. Sebagian besar tanah daratan daerah Riau terdiri dari daratan yang terjadi dari formasi alluvium (endapan), dibeberapa tempat terdapat selingan neogen, misalnya sepanjang Sungai Kampar, Sungai Indragiri dan anaknya Sungai Cinaku di Kabupaten Indragiri Hulu bagian selatan. Tetapi di daerah perbatasan sepanjang Bukit Barisan sepenuhnya terdiri dari lapisan permikarbon, peleogen dan neogen dari tanah padsolik yang berarti terdiri dari induk batuan endapan. Keseluruhan daerah tersebut dapat dikatakan tanah tua sedangkan selebihnya membentang ke utara sampai dengan daerah-daerah pantai, merupakan kontruksi dari formasi jenis tanah alluvium (endapan) yang berasal dari zaman Quarter sampai dengan zaman Recen,
terlebih-lebih pada daerah bencah berawa-rawa sepanjang daerah pantai utara. Provinsi Riau terdapat empat jenis tanah (berdasarkan penelitian Zwieryeki, tahun 1919-1929), yakni : 1. Jenis tanah Organosol Glei Humus 2. Jenis Tanah Padsolik Merah Kuning dari Alluvium 3. Jenis Tanah Padsolik Merah Kuning dari batuan endapat 4. Jenis tanah Padsolik merah kuning dari batuan endapan dan batuan beku.
PRASARANA DAN SARANA PRASARANA DAN SARANA KESEHATAN Salah satu faktor penunjang dalam pelayanan kesehatan masyarakat adalah keberadaan jasa pelayanan masyarakat itu sendiri, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, toko obat dan apotik. Keberadaan Rumah Sakit khusunya di Kota Pekanbaru dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, dalam hal ini Rumah Sakit Swasta. Kondisi ini akan menjadi tantangan di masa mendatang bagi Rumah Sakit Negeri dalam hal peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Untuk melihat perbandingan Rumah Sakit (swasta dan negeri), Klinik, Puskesmas, Posyandu, Apotik dan toko obat masing-masing kabupaten/kota tahun 2006 bisa dilihat pada grafik berikut ini :
Diagram.1 Jumlah Fasilitas Kesehatan
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
KABUPATEN/ KOTA
Diagram.T3E N A G A M E D I S Jumlah Petugas Kesehatan dr.Spesialis dr.Umum dr. Gigi Bidan
Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai J U M LA H
Perawat
Aptkr
3 6 7 20 3 12 5 6 6 142 19
34 40 25 55 38 72 57 70 54 203 53
5 10 11 10 10 18 5 12 10 70 16
23 72 47 6 84 86 35 73 34 301 84
124 144 311 51 62 306 151 98 133 482 122
14 21 26 33 14 25 15 32 20 169 41
229
701
177
845
1.984
4.191
Sumber: Riau Dalam Angka Tahun 2007
Bila dilihat masing-masing kabupaten/kota, untuk dokter spesialis Kota Pekanbaru sudah memiliki sebanyak 142 dokter spesialis atau 62.00 persen dari total keseluruhan dokter spesialis yang ada di Provinsi Riau. Kabupaten Pelalawan sebanyak 20 dokter spesialis atau 8.73 persen dan Kota Dumai sebanyak 19 dokter spesialis atau 8.29 persen. Sedangkan kabupaten lainnya masih relatif kecil keberadaan dokter spesialis. Untuk itu keberadaan dokter spesialis sudah seharusnya ada di masing-masing kabupaten/kota.
Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Lancarnya arus lalu lintas akan sangat menunjang perkembangan perekonomian suatu daerah. Semakin panjang jalan yang memiliki kondisi baik, maka akan mempermudah dan mempercepat arus mobilitas barang dan jasa balik antar kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Riau maupun antar provinsi di Indonesia.
No.
KABUPATEN/
Diagram.4 Panjang Jalan Provinsi Riau PANJANG JALAN (Km) KOTA NASIONAL
PROVINSI *
KABUPATEN
1.
Kuantan Singingi
124.54
308.20
1.647,69
2.
Indragiri Hulu
133.70
86.25
1.551,75
3.
Indragiri Hilir
164.43
217.73
1.243,57
4.
Pelalawan
128.87
179.61
1.118,54
5.
Siak
104.13
234.88
1.406,77
6.
Kampar
174.9
204.82
1.856,56
7.
Rokan Hulu
0
379.27
1.590,62
8.
Bengkalis
113.80
150.08
1.885,01
9.
Rokan Hilir
114.20
107.19
1.828,00
10.
Pekanbaru
54.15
12.00
2.703.47
11.
Dumai
13.30
1.62
1.139,19
J U M LA H
1.126,11
1.854,15
17.971,16
Sumber : Dinas Kimpraswil Provinsi Riau, 2007 (*) Data tahun 2006
Sarana dan prasarana perhubungan tidak saja menyangkut masalah jalan, tetapi yang takkala penting adalah masalah transportasi udara. Dari tahun ketahun perusahaan penerbangan terus bertambah di Provinsi Riau, kalau dulu hanya 2 (dua) perusahaan penerbangan dengan jumlah jam terbang terbatas, sekarang sudah banyak perusahaan penerbangan yang membuka jalur penerbangan ke Provinsi Riau, sehingga masalah penerbangan tidak perlu di khawatirkan lagi. Bahkan Pemerintah Provinsi Riau sendiri sudah mempunyai perusahaan penerbangan sendiri yaitu Riau Air Line. Sekarang yang harus dibenahi adalah kemampuan bandar udara untuk bisa didarati oleh pesawat berbadan besar, sehingga semua pesawat udara dari berbagai tipe nantinya bisa mendarat di Provinsi Riau.Sekarang ini di Provinsi Riau, hanya bandara Sultan Syarif Qasim II yang baru bisa didarati oleh pesawat berbadan lebar, dan sudah membuka jalur penerbangan keluar negeri. Sedangkan di kabupaten/kota lainnya baru membuka jalur penerbangan perintis yang menggunakan pesawat berbadan kecil. Perkembangan transportasi udara di Provinsi Riau sekarang ini maju dengan pesatnya, hal ini disebabkan transportasi udara lebih efektif dan efisien sehingga waktu yang digunakan relatif singkat. Jadwal penerbanganpun terus di tingkatkan karena semakin banyaknya penumpang. Begitu juga dengan sarana transportasi laut terus dibenahi, apalagi setelah Provinsi Riau dimekarkan menjadi dua provinsi. Sekarang ini untuk ke Malaysia saja sudah dilayani oleh feri besar, dan tidak perlu lagi harus ke Dumai, karena sudah bisa berlabuh di Sungai Duku.
PENDIDIKAN UMUM
No.
KABUPATEN/ KOTA
Tabel.5 Jumlah Sarana SD S LT P S LTA PendidikanProvinsi Riau Neg.
SMK
Swa.
Neg.
Swa.
Neg.
Swa.
Neg.
Swa.
1.
Kuantan Singingi
230
0
34
0
12
4
4
4
2.
Indragiri Hulu
237
11
34
5
11
3
5
3
3.
Indragiri Hilir
454
41
39
27
11
10
3
2
4.
Pelalawan
187
3
18
21
9
2
2
4
5.
Siak
160
12
25
14
14
1
3
2
6.
Kampar
430
4
41
25
19
6
2
5
7.
Rokan Hulu
195
10
15
19
6
8
1
7
8.
Bengkalis
418
39
88
3
22
16
3
5
9.
Rokan Hilir
68
158
28
49
11
21
1
4
10.
Pekanbaru
202
34
30
32
12
20
6
27
11.
Dumai
77
13
8
16
6
6
3
5
J U M LA H
2.658
325
360
211
133
97
33
68
Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Riau – 2006/2007
Diagram. 2 Jumlah Sekolah Provinsi Riau
Keberadaan sarana dan prasaran pendidikan tidak terlepas dari keberadaan murid yang akan menimba ilmu di suatu sekolah. Terkadang sekolah sudah dibangun, namun jumlah murid yang belajar di sekolah tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
No.
Tabel. 6 Jumlah Siswa Provinsi Riau KABUPATEN/ KOTA JUMLAH SISWA (orang) SD
SMP
SMU
SMK
1.
Kuantan Singingi
36.945
733
5.129
2.229
2.
Indragiri Hulu
44.360
12.530
5.129
2.425
3.
Indragiri Hilir
79.177
13.728
6.391
1.326
4.
Pelalawan
34.634
6.940
2.970
627
5.
Siak
51.369
12.166
4.566
921
6.
Kampar
98.794
19.840
9.270
1.909
7.
Rokan Hulu
12.578
12.578
4.014
867
8.
Bengkalis
3.033
24.772
13.399
2.451
9.
Rokan Hilir
78.702
17.577
8.802
858
10.
Pekanbaru
90.722
41.597
18.796
14.516
11.
Dumai
31.639
9.195
4.894
1.895
J U M LA H
No.
KABUPATEN/ KOTA
561.953
171.656
83.360
30.024
Tabel. 7 Jumlah Guru JUMLAH Provinsi Riau GURU (ORANG) SD
SMP
SMA
SMK
Neg.
Swst
Neg.
Swst
Neg.
Swst
Neg.
Swst
1.
Kuantan Singingi
2.430
102
820
45
358
56
159
59
2.
Indragiri Hulu
2.116
138
739
29
359
3
125
3
3.
Indragiri Hilir
4.183
1.283
569
452
180
28
60
2
4.
Pelalawan
1.735
153
357
39
213
21
2
4
5.
Siak
1.959
404
840
146
312
9
49
21
6.
Kampar
4.291
156
1.070
141
599
69
31
50
7.
Rokan Hulu
2.681
116
444
183
182
120
16
157
8.
Bengkalis
2.476
268
712
389
283
200
38
58
9.
Rokan Hilir
747
1.518
232
579
122
304
10
47
10.
Pekanbaru
4.146
692
2.146
439
768
588
410
774
11.
Dumai
1.159
173
582
266
347
195
0
60
J U M LA H
7.923
5.003
8.511
2.708
3.723
1.593
900
1 .235
Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Riau – 2006/2007
Penduduk Riau berdasarkan hasil olahan SUPAS, Sensus Penduduk dan Proyeksi Susenas tahun 2007 sebesar 5.070.952 jiwa. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Pekanbaru dengan jumlah penduduk 779.899 jiwa, sedangkan Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kota Dumai sebesar 231.121 jiwa. Rincian jumlah penduduk per Kabupaten/Kota se Provinsi Riau dapat dilihat pada Tabel I-2. Tabel. 8 2005 2006 Riau Penduduk Provinsi
No
Kabupaten/Kota Jumlah
01
Kuantan Singingi
243.471
249.320
270.320
02
Indragiri Hulu
286.467
295.148
317.549
03
Indragiri Hilir
630.863
647.401
658.079
04
Pelalawan
237.991
253.156
271.662
05
Siak
289.894
301.496
318.585
06
Kampar
535.149
554.989
590.467
07
Rokan Hulu
331.477
346.635
383.417
08
Bengkalis
672.603
708.382
738.996
09
Rokan Hilir
409.002
421.584
510.857
71
Pekanbaru
722.951
754.467
779.899
2007
72
Dumai
Provinsi Riau
219.351
230.075
231.121
4.579.219
4.762.653
5.070.952
Sumber : Olahan SUPAS, sensus Penduduk dan Proyeksi Susenas tahun 2007, Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
Indeks kemiskinan di Provinsi Riau dan kabupaten/kota akhir-akhir ini sudah bisa diturunkan, hal ini terlihat dari urutan 24 tahun 1999, menjadi urutan 20 tahun 2002. Keberhasilan penurunan Indeks kemiskinan di Provinsi Riau tidak terlepas dari semakin membaiknya akses penduduk terhadap air bersih dan fasilitas kesehatan serta adanya perbaikan gizi balita. Keberhasilan menurunkan nilai Indeks kemiskinan di kabupaten/kota merupakan hasil dari peningkatan penyediaan pendidikan dasar, perbaikan akses terhadap air bersih dan perbaikan gizi balita. Untuk melihat jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau dari tahun 2002 sampai dengan 2006 dapat dilhat pada Grafik di bawah ini. Diagram. 3 Jumlah Sekolah Provinsi Riau
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2006 tercatat bahwa penduduk Provinsi Riau yang berusia 10 tahun keatas adalah 3.761.391 jiwa, dari jumlah tersebut sebanyak 2.107.633 jiwa atau 56.03 % adalah angkatan kerja dan 1.653.758 jiwa atau 43.97 % bukan angkatan kerja. Untuk melihat persentase angkatan kerja dan bukan angkatan kerja lakilaki dan perempuan berdasarkan Kabupaten/Kota tahun 2006 (hasil Susenas) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 9 Jumlah Angkatan Kerja Provinsi No. KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI (%) PEREMPUAN (%) Riau Angk. Kerja Non Angk. Kerja
Angk. Kerja
Non Angk. Kerja
1. Kuantan Singingi
83.93
16.07
34.08
65.92
2. Indragiri Hulu
82.13
17.87
26.22
73.78
3. Indragiri Hilir
83.58
16.42
35.38
64.62
4. Pelalawan
85.02
14.98
22.34
77.66
5. Siak
85.12
14.88
24.46
75.54
6. Kampar
79.23
20.77
30.21
69.79
7. Rokan Hulu
82.77
17.23
30.86
69.14
8. Bengkalis
81.86
18.14
26.04
73.96
9. Rokan Hilir
82.87
17.13
18.01
81.99
10. Pekanbaru
79.84
20.16
34.33
65.67
11. Dumai
80.09
19.91
24.02
75.98
Penduduk diatas bekerja pada berbagai lapangan usaha yang ada di kabupaten/kota. Penduduk berumur 10 tahun keatas yang bekerja di lapangan usaha pertanian berjumlah 1.115.359 jiwa atau 52.92 persen, pertambangan dan penggalian 65.126 jiwa atau 3.09 persen, industri pengolahan berjumlah 96.740 atau 4.59 persen, listrik, air dan gas sebanyak 11.381 jiwa atau 0.54 persen, bangunan dan kontruksi sebanyak 152.171 jiwa atau 7.22 persen, perdagangan, rumah makan dan hotel sebanyak 294.647 jiwa atau 13.98 persen, angkutan dan komunikasi sebanyak 136.996 jiwa atau 6.50 persen, keuangan dan asuransi sebanyak 16.018 jiwa atau 0.76 persen, jasa-jasa sebanyak 219.194 jiwa atau 10.40 persen dan lapangan usaha lainnya sebanyak 0.0 persen.
Tabel. 10 No 1
Sektor Usaha Jumlah Serapan TenagaJumlah KerjaTenaga Kerja Pertanian 1.115.359 Provinsi Riau
2
Pertambangan dan
65.126
Penggalian 3
Industri Pengolahan
96.740
4
Listrik, Gas, Air
11.381
5
Bangunan
152.171
6
Perdagangan, Hotel,
294.647
Restoran 7
Komunikasi, Pengngkutan
8
Keuangan dan Jasa
136.996 16.018
Persewaan 9
Jasa – Jasa
219.194
No.
KABUPATEN/ KOTA
Tabel. 11 Luas Lahan dan Produksi Pertanian PADI
JAGUNG
SINGKONG/ UMBI
LAP
JP
LAP
JP
LAP
JP
1. Kuantan Singingi
9.412
30.517
219
470
369
3.760
2. Indragiri Hulu
4.608
13.577
966
2.045
398
3.707
3. Indragiri Hilir
30.721
103.911
5.417
12.333
286
3.666
4. Pelalawan
9.844
30.618
4.928
11.162
251
2.426
5. Siak
5.860
18.717
366
784
222
4.709
6. Kampar
8.980
25.900
1.218
2.672
849
10.631
7. Rokan Hulu
14.763
36.325
1.351
2.967
628
4.923
8. Bengkalis
10.473
33.245
227
487
479
5.122
9. Rokan Hilir
36.895
123.714
515
1.106
271
3.520
0
0
128
274
238
2.344
4.621
12.846
204
428
217
3.078
136.177
429.380
15.539
34.728
4.208
47.586
10. Pekanbaru 11. Dumai T O TAL
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Riau 2006
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
KABUPATEN/ KOTA
Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai J U M LA H
Tabel. 12 Luas Areal Perkebunan
LUAS AREAL (Ha)
KLP. SAWIT
KELAPA
KARET
KOPI
60.547,70 55.667,00 37.547,00 54.392,00 93.115,18 139.195,00 105.998,00 99.575,00 80.399,00 0 21.933,00
2.274,95 2.024,15 379.509,00 26.316,00 3.395,80 2.892,00 760,23 50.407,00 5.944,00 0 2.033,00
157.070,12 72.894,15 3.225,00 22.436,50 18.124,95 81.691,00 46.087,00 50.779,00 36.678,00 0 1.736,00
389,40 1.276,40 4.234,00 830,00 801,56 379,00 634,57 1.217,50 1.054 0 0
1.530.150,39
475.556,13
514.469,72 10.816,43
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Riau - 2006
Tabel. 13 Jumlah Produksi Perkebunan
No.
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH PRODUKSI (ton) KLP. SAWIT
KELAPA
KARET
KOPI
1. Kuantan Singingi
147.355,57
2.315,20
145.740,40
247,61
2. Indragiri Hulu
143.322,40
1.467,74
37.747,70
301,70
3. Indragiri Hilir
42.656,88
358.860,97
1.983,06
643,30
4. Pelalawan
144.063,12
30.745,79
18.675,60
178,20
5. Siak
254.005,49
3.288,65
16.054,02
399,56
6. Kampar
398.553,00
2.080,00
42.198,00
175,00
7. Rokan Hulu
265.634,20
971,80
61.619,00
152,00
8. Bengkalis
189.697,41
52.558,86
35.763,25
1.229.56
9. Rokan Hilir
152.597,30
3.109,80
16.169,00
474,00
0
0
0
0
40.645,20
862,60
931,58
0
RAK YAT
1.778.530,57
456.261,41
376.881,61
3.803,93
PBN
309.151,19
-
16.867,00
-
PBS
2.571.582,11
-
22.157,07
-
T O TAL
4.659.263,87
456.261,41
415.905,68
3.803,93
10. Pekanbaru 11. Dumai
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Riau - 2006
Kebun kelapa sawit masih mendominasi perkebunan di Provinsi Riau. Pada tahun 2006, luas kebun kelapa sawit di Provinsi Riau adalah seluas 1.530.150,39 Ha. Disamping kelapa sawit masih banyak lagi jenis perkebunan, antara lain kelapa, karet, kopi, kakao dan lain-lain. Luas kebun kelapa di Provinsi Riau tahun 2006 adalah seluas 475.556,13 Ha, karet seluas 514.469,72 ha, kopi seluas 10.816,43 Ha dan kakao seluas 5.586,18 Ha. Untuk melihat perbandingan luas perkebunan kelapa sawit, kelapa, karet dan kopi pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Riau tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini.
Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan masing-masing kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau, untuk hutan lindung, Kabupaten Rokan Hulu mempunyai areal yang paling luas, yaitu 67.574,05 hektar atau 29.53 persen dari total luas keseluruhan, Kabupaten Kuantan Singingi seluas 49.040,66 hektar atau 21.43 persen dan Kabupaten Kampar seluas 41.697,04 hektar atau 18.22 persen. Sedangkan Kabupaten Pelalawan, Siak dan Kota Pekanbaru dan Dumai tidak mempunyai areal hutan lindung sama sekali. Tabel.14 No.
KABUPATEN/
KOTA
Lindung SuakaKehutanan Wisata Prod. Tetap Luas Areal
Prod. Terbatas
Bakau
1.
Kuantan Singingi
49.040,66
48.817,23
0
127.145,33
0
2.
Indragiri Hulu
21.315,58
147.304,99
54.506,18
161.698,97
0
3.
Indragiri Hilir
34.973,05
24.761,92
217.634,62
54.731,34
63.534,01
4.
Pelalawan
0
33.976,47
424.456,69
297.018,16
444,78
5.
Siak
0
72.314,30
188.187,69
215.229,48
6.830,56
6.
Kampar
41.697,04
102.097,33
34.392,45
304.072,31
0
7.
Rokan Hulu
67.574,05
0
51.592,17
134.771,75
0
8.
Bengkalis
1.995,80
94.184,28
212.767,32
347.591,18
47.600,02
9.
Rokan Hilir
12.197,64
559,60
138.739,08
276.385,08
8.441,46
10.
Pekanbaru
0
749
0
15.024
0
11.
Dumai
0
4.721,60
145.840,58
644,86
11.582,79
T O TAL
228.793,82
529.487,02
1.468.116,78
1.934.312,12
138.433,62
Sumber : RTRW Provinsi Riau 2001 - 2015
Provinsi Riau disamping kaya akan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui juga kaya akan sumber daya alam yang bisa diperbaharui seperti hasil hutan. Hasil hutan Provinsi Riau berupa kayu bulat, kayu gergajian, kayu olahan dan jenis kayu lainnya. Pada tahun 2006, untuk kayu bulat Kabupaten Siak mempunyai jumlah produksi yang paling banyak yaitu 243.103,1 M3 atau 40.89 persen dari jumlah keseluruhan produksi kayu bulat Provinsi Riau sebanyak 594.458,77 M3. Kabupaten Indragiri Hulu menempati posisi kedua sebanyak 159.282,41 M2 atau 26.79 persen dan Kabupaten Pelalawan sebanyak 97.660,34 M3 atau 16.42 persen. Sedangkan yang paling sedikit produksi kayu bulat adalah Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru yang tidak mempunyai produksi kayu olahan sama sekali. Dari data Dinas Kehutanan Provinsi Riau pada tahun 2007, produksi kayu bulat Provinsi Riau adalah 39.723,55 M3. Untuk kayu gergajian justru Kabupaten Rokan Hulu yang paling banyak, yaitu 30.922,35 M2 atau 29.24 persen dari total jumlah keseluruhan produksi kayu gergajian Provinsi Riau sebanyak 105.738,71 M3. Posisi kedua adalah Kabupaten Siak sebanyak 29.153,72 M3 atau 27.57 persen dan Kabupaten Bengkalis sebanyak 15.230,68 M3 atau 14.40 persen. Sedangkan Kabupaten Indragiri Hilir, Pelalawan dan Kota Dumai tidak mempunyai produksi kayu gergajian. Pada tahun 2007, berdasarkan data dari Dinas kehutanan Provinsi Riau produksi kayu gergajian Provinsi Riau adalah 21.490,01 M2.
No.
KABUPATEN/KOTA
Tabel.14 HASIL HUTAN NON HPH (M3) Jumlah Hasil Hutan Kayu Bulat
Kayu Gergajian
Kayu Olahan
3.722,47
12.470,40
-
2. Indragiri Hulu 3. Indragiri Hilir
159.282,41
1.999,34
-
4.051,40
-
-
4.
97.660,34
-
100.864,33
243.103,10
29.153,72
-
-
7.072,94
-
40.698,98
30.922.35
-
17.276,15
15.230,68
39.028,84
12.343,53
3.729,05
45.808,12
-
5.160,19
-
16.320,39
-
-
1. Kuantan Singingi
5. 6. 7. 8.
Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu
9. Bengkalis 10. Rokan Hilir 11. Pekanbaru
Dumai
J U M LA H
594.458,77
105.738,71
185.701,29
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Riau - 2006
Untuk melihat perbandingan jumlah populasi ternak masing-masing kabupaten/ kota tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No.
KABUPATEN/ KOTA
Tabel.14 P O P U LA S I T E R N A K (ekor) Jumlah Populasi Ternak Sapi Potong
Kerbau
Kambing
Ayam Buras
1. Kuantan Singingi
20.929
18.166
20.530
397.607
2. Indragiri Hulu 3. Indragiri Hilir
22.032
2.215
20.277
115.330
6.233
16
17.704
630.239
4.
2.087
527
2.303
303.718
17.978
561
3.276
283.755
11.121
22.396
19.828
1.112.578
17.141
2.293
17.742
260.604
6.631
3.388
87.589
1.847.539
8.445
1.194
45.093
534.346
2.948
1.330
5.956
635.195
1.534
68
34.670
240.924
117.078
52.153
274.968
6.361.835
5. 6. 7. 8.
Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu
9. Bengkalis 10. Rokan Hilir 11. Pekanbaru
Dumai T O TAL
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Riau – 2007
Tabel. 15 Jumlah Produksi Peternakan No. KABUPATEN/
KOTA
J U M L A H P R O D U K S I (Kg) Sapi Potong
Kerbau
Kambing
Ayam Buras
1. Kuantan Singingi
698.574
261.164
60.363
415.151
2. Indragiri Hulu
112.012
13.092
22.433
120.419
3. Indragiri Hilir
408.207
1.109
130.167
658.047
4. Pelalawan
68.598
9.541
9.133
317.120
5. Siak
124.792
16.642
13.505
296.275
6. Kampar
306.907
799.469
28.529
1.161.669
7. Rokan Hulu
547.470
102.291
51.578
272.102
8. Bengkalis
517.024
172.408
314.376
1.929.058
9. Rokan Hilir
268.191
44.822
84.890
557.923
3.251.933
254.951
96.055
663.222
46.985
187.941
6.404
251.555
6.350.694
1.863.431
817.434
6.642.541
10. Pekanbaru 11. Dumai T O TAL
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Riau – 2007
JENIS
1. Minyak Bumi
Tabel. 16 Jumlah Produksi Hasil SATUAN Tambang PRODUKSI 2004 2005
2006
Ribu Barel
181 302,85
166 224,300
157.765,42
2. Kondensat
Ribu Barel
-
-
-
3. Gas Bumi
Ribu MSCF
-
-
-
4. Batu Bara
Metrik Ton
651 344,52
909 468,924
2.040.500,69
Ton
77 102,20
285 740,400
423.587,40
Crude Oil
5. Gambut
Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi Riau Untuk melihat potensi pertambangan yang ada di Provinsi Riau dapat dilihat pada tabel berikut ini : No.
Tabel. 16 Jumlah Produksi KABUPATEN/KOTA POTENSIHasil PERTAMBANGAN (TON) Tambang BATU BARA TIMAH EMAS
1. Kuantan Singingi
140.000.000
-
120.078
2. Indragiri Hulu
1.600.000.000
-
-
3. Indragiri Hilir
65.000.000
-
-
4. Kampar
75.000.000
3.000
59.470
5. Rokan Hulu
145.000.000
-
-
J U M LA H
2.025.000.000
Sumber : Dinas Pertambangan Provinsi Riau
3.000
179.548
Pembangunan pariwisata merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana serta fasilitas yang diperlukan dalam melayani permintaan wisatawan. Pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di Provinsi Riau dewasa ini mengindikasikan bahwa pariwisata telah menjadi sektor ekonomi utama tidak saja di Provinsi Riau juga bagi Indonesia. Setelah ditentukan strategi pengembangan wisata bahari, maka langkah selanjutnya adalah upaya pengembangannya. Ada beberapa upaya yang perlu diperhatikan dalam pengembangan wisata bahari, antara lain : (1) Pengembangan wisata bahari secara terpadu menyangkut pengembangan sarana dan prasarana, sarana umum, jasa pelayanan, jaminan keselamatan dan aksesibilitas, (2) Promosi secara efektif, (3) Wisata bahari dapat memberikan nilai tambah khusunya bagi masyarakat setempat, antara lain dengan melibatkan masyarakat
nelayan, sehingga menjadi paket-paket diversifikasi yang saling terkait satu sama lain dan (4) Pengembangan wisata bahari harus diikuti dengan pengembangan wisata budaya dengan memperhatikan kondisi sosial masyarakat lokal. Dari data yang ada, jumlah wisatawan yang datang ke Provinsi Riau cenderung relatif menurun dari tahun ketahun. Hal ini memberikan indikasi bahwa kesiapan daerah untuk menarik jumlah wisatawan ke daerah ini belum optimal. Mengingat tahun 2008 merupakan tahun kunjungan wisatawan ke Indonesia, Provinsi Riau bisa memanfaatkan momen tersebut untuk menarik wisatawan lebih banyak datang ke Bumi Lancang Kuning. Tabel. 17 2005 2006 Jumlah Wisatawan Asing 35.669 15.885
Pintu Masuk
2004
2007
Dumai
44.975
Pekanbaru
12.392
12.881
18.735
13.645
Bengkalis
1.905
6.174
5.169
4.954
Jumlah
59.272
54.724
39.759
33.341
14.742
Tabel. 18 PDRB Provinsi Riau Tahun
PDRB Perkapita
Pendapatan Regional Perkapita
Atas Dasar Harga Berlaku 2002 2003 2004 2005 2006 2 0 07 Atas Dasar Harga Konstan 2002 2003 2 2 2 2
0 0 0 0
0 0 0 0
4 5 6 7
21 763 081,76
19 895809,34
21 966 682,05
20 081940,73
25 277 949,82
23 109101,72
30 358 669,49
27 753895,65
35 078 807,73
32 069046,03
41 412 847,19
37 859624,90
17 931 656,84
16 393120,68
16 502 448,90
15 086538,79
16 642 317,78
15 214406,91
17 314 652,73
15 829055,52
17 505 131,54
16 003191,25
17 001 395,29
15 542675,58
Tabel. 19 PDRB Tiap Sektor Usaha Sektor Usaha Pertanian
2002
2003
2004
2005
2006
2007
10 956 496,02
11 649 245,97
12 464 887,42
13 308 660,62
14 103 047,84
14 785 911,40
Pertambang an Penggalian Industri Pengolahan Listrik Gas Air Bangunan
43 145 292,50
42 844 015,03
42 334 556,31
43 906 875,82
45 183 667,56
45 125 692,40
6 513 687,64
6 892 315,51
7 549 378,94
7 972 127,07
8 512 386,69
9 246 973,72
133 095,17
137 226,29
151 556,65
165 499,00
175 200,34
185 050,79
1 779 925,04
1 892 746,43
2 064 977,55
2 212 679,83
2 395 732,42
2 674 930,31
Perdaganga n Hotel Restoran Pengangkut an Komunikasi Keuangan dan Persewaan Jasa – Jasa
4 226 414,81
4 683 120,21
5 121 976,81
5 641 815,35
6 278 665,89
6 840 260,85
1 443 084,19
1 604 702,91
1 794 891,88
1 982 655,81
2 173 442,62
2 331 648,28
486 657,67
549 238,94
653 130,59
771 841,96
892 826,69
1 011 841,54
2 643 640,50
2 825 348,20
3 081 363,13
3 325 431,29
3 655 897,19
4 010 950,18
POTENSI SEKTOR PADA KECAMATAN N o
Kabupaten
1
Kuantan Singingi
2
Indragiri Hulu
3
Indragiri Hilir
4
Pelalawan
5
Siak
6
Kampar
7
Rokan Hulu
8
Bengkalis
9 1 0 1 1
Rokan Hilir Pekanbaru Dumai
Pertani an
Perkebun an
Perikana n
Sektor Peternak an
Kehutan an
Pertamban gan
Paiwisa ta
Industr i
Analysist Hierarki Process
No
Input
Bobot
Pekanbaru S Skor kor Bobot
S kor
Dumai Skor Bobot
1
Tenaga Kerja
0.3
30
9
40
12
2
Kondisi Jalan
0.1
70
7
60
6
3
Lingkungan
0.1
50
5
50
5
4
Biaya Operasi
0.15
60
9
30
4.5
5
Biaya Produksi
0.15
40
6
60
9
6
Fasilitas Pasar dan Perbankan
0.1
60
6
50
5
7
Sarana Prasarana
0.1 1
50
5 47
60
6 47.5
Hasil
Berasarkan analisis hierarki diatas, mak kota dengan skor bobot yang lebih tinggi adalah kota yang dipilih untuk menempatkan lokasi Industri, bila dibandingkan dua kota besar di Provinsi Riau yakni Dumai dan Pekanbaru maka Kota Dumai lebih berpeluang untuk di jadikan sebagai tempat Industri.
Perhitungan Indeks Entropi No
Kabupaten Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Populasi
Pi
Ln
LnPi
27,032 317,549 658,079 271,662 318,585 590,467 383,417 738,996 510,857 779,899 231 5,070,9 52
0.005331 0.062621 0.129774 0.053572 0.062825 0.116441 0.07561 0.145731 0.100742 0.153797 4.56E-05
-5.234 -2.771 -2.042 -2.927 -2.767 -2.15 -2.582 -1.926 -2.295 -1.872 -9.996
-0.028 -0.174 -0.265 -0.157 -0.174 -0.25 -0.195 -0.281 -0.231 -0.288 -5E-04 -2.043
Rumus :
Dari perhitungan di atas maka di dapatkan hasil sebagai berikut :
Y = 0 tidak ada pemerataan Y = 1 Tiap Kabupaten Memeiliki Jumlah Penduduk Yang Sama Angka di atas mengindikasikan tidak terdapat pemerataan penduduk di setiap Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau
Analisa Location Question Analisa location queton atau LQ di gunakan untuk mengetahui adanya sektor unggulan atau basis di suatu daerah atau tidak, untuk menganalisa kondisi ini maka di butuhkan data PDRB atau rasio tenaga kerja di suatu daerah penelitian di bandingkn dengan data yang sama di tingkat yang lebih tinggi hierarkinya
Formula Matematis
LQ = Vi (s) / V (s) Vi r / Vr Dimana : Vi(s) = Jumlah PDRB suatu sektor Kabupaten/Kota V(s) = Jumlah PDRB total Kabupaten/Kota Vi r = Jumlah PDRB suatu sektor tingkat Propinsi Vr
= Jumlah PDRB total tingkat Propinsi
NO 1
2
3
Sektor Usaha Pertanian
Riau
Indonesia
14,785.9
271,401.2
Pertambangan Penggalian
45,125.6
171,422.1
Industri Pengolahan
9,246.9
Analisa Lq 1. 2 1 7 0 1 2
5.88 0512 0.383
538,084.6
888 4
Listrik Gas Air
1,85 0,5
3.05
13,517.1
819 5
Bangunan
2,674.9
0.490
121,901.0
184 6
Perdagangan Hotel
6,840.2
338,807.2
0.450
Restoran
999
7
Pengangkutan Komunikasi
2,331.6
142,327.2
0.365 953
8
Keuangan dan Persewaan
1,011.8
183,659.3
0.123 067
9
Jasa – Jasa
4,010.9
181,972.1
0.492 375
LQ > 1 Unggul, daerah dapat mengekspor LQ = 0 Cukup, artinya produksi hanya cukup untuk konsumsi di wilayah tersebut LQ < 1 Kurang, Artinya daerah perlu melakukan impor
Untuk kasus di Provinsi Riau, LQ berada pada sektor pertanian dan pertambangan, hal ini sesuai dengan realita yang ada bahwa sekor pertanian dan pertambangan merupakan sektor yng memberikn kontribusi terbesar untuk PDRB Provinsi Riau
Analisa Model Rainy Dalam analisa model ini, dibutuhkan data jarak dan jumlah penduduk daerah asal dan daerah tujuan, perhitungan model Rainy dapat dilakukan dengan formulasi sebagai berikut :
Data – data No
Kabupaten/Kota
2005
2006
2007
01
Kuantan Singingi
243.471
249.320
270.320
02
Indragiri Hulu
286.467
295.148
317.549
03
Indragiri Hilir
630.863
647.401
658.079
04
Pelalawan
237.991
253.156
271.662
05
Siak
289.894
301.496
318.585
06
Kampar
535.149
554.989
590.467
07
Rokan Hulu
331.477
346.635
383.417
08
Bengkalis
672.603
708.382
738.996
09
Rokan Hilir
409.002
421.584
510.857
71
Pekanbaru
722.951
754.467
779.899
72
Dumai
219.351
230.075
231.121
4.579.219
4.762.653
5.070.952
Provinsi Riau
Data Jumlah penduduk Riau
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kota Asal Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru
Kota Tujuan Senggigi Rokan Hulu Bengkalis Dumai Siak Kampar Rokan Hilir Indragiri Hilir Indragiri Hulu Pelalawan
Jarak 115 180 139 200 116 64 224 188 205 78