Abses Vulva Valen.docx

  • Uploaded by: Monnang
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Abses Vulva Valen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,107
  • Pages: 22
LAPORAN PENDAHULUAN ABSES VAGINA / ABSES BARTHOLIN 1.1 Tinjauan Teori 1.1.1 Pengertian Abses (Latin: abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran/perluasan infeksi ke bagian tubuh yang lain. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah. (Siregar, 2004) Abses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir sebagai akibat dari infeksi yang melibatkan organisme piogenik, nanah merupakan suatu campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh enzim autolitik. (Morison, 2003) Abses Vagina adalah suatu penimbunan nanah yang terjadi di sekitar kemaluan ataupun

didalam

vagina,

biasanya

terjadi

akibat

suatu

infeksi

bakteri

E.marillyn,(2000). Abses Bartolini didefinisikan sebagai penghasilan pus yang membentuk bengkak pada satu dari kelenjar Bartolini yang terletak di samping labia pada alat kelamin wanita.Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah. 1.1.2 Etiologi Etiologi dari abses / bartholinitis adalah infeksi kuman pada kelenjar bartholin yang terletak pada bagian dalam vagina agak keluar mulai dari chlamidia,gonore dsb. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Etiologi akibat infeksi di bagi 2 yaitu: 1. Infeksi alat kelamin bagian bawah a. Virus: condiloma acuminata,herpes simplek b. Jamur: candida

c. Protozoa: amubiasis,trichomoniasis d. Bacteri: neisseria gonore 2. Infeksi alat kelamin wanita bagian atasa. a. Clamidia trachomosisdan parotitis epidemic b. Jamur: asinomises c. Bakteri: neiseria gonore,staphilococus dan e colli

1.1.3

Tanda dan gejala Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut,

rektum, vagina dan otot. Abses yang sering ditemukan di dalam kulit atau tepat dibawah kulit terutama jika timbul di wajah. Menurut Smeltzer & Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa: a) Nyeri b) Nyeri tekan c) Teraba hangat d) Pembengkakan e) Kemerahan f) Demam 1.1.4 Manifestasi Klinis Keluhan pasien pada umumnya adalah benjolan, nyeri dan dispareunia. Penyakit ini cukup sering rekurens. Dapat terjadi berulang, akhirnya menahun dalam bentuk kista bartolin. Kista tidak selalu menyebabkan keluhan, tapi dapat terasa berat dan mengganggu koitus. 1. Vulva : perubahan warna kulit timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan 2. Kelenjar membengkak, nyeri bila berjalan atau duduk, bisa disertai demam. 3. Kebanyakan wanita penderita datang dengan keluhan keputihan, gatal, sakit saatbuang air dan terdapat benjolan di sekitar alat kelamin 4. Abses pada daerah sekitar kelamin 5.

Pemeriksaan fisik di temukan cairan mukoid berbau dan bercampur darah.

1.1.5 Patofisiologi

1.1.6

Penatalaksanaan

Menurut Morison (2003), Abses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan antibiotik. Namun demikian, kondisi tersebut butuh ditangani dengan intervensi bedah, debridement dan kuretase. Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi penyebabnya, terutama apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan pemberian obat analgetik dan antibiotik. Drainase abses dengan menggunakan pembedahan diindikasikan apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak. Drain dibuat dengan tujuan mengeluarkan cairan abses yang senantiasa diproduksi bakteri. Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area-area yang kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir yang perlu dilakukan. Memberikan kompres hangat dan meninggikan posisi anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu penanganan abses kulit. 1.1.7

Pencegahan

Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan. 1.1.8 Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan laboratorium : Peningkatan jumlah sel darah putih. 2) Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan pemeriksaan rontgen, USG, CT Scan, atau MRI. 1.9 Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Identitas Abses bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia berapa saja, namun yang paling sering diserang adalah bayi dan anak-anak. b. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan utama Nyeri, panas, bengkak, dan kemerahan pada area abses.

2. Riwayat kesehatan sekarang a) Abses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit ditemukan. b) Riwayat trauma, seperti tertusuk jarum yang tidak steril atau terkena peluru, dll. c) Riwayat infeksi (suhu tinggi) sebelumnya yang secara cepat menunjukkan rasa sakit diikuti adanya eksudat tetapi tidak bisa dikeluarkan. 3. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat penyakit menular dan kronis, seperti TBC dan diabetes mellitus. c. Pemeriksaan fisik 1. Sistem pernafasan : Dalam batas normal 2. Sistem kardiovaskuler : Dalam batas normal 3. Sistem persarafan : Dalam batas normal 4. Sistem perkemihan : Dalam batas normal 5. Sistem pencernaan :Dalam batas normal 6. Sistem musculoskeletal: Dalam batas normal. 7. Sistem integumen : Bengkak, kemerahan dan luka pada daerah abses 8. Sistem endokrin : Dalam batas normal 9. Sistem reproduksi : Dalam batas normal. 2. Diagonasa keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur bedah) b. Risiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuaan untuk menghindari pemajanan pathogen 3. Rencana Keperawatan a. Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur bedah) Nyeri Akut

00132

Definisi :Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan (International Association fot the Study of Pain); awitan yang tiba tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau diprediksi Batasan karakteristik

Faktor yang berhubungan

 Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak dapat

 Agens cedera biologis (mis infeksi, iskemia, neoplasma)  Agens cedera fisik (mis., abses,

mengungkapkannya (mis, Neonatal

amputasi, luka bakar, terpotong,

Infant Pain Scale, Pain Assessment

mengangkat berat, prosedur bedah,

Checklist for Senior with Limited

trauma, olahraga berlebihan)

Ability to Communicate)

 Agen cedera kimia (mis, luka

 Diaforesis

bakar, kapsaisin, metilen klorida,

 Dilatasi pupil

agen mustard)

 Ekspresi wajah nyeri (mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)  Fokus menyempit (mis., persepsi waktu, proses berpikir, interaksi dengan orang dan lingkungan  Fokus pada diri sendiri  Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (mis., skala Wong-Baker FACES, skala analog visual skala penilaian numerik)  Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrumen nyeri (mis., McGill Pain Questionnaire, Brief Pain Inventory)  Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (mis., anggota keluarga, pemberi asuhan)  Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis, waspada)  Perilaku distraksi  Perubahan pada parameter fisiologis (mis., tekanan darah, frekuensi jantung, frekuensi pernapasan

saturasi oksigen, dan end- tidal karbon dioksida [CO2))  Perubahan posisi untuk menghindari nyeri  Perubahan selera makan  Putus asa  Sikap melindungi area nyeri  Sikap tubuh melindungi

NOC Kontrol Nyeri

1605

Definisi : Tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri 160502

Mengenali kapan nyeri terjadi

160501

Menggambarkan faktor penyebab

160510

Menggunakan jurnal harianuntuk memonitor gejala dari waktu ke waktu

160503

Menggunakan tindakan pencegahan

160504

Menggunakan tindakan pengurangan (nyeri) tanpa analgesik

160505

Menggunakan analgesik yang di rekomendasikan

160513

Melaporkan perubahan perubahan terhadap gejala nyeri terhadap profesional kesehatan

160507

Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada profesional kesehatan

160508

Menggunakan sumber daya yang tersedia

160509

Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri

160511

Melaporkan nyeri yang terkontrol

NOC Tingkat Nyeri Definisi : Keparahan dari nyeri yang di amati atau dilaporkan 210201

Nyeri yang dilaporkan

210204

Penjangnya episode nyeri

210221

Menggosok area yang terkena dampak

210217

Mengerang dan menangis

210206

Ekspresi nyeri wajah

210208

Tidak bisa beristirahat

2102

210222

Agitasi

210223

Iritabilitas

210224

Mengernyit

210225

Mengeluarkan keringat

210226

Berkeringat berlebihan

210218

Mondar mandir

210219

Focus menyempit

210209

Ketegangan otot

210215

Kehilangan nafsu makan

210227

Mual

210228

Intoleransi makanan

210210

Frekuensi nafas

210211

Denyut jantung apical

210220

Denyut nadi radikal

210212

Tekanan darah

210214

Berkeringat

NIC Manajemen Nyeri

1400

Definisi : pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyemanan yang dapatditerima oleh pasien 

Aktivitas-aktivitas 



Lakukan

pengkajian



atau

eliminasi

faktor-faktor yang dapat

komprehensif yang meliputi lokasi ,

mencetuskan

karekteristik,onset/durasi,

meningkatkan

frekuensi,

atau

kualitas, intensitas atau beratnya nyeri

nyeri(misalnya, ketakutan ,

dan faktor pencetus

kelelahan,keadaan

Observasi adanya petunjuk nonverbal

monoton

mengenai ketidak-nyamanan terutama

pengetahuan)

pada mereka 

nyeri

Kurangi

yang tidak bisa



dan

kurang

Pertimbangkan keinginann

berkomunikasi secara efektif

pasien untuk berpartisipasi,

Pastikan perawatan analgesic bagi

kemampuan

pasien dilakuka dengan pemantauan

berpaartisipasi,

yang ketat

kecenderungan, dukungan

Gunakan

strategi

komunikasi

dari orang terdekat terhadap

terapeutik

untuk

mengetahui

dan kontraindikasi ketika

pengalaman nyeri

dan sampaikan

memilih strategi penurunan

penerimaan pasien terhadap nyeri   

nyeri

Gali pengetahuan dan kepercayaan



pasien mengenai nyeri

tindakan

Perhatikan pengaruh budaya terhadap

(misalnya,farmakologi,

respon nyeri

nonfarmakologi,

Tentukan akibat dari pengalaman

interpersonal)

untuk

nyeri terhadap kualitashidup pasien

memfasilitasi

penurunan

(misalnya,

tidur,

nyeri,

pengertian,

perasaan

nafsu ,

makan, hubungan

peforma kerja, dan tanggung jawab



dapat

menurunkan



atau

Evalasi

pengalaman

nyeri 

yang

menyebabkan

Pertmbangkan

tipe

nyeri

dan ketika

Dorong

pasien

untuk

nyeri

menangani

dan

nyerinya

dengan tepat 

dengan tepat



prinsip-prinsip

memonitor

disability/ketidakmampuan/kecacatan,



Ajarkan

nyeri

individu atau keluarga atau

nyeri



dengan

memilih strategi penurunn

dimasalaluyang meliputi riwayat nyeri kronik

sesuai

sumber

memperberat nyeri 

beragam

manajemen nyeri

Gali bersama pasien faktor-faktor yang

yang

kebutuhan

peran) 

Pilih dan implementasikan

Ajarkan penggunaan teknik

Evaluasi bersama pasien dan tim

nonfarmakologi

kesehatan lain mengenai efektivitas

biofeed

tindakan pengontrolan nyer yang

hypnosis,

relaksasi,

pernah di lakukan sebelumnya

bimbingan

antisipasif,

Bantu keluarga dalam mencari dan

terapi

menyediakan dukungan

bermain,, terapi aktifitas,

Gunakan metode penilaian yang sesuai

akupressur,

dengan tahapan perkembangan yang

panas/dingin dan pijatan,

memungkinkan untuk

sebelum , sesudah dan jika

meonitoring

(seperti,

back.

TENS,

music,

terapi

aplikasi

perubahan nyeri yang akan dapat

memungkinkan

membantu

melakukan aktifitas yang

mengidentifikasi

faktor

,

ketika

pencetus actual dan potensial (missal,

menimbulkan

nyeri,

catatan perkembangan dan catatan

sebelum nyeri terjadi atau

harian)

meningkat dan bersamaan



Tentukan kebutuhan frekuensi untuk

dengan tindakan penurunan

melakukan

rasa nyeri lainnya)

pengkajian

ketidaknyamanan

pasien

mengimplementasikan 

dan rencana

Berikan informasi mengenai nyeri ,

menurunkan nyeri



 

ini

untuk

Ajarkan metodefarmakologi untuk

dari

menurunkan nyeri

ketidak-nyamanan

akibat 

Dorong

pasien

Kendalikan faktor lingkungan yang

menggunakan obat-oobatan

dapat mempengaaruhi respon pasien

penurun nyeri yang adekuat 

Kolaborasi dengan pasien,

suhu, ruangan , pencaahayaan, suara

orang terdekat dan tim

bising)

kesehatan lainnya untuk

Informasikan tim kesehatan lain atau

memilih

anggota keluarga mengenai strategi

mengimplementasikan

nonfarmakologi

tindakan penurunan nyeri

yang

sedang

di

dan

gunakan untuk mendorong pendekatan

nonfarmakologi

preventif terkait dengan manajemen

kebutuhan

nyeri





saat

nyeri akan dirasakan , dan antisipasi

terhadap ketidaknyamanan (misalnya,



farmakologi yang di pakai pasien

prosedur



Gali penggunaan metode

monitor

seperti penyebab nyeri, berapa lama







sesuai

Beriakn individu penurun

Gunakan pendekata multi disiplin untu

nyeri yang optimal dengan

manajemen nyeri , jika sesuai

peresepan analgesic

Pertimbangkan untuk merujuk pasien



Implementasikan

keluarga dan orang terdekat pada

penggunaan pasien – -

kelompok pendukung dan sumber-

terkontrol analgesic (PCA),

sumber lainnya sesuai kebutuhan

jika sesuai

Berikan informasi yang akurat untuk



Gunakan

tindakan

meningkatkan pengetahun dn respon

pengontrol nyeri sebelum

keluarga terhadap pengalaman nyeri

nyeri bertambah berat

Libatkan keluarga dalam modalitas



Berikan

obat

sebelum

penurunan nyeri, jika memungkinkan

melakukan aktivitas untuk

Monitor kepuasan pasien terhadap

meningkatkan

manajeman nyeri dalam interval yang

namun (lakukan) evaluasi

spesifik

(mengenai) sedasi

partisipasi,

bahaya

dari



Mulai

dan

modifikasi

pengontrolan 

nyeri

tindakan



Pastikan

berdasarkan

pemberian

analgesic dan atau strategi

respon pasien

nonfarmakologi

Dukung istirahaat atau tidur yang

dilakukan prosedur yang

adekuat untuk membantu penurunan

menimbulkan nyeri 

nyeri 



Periksa

sebelum

tingkat

ketidak

Dorong pasien untuk mendiskusikan

nyamanan bersama pasien ,

pengalaman

catat

nyerinya

sesuai

perubahan

kebutuhan

catatan

Beri tahu dokter jika tindakan tidak

informasikan

berhasil dan jika keluhan pasien saat

kesehatan

ini

merawat pasien

berubah

signifikan

dari 

pengalaman nyer sebelum nya

medis

pada

pasien

,

petugas lain

yang

Evaluasi keefektifan dan dari

tindakan

pengontol

nyeri yang di pakai selama pengkajian nyeri dilakukan

NIC Pemberian analgesic

2210

Definisi : Penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri 

Aktivitas-aktivitas: 

dan/atau

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas

pengobatan

diperlu

dan keparahan nyeri sebelum mengobati

kan

Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik yang

jika untuk

meningkatkan

pasien 

Berikan analgesik tambahan

efek

pengurangan nyeri 

Pertimbangkan penggunaan infus terus-menerus, baik

diresepkan

sendiri atau digabungkan



Cek adanya riwayat alergi obat



Evaluasi kemampuan pasien untuk berperan

serta

analgetik,

rute

dalam dan

dengan opioid bolus, untuk mempertahan

pemilihan dosis

dan

keterlibatan pasien, sesuai kebutuhan

kan

level

serum 

Jalankan keselamatan

tindakan pada

pasien



Pilih analgesik atau kombinasi analgesik

yang menerima analgesik

yang sesuai ketika lebih dari satu

narkotika, sesuai kebutuhan 

diberikan 

Tentukan

pilihan

obat

analgesik

PRN sebelum nyeri menjadi

(narkotik, non narkotik, atau NSAID), berdasarkan tipe dan keparahan nyeri 













lnformasikan pasien yang mendapatkan

pemberian, dan dosis untuk mencapai

bahwa

hasil pengurangan nyeri yang optimal

kadang terjadi selama 2-3

Pilih rute intravena daripada rute

hari pertama pemberian dan

intramuskular, untuk injeksi pengobatan

selanjutnya

nyeri yang se jika memungkinkan

menghilang

Tinggalkan narkotik dan obat-obat lain



narkotika

rasa

mengantuk

akan

Perbaiki

kesalahan

yang dibatasi, sesuai dengan aturan

pengertian/mitos

rumah sakit

dimiliki pasien dan anggota

Monitor tanda vital sebelum dan setelah

keluarga

memberikan analgesik narkotik pada

keliru tentang analgesik 

yang

Evaluasi

yang

mungkin

keefektifan

ditemu- kan tanda-tanda yang tidak

analgesik dengan interval

biasanya

yang teratur pada setiap

Berikan kebutuhan kenyamanan dan

setelah

aktivitas lain yang dapat membantu

khususnya

relaksasi untuk memfasilitasi penurunan

pemberian pertama kali, juga

nyeri

observasi adanya tanda dan

Berikan

analgesik

sesuai

waktu

pemberian

gejala

setelah

efek

samping

paruhnya, terutama pada nyeri yang

(misalnya,

berat

pernafasan,

Susun harapan yang positif mengenai

muntah,mulut kering dan

keefektifan

konstipasi)

analgesik

mengoptimKolaborasikan

untuk dengan



depresi mual

Dokumentasikan

dokter apakah obat, dosis, rute pem

terhadap

berian,

adanya efek samping

atau

perubahan

interval

dibutuhkan, buat rekomendasi khusus 

parah

Tentukan analgesik sebelumnya, rute

pemberian dosis pertama kali atau jika



Mintakan pengobatan nyeri



analgesik

Evaluasi dokumentasikan

Ajarkan tentang penggunaan analgesik,

sedasi

strategi

menerima opioid

menurunkan

efek

respon dan

dan

berdasarkan prinsip analgesik

untuk

dan

dari

pasien

tingkat yang

samping, dan harapan terkait dengan keterlibatan

dalam



keputusan

Lakukan tindakan-tindakan untuk

pengurangan nyerialkan respon pasien

menurunkan

samping

efek

analgesik

(misalnya, konstipasi dan iritasi lambung)

NIC Manajemen Sedasi

2260

Definisi : Pemberian sedatif, pemantauan respon klien dan pemberian dukungan psikologis selama prosedur terapi dan diagnostic 

Aktivitas-aktivitas: 

gawat

Review riwayat kesehatan klien dan

apakah

obat-obatan

memenuhi kri-teria untuk dilakukan

telah teregistrasi 



dokter, titrasi dengan hati hati sesuai dengan respon



Periksa alergi terhadap obat



Pertimbangkan intake cairan dan intake terakhir makan obat-obatan

lain

klien 

kontraindikasi

saturasi oksigen dan EKG



Instruksikan klien dan/atau keluarga mengenai efek pembiusan



Dapatkan persetujuan tertulis Evaluasi tingkat kesadaran klien dan reflexs protektif sebelum pembiusan



sesuai

terhadap

pembiusan

Dapatkan data tanda-tanda vital, saturasi oksigen, EKG, tinggi dan berat badan

Monitor tingkat kesadaran dan tanda-tanda vital klien,

yang

dikonsumsi klien dan verivikasi ada tidaknya

Berikan obat-obatan sesuai protokol yang diresepkan

Tanyakan klien atau keluarga mengenai

Review

kegawat

daruratan dan defibrillator

pengalaman parsial sebelumnya



tersedia

pemberian oksigen 100%,

klien

pembiusan parsial cleh perawat yang

darurat

ditempat, khususnya sumber

hasil pemeriksaan diag- nostik untuk mempertimbangkan

Pastikan peralatan resusitasi

dengan

panduan

protokol 

Monitor klien mengenai efek lanjut obat termasuk agitasi, depresi

pernafasan,

hipotensi,

mengantuk

berlebihan, hipok- semia, aritmia, eksaserbasi sebelumnya

apnea, dari

atau kondisi



Inisiasi pemasangan infus



Dokumentasikan ti dakan dan respon

pemberian antagonis sesuai

klien sesuai prosedur

dengan prosedur protokol

Berikan instruksi kepulangan secara

dan di resep kan dokter

tertulis sesuai prosedur

dengan benar







Pastikan ketersediaan dan

Pertimbangakan jika pasien memenuhi persyaratan untuk dipulangkan pindahkan

atau sesuai

di

dengan

prosedur protocol

NIC Bantuan pasien untuk mengontrol pemberian analgesic

2400

Definisi : Memfasilitasi proses pemberian dan regulasi dalam hal pemberian analgesik terkontrol 

Aktivitas-aktivitas: 

untuk

Berkolaborasi dengan dokter, pasien

Rekomendasikan pemberian aspirin dan



narkotik,

yang dibutuhkan pada alat

sesuai

PCA

kebutuhan 

Rekomendasikan

penghentian



Hindari

penggunaan

interval penghentian, laju dasar

Pastikan bahwa pasien tidak alergi

Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor durasi nyeri

intensitas,

kualitas

dan

dan

dosis

yang

dibutuhkan sesuai dengan

terhadap analgesik yang akan diberikan 

dengan

dokter untuk menyesuaikan

meperidine

hydrochloride (Demerol) 

Konsultasikan

pasien, anggota keluarga dan

pemberian opioid melalui jalur lain 

Bantu pasien dan keluarga untuk mengatur dosis tepat

obat-obat anti-infla- masi nonsteroid pengganti

interval

alat PCA

jenis narkotik yang akan digunakan

sebagai

mengatur

peng hentian yang tepat pada

dan anggota keluarga dalam memilih 

Bantu pasien dan keluarga

respon pasien 

Instruksikan bagaimana

pasien meningkatkan

atau menurun kan titrasi dosis, sesuai dengan laju



Instruksikan pasien dan keluarga untuk

pernapasan, intensitas dan

memonitor laju per-napasan dan tekanan

kualitas nyeri dan 

darah  

Pasang

akses

nasogastrik,

vena,

keluarga

dan terkait

reaksi efek samping dari

Validasi

agen pengurang rasa nyeri

mampu



anggota

pasien

subkutan atau spiral, sesuai kebutuhan bahwa

pasien

dapat

menggunakan alat PCA (misalnya,



Instruksikan

berkomunikasi,



memahami

Dokumentasikan

nyeri

pasien, jumlah dan frekuensi

penjelasan dan mengikuti arahan )

dosis

Kolaborasi dengan pasien dan keluarga

terhadap pengobatan nyeri

untuk memilih tipe alat infus PCA yang

dalam

sesuai

kembangannya

Instruksikan

pasien

dan

anggota



obat

dan

respon

catatan

per

Monitor ketat ada tidaknya

keluarga mengenai bagaimana cara

depresi

menggunakan alat PCA

pasien

Bantu pasien dan keluarga untuk

(misalnya., usia lebih dari 70

menghitung konsentrasi yang tepat

tahun; riwayat henti napas

antara obat dan cairan, menetapkan

saat

jumlah cairan yang mengalir setiap jam

bersama PCA dengan agen

melalui alat PCA

penekan fungsi sistem saraf



Bantu pasien bolus analgesik yang tepat

pusat, obesitas, pembedahan



Instruksikan pasien dan keluarga untuk

abdo- men bagian atas atau

mengatur laju dasar infus yang tepat

pembedahan thor pemberian

pada alat PCA

bolus PCA lebih dari 1 mg;

Konsultasikan dengan ahli nyeri di

riwayat kerusakan ginjal,

klinik bagi pasien yang mengalami

hati, paru paru dan jantung)





kesulitan dalam mencapai pengontrolan



nyeri

pernapasan yang

tidur

pada

berisiko

penggunaan

Rekomendasikan

rejimen

bowel untuk menghindari konstipasi

b. Risiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen. Risiko infeksi (00004) Definisi : Risiko infeksi adalah rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat mengganggu kesehatan.

Faktor Risiko: 

Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pathogen



Malnutrisi



Obesitas



Penyakit kronis (mis, diabetes melitus)



Prosedur invasife

Pertahanan tubuh primer tidak adekuat 

Gangguan integritas kulit



Gangguan peristalsis



Merokok



Pecah ketuban dini



Pecah ketuban lambat



Penurunan kerja siliaris



Perubahan pH sekresi



Stasis cairan tubuh

Pertahanan tubuh sekunder tidak adekuat 

Imunosupresi



Leukopenia



Penurunan haemoglobin



Supresi respon inflamasi (mis., interleukin 6 (IL-6) C-reactive protein [CRP])



Vaksinasi tidak adekuat

Pajanan terhadap pathogen meningkat 

Terpajan pada wabah

NOC Keparahan infeksi Definisi : keparahan tanda dan gejala infeksi 070301

Kemerahan

070302

Vesikel yang tidak mengeras permukaannya

070303

Cairan (luka) yang berbau busuk

070304

Sputum purulen

070305

Piuria/nanah dalam urin

070306

Demam

070307

Hipotermia

070329

Ketidakstabilan suhu

0703

070330

Nyeri

070334

Jaringan lunak

070309

Gejala-gejala gastrointestinal

070310

Limfadenopati

070311

Malaise

070312

Menggigil

070313

Gangguan kognisi yang tidak bisa dijelaskan

070331

Lethargy

070332

Hilang nafsu makan

070319

Infiltrasi x-ray dada

070320

Kolonisasikultur darah

070335

Kolonisasi (pada) alat bantu akses vascular

070321

Kolonisasi kultur sputum

070322

Kolonisasi kultur cairan serebrospinal

070323

Kolonisasi kultur area luka

070324

Kolonisasi kultur urin

070325

Kolonisasi kultur feses

070326

Peningkatan jumlah sel darah putih

070327

Depresi jumlah sel darah putih

NOC Keparahan infeksi beru lahir

0708

Definisi : keparahan tanda dan gejala infeksi selama 28 hari kehidupan pertama 070801

Ketidakstabilan suhu

070802

Hipotermia

070803

Takipnea

070804

Takikardi

070805

Bradikardi

070806

Aritmia

070807

Hipotensi

070808

Hipertensi

070809

Wajah pucat

070810

Kulit bintik-bintik

070811

Sianosis

070812

Kulit lembab dan dingin

070813

Muntah

070814

Diare

070815

Distensi abdomen

070816

Intoleransi makan

070817

Lethargy

070818

Gelisah

070819

Kejang

070820

Kejang neonatus

070821

Menangis kuat

070822

Kulit kemerahan

070823

Vesikel yang permukaannya tidak mengeras

070824

Cairan (luka) berbau busuk

070825

Drainase purulent

070826

Konjungtivitis

070827

Umbilicus terinfeksi

070828

Kolonisasi kultur darah

070829

Kolonisasi kultur area luka

070830

Kolonisasi kultur urine

070831

Kolonisasi kultur feses

070832

Infiltrasi x-ray dad

070833

Kolonisasi kultur cairan serebrospinal

070834

Peningkatan jumlah sel darah putih

070835

Depresi jumlah sel darah putih

NIC Manajemen imunisasi/vaksinasi

6530

Definisi : memonitor status imunisasi, memfasilitasi akses untuk imunisasi, dan menyediakan imunisasi untuk mencegah penyakit menular Aktivitas-aktivitas 

Ajarkan pada orangtua imunisasi yang

direkomendasikan



bagi

individu/keluarga

ketika imunisasinya ada yang

anak, cara imunisasinya, alas an dan kegunaan dari imunisasi, efek

Ingatkan

belum dilakukan 

Ikuti petunjuk the American of

samping dan reaksi yang mungkin

pediatrics, American academy

terjadi (misalnya hepatitis B,

ofr family physicians and u.s

diphtheria,tetanus, pertussis, H.

influenza,

polio,

campak,gondok,rubella

dan

protektif

untuk 

kontra

indikasi

diwajibkan oleh undang-undang

pemberian

imunisasi

(reaksi

(misalnya,

influenza

anafilaksis

dari

vaksinasi

sebelumnya

dan

dan

yang

Ajarkan pada individu/keluarga

tanpa demam)

vaksinasi

yang



Pahami

bahwa

keterlambatan

diperlukan jika ada paparan atau

pemberia imunisasi pada satu seri

insiden khusus (misalnya kolera,

bukan berarti harus mengulsng

influenza, plak, rabies, demam

jadwal

mountain,

small-pok,



Pastikan telah ada informed consent untuk pemberian vaksin



Bantu

keluarga

Sediakan dan perbaharui catatan

perencanaan

terkait tanggal dan tipe imunisasi

membayar imunisasi

Identifikasi

teknik

pemberian



Identifikasi

terkait

keuangan

penyedia

untuk

layanan

imunisasi yang tepat, termasuk

yang turut serta dalam program

pemberian yang simultan

vaksin

Identifikasi rekomendasi terbau

menyediakan vaksin geratis 

untuk

memperhatikan

pemberian obat

kenyamanan

Catat riwayat kesehatan pasien

divaksin 

anak

yang

Beritahukan pada orang tua untuk

Gunakan prinsip 5 benar dalam

dan riwayat alergi

tingkat anak

setelah

Observasi anak selama beberapa

Berikan injeksi pada bayi bagian

waktu tertentu setelah pemberian

paha

vaksin

anterolateral,

sesuai 

kebutuhan 

sakit

sedang atau berat dengan atau

terkait penggunaan imunisasi



imunisasi

hepatitis B)

kuning dan tuberculosis)



pelancong

Identifikasi

demam thypoid, tifus, demam



pada

untuk bepergian keluar negeri

rocky



Informasikan

imunisasi

mengenai



untuk

terkait imunisasi yang diperlukan

pneumokokus



service

Informasikan individu mengenai

melawan penyakit yang tidak



health

pemberian imunisasi 

varicella) 

public

Dokumentasikan

informasi

vaksin, sesuai SOP yang berlaku (misalnya

pabrik,

kode

seri,

tanggal kadaluarsa dan lain-lain)

Jadwalkan

imunisasi

sesuai

tenggang waktu yang ada 

Tentukan status imunisasi setiap kali kunjungan ke kesehatan

pelayanan

(termasuk

ruang



Informasikan

pada

gawat

keluarga

sekolah, 

berikan



Advokasi pasien terkait program

kanak-kanak

dan kebijakan yang menyediakan

SMP, SMA, dan perguruan tinggi

imunisasi murah atau bahkan

Audit catatan imunisasi sekolah

gratis keseluruh populasi

terkait

taman

dan

imunisasi sesuai kebutuhan

imunisasi mana yang diperlukan sebagai syarat untuk masuk pra

darurat)

kelengkapannya

setiap

tahun



Bantu pencatatan secara nasional untuk melacak status imunisai.

NIC Perlindungan infeksi

6550

Definisi : pencegahan dan deteksi dini infeksi pada pasien berisiko Aktivitas-aktivitas 

Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal



Monitor kerentanan terhadap infeksi



Tinjau riwayat dilakukannya perjalan internasional dan global



Monitor hitung mutlak granullosit, WBC, dan hasil-hasil defernsial



Ikuti

tindakan

Batasi jumlah pengunjung

 

yang



untuk

infeksi-

Skrining semua pengunjung terkait

Pertahankan asepsis untuk pasien berisiko Pertahankan teknik-teknik isolasi,

Ajarkan

pasien/keluarga

mengenai tanda tanda dan gejala infeksi dan kapan

Hindari kontrak dekat dengan hewan

yang sesuai

Jangan mencoba pengobatan

infeksi virus

penyakit menular



Jaga penggunaan antibiotik

antibiotik

harus kepada

imunitas yang membahayakan



yang

dengan bijaksana

peliharaan hewan dan pejamu dengan 

antibiotic

diresepkan

sesuai 

Instruksikan pasien untuk minum

pencegahan

neutropenia, yang sesuai 



melaporkannya pemberi

layanan

kesehatan 

Ajarkan pasien dan keluarga mengenai

perbedaan-

perbedaan antara infeksiinfeksi virus dan bakteri

 

Berikan perawatan kulit yang tepat



Ajarkan pasien dan anggota

untuk area yang mengalami edema

keluarga

Periksa kulit dan selaput lendir untuk

menghindari infeksi

adanya 



kemerahan,

kehangatan



bagaimana

cara

Kurangi buah-buahan segar,

ekstrim, atau drainase

sayur-sayuran dan merica

Periksa kondisi setiap sayatan bedah

dalam diet pasien dengan

atau luka

neutropenia

Tingkatkan asupan nutrisi yang



Singkirkan

bunga-bunga

cukup

segar dan tanaman-tanaman



Anjurkan asupan cairan, dengan tepat

dari area pasien dengan tepat



Anjurkan istirahat



Pantau adanya perubahan tingkat energy atau malaise





Berikan rung pribadi yang diperlukan



Pastikan

keamanan

Anjurkan peningkatan mobilitas dan

dengan

latihan, dengan tepat

hiperklorinasi



an kultur yang diberikan

pemanasan



Anjurkan pernafasan dalam dan

tepat

batuk, dengan tepat 



mengajukan dan

lebih

dengan

Lapor dugaan infeksi pada personil

Berikan agen imunisasi, dengan tepat

air

pengendalian

infeksi 

Lapor kultur positif pada personil infeksi

pengendalian

DAFTAR PUSTAKA Doengoes,E.marillyn,(2000).Rencana Asuhan Keperawatan,Ed 3,EGC: Jakarta. Capernito.L.J ( 2007) Buku Saku Diangnosa Keperawatan,Edisi 10,Jakarta,ECG Mansjoer,A.(2001) Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Ed.3, Media Aesculapius FKUI: Jakarta. Prawiroharjo, Sarwono ( 2007) Ilmu Kandungan, Edisi kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sugeng. Anatomi Organ Reproduksi. Data modifikasi tahun 2008.Tersedia pada websitewww.biologiwordpress.comdiakses pada tanggal 12 Mei 2012 Anonim. Abses Bartholin Abses Kelenjar Bartholin. Data modifikasi tahun 2008.Tersedia pada websitewww.obgynunairwordpress.com. Diakses pada tanggal 12 Mei 2012 Herdmen, heather.T.2016. Diadnosis keperawatan (NANDA). jakarta :EGC Bulechek. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Yogyakarta : Mocomedia Moorhead. 2016. Nursimg Outcome Classification (NOC). Yogyakarta : Mocomedia

Related Documents

Abses Vulva Valen.docx
December 2019 26
Abses Paru
May 2020 43
Abses-hepar.docx
October 2019 53
Abses Peritonsil
October 2019 51
Abses Gigi.docx
June 2020 23
Abses Scrotum.docx
May 2020 32

More Documents from "gusria"

Lp Dm.docx
December 2019 19
Oret Oretan.docx
December 2019 27
Milkha Jiwa.docx
December 2019 18
Makalah Berfikir Kritis.docx
December 2019 21
Bab I Terapi Lingkungan.docx
December 2019 14