9151_tanda Gejala Peny. Psikiatrik.docx

  • Uploaded by: Putu Arimarta Irianta Heros
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 9151_tanda Gejala Peny. Psikiatrik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,718
  • Pages: 12
TANDA & GEJALA PENYAKIT PSIKIATRIK Dr. I Wayan Eka Arsana Resident PPDS-1 Psikiatri

1. GANGGUAN PENAMPILAN DAN PRILAKU. Penampilan : wajar/tidak wajar. Penampilan Secara Fisik : a. Postur Tubuh (Endomorfik/piknik, mesomorfik/atletis, ektomorfik/leptosom). b. Roman Muka (lebih tua, lebih muda, sesuai umur). c. Dandanan (rapi, wajar, nyentrik, berlebihan). d. Pakaian (lusuh, rapi, wajar, tak sepadan). e. Perawatan dan Kebersihan Diri, Rambut, Kuku (bersih terawat, kotor, berbau tak sedap). f. Warna Rambut Kondisi Kulit (normal, bertato, needle tracks, wrist cutting). g. Penampilan Jender (kewanitaan, kelelakian, sesuai jender). h. Kebugaran (tampak sehat, sakit). i. Raut dan Ekspresi Wajah. Penampilan Secara Psikis : Penampilan Psikis (tidak tenang, tegang, cemas, takut, tidak ramah, sinis, permusuhan, marah, curiga, apatis, bingung, canggung, seduksi, murung, menangis, dll). Perilaku dan Aktifitas Motorik : Wajar, gemulai, kaku, terhambat, canggung, kidal, asimetri psikomotor, clumpsy, sempoyongan, mannerism, perilaku stereotipik, ekopraksia, hiperaktifitas, gesit, restlessness, agitasi, permusuhan, rigiditas, negativisme, lethargy, fleksibilitas cerea, katalepsi, katapleksi, stupor, tiks, tremor, gerakan chorea-atetosis, ada gerakan spontan, sikap curiga terdapat pada paranoia, sikap seduktif pada histeria, apatis pada gangguan konversi. Gaya berjalan, gerak motorik halus dan kasar. Sikap terhadap Pemeriksa : a. Kontak mata +/b. Kooperatif, bersahabat, perhatian, berminat, terus terang. c. Merayu, berusaha supaya disenangi, seduksi. d. Berhati-hati, defensif, mengelak, curiga, bermusuhan, agresif. e. Bergurau, merendahkan, sinis, kebingungan, apatis. 2. GANGGUAN WICARA DAN BAHASA. Gangguan Artikulasi : a. Disartri (kesulitan dalam artikulasi, bukan dalam penemuan kata atau tata bahasa) Gangguan Ritme : a. Dysprosody (hilangnya irama bicara yg normal). b. Staccato (bicara pendek-pendek). c. Logorrhea (bicara yg banyak sekali, bertalian dan logis) d. Mumbling (seperti mengomel atau mulut bergerak-gerak sambil bicara pada pasien). e. Afasia motorik = “telegram style”, kerusakan pda daerah broca di daerah frontal hemisfere dominan. f. Afasia Sensorik, kerusakan pd daerah wernicke’s di lobus temporalis hemisfere dominan.

g. Afasia Nominal (kesulitan untuk menemukan nama yg tepat utk suatu benda = afasia anomia/amnestik) h. Afasia Sintatis (ketidakmampuan utk menyusun kata-kata dlm urutan yg tepat) i. Afasia Logat Khusus (kata-kata yg dihasilkan seluruhnya neologistik) j. Afasia Global (kombinasi afasia yg sangat tidak fasih dan afasia fasih yg berat) k. Paraphasia (kelainan dimana seseorang menggunakan kata yg salah, mengatakan kata-kata baru, kata benda diganti dengan kata lain yg tidak tepat, msl sy menulis dgn peta. Yang dinilai adalah : a. Wicara : Kecepatan, keras, berbisik, berguman, terdesak, bimbang, monoton, berapi-api, berlagu (dysprosady), ekolalia, koprolalia/berkata-kata yg jelek atau cabul, palilalia, mutisme (tidak bersuara), gagap, pelo. Ada tidaknya hendaya berbicara sprt afasia sensorik/motorik, gagap, pelo. b. Bahasa : Kecepatan bereaksi, perbendaharaan kata, kemampuan komprehensif, kemampuan baca-tulis (baik/rata-rata/kurang) 3. GANGGUAN PROSES BERPIKIR Bentuk Pikir : Logis, tidak logis, realis, non realis, inkomprehensibel (tdk dpt dipahami samasekali), goal directed atau tidak (berbicara dgn terarah pada tujuan) a. Dereisme atau pikiran dereistik (tdk adanya sangkut paut antara proses mental individu dan pengalaman yg sedang berjalan). b. Pikiran Autistik (cara berpikir hanya memuaskan keinginannya yg tak terpenuhi tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya). c. Pikiran Nonrealistik (bentuk pikiran yg samasekali tidak berdasarkan kenyataan). d. Perseverasi/pengulangan kalimat (pengulangan yg diluar konteks dari kata-kata, frase atau ide berulang-ulang menceritakan suatu ide, pikiran atau tema scr berlebihan). Msl nanti sy pulang, sy kangen rumah, bsk sy berada dirumah dll. e. Ekolalia (pengulangan kata-kata atau frasa-frasa seseorang oleh orang lain secara psikopatologis cenderung berulang dan menetap dpt diucapkan dgn mengejek atau intonasi terputus-putus) f. Kondensasi (penggabungan berbagai konsep menjadi satu konsep) Arus Pikir : a. Benturan/Penghalang/Blocking (jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti ditengah-tengah kalimat). b. Tangensial (memberikan jawaban yg sesuai dgn topik umum tetapi tidak secara langsung menjawab pertanyaan, msl ; apakah ada ggn tidur....saya biasanya tidur ditempat tdr, tetapi sekarang sy tdr di sofa). c. Pikiran Berputar-putar/Circumstantiality (menuju scr tdk langsung kpd ide pokok dgn menambahkan banyak hal yg remeh, menjemukan dan tdk relevan). d. Rambling (menceritakan dengan bertele-tele). e. Overabundance (berpikir berlebihan). f. Rapid Thinking (proses pikir yg berjalan cepat). g. Slow Thinking (proses pikir yg berjalan lambat). h. Hesitant Thinking (proses pikir ragu-ragu).

i. j. k. l.

Poverty of Thinking (kemiskinan isi atau ide pikiran). Vague-empty (tidak jelas dan kosong). Break Through Thinking (pikiran terobosan). Pikiran Melayang/Flight of Ideas (perubahan yg mendadak lagi cepat dalam pembicaraan, sehingga suatu ide yg belum selesai diceritakan sudah disusul oleh ide yg lain). Ada tidaknya hendaya berbahasa : a. Asosiasi Longgar/Derailment (mengatakan hal-hal yg tidak ada hubungannya satu sama lainnya, msl sy mau makan, semua orang dpt berjalan). b. Inkoherensi/Word Salad (ggn dlm btk bicara, sehingga satu kalimatpun sudah sukar ditangkap atau diikuti maksudnya). = asosiasi longgar yg extrem. c. Asosiasi Bunyi/Clang Assosiation (mengucapkan perkataan yg mempunyai persamaan bunyi, msl sy mau makan ke tarakan, seakan akan berantakan). d. Neologisme (membentuk kata-kata baru yg tidak dipahami oleh umum, msl sy radiltu, semua partinum). e. Punning (bermain kata-kata yg mempunyai arti ganda). Gangguan Isi Pikir : a. Kegembiraan yg luar biasa atau ekstasi/Ecstasy. b. Fantasi (isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yg diharapkan atau diinginkan, tetapi dikenal sebagai tidak nyata). c. Fobi (rasa takut yg irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yg tidak dapat dihilangkan biarpun pasien berusaha dan tahu bahwa hal itu irasional). - Agarofobi (ruang yg luas). - Ailurofobi (kucing). - Akrofobi (tempat tinggi). - Algofobi (perasaan nyeri). - Astrafobi (badai, guntur, kilat). - Bakteriofobi (kuman). - Eritrofobi (muka menjadi merah). - Hantufobi (hantu). - Hematofobi (darah). - Kankerofobi (penyakit kanker). - Klaustrofobi (ruang tertutup). - Misofobi (kotoran dan kuman). - Monofobi (keadaan sendirian). - Niktofobi (keadaan gelap). - Okholofobi (keadaan ramai). - Panfobi (segala sesuatu). - Pathofobi (penyakit). - Pirofobi (api). - Sifilofobi (penyakit sifilis). - Sosiofobi (kerumunan orang). - Xenofobi (orang asing). - Zoofobi (binatang). d. Obsesi (isi pikiran yg kukuh/persisten timbul, biarpun tidak dikehendakinya dan diketahui bahwa hal itu tdk wajar atau tdk mungkin).

e. Preokupasi (pikiran terpaku hanya pada sebuah ide saja, yg biasanya berhubungan dgn keadaan emosional yg kuat). f. Pikiran yg tidak memadai/Inadequate (pikiran yg eksentrik, tdk cocok dgn banyak hal, terutama dalam pergaulan dan pekerjaan seseorang). g. Pikiran bunuh diri/Suicidal Thoughts/Ideation (mulai dari kadang-kadang memikirkan hal bunuh diri sampai terus menerus memikirkan akan cara bagaimana dapat melakukan bunuh diri). h. Pikiran Hubungan/Ideas of Reference (pembicaraan orang lain, benda-benda atau sesuatu kejadian dihubungkan dgn dirinya, msl burung bersiul dianggap sebuah berita baginya). i. Pikiran Pengaruh/Ideas of Influence (pikiran atau keyakinan tentang orang lain atau kekuatan lain mengontrol beberapa aspek dari perilaku seseorang). j. Rasa Terasing/Alienasi (perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda, asing). k. Pikiran Isolasi Sosial/Social Isolation (rasa terisolasi, tersekat, terkunci, terpencil, tidak disukai oleh orang lain/masyarakat). l. Pikiran rendah diri, merasa dirugikan orang lain, merasa dingin dalam hubungan sexual, rasa salah, pesimisme, sering curiga. m. Waham/Delusi (keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok dgn intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu), antara lain Waham Kejaran, Somatik/Hipokondrik, Kebesaran, Keagamaan, Dosa, Pengaruh, Sindiran, Nihilistik. Folie a Deux/Folie a Trois (kelompok 2/3 orang berwaham sama). n. Kekuatiran yang tidak wajar tentang kesehatan fisiknya, ide-ide tidak wajar, isi pikiran yang miskin. o. Erotamania (keyakinan waham, lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki, bahwa seseorang sangat mencintai dirinya, = Clearambault-Kandinsky) p. Pseudologia Phantastica (suatu jenis kebohongan dimana seseorang tampaknya percaya terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas kenyataan, disertai dgn Sindrom Munchausen, berpura-pura sakit yg berulang) q. Noesis (suatu wahyu dimana terjadi pencerahan yg besar sekali disertai dgn perasaan bahwa pasien telah dipilih untuk memimpin dan memerintah) r. Unio Mystica (suatu perasaan yg meluap, pasien secara mistik bersatu dgn kekuatan yg tidak terbatas Mimpi dan Fantasi : Ada atau tidak ada Night Terror/Nightmares. 4. SENSORIUM DAN FUNGSI KOGNITIF Gangguan Kewaspadaan atau Keterjagaan dan Kesadaran : Yang dinilai adalah a. Kesadaran normal, jernih/clear. b. Berkabut/Clouding of Consciousness, (kesadaran pd trance, fugue, serangan epilepsi psikomotor, senjakal histerik, somnambulisme) c. Berfluktuasi, d. Stupor, (hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap lingkungan sekeliling). e. Delirium, (kebingungan, gelisah, kunfusi, reaksi disorientasi yg disertai dgn rasa takut dan halusinasi).

f. Hypervigilance, (atensi dan pemusatan yg berlebihan pd semua stimuli internal dan eksternal, biasanya sekunder dari keadaan delusional atau paranoid) g. Twilight state/trance. (gangguan kesadaran dgn halusinasi/atensi yg terpusat dan kesadaran yg berubah, biasanya terlihat pd hipnosis, ggn disosiatif dan pengalaman religius) h. Juga kesadaran menurun : - Apatis (mulai mengantuk dan acuh tak acuh terhadap rangsangan yg masuk), - Somnolensi (jelas sudah mengantuk dan diperlukan rangsangan yg lebih keras utk menarik perhatian), - Sopor (hanya berespon dgn rangsangan yg keras, ingatan, orientasi dan pertimbangan sdh hilang), - Subkoma (tdk ada lagi respon terhadap rangsangan yg keras), - Koma (bila sdh dalam sekali, reflek pupil dan muntah hilang akan timbul reflek patologis). - Koma Vigil/Mutisme Akinetik (koma dimana pasien nampak tertidur tetapi segera dapat dibangunkan) Gangguan tidur dapat brp : Insomnia (sukar tidur), Somnambulisme (berjalan sewaktu tidur), Nightmare/Povor Nokturnus (mimpi buruk), Narkolepsi (serangan tidur bersamaan dgn katapleksi, kelumpuhan tidur atau halusinasi hipnagogik). Disosiasi (sebagian tingkah laku atau peristiwa terpisahkan dari kesadaran secara psikologis, kemudian terjadi amnesia sebagian atau total), dapat berupa : Trance (keadaan kesadaran tanpa reaksi yg jelas terhadap lingkungannya, mulai dgn mendadak, terjadi imobilitas dan roman mukanya kelihatan bengong atau melamun), Senjakala Histerik/Hysterical Twilight State (kehilangan ingatan karena faktor psikologis), Fugue (suatu periode penurunan kesadaran dgn pelarian scr fisik dari suatu keadaan yg menimbulkan banyak stres, tetapi kebiasaan dan keterampilan sehari-hari tetap ada), Serangan Histerik (suatu penampilan emosional yg jelas dan mempunyai unsur menarik perhatian). Konsentrasi : Adalah Kemampuan , mempertahankan, menyeleksi perhatian. Yang dinilai adalah : Susteined Attention (perhatian diteruskan), Directed Attention (perhatian langsung), Selective Attention (memilih perhatian), Focused Attention (perhatian utama), Sequential Attention (percontohan perhatian) dan Attention Span (waktu perhatian). Distraktibilitas (ketidakmampuan utk memusatkan atensi) Orientasi : Kemampuan seseorang utk mengenal lingkungan (tempat), waktu dan dirinya sendiri dan juga hubungannya dgn orang lain. Disorientasi : waktu, tempat dan orang. Memori atau Daya Ingat : Terbagi menjadi daya ingat segera, jangka pendek, jangka sedang dan jangka panjang. Gangguan daya ingat : a. Amnesia (ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman, mungkin bersifat sebagian atau total, mungkin retrograd atau antegrad). b. Paramnesia (ingatan yg keliru karena distorsi pemanggilan kembali/recall), misalnya : - Dja’vu : seperti sudah pernah melihat, tetapi sebenarnya belum pernah.

-

Jamais’vu : seperti belum pernah melihat, tetapi sebenarnya sudah pernah melihat. - Fausse Reconnaissance : pengenalan kembali yg keliru, merasa pasti bahwa yg dialami itu benar, tetapi sesungguhnya tidak benar sama sekali. - Konfabulasi : secara tidak sadar mengisi lubang-lubang dlm ingatannya dgn cerita yg tidak sesuai dgn kenyataan, akan tetapi pasien percaya akan kebenarannya. Taraf Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Yang dinilai adalah intelegensia, kemampuan aritmatika dan pengetahuan umum (kurang/rata-rata/baik). a. Diskalkulia/Akalkulia (hilangnya kemampuan utk melakukan perhitungan yg tdk disebabkan oleh kecemasan atau gangguan konsentrasi) b. Disgrafia/Agrafia (hilangnya kemampuan utk menulis dalam gaya yg kursif, hilangnya struktur kata) c. Aleksia (hilangnya kemampuan membaca yg sebelumnya dimiliki, tdk disebabkan oleh ggn ketajaman penglihatan) Fungsi Luhur atau Kognitif : Yang dinilai adalah kemampuan analisis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, antisipasi dan perencanaan (baik/rata-rata/kurang). Pemahaman Abstrak : Yang dinilai adalah kemampuan memahami hal-hal yang mempunyai makna abstrak, dapat dinilai dgn memberikan pertanyaan tentang peribahasa atau persamaan dan perbedaan dua benda. (normal/terganggu) Kemampuan Visuospasial : Yang dinilai adalah kemampuan menilai ruang dgn Clock drawing test. (normal/terganggu) Tilikan (Insight) : Derajat kesadaran dan pemahaman pasien terhadap keadaan sakitnya. Ada 6 derajat tilikan : 1. Sama sekali denial terhadap keadaan sakitnya. 2. Sedikit menyadari keadaan sakitnya dan memerlukan pertolongan tetapi pada saat yg bersamaan ‘denial’ dan masih menolaknya. 3. Menyadari keadaan sakitnya tetapi menyalahkan orang lain atau faktor luar lainnya atau faktor organik sbg penyebabnya. 4. Menyadari keadaan sakitnya disebabkan karena sesuatu yg tidak diketahui dalam diri pasien. 5. Tilikan intelektual : menyadari sakitnya dan bahwa gejala dan kegagalan dlm penyesuaian sosial karena perasaan irasional tertentu atau gangguan dlm diri pasien, tetapi tidak menerapkan kesadaran ini pada pengalamannya dikemudian hari. 6. Tilikan emosional sejati : kesadaran emosional dari perasaan dalam diri pasien dan orang-orang penting dlm diri pasien dimana dapat mengubah perilaku pasien. Daya Nilai : Yang dinilai adalah kemampuan memberikan penilaian terhadap norma sosial, kemampuan menilai realitas. (baik/terganggu).

5. GANGGUAN EMOSI/PERASAAN (MOOD DAN AFEK) Mood adalah nada perasaan menyenangkan atau tidak (seperti kebanggaan, kasih sayang, kekecewaan) yang menyertai suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologis. Afek adalah manifestasi mood atau perasaan yg dirasakan didalam keluar dan disertai oleh banyak komponen fisiologis, berlangsung relatif tidak lama. a. Depresi, dengan komponen fisiologis mslnya rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang patologis. Komponen somatik misalnya anorexia, konstipasi, kulit lembap, tekanan darah dan nadi turun. b. Ketakutan (kecemasan yg disebabkan oleh bahaya yg dikenali secara sadar dan realitis) c. Kecemasan/anxietas (perasaan ketakutan yg disebabkan oleh dugaan bahaya yg mungkin bersal dari dlm/luar) , dengan komponen fisiologis khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak aman, takut, lekas terkejut. Komponen somatis misalnya palpitasi, keringat dingin, tekanan darah meninggi. Kecemasan itu dapat berupa : - Kecemasan yg mengambang (free-floating anxiety) ; kecemasan yg difus, menyeluruh dan tidak ada hubungan dengan suatu pemikiran. - Agitasi ; kecemasan yg disertai kegelisahan motorik yg hebat. - Panik ; serangan kecemasan yg hebat dgn kegelisahan, kebingungan dan hiperaktifitas yg tidak terorganisasi. d. Ketegangan/Tension (peningkatan aktivitas motorik dan psikologis yg tidak menyenangkan) e. Kedangkalan : kemiskinan afek dan emosi secara umum atau datar, tumpul, dingin. f. Mood dan afek yg tak wajar (inadekuat) : tak patut atau tak wajar dlm situasi tertentu, mslnya tertawa pada saat wawancara. g. Afek dan emosi yg labil : berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yg baik, mslnya tiba-tiba marah/menangis. h. Variasi afek dan emosi sepanjang hari (variasi diurnal) : perubahan afek dan emosi mulai sejak pagi sampai malam hari. i. Ambivalensi : emosi dan afek yg berlawanan timbul bersama-sama terhadap seorang, suatu objek atau suatu hal. j. Abreaksional : pelepasan atau pelimpahan emosional setelah mengingat pengalaman yg menakutkan k. Apati : berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau terhadap semua hal dgn disertai rasa terpencil dan tidak peduli. Istilah pada MOOD : a. Mood Disforik (mood yg tdk menyenangkan) b. Mood Eutimik (mood dlm rentang normal, tidak ada mood yg tertekan atau melambung) c. Mood yg meluap-luap/Expansive Mood (ekspresi perasaan seseorang tanpa pembatasan) d. Mood yg Iritabel/Irritable Mood (dgn mudah diganggu atau dibuat marah) e. Pergeseran Mood/Mood yg Labil (osilasi antara euforia dan depresi atau kecemasan) f. Mood yg meninggi/Elevated Mood (suatu mood yg lebih ceria dari biasanya)

g. Eforia (rasa riang, gembira, senang, bahagia yg berlebihan). Jika lebih keras lagi dinamakan Elasi dan jika keras sekali dinamakan Exaltasi. h. Ecstasy (kegembiraan yg luar biasa) l. Depresi (perasaan kesedihan yg psikopatologis) m. Anhedonia (ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan senang dgn aktifitas yg biasanya menyenangkan baginya). n. Aleksitimia (ketidakmampuan atau kesulitan dlm menggambarkan atau menyadari emosi atau mood seseorang) Istilah pada AFEK : a. Afek yg sesuai/Appropriate Affect (kondisi dimana irama emosional adalah harmonis dgn gagasan, pikiran atau pembicaraan yg menyertai) b. Afek yg tidak sesuai/Inappropriate Affect (ketidakharmonisan antara irama emosional dgn gagasan, pikiran atau pembicaraan yg menyertainya) c. Afek Tumpul/Blunted Affect (penurunan berat pd intensitas irama perasaan yg diungkapkan keluar) d. Afek yg Terbatas/Restricted or Constricted Affect (penurunan intensitas irama perasaan yg kurang parah daripada afek tumpul tetapi jelas menurun) e. Afek Datar/Flat affect (hampir tidak ada irama/tanda ekspresi afek, suara yg monoton, wajah yg tdk bergerak) f. Afek Labil/Labile Affect (perubahan irama perasaan yg tiba-tiba dan cepat, yg tdk berhubungan dgn stimuli eksternal. 6. GANGGUAN PERSEPSI Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan setelah pancaindera mendapat rangsangan. Ada 5 tahap insight terhadap halusinasi : 1. Dahulu didapatkan halusinasi dan sekarang tidak pernah ada lagi. Pasien mengalami kesadaran menyeluruh terhadap halusinasinya. 2. Pernah mengalami halusinasi pd waktu lampau, tetapi tidak pd saat sekarang dan pasien mempersepsi dan mempercayai hal itu sebagai suatu kenyataan yg benar. 3. Halusinasi dialami baru-baru ini tetapi pasien menolak utk membicarakannya. Tampak pasien menyadari kontradiksi antara persepsi psikotik dgn realitas. 4. Pasien membicarakan halusinasinya, tetapi tidak mengikuti dgn perilaku tentang halusinasinya. 5. Pasien melaksanakan halusinasinya sebagai bentuk respons dan perintah. Halusinasi : Adalah pencerapan tanpa adanya rangsangan apa pun pada pancaindera dan terjadi dalam keadaan sadar/bangun. Halusinasi ada bbrp : a. Halusinasi penglihatan (visual, optik). b. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik). c. Halusinasi penciuman (olfaktorik). d. Halusinasi pengecapan (gustatorik). e. Halusinasi perabaan (taktil/haptik).

f. Halusinasi Somatik ; sensasi palsu tentang sesuatu hal yg terjadi di dalam atau terhadap tubuh g. Halusinasi kinestetik ; merasa badannya bergerak dlm sebuah ruang atau anggota badannya bergerak. h. Halusinasi viseral ; perasaan tertentu timbul didalam tubuhnya. i. Halusinasi hipnagogik ; ada kalanya pada seorang yg normal, tepat sebelum tertidur persepsi sensorik bekerja salah. j. Halusinasi hipnopompik ; seperti diatas tetapi terjadi tepat sebelum terbangun penuh dari tidur. k. Halusinasi histerik ; timbul pada neurosis histerik karena konflik emosional. l. Mood-Congruent Hallucination ; halusinasi yg sejalan dgn mood. m. Mood-Incongruent Hallucination ; halusinasi yg tidak sejalan dgn mood. n. Formication ; halusinasi taktil dimana pasien merasa ada serangga merayap dibawah kulit, sering terjadi pada pengguna kokain. o. Sinestesia (sensasi atau halusinasi yg disebabkan oleh sensasi lain, mslnya suatu bunyi dialami sbg dilihat) p. Trailing Phenomenon (kelainan persepsi yg berhubungan dgn obat-obat halusinogen dimana benda yg bergerak dilihat sebagai sederetan citra yg terpisah dan tidak kontinu) Ilusi : Interpretasi atau penilaian yg salah tentang pencerapan yg sungguh terjadi/ada rangsangan pd pancaindera. Gangguan Somatosensorik pada Reaksi Konversi : Misalnya : a. Anesthesia (kehilangan indra peraba pd kulit pasien, tetapi tidak sesuai dgn anatomi saraf). b. Paresthesia (indra peraba yg berubah, mslnya seperti ditusuk-tusuk jarum, seperti ada semut berjalan). c. Gangguan penglihatan atau pendengaran. d. Perasaan nyeri. e. Makropsia (benda-benda kelihatannya besar dari sebenarnya). f. Mikropsia (benda-benda kelihatannya kecil dari sebenarnya). g. Depersonalisasi (Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi, tidak sesuai kenyataan). h. Derealisasi (Perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak sesuai kenyataan). i. Fugue (mengambil identitas baru pd amnesia identitas yg lama, sering termasuk jalan-jalan atau berkelana ke lingkungan yg baru) Gangguan Psikofisiologis : Adalah gejala atau gangguan pd bagian tubuh yg disarafi oleh susunan saraf vegetatif dan yg disebabkan oleh gangguan emosi. Gangguan yg berhubungan dgn ggn Kognitif : Agnosia : Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan, sebagai akibat kerusakan otak. a. Anosognosia (ketidaktahuan tentang penyakit) b. Somatopagnosia (ketidaktahuan tentang tubuh) c. Agnosia Visual (ketidakmampuan mengenal benda-benda atau orang) d. Astereognosis (ketidakmampuan utk mengenali benda melalui sentuhan)

e. Prosopagnosia (ketidakmampuan mengenali wajah) f. Apraksia (ketidakmampuan utk melakukan tugas tertentu) g. Simultagnosia (ketidakmampuan utk mengerti lebih dari satu elemen pandangan visual pd suatu waktu) h. Adiodokokinesia (ketidakmampuan untuk melakukan pergerakan yg berubah dgn cepat) 7. GANGGUAN PSIKOMOTOR Gangguan psikomotor dapat berupa : (Meningkat/Menurun saat pemeriksaan) Kelambatan : a. Hipokinesia, hipoaktifitas (gerakan atau aktifitas berkurang). b. (sub)-stupor katatonik (reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan dan aktifitas menjadi sangat lambat, kelihatan seperti pasien sama sekali tidak memperhatikan lingkungan). c. Rigiditas Katatonik (penerimaan postur yg kaku yg disadari, menentang usaha utk digerakkan) d. Posturing Katatonik (penerimaan postur yg tidak sesuai atau kaku yg disadari, biasanya dipertahankan dlm waktu yg lama) e. Katalepsi (suatu posisi yg tidak bergerak yg dipertahankan terus menerus). f. Fleksibilitas serea ( mempertahankan posisi badan yg dibuat orang lain padanya). g. Abulia (penurunan impuls utk bertindak dan berpikir disertai dengan ketidakacuhan tentang akibat tindakan disertai dgn defisit nuerologis) Peningkatan : a. Hiperkinesis, hiperaktivitas (gerakan atau aktifitas yg berlebihan). b. Agitasi Psikomotor (overaktifitas motorik dan kognitif yg berlebihan, biasanya tdk produktif dan sbg respon dari ketegangan dalam) c. Akathisia (perasaan subjektif tentang tegangan motorik sekunder dari medikasi antipsikotik atau medikasi lain yg dapat menyebabkan kegelisahan, melangkah bolak-balik, duduk dan berdiri berulang-ulang, dpt disalahartikan sebagai agitasi psikotik) d. Gaduh-gelisah katatonik (aktivitas motorik yg kelihatannya tidak bertujuan, yg berkali-kali dan seakan-akan tidak dipengaruhi oleh rangsangan luar). e. Tik (gerakan involunter, sekejap serta berkali-kali dari sekelompok otot atau bagian badan yg relatif kecil). f. Bersikap aneh (dgn sengaja mengambil sikap atau posisi badan yg tidak wajar yg aneh/bizar). g. Grimas (mimik yg aneh dan berulang-ulang). h. Stereotipi (gerakan yg tidak bertujuan dan berkali-kali salah satu anggota badan). i. Pelagakan/Mannerism (gerakan atau lagak yg stereotip dan teatral seperti sedang bermain sandiwara). j. Ekhopraxia (langsung menirukan gerakan orang lain pada saat melihatnya). k. Ekholalia (langsung mengulangi atau meniru apa yg dikatakan orang lain) . l. Otomatisme (tindakan yg otomatis yg biasanya mewakili suatu aktifitas simbolik yg tdk disadari) m. Automatisme perintah (menuruti sebuah perintah secara otomatis tanpa pikir terlebih dahulu).

n. Negativisme (menentang nasihat atau permintaan orang lain atau melakukan yg berlawanan dgn itu). o. Katapleksi (tonus otot menghilang dgn mendadak dan sejenak, juga timbul kelemahan umum dgn atau tanpa penurunan kesadaran yg dapat disebabkan oleh berbagai keadaan emosi). p. Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi, dapat berupa : - Kelumpuhan. - Gerakan yg abnormal, mslnya tremor, tik, kejang, ataksia. - Astasia-abasia (tidak dapat duduk, berdiri dan berjalan). q. Mutisme (tdk bersuara tanpa kelainan struktural) r. Verbigerasi (berkali-kali mengucapkan sebuah kata yg sama, msl sy mau makan makan makan dan seterusnya). s. Mimikri (aktivitas motorik tiruan dan sederhana pd anak-anak) t. Berjalan (tidak tegap, kaku/rigid, atau lambat). u. Kompulsi (impuls yg tidak terkontrol utk melakukan suatu tindakan secara berulang). Antara lain : - Dipsomania (dorongan agar minum alkohol). - Egomania (preokupasi dgn diri sendiri). - Erotamania (preokupasi dgn hal-hal sexual). - Kleptomania (dorongan agar mencuri). - Megalomania (dorongan agar mencari kekuasaan). - Monomania (preokupasi dgn sebuah objek). - Nimfomania (dorongan bersanggama pd wanita). - Satiriasis (dorongan bersanggama pd pria). - Trikotilomania (dorongan mencabut-cabut rambutnya). - Ritualistik (dorongan bertingkah laku upacara) 8. GANGGUAN KEMAUAN/DORONGAN KEHENDAK Insomnia +/-, Hipobulia +/-, Raptus +/- (riwayat) Penilaiannya meliputi kesulitan memulai dan mempertahankan aktifitas dan minat yg bertujuan dan dgn maksud tertentu. a. Dorongan (drive) ; tidak ada/lemah/wajar/tinggi. b. Minat (interst) ; ada/tidak, ambivalensi ada/tidak. c. Inisiatif (prakarsa) ; ada/tidak. d. Ambisi ; ada/tidak, realistik/tidak. e. Motivasi ; ada/tidak. f. Aktifitas sehari-hari utk perawatan diri ; baik/perlu disuruh, dibantu/tidak. g. Fungsi pekerjaan dan sosial ; berkurang/normal/berlebihan. h. Penggunaan waktu luang dan hobi ; berkurang/normal/berlebihan. 9. GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS a. Gangguan kepribadian paranoid. b. Gangguan kepribadian skizoid. c. Gangguan kepribadian disosial. d. Gangguan kepribadian emosional tak stabil. e. Gangguan kepribadian histrionik. f. Gangguan kepribadian anankastik.

g. Gangguan kepribadian cemas (menghindar). h. Gangguan kepribadian dependen. 10. GANGGUAN POLA HIDUP Dalam keluarga, pekerjaan, rekreasi, masyarakat.

STATUS PSIKIATRI Penampilan : wajar/tidak wajar, kontak visual/verbal : cukup, kurang. Kesadaran : jernih, berkabut, disorientasi (waktu, tempat, orang). Mood/Afek : Depresi, disforik, labil, tumpul, irritable/Appropriate, inappropriate. Proses Pikir : BP : Logis/non logis, Realis/non realis. AP : Koheren/inkoheren, Asosiasi longgar. IP : Waham, Ide, Preokupasi. Persepsi : Halusinasi, Ilusi. DI : Insomnia, Hipobulia, Raptus. Psikomotor : Meningkat/Tenang saat pemeriksaan.

Related Documents

Gejala
June 2020 25
Gejala
May 2020 27
Gejala
October 2019 32
Gejala
June 2020 30
Peny. Imd.docx
May 2020 12

More Documents from "zhazamaira"

Lapsus Disentri Heros.docx
November 2019 15
Lapsus Heros
October 2019 17
Lapsus Svcs Bab 1-2.docx
December 2019 10
Daftar Pustaka.docx
November 2019 18
Lapsus Tabanan Kochil.docx
November 2019 35