TUGAS RESUME FILM TEKNOLOGI KONSERVASI SBL
Disusun oleh: Nama
: Allysa Puspa Saraswati
NIM
: 165040207111029
Kelas
:J
Asisten
: Aris Firdaus
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018
Resume “Soil Erosion Measurement”
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat hempasan angin, air atau es, karakteristik hujan, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna
lahan
yang
buruk,
kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan,
penggundulan hutan, kegiatan
konstruksi
/
pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya (Arsyad, 2006). Pada video mengenai Soil Erosion Measurement di lahan pertanian di Malawi – Afrika. Erosi yang terjadi disana disebabkan oleh kemiringan lahan dan air. Erosi ini menyebabkan pengikisan tanah bagian atas atau biasa disebut top soil yang mempunyai banyak manfaat bagi tanaman seperti tempat menopang bagi akar tanaman maupun tempat melimpahnya unsur hara. Dikarenakan Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan), faktor iklim pun sangat berpengaruh pada terjadinya suatu erosi tanah. Perubahan musim, kecepatan angin, intensitas hujan, frekuensi terjadinya badai, maupun suhu rata-rata suatu wilayah dapat menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya pengikisan tanah. Wilayah yang memiliki curah hujan dengan frekuensi yang tinggi maupun wilayah yang memiliki frekuensi terjadinya badai dan terpaan angin yang lebih intens akan lebih mudah mengalami erosi (Arsyad, dkk., 2008). Pada film juga di jelaskan bahwa kelerengan tanah sangat berpengaruh terhadap dampak yang di timbulkan oleh erosi. Contohnya pada lahan yang kelerengannya terjal potensi tanah yang terbawa erosi lebih banyak dibandingkan tanah dengan
kelerengan yang cenderung landau potensi tanah yang terbawa erosi lebih kecil. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Banuwa (2008) yaitu erosi tanah terjadi melalui dua proses yakni proses penghancuran partikel-partikel tanah dan proses pengangkutan partikel partikel tanah yang telah dihancurkan. Kedua proses ini terjadi akibat hujan dan aliran permukaan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain curah hujan, karakteristik tanah, penutupan lahan, kemiringan lereng, panjang lereng dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut satu sama lain bekerja secara simultan dalam mempengaruhi erosi. Tanah di lahan pertanian Malawi, Afrika memiliki kondisi tanah yang sangat kering dan padat . Karena kondisi inilah diadakan pengujian untuk mengukur besarnya erosi tanah yang terjadi. Pengujian ini meliputi pada lahan fully managed, partial managed, unmanaged, dan forest. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan botol, dimana setiap botol sampel akan uji pada laboratorium untuk mengetahui seberapa besar partikel tanah yang terbawa oleh erosi. Berdasarkan hasil laboraturium dapat dilihat hasil seberapa besar tingkat erosi yang terjadi. Terlihat dari botol – botol pada lahan unmanaged, tanah yang tidak dilakukan pengolahan terlihat lebih keruh dan berwarna gelap dibandingkan lainnya, maka bisa disebut bahwa partikel - partikel tanah yang terbawa oleh erosi lebih banyak dibanding dengan tanah pada lahan lainnya. Upaya konservasi tanah dilakukan untuk mencegah erosi, memperbaiki tanah yang kondisinya buruk, memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah Dan Air.Bogor : IPB Press. Arsyad, Sitanala dan Ernan Rustiadi. 2008. Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan. Bogor: Yayasan Obor Indonesia. Banuwa, I. S. 2008. Pengembangan Alternatif Usahatani Berbasis Kopi Untuk Pembangunan Pertanian lahan kering Berkelanjutan Di DAS Sekampung Hulu. Disertasi Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor