PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN DI KAMAR BEDAH RSI SARI ASIH AR- RAHMAH KAMAR OPERASI
No. Dokumen : 001/SPO/OKP/PTSA/ III/2015
STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-3
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroro, SPAn
PENGERTIAN
Suatu proses penerimaan dan pelayanan pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan di kamar bedah.
TUJUAN
Untuk memastikan bahwa prosedur penerimaan dan pelayanan pasien di kamar bedah berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada dan untuk dapat memudahkan pemantauan.
KEBIJAKAN
Semua pasien yang masuk ke ruang operasi harus dilakukan validasi pasien terhadap persiapan yang sudah dilakukan.
PROSEDUR
1. Perawat kamar bedah menerima jadwal operasi dari ruangan baik Rawat Inap ataupun Rawat Jalan. Perawat kamar bedah menanyakan tentang persiapan yang sudah dilakukan, baik dari pasien, administrasi dan persiapan pemeriksaan penunjang lainnya. Termasuk juga apakah diperlukan tindakan dengan dokter anesthesi atau dengan lokal anesthesi. 2. Bila diperlukan pembiusan, maka perawat kamar operasi memberitahukan kepada dokter anesthesi yang bertugas pada hari tersebut. 3. Perawat bedah menyiapkan alat-alat dan obat-obatan anastesi yang diperlukan. 4. Perawat bedah menyiapkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan jenis operasi. 5. Perawat memanggil pasien 30 menit sebelum jadwal operasi yang ditentukan. 6. Setelah pasien tiba di kamar operasi, perawat ruangan melakukan serah terima pasien dengan perawat kamar bedah, dilakukan validasi data dan verifikasi terhadap pasien yang akan dilakukan tindakan antara lain : (nama pasien, tindakan yang akan dilakukan, daerah yang akan dilakukan tindakan, kelengkapan persiapan baik persiapan pasien, administrasi dan pemeriksaan penunjang).
PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN DI KAMAR BEDAH RSI SARI ASIH AR- RAHMAH
KAMAR OPERASI PROSEDUR
No. Dokumen : SPO/OKP/149
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-3
7. Perawat kamar bedah memberi kesempatan/menuntun pasien berdoa untuk mengurangi kecemasan. 8. Bila semua sudah sesuai, maka perawat membawa pasien ke ruang tindakan. 9. Dokter anesthesi dan perawat bedah melakukan verifikasi ulang kepada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan ( sign in ) meliputi: identitas pasien dan gelang pasien, inform consent, nama Operator, nama Anastesi, nama tindakan, pemberian tanda dilokasi operasi, pemeriksaan kelengkapan anastesi, pemeriksaan tandatanda vital, riwayat alergi, resiko selama anastesi, rencana Anastesi. 10. Dokter anesthesi melakukan pembiusan dibantu oleh perawat sirkuler. 11. Dokter operator dan perawat kamar bedah melakukan cuci tangan prosedural, memakai jas operasi steril dan sarung tangan steril, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 12. Sebelum operasi dimulai perawat, dokter bedah, dokter anastesi melakukan verifikasi kelengkapan Tim, kelengkapan peralatan operasi,identitas pasien, obat premedikasi, obat antibiotik, pemasangan foto radiologi bila ada. 13. Dokter operator melakukan desinfeksi daerah yang akan dilakukan tindakan, dilanjutkan dengan melakukan draping. 14. Dokter operator dan tim siap melakukan pembedahan. 15. Bila saat operasi ditemukan penyulit/kelainan lain di luar bidang pengetahuan dokter operator maka dokter akan memberitahukan kepada keluarga pasien perihal kelainan yang ditemui, sekaligus meminta ijin kepada keluarga pasien untuk dikonsultasikan ke dokter yang ahli di bidang tersebut. Bila keluarga pasien menyetujui, keluarga di mohon menandatangani inform koncent tindakan berikutnya. Kemudian perawat kamar bedah menghubungi dokter konsulen dan memberitahukan untuk datang ke kamar bedah secepat mungkin. 16. Bila keluarga tidak memberikan persetujuan untuk tindakan terhadap kelainan yang ditemui, maka operator primer melanjutkan operasi.
17. Setelah operasi selesai sebelum dilakukan penutupan incisi dilakukan Signt Out maka instrumentator melakukan penghitungan ulang terhadap kasa, instrument, dan jarum dibantu oleh perawat sirkuler.
PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN DI KAMAR BEDAH RSI SARI ASIH AR- RAHMAH KAMAR OPERASI PROSEDUR
No. Dokumen : SPO/OKP/149
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 3-3
18. Bila ternyata ada kasa, instrument dan jarum yang tidaka lengkap maka dilakukan pencarian terhadap benda tersebut di sekitar daerah operasi, di samping kanan-kiri meja operasi dan di sela-sela linen yang dipakai. 19. Bila ditemukan, dokter operator mengeluarkan dari tubuh pasien. Instrumentator menghitung kembali jumlah keseluruhan benda tersebut, melaporkan kepada operator dan luka operasi ditutup. 20. Bila dengan yakin bahwa tidak ada benda yang tertinggal, instrumentator tetap menghitung kembali benda yang hilang dan melaporkan kepada dokter operator. Beliau yang akan memberi keputusan untuk menutup luka operasi. 21. Dokter anesthesi menyudahi pembiusan dibantu oleh perawat sirkuler, dan membawa pasien ke ruang pemulihan. 22. Perawat ruang pemulihan melakukan observasi kepada pasien, dan bil ada masalah perawat ruang pemulihan memberitahukan kepada dokter anesthesi dan dokter bedah. 23. Setelah pasien stabil selama di ruang pemulihan 60-120 menit maka perawat ruang pemulihan memberitahukan kepada dokter anesthesi perihal rencana pemulangan pasien ke ruangan. 24. Pasien kembali ke ruangan atas persetujuan dokter anesthesi dengan memakai score aldreth. 25. Bila selama observasi di ruang pemulihan ditemukan masalah misalnya perdarahan, perawat anesthesi melaporkan kepada dokter bedah. Dokter bedah memberi instruksi apakah diperlukan pembedahan ulang atau tidak, dokter bedah menginformasikan kepada keluarga tentang hal yang terjadi. 26. Bila diperlukan bedah ulang, perawat kamar bedah dan perawat anesthesi menyiapkan alat-alat yang akan diperlukan.
UNIT TERKAIT
RWI, RWJ, UGD, SMF, Komite Medik
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN HIV AIDS DAN HEPATITIS DI KAMAR BEDAH
KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/150
STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SPAn PENGERTIAN
Petunjuk penatalaksanaan pembedahan pada pasien yang mengidap kasus HIV AIDS dan Hepatitis.
TUJUAN
1. Mencegah terjadinya penularan infeksi dari pasien ke petugas kamar bedah. 2. Mencegah terjadinya penularan infeksi dari pasien ke pasien yang lainnya.
KEBIJAKAN
Setiap melaksanakan tindakan operasi dengan infeksi dan penyakit menular mengacu kepada prinsip universal caution dan pengendalian infeksi.
PROSEDUR
1. Tentukan ruang operasi yang akan digunakan. 2. Siapkan ruangan sedemikian rupa sehingga alat-alat yang ada didalam ruangan hanya berupa kebutuhan standar kamar bedah dan sesuai dengan kebutuhan operasi. 3. Batasi jumlah petugas dan hanya yang berkepentingan yang ada di dalam kamar operasi, usahakan selama tindakan berlangsung petugas tidak keluar masuk ruangan. 4. Gunakan universal precaution berupa apron plastik, kacamata google, masker dengan perisai plastik, sepatu boot. 5. Gunakan sarung tangan steril berlapis.
6. Untuk dokter anesthesi dan petugas anesthesi serta petugas lain gunakan sarung tangan non steril setiap tindakan. 7. Bertindak dengan hati-hati, gunakan dengan media lain setelah tangan sebagai penghantar untuk menyerahkan dan menerima bendabenda tajam seperti gunting, jarum, pisau pada operator misalnya dengan menggunakan nier bekken/bengkok. 8. Gunakan disposible draping bila tersedia jika tidak ada gunakan steridrape dengan prinsip isolasi cairan tubuh.
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN HIV AIDS DAN HEPATITIS DI KAMAR BEDAH No. Dokumen : SPO/OKP/150
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-2
KAMAR OPERASI PROSEDUR
9. Setelah tindakan operasi selesai buang benda-benda tajam pada sharp container, buang linen-linen disposibel sebagai sampah infeksius, jika menggunakan linen non disposibel tempatkan linen kotor pada kantong infeksius warna kuning dengan diberi tanda xx berwarna merah untuk segera dikirim ke laundry. 10. Buang semua sampah-sampah yang infeksius (terkontaminasi dengan cairan tubuh seperti darah, pus, urine dan cairan lambung). 11. Untuk alat-alat anestesi seperti ETT, gudel, sircuit tubing digunakan sekali pakai. 12. Bersihkan kamar operasi dan semua peralatan yang ada di kamar operasi dengan menggunakan chlorsef 17 1:1 atau clorsef 87 1:5.
UNIT TERKAIT
Laundry
LAPORAN OPERASI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/151 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 20 Februari 2015 OPERASIONAL
No Revisi : 03
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Laporan tertulis yang dibuat oleh dokter operator setelah selesai operasi yang berisikan segala tindakan yang dilakukan selama operasi berlangsung.
TUJUAN
1. Sebagai pertanggungjawaban atas segala tindakan yang dilakukan 2. Sebagai medical record pasien.
3. Sebagai dokumen legal rumah sakit. KEBIJAKAN
Setiap selesai melakukan tindakan operasi, dokter operator wajib membuat laporan operasi.
PROSEDUR
Dokter mengisi dengan jelas, dengan tulisan yang dapat dibaca, dan tidak menggunakan singkatan dan istilah-istilah pribadi dilembar laporan, antara lain: 1. Data pasien 2. Tanggal dan jam operasi dilakukan 3. Diagnosa pre dan post operasi, nama dokter anestesi, asisten dan instrumentator. 4. Proses jalannya operasi, hal-hal yang ditemukan dan dilakukan dari awal sampai selesai tindakan operasi. 5. Menjelaskan apakah ada pemeriksaan kultur patologi anatomi dan lain-lain. 6. Menulis instruksi post operasi dilembar catatan medis pada status pasien. 7. Menandatangani di sudut kanan bawah lembar laporan operasi.
UNIT TERKAIT
RWI, RWJ, MR
KONSULTASI PRE-OP ATAU DURANTE OP KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/152 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, Direkrur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli
TUJUAN
Prose pelayanan yang memerlukan konsultasi dapat dilakukan secara akurat dan optimal
KEBIJAKAN
1. Pada saat ahli bedah (dokter primer) melakukan tindakan pembedahan sesuai dengan bidangnya, ada kemungkinan ia akan menjumpai patologi lain diluar bidang keahliannya yang memerlukan penanganan saat itu juga oleh dokter ahli bedah (dokter konsulen) lain. 2. Konsul yang dimintakan dapat berupa : a) Tindakan pembedahan sebagian, agar tindakan pembedahan yang direncanakan dapat diteruskan. Misalnya : Ditemukan adhesie usus saat operasi obs-gyn yang memerlukan adhesiolyse, bila tidak dilakukan maka operasi obs-gyn tidak dapat dilanjutkan. b) Pengambil alihan kasus Misalnya : Ditemukan torsio ovarium saat pasien dilakukan tindakan yang diperkirakan pathologi dari appendix. Terjadi komplikasi atau hal-hal yang tidak diharapkan sehingga perlu dilakukan tindakan lebih lanjut. 2. Untuk itu perlu dibuat pengaturan bila hal ini terjadi.
PROSEDUR
1. Dokter primer menentukan dokter konsulen dan menghubungi dokter tersebut serta menjelaskan secara lisan mengapa diperlukan konsul. Permintaan konsul ini juga dapat dilakukan melalui dokter anestesi atau staf kamar bedah lainnya. 2. Kedua dokter bersama-sama melakukan pemeriksaan dan evaluasi.
KONSULTASI PRE-OP ATAU DURANTE OP
KAMAR OPERASI PROSEDUR
No. Dokumen : SPO/OKP/152
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-2
3. Bila tidak perlu dilakukannya tindakan pembedahan, maka dokter konsulen akan mengisi lembar konsultasi dan kosul selesai. 4. Bila perlu dilakukan tindakan pembedahan : a) Dokter primer dan atau bersama-sama dengan dokter konsulen berbicara dengan pasien dan atau anggota keluarganya untuk memberikan penjelasan mengapa perlunya konsultasi dan tujuannya. b) Bila pasien dan atau keluarganya setuju maka konsul dilanjutkan dan melengkapi Surat Izin Operasi/Tindakan. c) Bila pasien dan atau keluarga tidak setuju maka konsul dibatalkan dan dokter primer melanjutkan tindakannya dan melengkapi Surat Penolakan. 5. Bila tindakan pembedahan lanjut disetujui maka : a) Kedua dokter bedah melakukan tindakan bersama-sama sampai tujuan konsulen tercapai. b) Dokter primer mengalih rawatkan pasien tersebut ke dokter konsulen. 6. Setelah tindakan selesai : a) Dokter primer melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan antara lain surat permintaan konsul bila sampai saat itu masih dilakukan secara lisan, laporan operasi, permintaan pemeriksaan lanjut dan lain-lain. b) Dokter konsulen menjawab konsul di lembaran yang disediakan dan melengkapi semua dokumen-dokumen yang diperlukan, laporan operasi, formulir permintaan pemeriksaan lanjut, dan lain-lain. c) Mengisi jasa medik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
UNIT TERKAIT
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER BEDAH DI UNIT KAMAR BEDAH KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/153 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Suatu ketentuan yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap dokter yang akan melakukan tindakan di kamar bedah.
TUJUAN
1. Agar dokter bedah mengetahui hak dan kewajibannya di Unit Kamar Bedah. 2. Dapat bersama-sama mewujudkan suasana kerja yang menyenangkan dan kondusif.
KEBIJAKAN
Setiap dokter yang melakukan tindakan di kamar bedah mengetahui hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan rumah sakit.
PROSEDUR
Kewajiban Dokter Bedah : 1. Umum a) Terdaftar sebagai dokter yang boleh melakukan tindakan medis sesuai dengan kompetensinya. b) Mentaati semua peraturan RSI SARI ASIH AR- RAHMAH pada
umumnya dan khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di unit kamar bedah. c) Mengetahui tata cara bekerja di unit kamar bedah seperti pemakaian masker, penutup kepala, gaun operasi, sarung tangan, cuci tangan bedah, dll. 2. Terhadap pasien a) Telah melakukan semua pemeriksaan dan konsultasi yang diperlukan sebelum tindakan bedah dilakukan. b) Mempersiapkan pasien (termasuk Surat Izin Operasi/Tindakan) dan semua kebutuhan dan bahan-bahan habis pakai yang diperlukan untuk tindakan pembedahan itu. c) Mendaftarkan pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d) Melakukan tindakan pembedahan pada pasiennya sesuai dengan indikasi medis. e) Melakukan tindakan pembedahan dengan bertanggung jawab dan sebaik-baiknya sesuai dengan bidang keahliannya.
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER BEDAH DI UNIT KAMAR BEDAH KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/153 PROSEDUR
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-2
3. Interaksi dengan staf unit kamar bedah a) Dapat bekerjasama dengan dokter-dokter lain. b) Dapat bekerjasama dengan paramedis sebagai mitra dan juga staf non medis. 4. Penggunaan alat-alat dan perlengkapan unit kamar bedah a) Mengetahui penggunaan semua instrumentarium dan peralatan lain di unit kamar bedah yang dipakai oleh dokter bedah tersebut sesuai dengan peruntukkannya. b) Ikut menjaga dan memelihara peralatan-peralatan tersebut. 5. Administratif
Setelah tindakan pembedahan selesai : a) Menulis dengan lengkap instruksi pasca bedah b) Membuat laporan operasi c) Bila ada melengkapi formulir-formulir pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan patologi anatomi, kultur, dan lain-lain. d) Mengisi formulir jasa medik sesuai dengan tindakan yang dilakukan dan nilai yang berlaku. Hak Dokter Bedah : 1. Mendapat asistensi dan bantuan dari staf unit kamar bedah dalam melakukan tindakan pembedahan. 2. Menggunakan semua peralatan yang ada di unit kamar bedah untuk keperluan tindakan pembedahannya. Bila alat-alat atau bahan-bahan habis pakai yang dibutuhkan tidak tersedia, maka dokter bedah dapat menggunakan alat-alat/bahan-bahan habis pakai yang dibawanya sendiri setelah mendapat persetujuan dari pihak management. 3. Pasien : a) Berhak menentukan cara penanganan yang dilakukannya sesuai dengan indikasinya tanpa intervensi dari pihak-pihak lain. b) Berhak menerima konsul dari dokter lain sesuai dengan indikasi atau menerima konsul dari dokter lain. 4. Mendapatkan jasa medik yang sesuai. UNIT TERKAIT
---
PROSEDUR PERMINTAAN BARANG FARMASI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/154 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SPAn PENGERTIAN
Penatalaksanaan permintaan obat dan alkes/barang habis pakai dari OK ke farmasi.
TUJUAN
1. Memberikan petunjuk pelaksanaan permintaan barang ke farmasi kepada petugas perawat di unit kamar bedah. 2. Menjaga agar logistik kamar bedah khususnya obat dan alkes tidak terputus dan sesuai dengan jumlah stok minimal dan maksimal.
KEBIJAKAN
Permintaan barang farmasi dilakukan sesuai dengan stok minimal dan maksimal harian dan dilakukan sesuai dengan prosedur permintaan barang.
PROSEDUR
A. Permintaan Barang Rutin 1. Permintaan barang farmasi dilakukan sesuai dengan kebijakan farmasi yaitu setiap hari Senin, Rabu, Jumat setiap minggunya yang mengacu pada selisih stok maksimal dan sisa fisik barang. 2. Petugas kamar bedah membuat permintaan barang dikartu stok, lalu menulis barang-barang yang harus diminta dibuku permintaan di farmasi dan dipenuhi oleh farmasi. 3. Kartu stok dan buku amprahan diserahkan kepada petugas farmasi. 4. Farmasi memenuhi kebutuhan obat dan alkes yang diperlukan sesuai dengan permintaan OK. Setelah selesai pada hari itu juga petugas farmasi menghubungi OK barang-barang yang dibutuhkan sudah siap selanjutnya petugas OK mengambil barang dari farmasi. 5. Petugas farmasi melakukan serah terima barang dengan petugas OK dan mencocokkan jumlah barang dan jumlah yang tertera pada bukti distribusi barang serta melihat kondisi fisik barang.
PROSEDUR PERMINTAAN BARANG FARMASI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/154
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-2
PROSEDUR
7. Jika ada ketidakcocokkan antara barang dan bukti distribusi maka petugas farmasi wajib memenuhi kekurangannya atau jika barangnya memang tidak ada maka dicatata dibuku amprahan. 8. Petugas OK meletakkan dan merapihkan barang/obat dan alkes pada tempatnya masing-masing dan mengisi kartu stok di OK. B. Permintaan Cito/Sewaktu 1. Petugas OK membuat permintaan obat/alkes pada buku permintaan cito kemudian ditandatangani oleh PJT atau perawat sirkuler. 2. Buku permintaan dikirim ke farmasi oleh asper. 3. Farmasi memenuhi permintaan, dan mencatat dibuku permintaan Cito. 4. Petugas OK/ asper mengambil sendiri barang ke farmasi dan melakukan serah terima barang dengan petuga farmasi. C. Permintaan Narkotik 1. Perawat membuat permintaan obat pada buku permintaan narkotik dan meminta dr Anastesi untuk menulis resep narkotika yang akan dipakai. 2. Permintaan dikirim ke apotik dan obat diambil sendiri oleh petugas kamar bedah / asper dan dilakukan serah terima barang. 3. Perawat meminta dr Anastesi untuk menulis resep narkotika yang sudah dipakai bila kondisi cito.
UNIT TERKAIT
Gudang Farmasi, Apotik
PENANGANAN JARINGAN PASCA OPERASI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/155 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan jaringan pasca operasi adalah segala sesuatu yang dipisahkan dari tubuh pasien pada saat dilakukan tindakan pembedahan dapat berupa benda padat maupun benda cair seperti pus atau cairan tubuh lain.
TUJUAN
1. Memberi petunjuk agar jaringan yang sudah diambil mendapat perlakuan sesuai prosedur. 2. Menghindari terjadinya kekeliruan/tertukarnya jaringan dengan pasien lainnya.
KEBIJAKAN
Perlu dibuat prosedur penanganan jaringan pasien pasca operasi untuk menghindari terjadinya kekeliruan.
PROSEDUR
1. Konservasi Jaringan a) Jaringan dimasukkan kedalam container yang disediakan untuk keperluan itu. b) Jaringan diberi zat pengawet seperti alcohol 70% atau formalin dan disimpan di tempat yang aman. 2. Bila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut a) Dokter bedah menentukan jenis pemeriksaan yang diperlukan seperti patologi anatomi, pembiakan, dll. b) Dokter bedah memberi penjelasan kepada pasien dan atau keluarganya mengenai pemeriksaan lebih lanjut ini. Bila diperlukan dan atas persetujuan pasien dan atau keluarganya, diperlihatkan terlebih dahulu ke pasien dan atau keluarganya sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. c) Bila disetujui, dokter bedah melengkapi formulir permintaan pemeriksaan yang diperlukan dan juga mengisi data-data medis yang diperlukan oleh dokter pemeriksa jaringan. d) Bila tidak disetujui, penandatanganan surat penolakan dan jaringan diperlakukan sebagai jaringan yang tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
PENANGANAN JARINGAN PASCA OPERASI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/155 PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-2
3. Bila tidak diperlukan pemeriksaan lebih lanjut a) Jaringan terbungkus dengan baik dibawa ke pasien dan atau keluarganya dan diberi penjelasan yang diperlukan. b) Penanganan lebih lanjut akan diurus oleh keluarga Jaringan diserahkan ke pihak keluarganya, dan diberi penjelasan yang diperlukan. Surat tanda terima ini dimasukkan ke status pasien. c) Pasien dan atau keluarganya tidak mau menerima jaringan tersebut. Mengisi surat tanda penolakan jaringan yang juga sebagai kelengkapan status pasien selanjutnya staf kamar bedah akan melanjutkan prosedur pemusnahan jaringan tersebut. RWI, RWJ, Laboratorium
PENGELOLAAN PRA, DURANTE DAN PASCA ANESTESI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/156 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-3
Ditetapkan,
Dr. Adi Nugroho, SPAn PENGERTIAN
Pengelolaan Pra, Durante, dan Pasca Anestesi yang dilakukan kepada pasien untuk memberikan rasa aman dan safety pasien sehingga terhindar dari kesalahan sebelum maupun sesudah dilakukan tindakan pembiusan.
TUJUAN
Untuk memastikan tanggung jawab dokter anestesi dalam menentukan status medis pasien, membuat rencana pengelolaan anestesi dan memberitahukan kepada pasien atau keluarga mengenai rencana tersebut.
KEBIJAKAN
1. Pengawasan dimulai sejak Pra, Durante dan Pasca Anestesi. 2. Pemantauan dan tindakan anestesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi dibantu perawat sirkuler. Dokter spesialis anestesiologi bertanggung jawab terhadap semua tindakan anestesiologi baik Pra,
Durante dan Pasca anestesi. PROSEDUR
PENGELOLAAN PRA ANESTESI 1. Adapun pengelolaan pra anestesia dengan mempelajari rekam medis pasien (Medical Record). 2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik meliputi membahas riwayat medis, kebiasaan, habituasi, pengalaman anestesi dan terapy obat terdahulu, menilai aspek-aspek kondisi fisik yang dapat mempengaruhi keputusan berkenaan dengan resiko dan penatalaksanaan peri operatif. 3. Meminta dan atau mempelajari hasil-hasil pemeriksaan dan konsultasi yang diperlukan untuk melakukan anesthesia. 4. Menentukan medical pra anesthesia (pre med) yang tepat yang diperlukan untuk melakukan anesthesia.
PENGELOLAAN PRA, DURANTE DAN PASCA ANESTESI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/156 PROSEDUR
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-3
5. Adapun di kamar operasi persiapan pra anestesi yang dilakukan meliputi persiapan dokter anestesi. Persiapan alat( Sign In ) meliputi mesin anestesi, peralatan intubasi dan persiapan obat baik obat-obat pre mediksai (narkotik, analgetik dan sedative), obat-obat pelumpuh otot, obat-obat emergency dan stiker label atau cairan yang digunakan. PENGELOLAAN DURANTE Sesuai dengan standar pelayanan anesthesia selama pembiusan, pada prinsipnya adalah untuk melakukan pemantauan fungsi-fungsi vital
pasien yang dibius, meliputi: 1. Fungsi pernafasan meliputi pemantauan oksigenasi, pemantauan ventilasi. 2. Fungsi sirkulasi untuk memastikan keadekuatan fungsi sirkulatori pasien selama anestesia dengan metode : Pada setiap pasien yang menjalani anesthesia harus dipaparkan gambaran EKG secara kontinyu sejak awal anesthesia hingga meninggalkan lokasi. Dilakukan pemeriksaan dan evaluasi tekanan darah arterial dan laju jantung setiap 5 menit, fungsi sirkulatori harus dibuat evaluasi secara kontinyu, paling tidak dengan salah satu dari yang berikut ini: palpasi nadi, auskultasi bunyi jantung, pemantauan jelas, tekanan intra arterial, pemantauan nadi peripheral ultrasound atau pletismografi atau oksimetri pulse. 3. Suhu tubuh mempertahankan suhu tubuh pasien yang sesuai. Mempertahankan suhu tubuh pasien yang sesuai selama anesthesia dengan metode memantau adanya perubahan-perubahan signifikan suhu tubuh secara klinis diinginkan, diantisipasikan atau dicurigai. PENGELOLAAN PASCA ANESTHESIA 1. Semua pasien yang menjalani anesthesia umum, anesthesia regional harus menjalani tatalaksana pasca anestesi yang tepat yaitu dengan : semua pasien yang menjalani tindakan anesthesia harus dimasukkan ke Recovery Room (RR).
PENGELOLAAN PRA, DURANTE DAN PASCA ANESTESI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/156 PROSEDUR
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 3-3
2. Seorang pasien yang dipindahkan ke RR harus didampingi oleh seorang anggota tim pengelola anesthesia yang memahami kondisi
pasien. Pasien tersebut harus dinilai secara kontinyu dan ditandatangani selama pemindahan dengan pemantauan dan bantuan sesuai dengan kondisi pasien. 3. Setelah tiba di RR pasien harus dinilai kembali oleh dr anesthesia yang mendampingi pasien dan laporan verbal diberikan kepada perawat RR ( perawat bedah yang berdinas saat itu ) yang bertanggung jawab : Kondisi pasien setelah tiba di RR harus segera dicatat, dr anesthesia harus memberikan informasi yang berkenan dengan kondisi pasien selama pra bedah dan jalannya pembedahan/anesthesi kepada perawat RR/ perawat bedah yang berdinas saat itu. 4. Kondisi pasien di RR harus dinilai secara kontinyu antara lain : pemantauan oksigenasi, ventilasi, sirkulasi dan suhu. Selama pemulihan penilaian oksigenasi kuantitatif dilakukan dengan pemasangan oksimetri pulse dan harus dibuat laporan tertulis yang akurat selama di RR yaitu dengan penggunaan sistem skor RR yang tepat pada saat pasien masuk, selama di RR dan saat keluar di RR. 5. Seorang dokter spesialis anestesiologi bertanggung jawab atas pengeluaran pasien dari RR ada kriteria khusus untuk mengeluarkan pasien dari RR. Kriteria ini dapat berbeda untuk pasien yang dipindahkan langsung keruang rawat rumah sakit, ICU atau pulang ke rumah (ODC). UNIT TERKAIT
RWI, RWJ, UGD, ICU, ODC
PASIEN DENGAN PATHOLOGI KELABU
KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/157
STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Adalah kelainan/penyakit pasien yang penanganannya dapat dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu kedokteran dan dokter spesialis disiplin ilmu itu menganggap kelainan/penyakit itu merupakan daerah keahliannya misalnya : bibir sumbing yang dapat dikerjakan oleh spesialis bedah plastik, bedah mulut, bedah umum atau spesialis THT; hernia nucieus pulposa yang dapat dikerjakan oleh spesialis bedah tulang atau bedah syaraf; thyroid pathologi yang dapat dikerjakan oleh spesialis bedah onkologi, bedah umum atau bedah THT dan lain-lain.
TUJUAN
Memberikan acuan kepada seluruh tenaga medis dalam penanganan pasien dengan pathologi area kelabu sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antar multi disiplin ilmu dan keahlian sehingga penanganan pasien dapat tercapai dengan baik dan profesional.
KEBIJAKAN
1. Sampai saat ini tidak ada acuan yang baku dari departemen kesehatan maupun organisasi profesi yang mengatur masalah ini, dengan demikian menyulitkan pengaturan oleh management rumah sakit dan komite medik. 2. Perlu ditetapkan aturan internal intern rumah sakit islam sari asih arrahmah untuk menjaga hubungan kerjasama yang baik diantara berbagai disiplin ilmu dan membantu pasien untuk menentukan oleh bidang ilmu mana sebaiknya ditangani untuk mencapai kesembuhannya.
PROSEDUR
1. Pasien berhak menentukan pilihannya sendiri. Pilihan pasien adalah mutlak. a) Agar tertib administrasi berjalan baik, pasien diminta untuk melengkapi formulir pilihan dokter/ menulis persetujuan tindakan medis dilakukan oleh dokter pilihan tersebut. b) Dokter yang dipilih juga diharapkan mengetahui batas kompetensinya, walaupun sudah mendapat kepercayaan dari pasien, tapi bila ia menganggap tidak dapat melayani pasien dengan baik, bersedia merujuk pasien tersebut ke sejawat yang lebih berkompetensi.
PASIEN DENGAN PATHOLOGI KELABU KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/157
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-2
PROSEDUR
2. Pasien pribadi dokter spesialis boleh ditangani oleh dokter spesialis tersebut sesuai dengan kompetensinya. 3. Pasien rumah sakit yang belum menentukan dokter yang akan menanganinya : a) Berhak mendapat penjelasan mengenai berbagai disiplin ilmu yang dapat menangani kelainan atau penyakitnya. Penjelasan dapat diberikan oleh pihak rumah sakit atau dokter yang menerima pasien tersebut. b) Dalam menentukan pilihannya, sebaiknya tidak mendapat tekanan atau paksaan dari pihak manapun juga. Dan sebaiknya dihindari terjadinya praktek-praktek 'dichotomi'. c) Pasien menentukan bidang disiplin ilmu dan juga dokter yang akan menanganinya, bila perlu dengan mengisi formulir pilihan dokter yang tersedia. d) Dokter dari disiplin ilmu yang dipilih menentukan apakah bersedia menangani pasien tersebut dengan mementingkan yang terbaik untuk kesembuhan penyakit pasiennya dan kompetensinya. e) Bila dari point 3A-3D diatas sudah dijalankan tetapi masih ada hal-hal yang mengakibatkan kerjasama antar disiplin tidak dapat berjalan dengan baik akan diputuskan oleh komite medik sebagai dewan tertinggi.
UNIT TERKAIT
Medik
PROSEDUR PELAYANAN PRA ANESTESI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/ STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Pelayanan pra anestesi dimulai saat pasien berada diruang perawatan dan berakhir menjelang akan dilakukan anestesi di kamar operasi.
TUJUAN
Mengupayakan kondisi optimal dari pasien agar dapat menjalani anestesi atau pembedahan dengan hasil sebaik-baiknya.
KEBIJAKAN
1. Penatalaksanaan pra anestesi dikerjakan dalam waktu 24 jam sebelum tindakan anestesi atau pembedahan terencana dimulai. 2. Pada pembedahan darurat evaluasi dilakukan sebelum memulai anestesi atau pembedahan. 3. Penatalaksanaan pra anestesi mencakup identitas pasien, pemahaman prosedur bedah atau medik yang akan dilaksanakan, riwayat medis dan pemeriksaan klinis rutin serta pemeriksaan khusus dari pasien, konsultasi dengan dokter spesialis lain bila diperlukan pengaturan terapi, misalnya terapi cairan, terapi nafas, dll serta memberikan penjelasan tentang tindakan anestesi kepada pasien melalui informed consent.
PROSEDUR
1. Dokter anestesi menerima konsul dari dokter bedah. 2. Dokter anestesi melakukan visiting pre operasi. 3. Dokter anestesi menentukan pemberian obat-obat premedikasi dan waktu pemberiannya. 4. Penilaian ulang terhadap pasien di kamar, persiapan meliputi pemeriksaan identitas penderita, riwayat penyakit, diagnosa dan tindakan yang akan dilakukan.
5. Melakukan persiapan alat-alat dan obat di ruang operasi atau tindakan. 6. Mengelola pasien menjelang dilakukan anestesi atau operasi di kamar operasi. UNIT TERKAIT
RWI, RWJ, UGD, ICU
PROSEDUR PELAYANAN INTRA ANESTESI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/ STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Melakukan pemantauan dari tindakan antisipasi terhadap perubahan jalan nafas, oksigenasi, ventilasi, sirkulasi suhu tubuh dan kesadaran selama anestesi/operasi baik oleh dokter spesialis anestesi.
TUJUAN
1. Mempertahankan fungsi vital dalam batas normal dan menghilangkan rasa nyeri baik anestesi umum maupun regional analgesi. 2. Mengurangi atau menghilangkan kecemasan penderita terutama pada pasien dengan regional analgesi. 3. Memberikan rasa nyaman kepada ahli bedah dalam melaksanakan tugas.
KEBIJAKAN
1. Pemantauan dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau perawat sirkuler yang telah diberikan wewenang. 2. Dalam hal terjadi kegawatdaruratan dokter spesialis anestesi harus melakukan tindakan antisipasi atau resusitasi dibantu oleh perawat sirkuler dan dokter jaga.
3. Dokter spesialis anestesi bertanggung jawab terhadap semua tindakan anestesi. PROSEDUR
1. Persiapan dan pemeriksaan ulang terhadap pasien menjelang dilakukan anestesi. 2. Melaksanakan induksi anestesi. 3. Melaksanakan rumatan anestesi. 4. Melaksanakan pengakhiran anestesi.
UNIT TERKAIT
---
PROSEDUR PELAYANAN PASCA ANESTESI KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/ STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Pelayanan pasien yang telah menjalani anestesi/operasi umumnya masih dalam pengaruh obat-obat anestesi sebelum ke ruang rawat inap.
TUJUAN
Memonitor fungsi vital pasien dalam batas normal setelah anestesi berakhir hingga pengaruh obat anestesi hilang serta menjaga dan mengurangi rasa nyeri.
KEBIJAKAN
1. Pengawasan dimulai sejak pasca anestesi atau pembedahan, masuk ke ruang pulih/rr sampai dikembalikan ke ruangan. 2. Dokter spesialis anestesi bertanggung jawab terhadap pasien yang dirawat di ruang pulih sampai menentukan kriteria pasien yang bisa dipulangkan ke ruang rawat.
PROSEDUR
1. Lakukan serah terima pasien secara jelas tentang data operasi anestesi, junlah perdarahan, ataupun penyulit yang terjadi serta pemeriksaan jaringan hasil operasi bila ada dari ruang tindakan pembedahan ke ruang pulih RR. 2. Lakukan penilaian kesadaran. 3. Berikan bantuan oksigenasi, ventilasi dan pertahankan sirkulasi. 4. Awasi terjadinya hipoventilasi karena depresi pernafasan, obstruksi pangkal lidah atau cairan, aspirasi cairan lambung dan henti nafas, bila perlu lakukan pembebasan jalan nafas. 5. Awasi fungsi vital lainnya untuk mencegah terjadinya komplikasi. 6. Berikan analgetik bila diperlukan sesuai instruksi dokter anestesi. 7. Dokter anestesi menentukan pemulangan pasien sesuai dengan kriteria aldrete. 8. Perawat melakukan koordinasi dengan petugas rawat inap, keluarga pasien perihal pemulangan pasien di ruang pulih. 9. Dokumentasi dan serah terima pasien.
UNIT TERKAIT
RWI, OK, ICU
PENGOPERASIAN MONITOR ANESTESI NARKOMED KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/158 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 6 Januari 2010 OPERASIONAL
No Revisi : 6 Januari 2010 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Pedoman dalam penggunaan monitor anestesi.
TUJUAN
Agar pengoperasian alat dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.
KEBIJAKAN
Setiap pengoperasian monitor anestesi penlon sesuai dengan prosedur.
PROSEDUR
1. Hubungkan power cable ke sumber listrik dan putar tombol ON untuk mengidupkan mesin. 2. Hubungkan semua kabel parameter (SPO2, NIBP, ECG, Temperature Probe, Monitor Gas Anestesi, BIS) yang akan digunakan ke alat. 3. Pasangkan elektroda EKG, SPO2 sensor, NIBP cuff, monitor gas anestesi conector, BIS sensor ke pasien. 4. Untuk merubah parameter yang diinginkan tekan pada layar parameter yang ingin dirubah atau masuk ke layar menu dan pilih parameter yang ingin diubah. 5. Jika ingin mensiagakan alat tekan tombol standby pada alat, maka alat akan menghentikan semua pembacaan parameter pasien dan alat dalam keadaan siaga/standby.
UNIT TERKAIT
Maintenance
PENGOPERASIAN MESIN ANESTESI PENLON KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No. Dokumen : SPO/OKP/159 Tanggal Ditetapkan : 6 Januari 2010
No Revisi : 6 Januari 2010 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN
Pedoman dalam pengoperasian mesin anestesi penlon.
TUJUAN
Agar pengoperasian alat dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.
KEBIJAKAN
Setiap pengoperasian mesin anesthesia penlon sesuai dengan prosedur
PROSEDUR
I. SETUP MESIN Hubungkan kabel power ke sumber listrik dan kabel power ventilator, heater absorber ke auxiliary . Hubungkan supply gas (O2, air, N2O) baik dari central gas atau tabung (bila ada tabung pin index). Hubungkan patient circuit, kantong bagging, fresh gas hose. Catatan : jika ingin menggunakan bacterial filter, tempatkan filter di bagian selang ekspirasi (pada absorber ditandai dengan tanda panah kedalam) Hubungkan kabel DVI dari remote monitor ke unit ventilator, hubungkan kabel data koneksi dari absorber ke ventilator, kabel sensor O2 dan kabel interface dari mesin anestesi ke ventilator. II. PENGOPERASIAN ALAT Hidupkan mesin dengan tombol main switch dibelakang mesin anestesi, memutar knob ‘fresh bag switch’ (jika kabel interface mesin anestesi terhubung dengan ventilator maka ventilator akan otomatis ON) atau menekan tombol ON/OFF di remote screen ventilator untuk menghidupkan monitor ventilator. Atur flowmeter sesuai kebutuhan. Posisikan switch ke posisi yang diinginkan (ventilator atau manual/bagging). Pada posisi manual/bagging, atur bukaan APL valve sesuai dengan kebutuhan. Untuk memakai ventilator, ubah Bag/ventilator switch ke posisi ventilator. Kemudian untuk memulai ventilating, pilih mode ventilating yang diinginkan dengan menekan dua kali ikon pada layer (pressure mode, volume mode). Atur parameternya dengan menekan tombol parameter, putar knob dan tekan knob untuk memastikan (confirm). Catatan : untuk spontan mode, posisi bag/ventilator switch diubah ke posisi bagging/manual.
UNIT TERKAIT
Maintenance
PENGOPERASIAN BRANKAR MERK GEA KAMAR OPERASI SPO
No. Dokumen : SPO/OKP/164
No Revisi : 10 Februari 2011 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Tanggal Ditetapkan : 10 Februari 2011
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN
Pedoman untuk pengoperasian brankar Merk GEA.
TUJUAN
Untuk memudahkan penggunaan alat.
KEBIJAKAN
Pengoperasian alat dilakukan sesuai prosedur.
PROSEDUR
1. Tekan pedal merah untuk mengunci dan tekan pedal hijau untuk membuka kunci roda brankar. 2. Tarik hek yang ada disisi kiri dan kanan brankar kesebelah atas sampai terdengar bunyi “klik“ apabila ingin memasang pengaman. 3. Untuk menurunkan pengaman tarik kunci yang ada di sisi kiri dan kanan brankar. 4. Untuk mengatur tinggi rendahnya brankar putar pegangan yang ada di bagian bawah kaki kesebelah kiri untuk menurunkan dan kesebelah kanan untuk menaikkan. 5. Untuk meninggikan bagian kepala, tarik keatas pegangan merah di bawah kepala dan untuk menurunkan tarik pegangan merah ke atas dan tekan bagian kepala brankar ke bawah.
UNIT TERKAIT
---
PENGOPERASIAN PAT SLIDE KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No. Dokumen : SPO/OKP/165
No Revisi : 10 Februari 2011 01
Tanggal Ditetapkan : 10 Februari 2011
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi. Nugroho, SpAn
PENGERTIAN
Pedoman penggunaan pat slide.
TUJUAN
Untuk memudahkan penggunaan alat pada saat memindahkan pasien.
KEBIJAKAN
Pengoperasian pat slide dilakukan sesuai prosedur.
PROSEDUR
1. Miringkan pasien ke salah satu sisi sampai 90°. 2. Letakkan pat slide dibawah seprai sampai mengenai tubuh pasien. 3. Baringkan kembali pasien ke atas pat slide. 4. Atur posisi pasien sampai ke bagian tengah pat slide dengan menarik seprai. 5. Pasien siap dipindahkan. 6. Setelah selesai digunakan, kembalikan alat ke tempatnya dengan rapi.
UNIT TERKAIT
---
PENGENDALIAN ALAT RUSAK KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/166 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 22 Maret 2011 OPERASIONAL
No Revisi : 22 Maret 2011 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Kegiatan yang dilakukan setiap menemukan peralatan yang rusak atau tidak berfungsi baik.
TUJUAN
Agar semua staf kamar bedah dapat melakukan pengendalian alat rusak.
KEBIJAKAN
Semua peralatan di kamar bedah selalu dalam kondisi siap pakai.
PROSEDUR
1. 2.
3. 4.
UNIT TERKAIT
---
Pada saat menemukan alat rusak atau tidak berfungsi dengan baik, segera beritahukan Ka.Unit Kamar Bedah dan bagian Maintenance. Isi formulir permohonan perbaikan dengan lengkap, dan kirim ke bagian Maintenanace setelah ditanda tangani oleh Ka. Unit Kamar Operasi. Setelah alat selesai diperbaiki dan berfungsi kembali. Tanda tangani formulir pelaksanaan pekerjaan dari maintenance. Simpan dokumen perbaikan dalam bantex pelaksanaan perbaikan oleh bagian Maintenance sebagai bukti perbaikan.
EVALUASI STOK MIN-MAX ALKES DAN OBAT-OBATAN DI KAMAR BEDAH KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/167 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 22 Maret 2011 OPERASIONAL
No Revisi : 22 Maret 2011 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SPAn
PENGERTIAN
Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan stok min-max alkes dan obat-obatan di kamar bedah sesuai kebutuhan.
TUJUAN
Menghindari kekurangan atau kelebihan stok alkes dan obat-obatan di kamar bedah.
KEBIJAKAN
Stok alkes dan obat-obatan di kamar bedah mengikuti ketentuan minmax.
PROSEDUR
1. 2. 3. 4.
UNIT TERKAIT
---
Melakukan penghitungan pemakaian alkes dan obat-obatan setiap hari. Melakukan stok opname intern kamar bedah setiap akhir bulan. Selama 3 bulan berturut-turut, evaluasi jenis obat-obatan dan alkes yang sering dan jarang digunakan. Berdasarkan daftar penggunaan alkes dan obat-obatan yang sering dan jarang digunakan, buat pengajuan revisi stok min-max alkes dan obat-obatan.
PENGGUNAAN AC PANASONIC R. OK I KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/123
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SpAn
Pedoman dalam pengoperasionalkan mesin AC Untuk memudahkan penggunaannya sesuai prosedur. Setiap pengoperasian AC national R. OK I sesuai dengan dan ketentuan rumah sakit.
PROSEDUR 1. Tekan tombol ON/OFF untuk mematikan dan menghidupkan unit. 2. Tekan auto mode untuk pemilihan kondisi : Auto : Pengaturan suhu dan speed secara otomatis Cool : Udara dingin suhu bisa di set. Dry : Pendinginan tanpa kipas. Fan : Hanya menggunakan kipas. 3. Tombol ^ dan v temp untuk merubah suhu sesuai dengan keinginan. ^ = Naik v = Turun 4. Tombol Fan Speed : untuk pengaturan kecepatan Fan Auto : Pengaturan speed secara otomatis ■
: Speed Low
■■■
: Speed Medium
■■■■■ : Speed High 5. Sning = pengaturan arah angin dari arah depan ke bawah (buka tutup). 6. Manual + arah angin kedepan tidak buka tutup. 7. Setelah selesai untuk mematikan AC tekan tombol ON/OFF.
UNIT TERKAIT
Maintenance
PENGGUNAAN AC PANASONIC R. RR KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/124
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SpAn
Pedoman dalam mengoperasikan mesin Panasonic R. RR Untuk memudahkan penggunaannya sesuai prosedur. Setiap pengoperasian AC national R. RR sesuai dengan dan ketentuan rumah sakit. 1. Tekan tombol ON/OFF untuk mematikan dan menghidupkan unit. 2. Tekan auto mode untuk pemilihan kondisi : a. Auto : Pengaturan suhu dan speed secara otomatis b. Cool : Udara dingin suhu bisa di set. c. Dry : Pendinginan tanpa kipas. d. Fan : Hanya menggunakan kipas. 3. Tombol ^ dan v temp untuk merubah suhu sesuai dengan keinginan. a. ^ = Naik b. v = Turun 4. Tombol Fan Speed : untuk pengaturan kecepatan Fan a. Auto : Pengaturan speed secara otomatis b. ■
: Speed Low
c. ■■■
: Speed Medium
d. ■■■■■ : Speed High 5. Sning = pengaturan arah angin dari arah depan ke bawah (buka tutup). 6. Manual + arah angin kedepan tidak buka tutup.
7. Setelah selesai untuk mematikan AC tekan tombol ON/OFF.
UNIT TERKAIT
Maintenance
PENANGANAN KETENAGAAN PADA KONDISI CITO DI OK KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/125
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Ditetapkan : 20 Juli 2011
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
No Revisi : 20 Juli 2011 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SpAn
Pengaturan tenaga perawat kamar operasi bila terjadi operasi cito diluar jam kerja atau pada hari libur. Agar pelayanan operasi dapat berjalan dengan baik. Pengelolaan tenaga diluar jam kerja dilakukan sesuai dengan prosedur Rumah Sakit. 1. Perawat Ka-Tim memberitahukan kondisi yang ada kepada perawat Ka-Unit dan berkoordinasi dalam hal pengadaan tenaga, untuk menentukan siapa dan berapa tenaga yang harus dilemburkan. 2. Perawat Ka-Tim menghubungi perawat yang sudah ditentukan ( on call, libur, dan tinggal tidak terlalu jauh dari Rumah Sakit). 3. Ka-Tim berkoordinasikan dengan duty nurse untuk penyediaan kendaraan jemputan bila kejadian pada malam hari dan perawat tersebut tidak tidak bisa datang sendiri ke Rumah Sakit. 4. Ka-Tim membagi tugas sesuai dengan tenaga masing-masing..
UNIT TERKAIT
---
CARA PENGOPERASIAN ALAT SUCTION PUMP MEDELA KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/127
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SpAn
Suatu pedoman dalam pengoperasian alat suction medela. Untuk mempermudah mengoperasikan menjadikan alat agar tidak cepat rusak.
alat
suction
medela
dan
Pemeliharaan dan pengoperasian alat suction pump medela sesuai dengan standar pengoperasian dan pemeliharaan yang berlaku di Mayapada Hospital
PROSEDUR 1. Periksa dulu kondisi alat secara keseluruhan. Pastikan bahwa seluruh bagian sudah terpasang dan berada pada kondisi siap digunakan, seperti jar telah ditutup rapat dengan lid (penutup). Tubing sudah terpasang sesuai dengan peraturan alirannya. Clampholder juga sudah terpasang dan diatur arahnya untuk pergantian antara jar yang satu ke jar berikutnya. Disarankan seluruh konponennya juga dalam keadaan steril. Alat siap digunakan. 2. Hubungkan kabel konektor ke stop kontak listrik
3. Aktifkan lid dengan menekan tombol switch ON/OFF yang tersedia. Pada DOMINANT 50 dapat menggunakan tombol switch yang berada pada mesin ataupun yang berada pada trolly. 4. Setelah menekan tombol switch segera mesin akan menyala, gunakan pengatur hisapan (vaccum regulator) dengan memutar ke arah maksimal sesuai kebutuhan. Pastikan bahwa ada hisapan dengan cara menutup salah satu ujung tubing/selang sehingga dapat dirasakan kekuatan hisapnya. Apabila tidak ada hisapan, segera periksa kembali kondisi alat dan bila perlu mulai dari awal. 5. Pada DOMINANT 50, kekuatan hisap maksimum – 90 kPa/-675 mmHg dengan kapasitas hisapan 50 liter per menit. 6. Suction pump medela dilengkapi dengan overflow protection, sehingga apabila salah satu jar berada pada kondisi kapasitas maksimal maka secara otomatis mesin tidak menghisap. Untuk melanjutkan, dengan pengaturan clapholder hasil hisapan akan mengalir ke jar berikutnya.
CARA PENGOPERASIAN ALAT SUCTION PUMP MEDELA KAMAR OPERASI PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman : SPO/OKP/127 00 2-2 1. Setelah proses penghisapan selesai dilakukan, matikan mesin dengan menekan tombol switch 2. Lepaskan kabel konektor hingga terpisah dari stop kontaknya. 3. Pindahkan isi yang berada didalam jar, gunakan section bag atau dipindahkan ke tempat limbah. Bersihkan semua komponen yang ada seperti tubing, jar dan aksesoris pendukung lainnya hingga steril. Tidak disarankan menggunakan detergen. 4. Alat suction yang sudah dipakai dibersihkan dan disterilkan untuk dipergunakan kembali. Maintenance
PRASYARAT KERJA DOKTER DI RUANG OPERASI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/128
No Revisi : 20 Maret 2013 01
STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 2 Maret 2013 OPERASIONAL
Jumlah Halaman : 1-3
Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SpAn
PENGERTIAN
Untuk Pengaturan hak dan kewajiban di kamar operasi, suatu ketentuan yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap dokter yang akan melakukan tindakan di ruang operasi.
TUJUAN
Terlaksananya pelayanan tindakan operasi oleh tim dokter yang profesional efektif dan efisien.
KEBIJAKAN
Setiap dokter yang melakukan tindakan di ruang operasi wajib mengetahui hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan rumah sakit.
PROSEDUR
A. Terdaftar sebagai dokter tim RSI Sari Asih Ar rahmah. B. Senantiasa dalam keadaan sehat fisik dan mental serta tidak mengidap penyakit yang berbahaya atau menular. C. Dapat bekerjasama dengan sejawat lainnnya dan staf kamar operasi. D. Mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam lingkungan ruang operasi RSI Sari Asih Ar rahmah . E. Memakai perlengkapan diri seperti : pakaian, alas kaki, penutup kepala dan masker yang sudah disediakan. F. Menjaga kebersihan dan keseterilan ruang operasi. G. Mengetahui kegunaan dan penggunaan fasilitas yang akan digunakan dalam penanganan pasiennya dan ikut memelihara keutuhan fasilitas tersebut. H. Menangani pasien sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
PRASYARAT KERJA DOKTER DI RUANG OPERASI KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : SPO/OKP/128
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 2-3
Prosedur Penanganan Pasien A. Pra-Operasi D. Mempersiapkan pasiennya agar dapat dilakukan tindakan pembedahan, antara lain : 9. Melakukan semua pemeriksaan Pre-Op konsultasi kebidangbidang spesialisasi lain yang diperlukan. 10. Memberi penjelasan kepada pasien/keluarga pasien mengenai tindakan yang akan diakukan dengan melengkapi surat ijin tindakan (surat izin operasi) E. Mempersiapkan Peralatan dan bahan-bahan habis pakai yang
akan digunakan dalam penanganan pasiennya, seperti : implant, obat-obatan tertentu, darah, dll. F. Memeriksa
ketersediaan
bahan-bahan
habis
pakai
yang
dibutuhkan, sesuai dengan situasi dan kondisi, membicarakan dengan staf kamar operasi untuk penyediaan bahan-bahan tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku. G. Pasien telah menyelesaikan persyaratan administrasi H. Mendaftarkan
pasien
tersebut
ke
staf
operasi
untuk
menjadwalkan: 3. Untuk tindakan terencana, minimal 12 jam sebelum jadwal yang diinginkan 4. Untuk tindakan tidak terencana (cito), sesegera mungkin. I.
Staf kamar operasi akan mengatur penjadwalan lebih lanjut kemudian memberitahukan kepada Dokter Bedah yang terkait.
J. Hendaknya dokter dapat melaksanakan tindakan pembedahan tepat waktu.
PRASYARAT KERJA DOKTER DI RUANG OPERASI KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : SPO/OKP/128
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 3-3
Intra-Operasi 3. Bersama dengan staf kamar operasi, memposisikan pasien sesuai dengan kebutuhan tindakan pembedahan. 4. Melakukan tindakan aseptis pada dirinya, memakai pakaian steril. 5. Melakukan tindakan aseptis pada pasien sebelum memulai
tindakan pembedahan. 6. Melakukan tindakan pada pasien sesuai dengan prosedur yang berlaku. 7. Menggunakan alat-alat dan fasilitas sesuai dengan fungsinya turut menjaga agar alat/fasilitas tersebut tetap berfungsi dengan baik.
C. Pasca-Operasi 4. Menyelesaikan prosedur adminstrasi, seperti : Membuat laporan operasi Mengisi formulir pemeriksaan lanjutan seperti formulir laboratorium, Patologi-Anatomi, Radiologi, dll. Mengisi dan menandatangani formulir jasa medik sesuai dengan daftar jasa medik yang berlaku. Membuat instruksi pasca bedah diformulir yang disediakan 5. Sesudah tindakan operasi, melepaskan atribut-atribut yang dikenakan dan meletakkannya ditempat yang sudah disediakan. UNIT TERKAIT
Laboratorium, Radiologi
PENGOPERASIAN MONITOR MEC 1000 KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/130
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2 Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Suatu pedoman penggunaan mesin monitor Mec 1000 sebelum pelaksanaan dan sesudah operasi.
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
Agar semua petugas dapat melakukan prosedur pengoperasian monitor Mec 1000 dengan baik dan benar, sehingga mesin tahan lama dan tidak cepat rusak. Setiap pengoperasian monitor sesuai dengan ketentuan rumah sakit. 3. Pasang kabel ECG, kabel Temperatur Probe dan tubing NBP unit denganbenar 4. Tekan tombol ON/OFF untuk menyalakan unit dan matikan unit. 5. Untuk mengatur limit alarm, arahkan kursor ke “adjust alarm” dengan memutar select knob, kemudian tekan : 6. Untuk pengoperasian NIBP terdapat 3 pilihan mode : 5. Mode manual tekan tombol Go/Stop untuk mengaktifkan dan memberhentikan 6. Mode Auto tekan tombol auto BP/STAT pada unit pro 1000 7. Mode STAT tekan tombol auto BP/STAT beberapa saat BP. 7. Untuk pengoperasian SPO2 Pasang kabel SPO2 kemudian pasang ke jari pasien. 8. Untuk pengoperasian ECG 4. Pasang elektroda ke badan pasien dengan benar 5. Pilih lead yang akan ditampilkan pada layar dengan mengarahkan kursor ke menu ECG kemudian pilih “lead Selection”. 9. Untuk pengoperasian Temperature Letakkan temperatur probe pada holster, tunggu beberapa saat kemudian tarik probe dan tempelkan pada pasien.
PENGOPERASIAN MEC 1000 KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman : SPO/OKP/130 00 2-2 Pada pengoperasian temperatur ada 2 mode pengoperasian 1. Predictive mode Pada modie ini nilai pengukuran akan tampil pada monitor setelah
pembacaan pada sensor benar-benar konstan. 2. Monitor Mode Pada mode ini nilai pengukuran akan tampil pada monitor beberapa saat setelah probe ditaruh pada pasien dan nilai yang tampil akan berubah sesuai kondisi suhu pengukuran/pasien.
UNIT TERKAIT
Maintenance
HUBUNGAN KERJASAMA TIM MEDIS DI UNIT KAMAR BEDAH KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/135
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2 Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
Hubungan kerjasama tim medis antar disiplin ilmu di kamar bedah Terlaksananya pelayanan yang sistimatis oleh tim dokter yang profesional efektif dan efisien Dalam memberikan pelayanan pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan dapat tertangani secara komprehensif dan efektif. 1. Pre Operasi Sebagai bagian persiapan pasien sebelum menjalani tindakan pembedahan : a) Konsul-konsul pre operasi yang diperlukan ke bidang spesialistik lain atau ke bagian anestesi. b) Bila direncanakan tindakan bersama. i. Dokter primer/bagiannya menghubungi sendiri dokter spesialistik yang akan bekerja bersama-sama dalam penanganan pasiennya. ii. Bersama-sama mengatur jadwal operasi. iii. Bersama-sama mengatur prosedur administrasi pre operasi. iv. Menghubungi dokter spesilis anak untuk sectio caesarea. v. Menghubungi dokter spesialis dibidang lain bila ada kemungkinan memerlukan bantuannya. 2. Intra Operasi Memerlukan konsul pasien diatas meja operasi apabila ahli bedah pertama sewaktu operasi mendapatkan atau menemukan kelainan diluar bidang keahliannya.
HUBUNGAN KERJASAMA TIM MEDIS DI UNIT KAMAR BEDAH KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
UNIT TERKAIT
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman : SPO/OKP/135 00 2-2 3. Post Operasi a) Melakukan pembuatan laporan operasi, pengisian form PA, pengisian form kultur, permintaan radiologi dll bila ada dan mengisi jasa medik. b) Mengkonsultasikan pasien post op apabila perlu dikonsultasikan ke dokter tertentu.
---
PENGOPERASIAN SYRINGE PUMP & INFUS PUMP TERUMO KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/147 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2 Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Adalah petunjuk tata laksana pengoperasian mesin syringe pump merk Terumo Type Perfusor Space.
TUJUAN
5. Memberikan petunjuk pemakaian kepada pengguna mesin. 6. Menghindari alat dari kerusakan akibat pemakaian yang tidak benar. 7. Menjaga alat agar selalu terpelihara dengan baik.
KEBIJAKAN
Setiap penggunaan alat agar sesuai dengan petunjuk pemakaian.
PROSEDUR
3. Pengoperasian Dasar 1. Tekan tombol ON/OFF untuk menyalakan Pump. 2. Pasang syringe pump. 3. Konfirmasi type syringe dengan menekan tombol OK. (Type syringe/infus set tertera harus sama dengan syringe yang akan digunakan) * Pada Infusomat Space bila tidak menggunakan Drip Sensor, setelah konfirmasi infus set, masukkan VTBI (Volume To Be Infused) terlebih dahulu dengan memutar cairan yang diharapkan dengan konfirmasi dengan tombol OK. 4. Pada menu utama pilih rate dengan menekan tanda panah ke kiri dan kecepatan obat diatur dengan tanda panah ke atas, bawah, kanan dan kiri. 5. Untuk memulai menjalankan terapi, tekan tombol start-stop. 6. Jalannya terapi ditandai dengan LED hijau yang menyala dan gambar anak panah yang bergerak. 7. Untuk mematikan pump, tekan tombol ON/OFF selama 3 detik. 4. Penghitungan Volume/Time Otomatis 1. Pilih VTBI pada main menu dengan menekan tombol anak panah ke
atas dan ke bawah kemudian buka menu dengan menekan tombol anak panah kiri. 2. Masukkan besarnya volume To Be Infused (VTBI) menekan tanda panah keatas, bawah, kanan dan kiri lalu tekan OK. 3. Pilih Time dengan menekan tombol tanda panah ke atas dan bawah kemudian buka menu dengan tombol tanda panah ke kiri.
PENGOPERASIAN SYRINGE PUMP & INFUS PUMP TERUMO KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/147 PROSEDUR
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 2-2
4. Masukkan lamanya waktu pemberian obat (Time) dengan tanda panah atas, bawah kanan dan kiri lalu tekan OK. 5. Untuk memulai menjalankan terapi, tekan start/stop. B. Mengganti Kecepatan Pada Saat Pump Berjalan Tekan tanda panah ke kiri, lalu atur kecepatan pemberian obat dengan tanda panah ke atas, ke bawah, ke kanan dan ke kiri lalu tekan OK. C. Bolus 1. Manual Bolus : tekan tombol Bolus, kemudian tekan dan tahan tombol OK, selama tombol OK ditekan, alat akan memberikan\ bolus, max bolus ± 10% dari ukuran syringe atau selama 10 detik volume bolus yang masuk ke pasien akan ditampilkan pada display. 2. Bolus dengan target volume : tekan tombol bol, kemudian tekan tombol tanda panah kiri dan atur banyaknya volume yang akan di bolus dengan tanda panah ke atas, bawah, kanan dan kiri lalu tekan tombol bolus untuk memulai bolus. Bila volume bolus sudah tercapai maka pump otomatis akan kembali ke kecepatan awal. Bolus dapat dihentikan setiap saat dengan menekan tombol OK. 3. Perhatian jangan sampai over dosis, pada kecepatan bolus 1200 ml/h, 10 ml obat akan masuk ke pasien hanya dalam waktu 30 detik. D. Alarm 1. Pre Alarm/Remainding. LED kuning akan berkedip diikuti dengan suara alarm. Pemberian terapi cairan tetap, alat tidak berhenti. Tekan OK untuk mematikan suara alarm. 2. Operating Alarm
LED merah akan berkedip diikuti dengan suara alarm. Alat akan berhenti. Untuk mematikan suara alarm, tekan OK. Kenali masalah yang terjadi dengan membaca tampilan yang ada pada display. Perbaiki masalah dan tekan start/stop untuk melanjutkan terapi. UNIT TERKAIT
Maintenance
PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN DI KAMAR BEDAH RSI SARI ASIH AR RAHMAH KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/157
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : 15 November 2013 OPERASIONAL
No. Revisi : 00
Hal : 1-3 Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Suatu proses penerimaan dan pelayanan pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan di kamar bedah.
TUJUAN
Untuk memastikan bahwa prosedur penerimaan dan pelayanan pasien di kamar bedah berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada dan untuk dapat memudahkan pemantauan.
KEBIJAKAN
Semua pasien yang masuk ke ruang operasi harus dilakukan validasi pasien terhadap persiapan yang sudah dilakukan.
PROSEDUR
1. Perawat kamar bedah menerima jadwal operasi dari ruangan baik RWI ataupun RWJ. Perawat kamar bedah menanyakan tentang persiapan yang sudah dilakukan, baik dari pasien, administrasi dan persiapan pemeriksaan penunjang lainnya. Termasuk juga apakah diperlukan tindakan dengan dokter anesthesi atau dengan lokal anesthesi. 2. Bila diperlukan pembiusan, maka perawat kamar operasi memberitahukan kepada dokter anesthesi yang bertugas pada hari tersebut. 3. Perawat bedah memberitahukan kepada perawat anesthesi agar menyiapkan alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan. 4. Perawat bedah menyiapkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan jenis operasi.
5. Perawat memanggil pasien 30 menit sebelum jadwal operasi yang ditentukan. 6. Setelah pasien tiba di kamar operasi, perawat ruangan melakukan serah terima pasien dengan perawat kamar bedah, dilakukan validasi data dan verifikasi terhadap pasien yang akan dilakukan tindakan antara lain : (nama pasien, tanggal lahir pasien, tindakan yang akan dilakukan, daerah yang akan dilakukan tindakan, kelengkapan persiapan baik persiapan pasien, administrasi dan pemeriksaan penunjang). 27. Perawat kamar bedah memberi kesempatan/menuntun pasien berdoa untuk mengurangi kecemasan. 28. Bila semuanya sudah siap perawat yang melakukan serah terima (perawat anesthesi) melakukan pengukuran tanda-tanda vital kepada pasien tersebut dan didokumentasikan.
PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN DI KAMAR BEDAH RSI SARI ASIH AR RAHMAH No. Dokumen : SPO/OKP/157
KAMAR OPERASI PROSEDUR
2. 3. 4.
5.
6. 7. 8.
No. Revisi : 00
Hal : 2-3
1. Dokter anesthesi dan dokter bedah melakukan verifikasi ulang kepada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan. Bila semua sudah sesuai, maka perawat membawa pasien ke ruang tindakan. Dokter anesthesi melakukan pembiusan dibantu oleh perawat sirkuler. Dokter operator dan perawat kamar bedah melakukan cuci tangan prosedural, memakai jas operasi steril dan sarung tangan steril, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Sebelum operasi dimulai perawat instrument dengan perawat asisten melakukan penghitungan terhadap jumlah instrument yang akan dipakai, jumlah kasa yang akan dipakai serta jarum yang sudah disiapkan disaksikan oleh cirkuler. Dokter operator melakukan desinfeksi daerah yang akan dilakukan tindakan, dilanjutkan dengan melakukan draping. Dokter operator dan tim siap melakukan pembedahan. Bila saat operasi ditemukan penyulit/kelainan lain di luar bidang pengetahuan dokter operator maka dokter akan memberitahukan
9.
10.
11.
12.
kepada keluarga pasien perihal kelainan yang ditemui, sekaligus meminta ijin kepada keluarga pasien untuk dikonsultasikan ke dokter yang ahli di bidang tersebut. Bila keluarga pasien menyetujui, keluarga di mohon menandatangani inform concent tindakan berikutnya. Kemudian perawat kamar bedah menghubungi dokter konsulen dan memberitahukan untuk datang ke kamar bedah secepat mungkin. Bila keluarga tidak memberikan persetujuan untuk tindakan terhadap kelainan yang ditemui, maka operator primer melanjutkan operasi. Setelah operasi selesai sebelum dilakukan penutupan incisi maka instrumentator melakukan penghitungan ulang terhadap kasa, instrument, dan jarum dibantu oleh perawat sirkuler. Bila ditemukan, dokter operator mengeluarkan dari tubuh pasien. Instrumentator menghitung kembali jumlah keseluruhan benda tersebut, melaporkan kepada operator dan luka operasi ditutup.
PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN DI KAMAR BEDAH RSI SARI ASIH AR RAHMAH No. Dokumen : SPO/OKP/157
KAMAR OPERASI PROSEDUR
2. 3. 4.
5.
6.
No. Revisi : 00
Hal : 3-3
1. Bila dengan C-Arm yakin bahwa tidak ada benda yang tertinggal, instrumentator tetap menghitung kembali benda yang hilang dan melaporkan kepada dokter operator. Beliau yang akan memberi keputusan untuk menutup luka operasi. Dokter anesthesi menyudahi pembiusan dibantu oleh perawat anesthesi, dan membawa pasien ke ruang pemulihan. Perawat anesthesi melakukan serah terima pasien dengan perawat ruang pemulihan. Perawat ruang pemulihan melakukan observasi kepada pasien, dan bila ada masalah perawat ruang pemulihan memberitahukan kepada dokter anesthesi dan dokter bedah. Setelah pasien stabil selama di ruang pemulihan 30-60 menit maka perawat ruang pemulihan memberitahukan kepada dokter anesthesi perihal rencana pemulangan pasien ke ruangan. Pasien kembali ke ruangan atas persetujuan dokter anesthesi dengan memakai aldreth score dan bromage score.
7. Bila selama observasi di ruang pemulihan ditemukan masalah misalnya perdarahan, perawat anesthesi melaporkan kepada dokter bedah. Dokter bedah memberi instruksi apakah diperlukan pembedahan ulang atau tidak, dokter bedah menginformasikan kepada keluarga tentang hal yang terjadi. 8. Bila diperlukan bedah ulang, perawat kamar bedah dan perawat anesthesi menyiapkan alat-alat yang akan diperlukan. UNIT TERKAIT
RWI, RWK, RWJ
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN HIV AIDS DAN HEPATITIS DI KAMAR BEDAH No. Dokumen : SPO/OKP/158 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No. Revisi : 00
Hal : 1-2
Ditetapkan oleh Direktur Dr. Adi Nugroho, SpAn
PENGERTIAN
Petunjuk penatalaksanaan pembedahan pada pasien yang mengidap kasus HIV AIDS dan Hepatitis.
TUJUAN
1. Mencegah terjadinya penularan infeksi dari pasien ke petugas kamar bedah. 2. Mencegah terjadinya penularan infeksi dari pasien ke pasien yang lainnya.
KEBIJAKAN
Setiap melaksanakan tindakan operasi dengan infeksi dan penyakit menular mengacu kepada prinsip universal caution dan pengendalian
infeksi. PROSEDUR
1. Tentukan ruang operasi yang akan digunakan. 2. Siapkan ruangan sedemikian rupa sehingga alat-alat yang ada didalam ruangan hanya berupa kebutuhan standar kamar bedah dan sesuai dengan kebutuhan operasi. 3. Batasi jumlah petugas dan hanya yang berkepentingan yang ada di dalam kamar operasi, usahakan selama tindakan berlangsung petugas tidak keluar masuk ruangan. 4. Gunakan universal precaution berupa apron plastik, kacamata google, masker dengan perisai plastik, sepatu boot. 5. Gunakan sarung tangan steril berlapis atau sarung tangan steril orthopedi. 6. Untuk dokter anesthesi dan petugas anesthesi serta petugas lain gunakan sarung tangan non steril setiap tindakan. 7. Bertindak dengan hati-hati, gunakan dengan media lain selain tangan sebagai penghantar untuk menyerahkan dan menerima benda-benda tajam seperti gunting, jarum, pisau pada operator misalnya dengan menggunakan nier bekken/bengkok. 8. Gunakan disposible draping bila tersedia jika tidak ada gunakan steridrape dengan prinsip isolasi cairan tubuh. 9. Setelah tindakan operasi selesai buang benda-benda tajam pada sharp container, buang linen-linen disposibel sebagai sampah infeksius, jika menggunakan linen non disposibel tempatkan linen kotor pada kantong infeksius warna kuning dengan diberi tanda xx berwarna merah untuk segera dikirim ke laundry.
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN HIV AIDS DAN HEPATITIS DI KAMAR BEDAH No. Dokumen : SPO/OKP/158
No. Revisi : 00
Hal : 2-2
PROSEDUR
2. 3.
UNIT TERKAIT
1. Buang semua sampah-sampah yang infeksius (terkontaminasi dengan cairan tubuh seperti darah, pus, urine dan cairan lambung). Untuk alat-alat anestesi seperti ETT, gudel, sircuit tubing digunakan sekali pakai. Bersihkan kamar operasi dan semua peralatan yang ada di kamar operasi dengan menggunakan chlorsef 17 1:1 atau clorsef 87 1:5.
---
LAPORAN OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/159
STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
Revisi :
Hal : 1-1
00
Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Laporan tertulis yang dibuat oleh dokter operator setelah selesai operasi yang berisikan segala tindakan yang dilakukan selama operasi berlangsung.
TUJUAN
4. Sebagai pertanggungjawaban atas segala tindakan yang dilakukan 5. Sebagai medical record pasien. 6. Sebagai dokumen legal rumah sakit.
KEBIJAKAN
Setiap selesai melakukan tindakan operasi, dokter operator wajib membuat laporan operasi.
PROSEDUR
Dokter mengisi dengan jelas, dengan tulisan yang dapat dibaca, dan tidak menggunakan singkatan dan istilah-istilah pribadi dilembar laporan, antara lain: 1. Data pasien 2. Tanggal dan jam operasi dilakukan 3. Diagnosa pre dan post operasi, nama dokter anestesi, asisten dan instrumentator. 4. Proses jalannya operasi, hal-hal yang ditemukan dan dilakukan dari awal sampai selesai tindakan operasi. 5. Menandatangani di pojok kanan bawah lembar laporan operasi.
UNIT TERKAIT
---
PENGELOLAAN PRA, DURANTE DAN PASCA ANESTESI
No. Dokumen : SPO/OKP/160 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013 OPERASIONAL
No. Revisi : 00
Hal : 1-3
Ditetapkan oleh Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Pengelolaan Pra, Durante, dan Pasca Anestesi yang dilakukan kepada pasien untuk memberikan rasa aman dan safety pasien sehingga terhindar dari kesalahan sebelum maupun sesudah dilakukan tindakan pembiusan.
TUJUAN
Untuk memastikan tanggung jawab dokter anestesi dalam menentukan status medis pasien, membuat rencana pengelolaan anestesi dan memberitahukan kepada pasien atau keluarga mengenai rencana tersebut.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Pengawasan dimulai sejak Pra, Durante dan Pasca Anestesi. Pemantauan dan tindakan anestesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi dibantu penata anestesi yang telah mendapatkan pelimpahan wewenang. Dokter spesialis anestesiologi bertanggung jawab terhadap semua tindakan anestesiologi baik Pra, Durante dan Pasca anestesi.
PENGELOLAAN PRA ANESTESI 1. Adapun pengelolaan pra anestesia dengan mempelajari rekam medis pasien (Medical Record). 2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik meliputi membahas riwayat medis, kebiasaan, habituasi, pengalaman anestesi dan terapy obat terdahulu, menilai aspek-aspek kondisi fisik yang dapat mempengaruhi keputusan berkenaan dengan resiko dan penatalaksanaan peri operatif. 3. Meminta dan atau mempelajari hasil-hasil pemeriksaan dan konsultasi yang diperlukan untuk melakukan anesthesia. 4. Menentukan medical pra anesthesia (pre med) yang tepat yang diperlukan untuk melakukan anesthesia. 5. Adapun di kamar operasi persiapan pra anestesi yang dilakukan meliputi persiapan tenaga baik dokter anestesi maupun perawat anestesi. Persiapan alat meliputi mesin anestesi, peralatan intubasi dan persiapan obat baik obat-obat pre mediksai (narkotik, analgetik dan sedative), obat-obat pelumpuh otot, obat-obat emergency dan stiker label atau cairan yang digunakan
PENGELOLAAN PRA, DURANTE DAN PASCA ANESTESI No. Dokumen : SPO/OKP/160 PROSEDUR
No. Revisi : 00
Hal : 2-3
PENGELOLAAN DURANTE Sesuai dengan standar pelayanan anesthesia selama pembiusan, pada prinsipnya adalah untuk melakukan pemantauan fungsi-fungsi vital pasien yang dibius, meliputi: 1. Fungsi pernafasan meliputi pemantauan oksigenasi, pemantauan ventilasi. 2. Fungsi sirkulasi untuk memastikan keadekuatan fungsi sirkulatori pasien selama anestesia dengan metode : Pada setiap pasien yang menjalani anesthesia harus dipaparkan gambaran EKG secara kontinyu sejak awal anesthesia hingga meninggalkan lokasi. Dilakukan pemeriksaan dan evaluasi tekanan darah arterial dan laju jantung setiap 5 menit, fungsi sirkulatori harus dibuat evaluasi secara kontinyu, paling tidak dengan salah satu dari yang berikut ini: palpasi nadi, auskultasi bunyi jantung, pemantauan jelas, tekanan intra arterial, pemantauan nadi peripheral ultrasound atau pletismografi atau oksimetri pulse. 3. Suhu tubuh mempertahankan suhu tubuh pasien yang sesuai. Mempertahankan suhu tubuh pasien yang sesuai selama anesthesia dengan metode memantau adanya perubahanperubahan signifikan suhu tubuh secara klinis diinginkan, diantisipasikan atau dicurigai. PENGELOLAAN PASCA ANESTHESIA 1. Semua pasien yang menjalani anesthesia umum, anesthesia regional harus menjalani tatalaksana pasca anestesi yang tepat yaitu dengan : semua pasien yang menjalani tindakan anesthesia harus dimasukkan ke Recovery Room (RR). 2. Seorang pasien yang dipindahkan ke RR harus didampingi oleh seorang anggota tim pengelola anesthesia yang memahami kondisi pasien. Pasien tersebut harus dinilai secara kontinyu dan ditandatangani selama pemindahan dengan pemantauan dan bantuan sesuai dengan kondisi pasien. 3. Setelah tiba di RR pasien harus dinilai kembali oleh anggota tim pengelola anesthesia yang mendampingi pasien dan laporan verbal diberikan kepada perawat RR yang bertanggung jawab : Kondisi pasien setelah tiba di RR harus segera dicatat, perawat anesthesia harus memberikan informasi yang berkenan dengan kondisi pasien selama pra bedah dan jalannya pembedahan/anesthesi kepada perawat RR, anggota tim
pengelola anesthesi harus tetap berada di dalam RR sampai perawat RR menerima pengalihan tanggung jawab.
PENGELOLAAN PRA, DURANTE DAN PASCA ANESTESI No. Dokumen : SPO/OKP/160
No. Revisi : 00
Hal : 3-3
PROSEDUR
4. Kondisi pasien di RR harus dinilai secara kontinyu antara lain : pemantauan oksigenasi, ventilasi, sirkulasi dan suhu. Selama pemulihan penilaian oksigenasi kuantitatif dilakukan dengan pemasangan oksimetri pulse dan harus dibuat laporan tertulis yang akurat selama di RR yaitu dengan penggunaan sistem skor RR yang tepat pada saat pasien masuk, selama di RR dan saat keluar di RR. 6. Seorang dokter spesialis anestesiologi bertanggung jawab atas pengeluaran pasien dari RR ada kriteria khusus untuk mengeluarkan pasien dari RR. Kriteria ini dapat berbeda untuk pasien yang dipindahkan langsung keruang rawat rumah sakit, ICU atau pulang ke rumah (ODC).
UNIT TERKAIT
---
PENGENDALIAN ALAT RUSAK No. Dokumen : SPO/OKP/162 STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : 22 Maret 2011 OPERASIONAL
Revisi :
Hal : 1-1
00 Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Kegiatan yang dilakukan setiap menemukan peralatan yang rusak atau tidak berfungsi baik.
TUJUAN
Agar semua staf kamar bedah dapat melakukan pengendalian alat rusak.
KEBIJAKAN
Semua peralatan di kamar bedah selalu dalam kondisi siap pakai.
PROSEDUR
1.
2.
3. 4.
UNIT TERKAIT
Pada saat menemukan alat rusak atau tidak berfungsi dengan baik, segera beritahukan Ka.Unit Kamar Bedah dan bagian Maintenance. Isi formulir permohonan perbaikan dengan lengkap, dan kirim ke bagian Maintenanace setelah ditanda tangani oleh Ka. Unit Kamar Operasi. Setelah alat selesai diperbaiki dan berfungsi kembali. Tanda tangani formulir pelaksanaan pekerjaan dari maintenance. Simpan dokumen perbaikan dalam bantex pelaksanaan perbaikan oleh bagian Maintenance sebagai bukti perbaikan.
PRO/MTC/003
EVALUASI STOK MIN-MAX ALKES DAN OBAT-OBATAN DI KAMAR BEDAH No. Dokumen : SPO/OKP/163 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Ditetapkan : 22 Maret 2011
Revisi :
Hal : 1-1
00 Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan stok min-max alkes dan obat-obatan di kamar bedah sesuai kebutuhan.
TUJUAN
Menghindari kekurangan atau kelebihan stok alkes dan obat-obatan di kamar bedah.
KEBIJAKAN
Stok alkes dan obat-obatan di kamar bedah mengikuti ketentuan min-max.
PROSEDUR
1. 2. 3. 4.
UNIT TERKAIT
---
Melakukan penghitungan pemakaian alkes dan obat-obatan setiap hari. Melakukan stok opname intern kamar bedah setiap akhir bulan. Selama 3 bulan berturut-turut, evaluasi jenis obat-obatan dan alkes yang sering dan jarang digunakan. Berdasarkan daftar penggunaan alkes dan obat-obatan yang sering dan jarang digunakan, buat pengajuan revisi stok minmax alkes dan obat-obatan.
VISITING PRE OPERATIVE OLEH DOKTER ANESTHESI No. Dokumen : SPO/OKP/164
KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Ditetapkan : 22 Mei 2012
No Revisi : 22 Mei 2012
00
Jumlah Halaman 1-1
Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Melakukan pre operasi visite oleh dokter anesthesi untuk memastikan kelayakan pasien untuk dilakukan suatu jenis operasi atau tindakan, persiapan yang diperlukan dan menjelaskan jenis anesthesi yang akan diberikan serta kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi.
TUJUAN
1. Memeriksa ulang secara menyeluruh keadaan fisik pasien, diagnosa kerja, hasil laboratorium, pemeriksaan penunjang, jawaban konsul dari dokter spesialis lain (bila ada) dan rencana operasi dari dokter bedah yang terlibat. 2. Menentukan persiapan pasien untuk menjalani prosedur operasi bedah atau suatu tindakan (puasa, produk darah dll).
KEBIJAKAN
1.
PROSEDUR
1.
Setiap ada rencana operasi terencana dari dokter bedah dan telah disetujui oleh pasien dan atau pihak keluarga maka perawat dari unit tersebut segera memberitahukan ke perawat kamar operasi terlebih dahulu. Dokter Anesthesi yang bertugas akan dihubungi oleh petugas OK. 2. Setiap ada rencana operasi emergency, pastikan terlebih dahulu sudah didapat persetujuan tindakan (informed consent) dari pasien dan atau pihak keluarga yang bertanggung jawab. Menerima informasi perihal rencana operasi (terencana maupun emergency) dari petugas kamar operasi atau perawat UGD atau perawat ruangan. 2. Melakukan pre operasi visite sesegera mungkin untuk memastikan kondisi pasien, kelayakan operasi dan persiapan yang diperlukan oleh anesthesia. 3. Menjelaskan rencana jenis anesthesia yang akan dilakukan kepada pasien atau keluarga (pasien anak) atau pihak yang bertanggung jawab terhadap keberadaan pasien. 4. Menjelaskan resiko-resiko pemberi jenis anesthesia yang direncanakan dan sikap dokter anesthesi terhadap resiko pembedahan yang mungkin timbul saat
prosedur atau suatu tindakan yang sedang berlangsung di kamar operasi. 5. Menjelaskan kemungkinan rencana paska bedah untuk di rawat di HCU atau ICU atau kembali ke ruang perawatan biasa. 6. Mendapatkan persetujuan atau penolakan secara tertulis atas rencana jenis anesthesia yang dilakukan. UNIT TERKAIT
---
ANESTHESI REGIONAL (SPINAL ANESTHESIA, EPIDURAL ANESTHESI) No. Dokumen : SPO/OKP/165
KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Ditetapkan : 22 Mei 2012
No Revisi : 22 Mei 2012
00
Jumlah Halaman 1-1
Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Memberikan obat lokal anesthesia ke dalam ruang subarachoid atau ruang epidural dalam dosis dan konsentarsi obat tertentu untuk mencapai level anesthesia yang diharapkan sehingga suatu prosedur bedah dapat dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu.
TUJUAN
Pelayanan anesthesia regional dipilih unuk suatu prosedur bedah bila bermanfaat lebih banyak kepada pasien bila dibandingkan diperlakukan dengan bius umum.
KEBIJAKAN
1.
PROSEDUR
1. Mesin anesthesia terlebih dahulu diperiksa dan lakukan test kalibrasi. 2. Pasien dihubungkan dengan monitor pasien. 3. Persiapkan semua obat-obat resusitasi yang diperlukan.
Selalu mempertimbangkan manfaat dan resiko dalam penetuan pemilihan tipe anesthesia yang akan dilakukan. 2. Menjelaskan kepada pasien atau pihak keluarga manfaat dan resiko perihal tipe anesthesia yang direncanakan. 3. Mendapatkan persetujuan medis (informed consent) dari pasien atau pihak keluarga.
4. Persiapkan obat-obatan dan peralatan yang diperlukan sebelum melakukan anesthesia regional (spina atau epidural). 5. Pasien diberikan sedasi ringan untuk mengurangi tingkat stress yang mungkin dialami pasien. 6. Pasien diposisikan sesuai prosedur regional anesthesia yang dilakukan. 7. Bila terjadi kesulitan atau kegagalan melakukan prosedur regional anesthesia maka akan dilakukan bius umum. 8. Bila terjadi komplikasi maka segera atasi komplikasi yang timbul sebelum dilanjutkan suatu prosedur bedah. UNIT TERKAIT
---
TUMOREKTOMI PADA MAMMAE (F A M) KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
No Dokumen : SPO/OKP/038 Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : Jumlah Halaman : 00 1-2 Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn Suatu tindakan pengangkatan tumor (tumorektomi) yang terdapat di payudara (mammae). 6. Untuk pemeriksaan dalam rangka penegakan diagnosa. 7. Mencegah perkembangan jaringan tumor yang lebih lanjut. Semua tindakan medik kamar bedah harus dibuat tahapan kerja. PERSIAPAN PASIEN 13. Perawat kamar bedah serah terima pasien dengan perawat ruangan. 14. Periksa kelengkapan administrasi seperti : SIO, hasil pemeriksaan radiologi, Laboratorium, dan lain-lain.
15. Ganti baju pasien dengan schort (bila masih pakai baju ruangan). 16. Beri kesempatan pasien berdoa bersama keluarganya bila hal itu belum dilakukan di ruangan. 17. Memindahkan pasien dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama perawat ruangan. 18. Pasien didorong ke ruang tindakan. 19. Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi. PELAKSANAAN A. Perawat sirkuler 8. Setelah pasien dibius atur posisi dan pasang pasien plate sambungkan kabel ke mesin diatermie. 9. Pasang sabuk pengaman untuk menghindarkan pasien terjatuh dari meja operasi. 10. Nyalakan lampu operasi (lihat protap pemgoperasian lampu operasi).
TUMOREKTOMI PADA MAMMAE (F A M) KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No Dokumen : No Revisi : SPO/OKP/038 00 B. Perawat asisten dan instrumen
Jumlah Halaman : 2-2
1. Siapkan set exterpasi di meja instrumen besar, linen di meja linen, meja mayo letakkan di standartnya. 2. Buka sarung tangan steril tempatkan dimeja instrumen. 3. Cuci tangan sesuai tindakan (lihat protap mencuci tangan). 4. Pakai jas dan sarung tangan steril (lihat protap) 5. Susun semua alat yang diperlukan dimeja mayo sesuai urutan penggunaan alat. 6. Desinfeksi daerah operasi dengan betadine solution/yodium 1%. 7. Pasang doek sedang samping kiri dan kanan kemudian jepit setiap sudut dengan doek klem.
8. Tempat meja mayo diatas daerah abdomen pasien. 9. Sambungkan kabel diatermi ke mesinnya (proses jalannya operasi lihat protap bedah) 10. Setelah operasi selesai luka ditutup dengan steril strip dan kasa kemudian diplester dengan hypavix, bersama dokter bedahnya pasang elastis verban (bila siperlukan) 11. Pasien siap untuk didorong ke ruang pemulihan. 12. Semua instrument didorong ke CSSD untuk kemudian dicuci dan disterilkan. UNIT TERKAIT
---
PERSIAPAN HYSTEREKTOMI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/039
STANDAR PROSEDUR Tanggal Ditetapkan : OPERASIONAL 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2 Ditetapkan Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Suatu tindakan mengangkat seluruhnya bagian rahim (Uterus).
TUJUAN
Untuk mencegah metastase penyebaran jaringan tumor ke organ tubuh yang lainnya.
KEBIJAKAN
Semua tindakan medik kamar bedah dibuat tahapan kerja.
PROSEDUR
9. Perawat di kamar bedah serah terima pasien dengan perawat ruangan. 10. Periksa kelengkapan administrasi seperti : SIO, hasil pemeriksaan radiologi, laboratorium, dan lain-lain. 11. Ganti baju pasien dengan schort (bila masih pakai baju ruangan). 12. Beri kesempatan pasien berdoa bersama keluarganya bila hal itu belum dilakukan di ruangan. 13. Memindahkan pasien dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama perawat ruangan. 14. Pasien didorong ke ruang tindakan. 15. Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi. 16. Nyalakan lampu operasi (lihat protap pengoperasian lampu operasi). Perawat Sirkuler 1. Setelah pasien dibius pasang catheter (lihat protap catheter). 2.
Pasang pasien plate sambungkan kabel ke mesin diatermi (lihat protap pengoperasian diatermi).
3. Pasang sabuk pengaman untuk menghindarkan pasien terjatuh dari meja operasi.
HYSTEREKTOMI KAMAR OPERASI PROSEDUR
No. Dokumen : No Revisi : SPO/OKP/039 00 Perawat Instrumen 1 dan Instrumen
Jumlah Halaman : 2-2
1. Siapkan set basic di meja instrumen besar, linen di meja linen dari meja letakkan di atas standardnya. 2.
Buka sarung tangan steril tempatkan di meja instrumen.
3. Cuci tangan secara steril (lihat protap). 4. Dengan dibantu sirkuler siapkan set hysterektomi dan set macammacam hak kemudian susun semua alat yang diperlukan di meja
mayo sesuai urutan pemakaian. 5. Desinfeksi daerah operasi dengan alkohol 70% dilanjutkan dengan betadine solution. 6. Pasang doek double besar mulai dari daerah sympisis pubis sampai ke ujung jari kaki pasien. 7. Pasang doek besar atas mulai dari daerah atas pusat sampai kepala pasien. 8. Pasang doek sedang samping kiri dan kanan kemudian setiap sudut jepit dengan doek klem. 9. Sambungkan kabel diatermi dan selang suction steril ke mesinnya masing-masing dengan dibantu oleh sirkuler, tempatkan meja mayo di atas daerah kaki pasien. 10. Siap untuk dilakukan tindakan pembedahan (proses jalannya operasi lihat protap bedah). 11. Setelah operasi selesai luka ditutup dengan sofratulle dan opsite. 12. Pasien dibersihkan dan siap untuk dipindahkan ke ruang pemulihan. 13. Semua instrumen didorong ke CSSD untuk dicuci dan disterilkan.
UNIT TERKAIT
---
TONSILEKTOMIE KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No Dokumen : SPO/OKP/045 Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2 Ditetapkan, Direktur
Dr. Adi Nugroho, SpAn PENGERTIAN
Suatu tindakan pengangkatan tonsil dari tenggorokan.
TUJUAN
6. Mencegah komplikasi ke daerah sekitar tonsil berupa rinitis kronis, sinusitis dan otitismedia. 7. Mencegah komplikasi ke organ yang jauh dari tonsil seperti endokarditis, artritis, miositis, nefritis, iridosidosiklitis, prutitis dan furunkolosis.
KEBIJAKAN
Tindakan tonsilektomie di kamar bedah dibuat langkah-langkah dan persiapan sebelum pasien di operasi.
PROSEDUR
PERSIAPAN PASIEN 10. Perawat kamar bedah serah terima pasien dengan perawat ruangan. 11. Periksa kelengkapan administrasi Laboratorium, hasil Radiologi, dll.
seperti
:
SIO,
hasil
12. Ganti baju pasien schort (bila masih dipakai baju ruangan). 13. Beri kesempatan pasien berdoa bersama keluarganya bila hal itu belum dilakukan di ruangan. 14. Memindahkan dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama perawat ruangan. 15. Pasien didorong ke ruang tindakan 16. Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi. PROSEDUR 8. Mencuci tangan steril 9. Tangan dilap dengan handuk kecil steril.
TONSILEKTOMIE KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman : SPO/OKP/045 00 2-2 1. Pakai sarung tangan steril dan siapkan instrumen sesuai kebutuhan 2. Desinfeksi sekitar mulut
3. Pasang duksteril sedang di : - Bawah kepala - Batas leher ke arah kaki 4. Doek lobang kecil ke mulut. 5. Siapkan selang suction. 6. Operasi siap dimulai. 7. Setelah tonsil diangkat dan perdarahan sudah diatasi bersihkan bagian mulut dan luar mulut dengan kassa basah. 8. Operasi selesai pasien siap untuk dipindahkan ke ruang pulih. 9. Semua instrumen didorong ke bagian CSSD untuk kemudian dicuci dan sterilkan, siap untuk digunakan kembali. UNIT TERKAIT
---
THYROIDEKTOMI KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR
No Dokumen : SPO/OKP/046 Tanggal Ditetapkan :
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2 Ditetapkan,
OPERASIONAL
11 November 2013
Direktur Dr. Adi Nugroho, SpAn
PENGERTIAN TUJUAN
Suatu tindakan mengangkat jaringan tiroid yang mengalami gangguan Mengangkat jaringan thyroid yang patologis.
KEBIJAKAN
Tindakan thyroidektomi di kamar bedah dibuat langkah-langkah dan persiapan sebelum pasien dioperasi.
PROSEDUR
PERSIAPAN PASIEN 6. Perawat kamar bedah serah terima pasien dengan perawat ruangan. 7. Periksa kelengkapan administrasi Laboratorium, hasil Radiologi, dl.
seperti
:
SIO,
hasil
8. Ganti baju pasien dengan schort (bila masih dipakai baju ruangan). 9. Beri kesempatan pasien berdoa bersama keluarganya bila hal itu belum dilakukan di ruangan. 10. Memindahkan dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama perawat ruangan. 11. Pasien didorong ke ruang tindakan. 12. Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi. 13. Nyalakan lampu operasi (lihat protap pengoperasian lampu operasi) PROSEDUR A. Perawat sirkuler 1. Pasang sabuk pengamanan untuk menghindari pasien terjatuh dari meja operasi.
THYROIDEKTOMI KAMAR OPERASI
No Dokumen : SPO/OKP/046
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 2-2
2.
PROSEDUR
3.
Setelah pasien dibius (bersama dokter bedah dan anastesi) leher diatur dalam posisi extensi, kepala ditopang dengan donat kemudian letakkan kolf berisi cairan 500cc dibawah bahu untuk menopang daerah bahu.
Pasang pasien plate didaerah kaki pasien sambungkan kabel ke mesin diatermi (lihat protap pengoperasian diatermi) B. Perawat Asisten dan Instrumen 1. Siapkan basic set dimeja instrumen besar, linen di meja linen dan mayo letakkan diatas standartnya. 2. Buka sarung tangan steril tempatkan di meja instrumen 3. Cuci tangan sesuai prosedur ( lihat protap mencuci tangan). 4. Pakaian jas dan sarung tangan steril (lihat protap) 5. Susun semua alat yang diperlukan di meja mayo sesuai dengan urutan pemakaian. 6. Desinfeksi daerah operasi dengan betadine solution 7. Pasang doek besar sebelah bawah untuk menutupi daerah dada sampai ke kaki pasien. 8. Pasang doek sedang sampai kiri dan kanan, jepit setiap sudut dengan doek klem. 9. Tempat meja mayo diatas daerah abdomen pasien. 10. Sambungkan kabel diatermi ke mesin diatermi ke mesin diatermi dengan bantuan sirkuler 11. Siap untuk dilakukan tindakan operasi (proses jalannya operasi lihat protap bedah) 12. Setelah operasi selesai luka ditutup dengan steristrip dan kassa kemudian diplester dengan hypavix. 13. Posisi kepala dan bahu dikembalikan ke osisi normal. 14. Pasien siap untuk dipindahkan ke ruang pemulihan 15. Semua alat didorong ke spoel hok untuk dicuci dan disterilkan kembali. UNIT TERKAIT
---
PERSIAPAN SECTIO CAESARIA KAMAR OPERASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No Dokumen : SPO/OKP/047 Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : Jumlah Halaman : 00 1-2 Ditetapkan, Direktur Dr. Adi Nugroho, SpAn
PENGERTIAN
Suatu tindakan mengangkat (mengeluarkan) bayi dari rahim melalui rongga perut.
TUJUAN
Untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya.
KEBIJAKAN
Semua pasien dengan tindakan sectio caesaria
PROSEDUR
PERSIAPAN PASIEN 1. Perawat kamar bedah serah terima pasien dengan perawat ruangan. 2. Periksa kelengkapan administrasi Laboratorium, hasil Radiologi, dll.
seperti
:
SIO,
hasil
3. Ganti baju pasien dengan schort (bila masih pakai baju ruangan) 4. Beri kesempatan pasien berdoa bersama keluarganya bila hal ini belum dilakukan di ruangan. 5. Memindahkan pasien dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama perawat ruangan. 6. Pasien didorong ke ruang tindakan 7. Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi. 8. Nyalakan lampu operasi (lihat protap pengoperasian lampu operasi) SPO A. Perawat sirkuler 1. Setelah pasien dibius pasang chateter (lihat protap pasang kateter) 2. Pasang pasien plate sambungkan kabel ke mesin diatermi (lihat protap pengoperasian diatermi)
PERSIAPAN SECTIO CAESARIA KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : No Revisi : SPO/OKP/047 00 B. Perawat asisten dan instrumen
Jumlah Halaman : 2-2
1.
Siapkan instrumen set sectio di meja instrumen besar, linen di meja linen dan letakkan mayo letakkan diatas standarnya.
2.
Buka sarung tangan steril tempatkan di meja instrumen.
3.
Cuci tangan sesuai prosedur (lihat protap mencuci tangan) .
4.
Pakai jas dan sarung tangan staril (lihat protap).
5.
Susun semua alat yang diperlukan dimeja mayo sesuai dengan urutan pemakaian.
6.
Disinfeksi daerah operasi dengan alkohol 70% kemudian betadine solution.
7.
Pasang doek besar sebelah bawah mulai dari sympisis pubi sampai ujung kaki pasien.
8.
Pasang doek besar atau mulai dari atas pusar sampai kepala pasien.
9.
Pasang doek sedang samping kiri dan kanan setiap sudutnya dijepit dengan doek klem.
10. Tempatkan meja mayo diatas daerah kaki pasien. 11. Sambungkan kabel diatermi steril dan selang suction steril ke mesinnya masing-masing dengan dibantu oleh sirkuler. UNIT TERKAIT
---
HERNIOTOMI No Dokumen : SPO/OKP/048 KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital Dr. Chandra Rahardja
PENGERTIAN
Suatu tindakan yang bertujuan untuk mengembalikan jaringan atau usus yang masuk ke dalam kantung hernia yang bisa menyebabkan terjadinya
kematian jaringan yang bersangkutan. TUJUAN
Untuk mencegah masuknya jaringan atau usus ke dalam kantung hernia yang dapat mengakibatkan kematian dari jaringan tersebut.
KEBIJAKAN PROSEDUR
Semua tindakan medik kamar bedah dibuat tahapan kerja. 4. Perawat di kamar bedah serah terima pasien dengan perawat ruangan. 5. Periksa kelengkapan administrasi seperti : SIO, hasil pemeriksaan radiologi, laboratorium, dan lain-lain. 6. Gantibaju pasien dengan schort ( bila masih pakai baju ruangan ). 7. Beri kesempatan pasien berdoa bersama keluarganya bila hal itu belum dilakukan di ruangan. 8. Memindahkan pasien dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama perawat ruangan. 9. Pasien didorong ke ruang tindakan. 10. Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi. Perawat sirkuler 2. Setelah pasien dibius pasang folley catheter sambungkan ke urine bag (lihat protap pasang catheter). 3. Pasang pasien plate sambungkan kabel ke mesin diatermi. 4. Nyalakan lampu operasi (lihat protap pengoperasian lampu operasi).
HERNIOTOMI
No Dokumen : SPO/OKP/048 KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 2-2
B. Perawat Asisten dan Instrumen 2. Siapkan set basic dimeja instrumen besar, linen di meja
linen dan mayo letakkan diatas standartnya. 3. Buka sarung tangan steril tempatkan di meja instrumen 4. Cuci tangan sesuai prosedur ( lihat protap mencuci tangan). 5. Pakaian jas dan sarung tangan steril (lihat protap) 6. Susun semua alat yang diperlukan di meja mayo sesuai dengan urutan pemakaian. 7. Desinfeksi daerah operasi dengan betadine solution atau yodium 1% 8. Pasang doek besar untuk menutupi daerah pusat pasien sampai dengan kepala. 9. Pasang doek besar sebelah bawah untuk menutup daerah bawah pusat sampai ke kaki pasien. 10. Pasang doek sedang sampai kiri dan kanan kemudian setiap sudut jepit dengan doek klem tempatkan meja mayo diatas daerah aki pasien. 11. Sambungkan kabel diatermi ke mesinnya dengan dibantu oleh sirkuler. 12. Siap untuk dilakukan tindakan operasi (proses jalannya operasi lihat protap bedah) 13. Setelah operasi selesai luka ditutup dengan sofratulle dan kassa kemudian diplester dengan hypavix 14. Semua instrumen dicuci dan di set kemudian disterilkan. 15. Alat siap untuk digunakan kembali. UNIT TERKAIT
---
CIRCUMCISI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/044
SPO Tanggal Ditetapkan :
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-1 Ditetapkan CEO Mayapada Hospital
11 November 2013 Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN
Suatu tindakan untuk membebaskan gland penis dari preputium untuk mengatasi kelainan, ritual.
TUJUAN
3. Bila ada kelainan patologis (phymosis) 4. Ritual 5. Higiene
KEBIJAKAN
Semua tindakan medik kamar bedah dibuat tahapan kerja.
PROSEDUR
3. Siapkan semua alat yang diperlukan pada meja instrument. 4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan steril sesuai prosedur. 5. Desinfeksi daerah penis pasien dan sekitarnya dengan betadine solution kemudian pasang doek sedang di bagian atas dan bawah lalu tutup dengan doek bolong. 6. Siap untuk dilakukan tindakan circumcisi, (proses jalannya operasi lihat protap bedah). 7. Setelah operasi selesai balut dengan sufratul dan kassa. 8. Semua alat kotor dibawa ke bagian CSSD untuk dicuci dan disterilkan.
UNIT TERKAIT
-----
PYELOLITHOTOMIE
No Dokumen : SPO/OKP/049
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital Dr. Chandra Rahardja
PENGERTIAN TUJUAN
Suatu tindakan yang membuka sisi lateral rongga perut untuk mengeluarkan batu yang terdapat pada daerah ginjal. 4. Mengeluarkan batu 5. Menghindari komplikasi
KEBIJAKAN
Semua tindakan medik kamar bedah harus dibuat tahapan kerja.
PROSEDUR
PERSIAPAN PASIEN 1. Perawat kamar bedah serah terima pasien dengan perawat ruangan. 2. Periksa kelengkapan administrasi Laboratorium, hasil Radiologi, dll.
seperti
:
SIO,
hasil
3. Ganti baju pasien dengan schort (bila masih pakai baju ruangan) 4. Memindahkan pasien dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama perawat ruangan. 5. Pasien didorong ke ruang tindakan 6. Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi. SPO A. Perawat sirkuler 3. Setelah pasien dibius pasang folley catheter sambungkan ke urine bag (lihat protap pasang kateter) 4. Pasang pasien plate sambungkan kabel ke mesin diathermi. 5. Nyalakan lampu operasi (lihat protap pengoperasian lamu operasi)
PYELOLITHOTOMIE
No Dokumen : SPO/OKP/049 KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 2-2
B. Perawat asisten dan instrumen 1. Siapkan semua instrumen yang diperlukan di meja instrumen besar, linen di meja linen dan meja mayo steril besar, linen di meja linen dan meja mayo steril letakkan diatas standartnya. 2. Buka sarung tangan steril tempatkan di meja instrumen 3. Cuci tangan sesuai prosedur (lihat protap mencuci tangan) 4. Pakai jas dan sarung tangan staril (lihat protap) 5. Susun semua alat yang diperlukan dimeja mayo sesuai dengan urutan pemakaian. 6. Disinfeksi daerah operasi dengan alkohol 70% kemudian betadine solution atau yodium 1% 7. Pasang doek besar atas untuk menutupi daerah pusar pasien sampai dengan kepala. 8. Pasang doek besar sebelah bawah untuk menutup daerah bawah pusat sampai ke kaki pasien. 9. Pasang doek sedang samping kiri dan kanan kemudian setiap sudut jepit dengan doek klem tempatkan meja mayo diatas daerah kaki pasien. 10. Sambungkan kabel diatermi ke mesinnya dengan dibantu oleh sirkuler. 11. Siap untuk dilakukan tindakan operasi (proses jalannya operasi lihat protap bedah) 12. Setelah operasi selesai luka ditutup dengan surfratulle dan
kassa kemudian di plester dengan hypavix. 13. Semua instrumen di cuci dan set kemudian disterilkan 14. Alat siap untuk digunakan kembali. UNIT TERKAIT
---
TUR (TRANS URETRA RESECTION) No Dokumen : SPO/OKP/051 KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-3
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN
Suatu pedoman dalam pelaksanaan tindakan medis mengeluarkan kelenjer prostat yang membesar Penderita dapat buang air kecil dengan lancar
KEBIJAKAN
Semua tindakan medik kamar bedah harus dibuat tahapan kerja.
PROSEDUR
PERSIAPAN PASIEN 1. Perawat kamar bedah serah terima pasien dengan perawat ruangan. 2. Periksa perlengkapan administrasi Laboratorium, hasil Radiologi, dll.
seperti
:
SIO,
hasil
3. Ganti baju pasien dengan schort (bila masih pakai baju ruangan). 4. Beri kesempatan pasien berdoa bersama keluarganya bila hal itu belum dilakukan diruangan. 5. Memindahkan pasien dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama perawat ruangan. 6. Pasien didorong ke ruang tindakan. 7. Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi.
SPO 4. Alat-alat yang tidak bisa disterilkan dengan autoclave direndam dalam larutan cidex/aseptysteril 28 selama kurang lebih 15-30 menit. 5. Instrumentator memakai apron plastik, kemudian mencuci tangan secara steril. 6. Mengenakan jas operasi steril dan menggunakan serung tangan steril.
TUR (TRANS URETRA RESECTION)
No Dokumen : SPO/OKP/051 KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 2-3
1. Angkat Instrument dalam rendaman, lalu bilas dengan aqua. 2. Mengatur instrument diatas meja trolly secara sistematis, sesuai dengan kebutuhan. 3. Setelah pasien dianestesi atur posisi lithotomy, berikan cairan desinfektan kepada operator untuk desinfeksi daerah kemaluan pasien. 4. Doek kaki dipasang satu persatu, kemudian doek sedang bagian bawah, doek sedang bagian atas, lalu pasang doek lubang. 5. Hubungkan kabel diathermi, slang irigasi dan kabel light sourge kemudian dijepit dengan doek klem agar tidak terjatuh. 6. Berikan metal sheat dengan obturatornya yang sudah dioles dengan xillocain jelly, setelah obturator dilepas, berikan working element dalam keadaan siap pakai (cutting lopp dan lensanya sudah terpasang) Kemudian pasang light source kabel, slang irigasi dan kabel diathermi, kalau perlu pasang kamera. 7. Operator akan melakukan kerokan (kuret) pada kelenjer prostat yang membesar dengan menggunakan diathermi. 8. Sementara itu instrumentator mengisi elik evacuator dengan steril water, jangan sampai ada udara didalamnya dan ellik evakuator siap pakai.
9. Jika pengerokan jaringan sudah selesai, berikan ellik, kemudiancairan yang keluar ditampung dengan saringan supaya jaringan tidak terbuang. 10. Setelah selesai berikan three way catheter nomor sesuai dengan kebutuhan, pasang urogard, kemudian ballon catheter/cuff diisi dengan cairan dalam syringe 20 cc, jika urine masih tampak berdarah disiapkan steril water dalam cateter tip 50 cc untuk spooling. 11. Pasang blood set dengan NaCl 0.9% 1000 cc untuk irigasi (spolling drip), fixasi catheter dengan leukoplast yang sudah disiapkan pada paha kanan/paha kiri.
TUR (TRANS URETRA RESECTION)
No Dokumen : SPO/OKP/051 KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 3-3
12. Alat-alat dibereskan dengan hati-hati. 13. Pasien dibersihkan dan dirapihkan. 14. Alat-alat bekas pakai dicuci dengan larutan desinfektan, bilas dengan air mengalir dan keringkan. 15. Simpan pada tempat semula dan alat selalu dalam keadaan siap pakai.
UNIT TERKAIT
---
PERSIAPAN RADIKAL MASTEKTOMI
KAMAR OPERASI SPO
No Dokumen : SPO/OKP/052
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-3
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
Pedoman yang dilakukan dalam pelaksanakan pengangkatan semua jaringan yang tumbuh secara abnormal di jaringan payudara dan kalenjer getah bening di axilla dan pectorali. Agar tumor (Ca) tidak menyebar lagi. Pelaksanaan radikal mastektomi dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di rumah sakit.
PROSEDUR
PERSIAPAN PASIEN c) Perawat kamar bedah serah terima pasien dengan perawat ruangan. d) Periksa perlengkapan administrasi Laboratorium, hasil Radiologi, dll.
seperti
:
SIO,
hasil
e) Ganti baju pasien dengan schort (bila masih pakai baju ruangan). f) Beri kesempatan pasien berdoa bersama keluarganya bila hal itu belum dilakukan di ruangan. g) Memindahkan pasien dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama perawat ruangan. h) Pasien didorong ke ruangan tindakan. i) Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi. SPO A. Perawat sirkuler vi. Setelah pasien dibius, atur posisi tangan sebelah daerah operasi angkat dan letakkan disamping kepala (hiper extensi) dan fiksasi. vii. Pasang pasien plate sambungkan kabel ke mesin diathermi (lihat protap mengoperasian diathermi)
PERSIAPAN RADIKAL MASTEKTOMI
No Dokumen : SPO/OKP/052 KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 2-3
viii. Nyalakan lampu operasi (lihat protap pengoperasian lamu operasi) B. PERAWAT ASISTENS DAN INSTRUMEN c) Siapkan semua instrumen basic set di meja instrumen besar, linen di meja linen dan meja mayo letakkan diatas standartnya. d) Buka sarung tangan steril tempatkan di meja instrumen e) Cuci tangan sesuai prosedur (lihat protap mencuci tangan) f) Pakai jas dan sarung tangan staril (lihat protap) g) Susun semua alat yang diperlukan dimeja mayo sesuai urutan
pemakaian. h) Disinfeksi daerah operasi dengan betadine solution i) Pasang doek besar sebelah atas untuk menutupi daerah dada bagian atas sampai kepala pasien. j) Pasang doek besar sebelah bawah untuk menutup daerah bawah dada sampai ke kaki pasien. k) Pasang doek sedang samping kiri dan kanan sesuai operasi dibawah ketiak kemudian satu sisi yang lainnya garis sesuai garis sternum jepit setiap sudut dengan doek klem. l) Tempatkan meja mayo diatas daerah abdomen pasien. m) Sambungkan kabel diatermi ke mesinnya dengan dibantu oleh sirkuler. n) Siap untuk dilakukan tindakan operasi (proses jalannya operasi lihat protap bedah) o) Setelah operasi selesai luka ditutup dengan surfratulle dan kassa kemudian di plester dengan hypavix bersama dokter bedahnya pasang elastis verban p) Kembalikan posisi tangan pasien sejajar dengan badan.
RADIKAL MASTEKTOMI
No Dokumen : SPO/OKP/052 KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 3-3
a) Operasi selesai pasien siap untuk dipindahkan ke ruan pulih. b) Semua instrumen didorong ke bagian CSSD untuk kemudian dicuci dan disterilkan, siap untuk gunakan kembali
UNIT TERKAIT
---
PENGOPERASIAN TENSIMETER AIR RAKSA MANUAL KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SOP/OKP/066
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
Tanggal dan No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN
Suatu petunjuk penggunaan tensimeter air raksa manual.
TUJUAN KEBIJAKAN
Agar dapat memberikan hasil yang akurat dalam pengukuran tekanan darah. Bahwa pemeliharaan pada pengoperasian alat kesehatan sesuai dengan kebijakan prosedur pemeliharaan dan pengoperasian alat kesehatan. 3. 4. 5. 6.
Pasien tidur terlentang. Dekatkan tensimeter ke pasien. Pasang manset pada bagian lengan atas dan tutup knof balon. Pompa tensimeter dengan menekan balon pompa sampai pada ketinggian tertentu. 7. Biarkan air raksa turun sampai pada bagian yang paling bawah dari tensimeter tersebut. 8. Dengarkan bunyi “dug” yang pertama sebagai sistole dan bunyi “dug” kedua sebagai diastole. 9. Catat hasil dalam status pasien.
PROSEDUR
PERAWATAN ALAT : 2. Air raksa dalam tensimeter jangan sampai pecah. 3. Siapkan manset dalam keadaan kempes 4. Rapikan alat dan kembalikan ke tempat semula. UNIT TERKAIT
---
PENANGANAN JARINGAN TUBUH PASIEN PASCA OPERASI KAMAR OPERASI PROSEDUR TETAP
No Dokumen : SOP/OKP/067 Tanggal Ditetapkan : 5 Maret 2010
Tanggal dan No Revisi : Jumlah Halaman : 5 Maret 2010 01 1-1 Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Dr. Chandra Rahardja Suatu tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi jaringan dalam keadaan baik. Agar semua petugas di kamar bedah mengetahui cara penanganan yang benar terhadap jaringan pasca operasi. Penanganan jaringan-jaringan pasca operasi dilakukan sesuai prosedur, baik jaringan yang akan diperiksa ke laboratorium maupun yang akan diserahkan kepada pasien/keluarga. 3. Dokter pembedah memberikan penjelasan kepada pasien/keluarga mengenai bahan/jaringan yang dikeluarkan apakah perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak. 4. Masukkan jaringan kedalam tempat/bokal, isi dengan cairan formalin 10% sampai menutupi permukaan jaringan. 5. Untuk jaringan yang akan diperiksa : dokter bedah mengisi formulir sesuai jenis pemeriksaan misalnya histopatologi, kultur, dll dan menandatanganinya. 6. Jaringan dan formulir permintaan pemeriksaan dikirim ke laboratorium : a. Langsung dari kamar bedah b. Disertakan ke ruang rawat bersama pasien untuk diperlihatkan kepada pasien/keluarga, kemudian dikirim ke laboratorium dari ruang rawat. 7. Bila pasien/keluarga memilih memeriksakan diluar rumah sakit Mayapada, harus diinformasikan kepada dokter pembedah, bila disetujui jaringan diserahkan kepada pasien/keluarga dengan mengisi dan menandatangani formulir serah terima jaringan. 8. Bila tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, jaringan diserahkan kepada pasien/keluarga dengan mengisi dan menandatangani formulir serah terima jaringan ---
PENANGANAN JARINGAN TUBUH PASIEN PASCA BEDAH DALAM RUANG OK
No Dokumen : SOP/OKP/067
KAMAR OPERASI PROSEDUR
Tanggal dan No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 2-2
B. Jaringan yang tidak diperlukan lagi, diserahkan pada keluarga. 6. Dokter bedah menjelaskan kepada pasien/lekuarga/wali mengenai jaringan pasca operasi yang dimaksud, dan bahwa jaringan/bahan tersebut tidak lagi diperlukan untuk proses atau pemeriksaan lebih lanjut. 7. Sesuai dengan kesepakatan dengan pihak pasien/keluarga/walinya, maka jaringan/bahan tersebut dapat : 9. Diambil oleh pihak pasien/kelaurga/walinya : 8. Staf kamar operasi mengisi form atau pernyataan penyerahan jaringan/bahan tersebut secara lengkap dan pihak pasien/keluarga/walinya menandatangani setelah penerimaan jaringan/bahan tersebut. 9. Jaringan dan bahan tersebut diserahkan setelah dikemas sebagaimana mestinya. 10. Tidak diambil oleh pihak pasien/keluarga/walinya : Setelah dikemas oleh staf kamar operasi, jaringan/bahan diserahkan kepada cleaner untuk dihancurkan/dibuang.
UNIT TERKAIT
---
PENGOPERASIAN MEJA OPERASI MANUAL OK I DAN OK II KAMAR OPERASI PROSEDUR TETAP
No Dokumen : SOP/OKP/070
Tanggal dan No Revisi : 15 Juli 2008 00
Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital Dr. Chandra Rahardja
PENGERTIAN
Langkah-langkah secara sistimatis penggunaan meja operasi manual OK I dan OK II
TUJUAN
Agar semua petugas dapat mengoperasionalkan meja operasi dengan baik dan benar.
KEBIJAKAN PROSEDUR
Pemeliharaan pada pengoperasian alat elektromedik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 5. Pedal : Untuk membuat posisi tinggi, rendah meja operasi sesuai kebutuhan operasi. 6. Handle : 6. Untuk membuat posisi mering kiri, kanan 7. Untuk membuat posisi tredelenburg (kaki diatas) 8. Untuk membuat posisi kepala diatas 7. Pegas atas Untuk membuat posisi kepala 8. Pegas bawah : Untuk membuat posisi kaki 9. Kunci lock Untuk membuat posisi meja operasi tidak dapat bergerak. PERWATAN ALAT: 8. Dibersihkan dengan larutan presept dan dilap kering 9. Memberi minyak pelumas kalau perlu
PENGOPERASIAN MEJA OPERASI MANUAL OK I DAN OK II KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : Tanggal dan No Revisi : Jumlah Halaman : SOP/OKP/070 15 Juli 2008 00 2-2 1. Meja operasi selalu dalam keadaan terkunci 2. Meja operasi siap digunakan dengan memakai alas meja (kain putih), plastik alas meja (kain putih)
UNIT TERKAIT
Maintenance
PENGOPERASIAN DIATHERMI VALLEYLAB KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SOP/OKP/077
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : 10 Februari 2011
Tanggal dan No Revisi : 10 Februari 2011 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
Pedoman yang digunakan dalam pemakaian mesin diathermi Valleylab 1. Agar perawat dapat mengoperasionalkan alat tersebut sesuai IK. 2. Agar alat selalu dalam keadaan siap pakai. Setiap mengoperasikan Diathermi Valleylab dilakukan sesuai prosedur.
PROSEDUR
1. Perawat menghubungkan kabel diathermi ke outlet listrik yang ada di dinding. 2. Perawat memasang patient plate ke bagian tubuh pasien yang terdapat jaringan otot. Misal : betis, paha, bokong, punggung. Hindarkan pemasangan pada daerah yang basah atau berbulu. Lokasi pemasangan patient plate usahakan dekat dengan daerah yang akan di operasi. 3. Perawat menghidupkan mesin Diathermi dengan menekan tombol “ON“. 4. Perawat menghubungkan kabel patient plate ke mesin Valleylab. 5. Perawat mgnhubungkan kabel switch ke mesin Valleylab. 6. Perawat mengatur kekuatan Diathermi baik cutting / coagulan atau bipolar sesuai dengan kebutuhan. 7. Perawat instrument mengetes fungsi alat dengan menekan tombol biru/kuning pada handswitch 8. Bila ada masalah tombol alarm akan berbunyi dan menunjukan letak masalah. 9. Perawat cirkuler meneliti masalah yang terjadi dan melakukan pengcekanterhadap masalah, bila perlu matikan dan di set ulang. 10. Perawat instrumentator mengetes kembali fungsi alat dengan menekan tombol biru/kuning pada handswitch. 11. Bila tidak terjadi alarm artinya alat dapat berfungsi dengan baik 12. .Setelah selesai dipakai, perawat mengembalikan program ke posisi awal dengan menurunkan kekuatan cutting dan coagulan. 13. Perawat mematikan Diathermi dengan menekan tombol “OFF“ 14.
Petugas kebersihan membersihkan Diathermi dengan desinfektan, kabel-kabel digulung rapi tetapi tidak telalu kecil.
cairan
15. Mesin Diathermi dikembalikan ke tempat semula
PENGOPERASIAN DIATHERMI VALLEYLAB KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : Tanggal dan No Revisi : Jumlah Halaman : SOP/OKP/077 10 Februari 2011 01 2-2 Catatan : Untuk Diathermi valleylab ini, jika kita menggunakan pada operasi yang sama dalam waktu yang berbeda maka tidak perlu kita program agi tetapi cukup recall, alat akan bekerja secara
UNIT TERKAIT
otomatis menunjukkan angka seperti program yang pertama. 10. Diathermi siap dipakai lagi. 11. Maintenance
PENGOPERASIAN DIATHERMI VALLEYLAB KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SOP/OKP/078
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
Tanggal dan No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
Pedoman penggunaan dan pengoperasian diathermi valleylab untuk keperluan operasi TUR dan untuk pemakaian bipolar. 1. Agar perawat dapat mengoperasionalkan alat tersebut sesuai SOP. 2. Agar alat selalu dalam keadaan siap pakai. Setiap pengoperasian dithermi valleylab sesuai dengan ketentuan rumah sakit. 2. Foot switch dihubungkan ke mesin diathermi 3. Patient plate dipasang ke anggota tubuh dan kabelnya dihubungkan ke diathermi 4. Bila memakai bipolar, foot swtch dipasang dengan cara menghubungkan kabel foot switch ke mesin diathermi. 5. Mesin dihidupkan sampai tertera angka 1 (satu) pada bipolar cutting dan coagulasi. 6. Power dinaikkan sesuai kebutuhan operastor 7. Diathermi siap pakai Patient plate hanya boleh dipakai 1 (satu) pasien. PERAWATAN ALAT : 6. Kurang lebih seminggu sekali mesin kita bersihkan dengan lap menggunakan cairan desinfektan lalu lap dengan lap kering. 7. Patinet plate dipasang ke anggota tubuh dan kabelnya dihubungkan ke diathermi 8. Bila memakai bipolar, foot switch dipasang dengan cara menghubungkan kabel foot switch ke mesin diathermi. 9. Apabila terjadi kerusakan hubungi bagian maintenance.
UNIT TERKAIT
Maintenance
PENGOPERASIAN LAMPU OPERASI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SOP/OKP/079
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
Tanggal dan No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
Pedoman yang digunakan untuk pengoperasian lampu operasi Agar semua petugas dapat mengoperasionalkan lampu operasi tersebut dengan baik dan benar. Setiap pengoperasian lampu operasi sesuai ketentuan rumah sakit
PROSEDUR 7. Hidupkan lampu operasi secara bertahap 8. Pasang pegangan lampu yang sudah steril untuk mempermudah tim operasi bekerja selama berlangsungnya operasi. 9. Operator atau asistendapat mengatur sendiri fokus lampu operasi dan posisi lampu sesuai dengan kebutuhan. 10. Selesai operasi, lepas kembali pegangan lampu untuk dicuci dengan cairan desinfektan dan steril ulang hingga siap untuk di gunakan kembali. 11. Matikan lampu secara bertahap.
PERAWATAN ALAT : 1. Selesai operasi bersihkan lampu dengan menggunakan cairan desinfektan 2. Apabila terjadi kerusakan hubungi bagian maintenance.
UNIT TERKAIT
Maintenance
PENGOPERASIAN MEJA MAYO KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SOP/OKP/083
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
Tanggal dan No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
Pedoman dalam pemakaian meja mayo. Agar semua perawat dapat menggunakan alat tersebut sesuai SOP. Setiap pengoperasian meja mayo sesuai ketentuan rumah sakit. 1. Meja mayo hanya dapat dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan kebutuhan. 2. Untuk menaikkan dan menurunkan meja mayo, putar kunci yang ada pada bagian tengah dari tiang penyangga setelah kita kencangkan kembali. PERAWATAN ALAT : 4. Setiap selesai digunakan, bersihkan meja mayo dengan menggunakan cairan desinfektan lalu lap dengan lap kering. 5. Bersihkan meja mayo kurang lebih seminggu sekali dengan cairan desinfektan lalu lap dengan lap kering. 6. Roda meja mayo harus selalu diolesi minyak pelumas agar tidak macet.
UNIT TERKAIT
Maintenance
PENGOPERASIAN TROLLEY OPERASI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SOP/OKP/084
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
Tanggal dan No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN
Pedoman yang digunakan untuk mengoperasikan trolley operasi Agar semua perawat dapat mengoperasikan alat tersebut sesuai SOP
KEBIJAKAN
Setiap pengoperasian trolley operasi sesuai ketentuan rumah sakit.
PROSEDUR
Kunci roda trolley operasi, dengan cara menekan kunci yang ada pada kiri dan kanan. PERAWATAN ALAT : 1. Setiap selesai operasi, bersihkan trolley operasi dengan menggunakan cairan desinfektan lalu lap dengan lap kering. 2. Bersihkan trolley + seminggu sekali dengan menggunakan cairan desinfektan lalu lap dengan lap kering. 3. Roda trolley operasi harus selalu diolesi minyak pelumas agar rodanya tidak macet. 4. Apabila terjadi kerusakan hubungi bagian maintenance.
UNIT TERKAIT
Maintenance
PENGOPERASIAN TORNIQUET KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SOP/OKP/087
PROSEDUR TETAP Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
Tanggal dan No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
Suatu pedoman dalam penggunaan Torniquet Mengurangi aliran darah ke lokasi operasi. Setiap pengoperasian alat torniquet cast cutter sesuai dengan ketentuan rumah sakit. 1. Daerah yang akan ditempel torniquet lebih dahulu diatasi dengan peding/kapas orthopedi atau plastik. 2. Pasang manset, hubungkan karet dengan komprimeter dan kunci/tutup sampai rapat. 3. Pasang manset dibagian atas sayatan operasi dengan prinsip tidak
boleh menggunakan sterilisasi operasi. 4. Posisi ditinggikan untuk menghilangkan darah pada daerah tersebut kemudian dipompa sesuai kebutuhan atau sampai batas lebih tinggi dari tekanan systolic. 5. Pemakaian ini maksimal 1,5 jam, bila pemakaian lebih posisi koprimeter diturunkan sampai angka 0(nol). Kurang lebih 5 menit kemudian dipompa kembali sesuai kebutuhan operator.
PERAWATAN ALAT : 1. Turunkan jarum komprimeter sampai dengan angka 0 (nol). 2. Bersihkan manset dengan cairan desinfektan lalu keringkan dengan lap kering. 3. Rapikan dan simpan alat pada tempatnya.
UNIT TERKAIT
Maintenance
PULSE OKSIMETER SATLITE TRANS TM
KAMAR OPERASI SPO
No. Dokumen : SPO/OKP/098 Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur saturasi O2 di dalam darah.
TUJUAN
Untuk mengatur saturasi O2 didalam darah secara terus menerus selama pembedahan dan pemulihan
KEBIJAKAN PROSEDUR
Setiap pengoperasian pulse oksimeter satlite TransTM sesuai dengan kentetuan rumah sakit. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Hubungkan kabel sumber listrik AC ke conector monitor. Hubungkan kabel sumber listrik ke outlet listrik di dinding. Pindahkan posisi dipanel belakang ke I Hidupkan monitor dengan menekan tombol I/O dopanel depan. Pasang probe (sensor) ke conector di panel depan. Pasang prope sensor ke jari pasien (gunakan plester bila perlu) Untuk hasil pengukuran yang baik, tutup jari pasien dengan selimut untuk menjaga suhu jari dan mengurangi intervensi cahaya pada sensor.
8. Bila terdengar alarm, periksa apakah sensor lepas dan untuk mematikan alarm tekan tombol silence 9. Bila pemakaian telah selesai, tekan tombol I/O untuk mematikan pulse oxymeter 10. Lepaskan probe sensor dari jari pasien, bersihkan dan rapihkan pada tempatnya. 11. Kabel sumber listrik AC tetap dihubungkan ke outlet listrik untuk pengisian baterai.
UNIT TERKAIT
Maintenance
MEMBERSIHKAN RUANG TINDAKAN OPERASI
KAMAR OPERASI SPO
No Dokumen : SPO/OKP/100 Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : Jumlah Halaman : 00 1-2 Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN
Suatu kegiatan membersihkan semua bagian ruang operasi sesuai dengan jadwal yang dibuat.
TUJUAN
Untuk mempertahankan kebersihan dan sterilkan ruang tindakan operasi.
KEBIJAKAN PROSEDUR
Kamar operasi harus dibersihkan secara berkala. 1. Petugas (cleaner dan ajun) memakai baju + sandal + topi + masker + apron 2. Petugas mengangkat semua sampah dan memisahkan sampah infeksius atau non infeksius (sampah infeksi dibuang ke plastik kuning, sedangkan sampah non infeksius dibuang ke plastik hitam) 3. Ganti tempat sampah medis (kuning) sesuai dengan kebutuhan. 4. Menyapu lantai dengan menggunakan Dry vacuum cleaner, termasuk kolong-kolong meja, almari dan bagian belakangnya. 5. Petugas mempersiapkan bucket + mop dengan air dicampur dengan presept sesuai takaran yang benar (lihat brosur).
6. Dusting/lap semua panel-panel lampu, jendela, pintu, dinding, meja operasi, bed pasien, almari, buffet, dan lain-lain. Dengan menggunakan lap yang telah dicelupkan larutan presept. 7. Lakukan pengepelan lantai dengan menggunakan mop khusus yang telah diberi presept, dengan cara mulai mengepel dari sudut terjauh hingga menuju pintu keluar. 8. Setiap selesai kegiatan operasi, lakukan pengepelan dan jangan lupa gunakan presept sesuai dengan ketentuan yang ada. 9. Selesai kegiatan operasi ruangan tersebut di pogging sesuai dengan instruksi pihak Nurse.
MEMBERSIHKAN RUANG TINDAKAN OPERASI
KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : SPO/OKP/100 CATATAN :
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 2-2
Mop dan bucket satu untuk ruangan dan beberapa lap sesuai jumlah yang dilap (tidak boleh ditukar-tukar) Mop dan bucket dicuci bersih dan mop setelah dikeringkan disterilkan di CSSD UNIT TERKAIT
---
PERSIAPAN OPERASI ELEKTIF No Dokumen : SPO/OKP/001
KAMAR OPERASI SPO
PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
Tanggal Terbit : 11 November 2013
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS Suatu tindakan pembedahan yang pelaksanaannya direncanakan atau terjadwal. 1 2 3
Untuk memperbaiki keadaan umum pasien Untuk mempersiapkan mental pasien Untuk memberi waktu kepada pasien dan keluarganya dalam mempersiapkan biaya pengobatan. Semua pelaksanaan operasi terencana di lakukan sesuai prosedur.
PROSEDUR
Persiapan : 1. Sehari sebelum operasi dilakukan pemerikasaan laboratorium, radiologi, yang dianggap perlu sehubungan dengan tindakan operasi yang akan dilakukan. 2. Pasien dipuasakan kurang lebih 7-8 jam untuk dewasa dan 4-6 jam untuk anakanak. 3. Untuk operasi yang berhubungan dengan gastro intestinal, malam hari sebelum operasi pasien diberi minum obat pencahar dan pagi hari di clysma dengan huknah tinggi. 4. Persiapan darah bila diperlukan. 5. Pasien menandatangani surat persetujuan operasi bila tidak memungkinkan (misalnya : pasien tidak sadar, pasien dibawah umur), dapat diwakilkan pada keluarga terdekat atau walinya. 6. Sehari sebelum operasi, perawta bedah melakukan kunjungan pre operatif. 7. Cukur daerah operasi bila diperlukan. 8. Semua perhiasan dan barang berharga lainnya dilepas dan diberikan pada keluarga. 9. Sebelum pasien dibawa ke kamar bedah, sebaiknya mandi dan keramas dengan cairan desinfektan. 10. IV line dipasang dengan catheter no besar 16-18 dengan menggunakan blood set dan sebaiknya dipasang di daerah yang berlawanan dengan daerah yang akan dioperasi. 11. Pasien didorong ke kamar bedah, 30 menit sebelum waktu penjadwalan operasi atau setelah ada panggilan. PROSEDUR : 17. Perawat bedah menentukan kamar operasi yang akan dipergunakan sesuai dengan jenis kasus. 18. Perawat bedah mempersiapkan seluruh instrument, alkes dan obat-obatan yang dipergunakan selama pembedahan. 19. Serah terima perawat ruangan dengan memeriksa kelengkapan administrasi dan mengisi formulir asuhan keperawatan peri operatif. 20. Gigi palsu, alat bantu dengar dan protesa lainnya (bila ada) dilepas dan diberikan kepada keluarga atau perawat ruangan. 21. Beritahu dokter anestesi dan dokter bedah 22. Pasien didorong ke ruang tindakan. 23. Setelah pasien dibius, pasang kateter bila diperlukan. 24. Atur posisi pasien sesuai jenis operasi
PERSIAPAN OPERASI ELEKTIF
KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : SPO/OKP/001
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-2
25. Bersihkan daerah operasi dengan cairan desinfektan 26. Perawat asisten dan instrument, sirkuler membantu dokter dalam melakukan tindakan operasi sampai selesai.
27. Setelah selesai operasi, pasien dibersihkan dan didorong ke ruang pemulihan untuk diobservasi, bila keadaan umumnya baik, pasien dikembalikan ke ruangan. 28. Untuk pasien yang memerlukan perawatan Intensive, selesai operasi langsung dirawat di ICU. 29. Serah terima dengan perawat ruangan/ICU 30. Buat surgery record di sistem wipro, isi golongan operasi, nama operator, anestesis dan alat alat medis yang di pakai selama operasi Click Start All program wipro his OT Isi group name : OT User User name : Nama pelaksana Ok Password : Masukkan password Ok Kemudian click surgery record (in patient) click 2x Isi IP No (Click zoom) Isi contain dengan menekan shift %%% Enter Pilih nama pasien click 2x Click zoom pada kolom surgery, isi surgery, isi starswith dengan menekan shift %%% Enter Pilih jenis operasi, click 2x click ok pada kolom surgery isi OT : dengan click tanda , pilih OT click 1x isi anesthesi : dengan click tanda , pilih jenis anesthesi click 1x isi priority: dengan click tanda , pilih rutin/ASAP (cito) click 1x isi operation, click pada start date time, isi jam operasi dimulai click pada and date time, isi jam operasi selesai isi surgery , click pada start date time, isi jam mulai incisi click pada and date time, isi jam luka operasi ditutup isi recovery room, click pada start date time, isi jam pasien masuk RR click pada and date time, isi jam pasien keluar RR kemudian click type, click , click / pilih surgeon, medical, kemudian click zoom isi starswith dengan menekan shift %%% enter pilih dokter yang di kehendaki, click 2x lalu click Untuk medical equipment isi tanggal dan jam (zoom date time – to date time ) lalu click kemudian tekan Save UNIT TERKAIT
---
PERSIAPAN OPERASI CITO No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. S Chandra Rahardja Operasi yang dilakukan dengan segera/secepatnya sehubungan dengan kasus kegawatan (emergency). 20. Untuk menyelamatkan jiwa pasien 21. Untuk mencegah atau meminimalkan keterlambatan penanganan.
komplikasi
akibat
Setiap Persiapan dan pelaksanaan operasi cito dilakukan sesuai prosedur. Persiapan : 3. Tentukan kamar operasi yang akan diperlukan sesuai dengan jenis kasus. 4. Siapkan seluruh instrumen, alkes dan obat-obatan yang diperlukan selama pembedahan. 5. lakukan check list alat sebelum dan sesudah digunakan dan ditandatangani oleh perawat instrumen dan sirkuler. 6. Serah terima pasien dari perawat ruangan dengan memeriksa kelengkapan administrasi (SIO, SIA, hasil laboratorium, hasil radiologi beserta foto) dan mengisi form asuhan keperawatan peri operatif. 7. Cek apakah pasien masih menggunakan gigi palsu atau protesa yang belum dilepas. Jika ya, berikan pada perawat atau keluarga dengan bukti serah terima. 8. Bawa pasien ke ruang tindakan. 9. Setelah pasien dibius, pasang folley kateter (bila perlu) 10. Atur posisi pasien sesuai jenis operasi. 11. Bersihkan daerah operasi dengan cairan desinfektan. 12. Perawat instrumen dan sirkuler membantu dokter dalam melakukan tindakan operasi sampai selesai. 13. Cek kelengkapan alat sebelum luka operasi di tutup dan segera laporkan pada dokter operator jika ada kekurangan (ketidaksesuaian) alat. 14. Setelah selsai operasi, bersihkan pasien, kemudian dorong ke ruang pemulihan untuk observasi, bila keadaan umum baik, pasien bisa kembali ke ruangan. 15. Untuk pasien yang memerlukan perawatan intensif, setelah selesai operasi langsung didorong ke ruang ICU. 16. Buat surgery record di sistem wipro, isi golongan operasi, nama operator, anestesis dan alat-alat medis yang dipakai selama operasi. 17. Buat surgery report di sistem wipro, isi jenis operasi, nama operator, anastesis dan alat-alat medis yang dipakai selama operasi. Click Start All program wipro his OT
Isi group name : OT User User name : Nama pelaksana Ok Password : Masukkan password Ok Kemudian click surgery record (in patient) click 2x Isi IP No (Click zoom) Isi contain dengan menekan shift %%% Enter Pilih nama pasien click 2x Click zoom pada kolom surgery, isi surgery, isi starswith dengan menekan shift %%% Enter
PERSIAPAN OPERASI CITO KAMAR OPERASI PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumen : SPO/OKP/002
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-2
Pilih jenis operasi, click 2x click ok pada kolom surgery isi OT : dengan click tanda , pilih OT click 1x isi anesthesi : dengan click tanda , pilih jenis anesthesi click 1x isi priority: dengan click tanda , pilih rutin/ASAP(cito) click 1x isi operation, click pada start date time, isi jam operasi dimulai click pada and date time, isi jam operasi selesai isi surgery , click pada start date time, isi jam mulai incisi click pada and date time, isi jam luka operasi ditutup isi recovery room, click pada start date time, isi jam pasien masuk RR click pada and date time, isi jam pasien keluar RR kemudian click type, click , click / pilih surgeon, medical, kemudian click zoom isi starswith dengan menekan shift %%% enter pilih dokter yang di kehendaki, click 2x lalu click Untuk medical equipment isi tanggal dan jam ( zoom date time – to date time ) lalu click kemudi an tekan Save UGD, RWI, ICU
PENATALAKSANAAN OPERASI ODC
KAMAR OPERASI SPO
No. Dokumen : SPO/OKP/003 Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN TUJUAN
Persiapan yang dilakukan untuk operasi yang tidak memerlukan perawatan di ruang RWI (perawatan Day Care < 8 jam). Agar pasien dapat termonitor selama ± 8 jam setelah post operasi.
KEBIJAKAN
Pelaksanaan operasi ODC dilakukan sesuai prosedur.
PROSEDUR
5. Perawat bedah menentukan kamar operasi yang akan dipergunakan dan menyiapkan semua instrumen dan obat-obatan yang akan diperlukan selama tindakan operasi. 6. Serah terima dengan perawat ruang ODC dengan mengisi form asuhan keperawatan peri operatif. 7. Beritahu dokter Bedah 8. Beritahu Dokter Anestesi (bila memakai dokter anestesi) 9. Pasien didorong ke kamar operasi. 10. Setelah pasien dalam pembiusan, atur posisi sesuai tindakan dan lokasi yang akan dilakukan operasi. 11. Perawat asisten dan sirkuler membantu dokter dalam melakukan tindakan operasi sampai selesai. 12. Setelah selesai operasi, pasien didorong ke ruang pemulihan untuk observasi. 13. Di ruang pemulihan + 30 s.d 60 menit hasil observasi pasien baik, stabil pasien dipindahkan ke ruang ODC. 14. Perawat R. pulih dan perawat ruang ODC melakukan serah terima pasien dan didokumentasikan. 15. Buat surgery record di sistem wipro, isi golongan operasi, nama operator, anestesis dan alat alat medis yang di pakai selama operasi Click Start All program wipro his OT Isi group name : OT User User name : nama pelaksana Ok Password : masukan password Ok Kemudian click surgery record (in patient) click 2x Isi IP No (click zoom) Isi contain dengan menekan shift %%% Enter Pilih nama pasien click 2x
Click zoom pada kolom surgery, isi starswith dengan menekan shift %%% Enter
PENATALAKSANAAN OPERASI ODC KAMAR OPERASI PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumen : SPO/OKP/003
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 2-2
Pilih jenis operasi, click 2x click ok pada kolom surgery isi OT : dengan click tanda , pilih OT click 1x isi anesthesi : dengan click tanda , pilih jenis anesthesi click 1x isi priority: dengan click tanda , pilih rutin/ASAP(cito) click 1x isi operation, click pada start date time, isi jam operasi dimulai click pada and date time, isi jam operasi selesai isi surgery , click pada start date time, isi jam mulai incisi click pada and date time, isi jam luka operasi ditutup isi recovery room, click pada start date time, isi jam pasien masuk RR click pada and date time, isi jam pasien keluar RR kemudian click type, click , click / pilih surgeon, medical, kemudian click zoom isi starswith dengan menekan shift %%% enter pilih dokter yang di kehendaki, click 2x lalu click Untuk medical equipment isi tanggal dan jam ( zoom date time – to date time ) lalu click kemudian tekan Save UGD
PENJADWALAN OPERASI DI KAMAR OPERASI MAYAPADA HOSPITAL No. Dokumen : SOP/OKP/004
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-1
KAMAR OPERASI PROSEDUR TETAP
Tanggal Ditetapkan :
Ditetapkan,
11 November 2013
CEO Mayapada Hospital
Dr. S Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN
Pengaturan jadwal operasi di kamar bedah. Semua tindakan operasi dapat berjalan dengan baik dan sesuai jadwal yang sudah di tetapkan.
KEBIJAKAN
Penjadwalan operasi di kamar bedah di lakukan sesuai prosedur.
PROSEDUR
a) Terima pesanan operasi dari RWI, ODC atau MC. b) Tulis nama pasien, no IP, jenis tindakan, nama operator, anestesis dan jam operasi pasien. 9. Prioritas penjadwalan akan tergantung pada : - Tindakan kegawat daruratan - Usia penderita - Jenis kasus, bersih atau kotor - Sumber daya manusia yang tersedia - Bahan-bahan yang akan di gunakan. 10. Bila di perlukan alat khusus sesuai dengan tindakan, namun alat tersebut belum tersedia di Mayapada, hubungi dokter bedah untuk memberitahukan hal tersebut agar dapat di carikan solusinya. 11. Bila ada beberapa operasi yang terjadwal pada waktu yang bersamaan, hubungi dokter bedahnya untuk penjadwalan ulang jam operasi, beritahukan kepada perawat ruangan perubahan tersebut agar dapat di beritahukan kepada pasien dan melakukan persiapan pasien sesuai dengan jadwal baru yang sudah di tentukan. 12. Buat scheduler di sistem wipro sesuai dengan data yang sudah di terima. Langkah-langkah pembuatan scheduler di wipro sbb: Start All program Wipro his OT Masukan Password Ok Click scheduler Lihat tanggal sesuaikan tanggal operasi Isi surgery : click zoom Isi prosedur dengan cara, tekan shift %%% enter, Pilih operasi yang diinginkan click 2x Click OT, isi OT yang ingin dipakai Click surgeon 2x, pilih dokter operator Click anesthesi 2x, pilih dokter anesthesia Ok Click 2x didalam kolom Click exiting patient masukan no MR pasien enter, Click OT isi from time, to time Ok, Click Operator isi from time, to time Ok. Click Anesthetist isi from time, to time Ok. Bila sudah selesai SAVE
MENGHUBUNGI DOKTER BEDAH & DOKTER ANESTESI No. Dokumen : SPO/OKP/005
KAMAR OPERASI SPO
No Revisi : 01
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
Dr. PENGERTIAN
Jumlah Halaman : 1-1
Dedi
Tedjakusnadi,
MARS
Komunikasi pertelepon yang dilakukan oleh perawat kamar operasi kepada dokter pembedah dan anestesi.
TUJUAN
Konfirmasi pelaksanaan operasi, sehingga pasien tidak terlalu lama menunggu di kamar operasi.
KEBIJAKAN
30 menit sampai 1 jam sebelum jam operasi yang sudah ditetapkan, perawat kamar operasi telah menghubungi dokter pembedah dan anestesi.
PROSEDUR
1. Hubungi dokter bedah dan anestesi 30 menit sampai 1 jam sebelum jam operasi yang sudah ditetapkan, untuk konfirmasi. 2. Tanyakan kepada dokter bedah, apakah pasien sudah boleh diantar dari ruang perawatan ke kamar operasi. 3. Beritahukan kepada perawat ruangan jawaban dari dokter bedah tentang : Pasien boleh diantar ke kamar operasi. Pasien belum boleh diantar ke kamar operasi, tunggu panggilan atau pemberitahuan selanjutnya.
UNIT TERKAIT
---
SERAH TERIMA PASIEN DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/006
No Revisi : 8 Maret 2010 01
Jumlah Halaman : 1-1
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 8 Maret 2010
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN
Proses serah terima pasien yang akan menjalani operasi di kamar bedah.
TUJUAN
Untuk validasi data pasien dan segala persiapan yang sudah dilakukan.
KEBIJAKAN
Pelaksanaan serah terima pasien yang akan menjalani operasi dilakukan sesuai prosedur.
PROSEDUR
1. Perawat kamar bedah serah terima pasien dari perawat ruangan dengan mengisi form asuhan keperawatan perioperatif dan memvalidasi : Data pasien : nama, tgl lahir, alamat, umur, cocokkan dengan gelang nama. Lokasi dan jenis tindakan yang akan dilakukan. Misal hernia inguinalis dextra. Segala hasil pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan. Informed consent yang sudah ditandatangani oleh pasien/keluarga. Obat-obat yang sudah diberikan. Riwayat kesehatan sebelum operasi. Surat persetujuan rawat ruangan khusus bila diperlukan. 2. Proses serah terima dilakukan dengan memberi rasa nyaman kepada pasien dan menghargai privasinya. 3. Lakukan pengukuran ulang tanda-tanda vital pasien. 4. Setelah selesai proses serah terima, beri kesempatan kepada pasien untuk berdoa sebelum dibawa ke ruang persiapan untuk kemudian diperiksa ulang oleh dokter anastesi.
UNIT TERKAIT
RWI, UGD, MC
PENUNDAAN OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/007
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-1
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan :
Ditetapkan,
11 November 2013
CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN TUJUAN
Pelaksanaan operasi yang tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan atau ditetapkan. Agar pasien/keluarga mengetahui alasan penundaan operasi.
KEBIJAKAN
Setiap pasien yang mengalami penundaan operasi, pasien/keluarga mendapat penjelasan alas an penundaan operasi oleh dokter/perawat OK. PROSEDUR
A. Pasien Masih Di Ruang Rawat a. < 60 menit sebelum jadwal operasi perawat kamar operasi menghubungi dokter bedah untuk mengkonfirmasi tentang jadwal operasi. b. Bila terjadi penundaan operasi dari jadwal yang ditentukan maka perawat kamar operasi memberitahu ke perawat ruangan alasan penundaan dan lama penundaan operasi c. Perawat ruangan menginformasikan kepada dokter jaga ruangan alasan penundaan dan dokter jaga ruangan menjelaskan pada pasien/keluarga alasan penundaan operasi. B. Bila Pasien sudah Di Kamar Operasi a. Bila penundaan > 30 menit maka dokter bedah menjelaskan pada pasien/keluarga alasan penundaan operasi (langsung atau melalui handphone). b. Jika waktu penundaan operasi > 1 jam maka perawat kamar operasi menawarkan kepada pasien/keluarga untuk kembali ke ruang rawat. c. Jika pasien/keluarga menolak maka perawat kamar operasi
melakukan observasi pasien.
d. Jika pasien/keluarga bersedia untuk kembali ke ruang rawat maka perawat mengingatkan pasien untuk tetap dengan kondisi puasa dan perawat ruangan melakukan serah terima dengan perawat OK dilanjutkan dengan observasi selama pasien berada di ruangan.
UNIT TERKAIT
Medik
MEMINDAHKAN PASIEN DARI RUANG PERSIAPAN KE MEJA OPERASI DI RUANG TINDAKAN OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/008
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-1
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
Memindahkan pasien dari ruang persiapan ke ruang tindakan operasi. Agar operasi dapat dilakukan sesuai jadwal dan mengurangi tingkat kecemasan pasien. Setiap pasien yang akan menjalani operasi harus dipersiapkan di ruang persiapan. 1. Pasang topi khusus pasien yang akan diopersi untuk menutup kepala pasien. 2. Tempatkan segala peralatan medis yang terpasang pada pasien dengan baik dan benar, mis: Infus pump atau syring pump ditempatkan di tiang infus Selang oxigen dihubungkan ke tabung kecil oxigen
NGT drain dan folley catheter, dicek letaknya 3. Pasang pengaman brankar sisi kiri dan kanan 4. Bila semua dalam kondisi baik, dorong pasien ke ruang tindakan sambil tetap memperhatikan keadaan umum pasien selama proses pemindahan. 5. Sampai di ruang tindakan, rapatkan brankar ke meja operasi, kunci keempat rodanya. Bersama tim operasi pindahkan pasien dengan hatihati dari brankar ke meja operasi. UNIT TERKAIT
---
MENCUCI TANGAN UNTUK OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/009
No Revisi : 8 Maret 2010 01
Jumlah Halaman : 1-1
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 8 Maret 2010
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN TUJUAN
Mencuci tangan secara steril untuk operasi. 8. Membunuh kuman yang ada di tangan team bedah. 9. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
KEBIJAKAN
Mencuci tangan untuk operasi dilakukan sesuai prosedur.
PROSEDUR
1. Pakai topi, apron, masker dan APD lainnya dengan baik dan benar. 2. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan (jam, cincin, dll). 3. Kuku yang panjang harus dipotong terlebih dahulu. 4. Basahi tangan sampai ke siku dengan air mengalir. 5. Ambil desinfektan atau sabun lebih kurang 5 ml, ratakan dikedua tangan dan gosok telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, punggung kuku, jari-jari tangan, ujung kuku. Proses ini 3 – 5 menit. 6. Setelah itu bilas dengan air mengalir, posisikan jari tangan lebih tinggi dari siku. 7. Bilas kembali dengan alkohol 70%. 8. Hindarkan tangan yang sudah dicuci kontak dengan benda-benda yang tidak steril pada saat akan memasuki atau didalam ruang tindakan. 9. Lanjutkan dengan pemakaian jas dan sarung tangan steril.
UNIT TERKAIT
---
PERSIAPAN ANESTESI UMUM (GENERAL ANESTESI) No. Dokumen : SOP/OKP/011
Tanggal dan No Revisi : 24 Februari 2012 01
Jumlah Halaman : 1-2
KAMAR OPERASI PROSEDUR TETAP
Tanggal Ditetapkan : 24 Februari 2012
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. S Chandra Rahardja PENGERTIAN
Mempersiapkan pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan anestesi umum.
TUJUAN
Tercapainya suatu tindakan anestesi umum, yang terdiri dari : 1. Hipnotik 2. Analgesia 3. Relaksasi Otot
KEBIJAKAN
Tersedianya alat-alat untuk anestesi umum (General Anestesi).
PROSEDUR
Persiapan Alat : 2. Siapkan mesin anestesi dan kelengkapan sebagai berikut : a) Bellow, sirkuit sesuai umur. b) Gas anestesi (forane, Sevoflurane, sojourn). 3. Siapkan monitor lengkap dengan aksesorisnya, sbb: a) NIBP b) Transduser untuk arteri line kalau perlu (untuk operasi besar/khusus). c) SpO2 d) Probe temp kalau perlu untuk operasi besar/khusus. e) Capnografi (Gas Monitor). 4. Siapkan alat-alat intubasi : a) Face mask. b) Laryngoscope (handle + blade sesuai umur). c) ETT NKK/ETT siapkan 3 nomor sesuai umur, dan stylet untuk ETT NKK. d) Mayo sesuai ukuran. e) Mayo Tang (forcep) sesuai umur.
f) Pack (DRC Verband) yang sudah dibasahi untuk operasi THT, laminectomi, craniotomy operasi dengan perubahan posisi, dll. g) Xylocaine Spray, KY Jelly untuk oles ETT. h) Plester lebarnya 1 cm untuk fiksasi ETT. i) Stomach tube sesuai ukuran untuk operasi tertentu. j) Salep mata, eye pad, tegaderm untuk menutup mata.
PERSIAPAN ANESTESI UMUM (GENERAL ANESTESI) KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : SPO/OKP/011
No Revisi : 24 Februari 2012 01
Persiapan Obat-obatan : a) Premedikasi Midazolam Narkotik b) Induksi Profofol Keramin c) Obat Pemeliharaan N2O Isoflurane Sevorane Profofol Keramin d) Obat Relaksasi Otot Rocuronium bromide Vecuronium bromide e) Obat Emergency SA 0,25 mg Adrenalin Ephedrine Persiapan Cairan : RL/RD/HS steril Haemacel, gelofusin Ringerfundin Persiapan Meja Operasi :
Jumlah Halaman : 2-2
5. 6. 7. 8. 9.
Penghangat Selimut/handuk Penyangga kepala, bantal/donat untuk operasi khusus Standar infus Penyangga tangan
Persiapan pasien : 7. Menyebut nama pasien dan tanyakan tanggal lahir pasien. 8. Mengecek IV line, lancar/tidak bila perlu pasang IV line baru. 9. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. 10. Siapkan pasien diatas meja operasi. 11. Pasang aksesoris meja. 12. Atur posisi meja. 13. Pasang monitor anestesi. 14. Check tanda-tanda vital dan catat pada catatan anestesi. UNIT TERKAIT
RWI
PERSIAPAN EPIDURAL ANESTESI No. Dokumen : SPO/OKP/012
No Revisi : 24 Februari 2012 01
Jumlah Halaman : 1-2
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 24 Februari 2012
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN
Persiapan untuk tindakan regional analgesia yang dilakukan dengan cara menyuntikan obat analgesic local ke dalam ruang epidural.
TUJUAN
Agar pelaksanaan tindakan anestesi dapat terlaksana dengan baik dan menghilangkan rasa nyeri pada sebagian tubuh pasien.
KEBIJAKAN
Pasien yang akan dioperasi dengan epidural anestesi harus dilakukan persiapan alat-alat dan obat-obat.
PROSEDUR
Persiapan secara umum : 6. Mesin anestesi 7. Monitor anestesi 8. Alat-alat intubasi
9. Obat-obat untuk general anestesi 10. Suction 11. O2 nasal canula. Persiapan alat steril : 8. Doek bolong 9. Klem bengkok 10. Galli pot 11. Sarung tangan 12. Syringe 10 cc 13. Syringe 3 cc 14. Epidural needle 15. Epidural catheter 16. Bethadine 17. NaCl 0,9% 18. Kassa 19. Wash lap 20. Tegaderm 1626 21. Hypavix untuk fiksasi epidural
1 bh 1 bh 2 bh 1 psg 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh 10cc 25cc 5 bh 1 bh 1 bh
PERSIAPAN EPIDURAL ANESTESI No Dokumen : SPO/OKP/012
No Revisi : 24 Februari 2012 01
KAMAR OPERASI PROSEDUR Persiapan obat-obatan : 10. Lidocain 2 ml 11. Markain PDF 0,5% 20 ml 12. Morphin 10mg (Kp)
1 amp 1 fls 1 amp
Obat-obatan lain : 12. Ephedrine 50 mg 13. Narfoz 8 mg 14. Zantac 50 mg 15. Primperan 16. SA 0,25 mg 17. Midazolam 5 mg 18. Propofol 10 %
1 amp 1 amp 1 amp 1 amp 1 amp 1 amp 1 amp
Cairan Infuse :
Jumlah Halaman : 2-2
1. Ringer Lactate 500 cc 2. Ring As 500 cc 3. NaCL 0,9% 500 cc 4. Ringer Dextrose 10% 500 cc 5. Gelofusin 500 cc 6. Heas Steril 10% 500 cc 7. Haemaccel 500 cc 8. Ringer Fudin 500 cc Persiapan Kelengkapan Meja Operasi : 3. Bantal kepala 4. Penyangga tangan 5. Selimut 6. Standar infus Persiapan Pasien : 1. Identifikasi pasien dengan memanggil nama pasien dan menanyakan tanggal lahir pasien. 2. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala sebelum dan setelah tindakan, kemudian catat pada lembar catatan anestesi. 3. Periksa IV line dan pastikan cairan infuse menetes lancar. 4. Pemberian cairan infuse sebelum tindakan sesuai protocol. 5. Beritahu pasien untuk tindakan yang akan dilakukan. UNIT TERKAIT
---
PERSIAPAN SPINAL ANESTESI
KAMAR OPERASI SPO
No. Dokumen : SPO/OKP/013
No Revisi : 24 Februari 2012 01
Tanggal Ditetapkan : 24 Februari 2012
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN TUJUAN
Mempersiapkan pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan spinal anestesi. Agar tindakan anestesi dapat terlaksana dengan baik.
KEBIJAKAN
Tersedianya alat-alat yang diperlukan untuk tindakan spinal anestesi.
PROSEDUR
Persiapan secara umum :
8. 9. 10. 11. 12. 13.
Mesin Anestesi Monitor Anestesi Alat-alat intubasi Obat-obatan untuk general anestesi Suction O2 nasal canula
Persiapan alat steril : 7. Doek bolong 8. Klem bengkok 9. Galli pot 10. Sarung tangan 11. Syringe 1 cc 12. Syringe 5 cc 13. Syringe 3 cc 14. Spinal needle/pencil point 15. Bethadine 16. Kassa 17. Wash lap Persiapan obat-obatan : j) Lidocain 2 ml k) Fentanyl 2 ml l) Bunaskan Heavy 0,5% m) Catapres 150 mcg n) Morphin 10mg (Kp) o) Decain Heavy 0,5%
1 bh 1 bh 2 bh 1 psg 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh 10cc 5 bh 1 bh
1 amp 1 amp 1 amp 1 amp 1 amp 1 amp
PERSIAPAN SPINAL ANESTESI No Dokumen : SPO/OKP/013 KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Revisi : 24 Februari 2012
Obat-obatan lain : ix. Ephedrine 50 mg x. Narfoz 8 mg xi. Zantac 50 mg xii. Primperan xiii. SA 0,25 mg xiv.Midzolam 5 mg xv. Propofol 10 % Cairan Infuse :
01
Jumlah Halaman : 2-2
1 amp 1 amp 1 amp 1 amp 1 amp 1 amp 1 amp
q) r) s) t) u) v) w) x)
Ringer Lactate 500cc Ring As 500cc NaCl 0,9% 500cc Ringer Dextrose 10% 500cc Gelofusin 500cc Haes sterille 10% 500cc Haemaccel 500cc Ringer Fundin 500 cc
Persiapan Kelengkapan Meja Operasi : 7. Bantal kepala 8. Penyangga tangan 9. Selimut 10. Standar infus. Persiapan Pasien : 1. Identifikasi pasien dengan memanggil nama pasien dan menanyakan tanggal lahir pasien. 2. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala sebelum dan setelah tindakan, kemudian catat pada lembar catatan anestesi. 3. Periksa IV line dan pastikan cairan infuse menetes lancar. 4. Pemberian cairan infuse sebelum tindakan sesuai protocol. 5. Beritahu pasien untuk tindakan yang akan dilakukan. UNIT TERKAIT
---
KONSULTASI SAAT DILAKUKAN PEMBEDAHAN No. Dokumen : SPO/OKP/014
No Revisi : 14 Maret 2011 01
Jumlah Halaman : 1-1
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 14 Maret 2011
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN
Suatu tindakan yang dilakukan saat ahli bedah (dokter primer) melakukan tindakan pembedahan sesuai dengan bidangnya menemukan pathologi lain diluar bidang keahliannya yang memerlukan penanganan saat itu juga oleh dokter ahli bedah (dokter konsulent) lain.
TUJUAN
Agar pasien mendapat penanganan yang cepat, tepat dan menyeluruh.
KEBIJAKAN
Bila saat tindakan operasi Dokter bedah menemukan kelainan yang harus ditangani dokter bedah lain, dilakukan konsultasi pembedahan saat itu juga.
PROSEDUR
3. Dokter primer menentukan dokter konsulent dan menghubungi dokter tersebut serta menjelaskan secara lisan mengapa diperlukan konsult. Permintaan konsult ini juga dapat dilakukan melalui dokter anestesi atau staf kamar bedah lainnya. 4. Kedua dokter bersama-sama melakukan pemeriksaan dan evaluasi. 5. Bila tidak perlu dilakukan tindakan pembedahan, maka dokter konsulent akan mengisi lembar konsultasi dan konsult selesai. 6. Bila perlu dilakukan tindakan pembedahan, maka dokter primer dan/atau bersama-sama dengan dokter konsulent berbicara dengan pasien dan/atau anggota keluarga untuk memberikan penjelasan mengapa perlu konsultasi dan tujuannya. a. Bila pasien/keluarga setuju, maka konsult dilanjutkan. Lengkapi surat ijin operasi/tindakan. b. Bila pasien/keluarga tidak setuju, maka konsult dibatalkan dan dokter primer melanjutkan tindakan. Lengkapi surat penolakan operasi. 7. Bila tindakan pembedahan disetujui maka kedua dokter bedah melakukan tindakan bersama-sama sampai tujuan konsult tercapai. 8. Setelah selesai tindakan : a. Dokter primer melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan antara lain surat permintaan konsult bila sampai saat itu masih dilakukan secara lisan, laporan operasi, permintaan pemeriksaan lanjut dll. b. Dokter konsulent menjawab konsult di lembaran yang disediakan dan melengkapi semua dokumen-dokumen yang diperlukan, laporan operasi, formulir permintaan pemeriksaan lanjut dll. c. Mengisi jasa medik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
UNIT TERKAIT
---
PENGHITUNGAN INSTRUMEN, JARUM, KASSA DAN ROL KASSA SEBELUM DAN SESUDAH SELESAI OPERASI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/015
SPO
Tanggal Ditetapkan :
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan,
11 November 2013
CEO Mayapada Hospital
Dr.
Dedi
Tedjakusnadi,
MARS
PENGERTIAN
Tindakan yang dilakukan oleh tim bedah untuk memastikan alat-alat dan konsumable yang dipakai sebelum dan sesudah operasi jumlahnya sama.
TUJUAN
Untuk menghindari tertinggalnya instrumen, jarum, kassa dan rol kassa di lokasi operasi.
KEBIJAKAN
Semua tindakan operasi dilakukan penghitungan instrumen, jarum, kassa dan rol kassa sebelum dan sesudah operasi.
PROSEDUR
4. Sebelum operasi di mulai, perawat instrumen menghitung jumlah instrumen, jarum, kassa dan roll kassa yang telah disiapkan di meja instrumen disaksikan oleh perawat asisten dan sirkuler. 5. Perawat sirkuler memastikan bahwa tempat sampah infeksius untuk operasi dalam keadaan kosong. 6. Perawat sirkuler mencatat jumlah tersebut dalam lembar asuhan keperawatan peri operatif. 7. Bila ada penambahan instrumen, jarum, kassa dan rol kassa selama operasi berlangsung, perawat instrumen menghitung jumlah yang di tambahkan dan perawat sirkuler menulis jumlah penambahan instrumen di lembar askep peri operatif. 8. Sebelum luka operasi di tutup, perawat instrumen menghitung kembali instrumen, jarum, kassa dan rol kassa yang ada di meja instrumen di lokasi operasi. Perawat sikuler menghitung kassa yang ada di tempat sampah infeksius (bekas operasi) dan di jumlahkan. 9. Bila semua instrumen, jarum, kassa dan rol kassa jumlahnya lengkap beritahukan ke dokter operator, dan luka operasi ditutup. 10. Bila ada ketidaksesuaian jumlah instrumen, jarum, kassa dan rol kassa beritahukan kepada dokter operator. Semua tim operasi mencari instrumen, jarum, kassa dan rol kassa di lokasi operasi sampai ditemukan. 11. Setelah jumlahnya lengkap, penutupan luka operasi dilanjutkan. Catat jumlah tersebut dalam lembar askep peri operatif.
UNIT TERKAIT
---
PENGHITUNGAN INSTRUMEN DAN JARUM SEWAKTU PEMBEDAHAN No. Dokumen : SPO/OKP/016
No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 1-1
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN
Suatu tindakan yang dilakukan di kamar bedah untuk memastikan jumlah instrumen dan jarum yang digunakan sebelum dan sesudah pembedahan jumlahnya sama.
TUJUAN
KEBIJAKAN
12. Untuk menghindari tertinggalnya instrumen dan jarum pada lokasi operasi. 13. Untuk mencegah hilangnya instrument 14. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial Semua tindakan operasi sebelum dan sesudah, dilakukan penghitungan instrumen dan jarum.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1. Petugas instrumen menyiapkan alat instrumen pada meja instrument 2. Hitung dengan suara keras jumlah instrumen dan jarum yang akan digunakan, disaksikan oleh perawat sirkuler. 3. Catat dalam dokumentasi asuhan keperawatan kamar bedah oleh petugas sirkuler. 4. Apabila operasi hampir selesai, tinggal menutup luka operasi, instrumentator menghitung kembali kelengkapan instrumen dan jarum yang digunakan. 5. Apabila lengkap laporkan kepada ahli bedah dan asisten bedah, luka operasi ditutup, operasi selesai. 6. Bila terdapat ketidakcocokan dalam penghitungan instrumen dan jarum, tim bedah menunda penutupan luka operasi dan periksa ulang daerah medan operasi dan sekitarnya sampai dengan ditemukan. 7. Apabila tidak ditemukan gunakan C-Arm. 8. Apabila dengan menggunakan C-Arm alat yang dicari tetap tidak ditemukan, luka boleh ditutup. Kemudian dokter mencatat kejadian pada formulir laporan kejadian yang tidak diinginkan. ---
PELAYANAN PASIEN DI RUANG TINDAKAN (KAMAR OPERASI) No. Dokumen : SPO/OKP/017
No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 1-2
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
Suatu bentuk pelayanan yang diberikan di kamar bedah yang berfungsi untuk memperlancar tindakan pembedahan dan menjaga keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk memperlancar jalannya operasi Pasien yang dilakukan tindakan operasi di kamar bedah dilakukan pelayanan sesuai dengan prosedur yang berlaku. 1. Pasang selang aliran gas anestesi sesuai dengan jenis gas O2, N2O, Vaccum Air. 2. Cek mesin anestesi agar siap kapai. 3. Siapkan atau pasang alat-alat monitoring, suction dan diathermi yang diperlukan. 4. Siapkan alat-alat untuk melakukan intubasi dan pembedahan. 5. Siapkan obat-obatan anestesi dikamar bedah yang diperlukan sesuai dengan jenis operasi. 6. Bantu dokter anestesi dalam melakukan tindakan pembiusan, antara lain : 6. Anestesi umum 7. Anestesi regional 7. Monitor pasien selama tindakan pembedahan berjalan, Misalnya : Tekanan darah, pernapasan serta infus Mngawasi perdarahan selama operasi / mencatat tindakan anestesi berjalan pada formulir catatan anestesi Mengawasi cairan yang masuk (infus) Mencatat alat-alat kesehatan yang digunakan pasien. Mencatat obat-obatan anestesi yang digunakan pasien. Mencatat instruksi dokter anestesi dalam dokumentasi catatan anestesi.
PELAYANAN PASIEN DI RUANG TINDAKAN (KAMAR OPERASI) No Dokumen : SPO/OKP/017
KAMAR OPERASI PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 2-2
Mencatat jumlah kassa, jarum dan instrumen yang digunakan. Membantu membereskan dan pemenuhan kebutuhan selama operasi berjalan 8. Bantu dokter anestesi untuk memulihkan kembali pasien dari pembiusan 9. Pindahkan pasien dari meja operasi ke brancard pasien 10. Serah terima pasien yang telah selesai dilakukan operasi ke perawat yang bertugas di ruang pemulihan 11. Bersihkan dan kembalikan alat-alat anestesi dan alat bedah yang sudah digunakan ke tempatnya agar siap pakai kembali.
---
MENUTUP LUKA OPERASI
KAMAR OPERASI SPO
No. Dokumen : SPO/OKP/018 Tanggal Ditetapkan : 15 Juli 2008
No Revisi : 15 Juli 2008 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN TUJUAN
Suatu tindakan menutup luka operasi dengan prinsip steril 1. Untuk menghindari luka operasi dari mikroorganisme 2. Untuk menghindari infeksi operasi.
KEBIJAKAN
Semua tindakan operasi dilakukan penutupan luka disesuaikan dengan prosedur yang berlaku.
PROSEDUR
1. Bersihkan kulit sekitar luka operasi dengan larutan NaCL 0,9%. 2. Luka operasi dioleskan dengan Betedine Solution.
3. Tempelkan sofratulle pada luka operasi. 4. Luka ditutup dengan kain kassa steril. 5. Pasang plester hypapix. 6. Alat-alat dirapihkan kembali.
UNIT TERKAIT
---
SERAH TERIMA PASIEN DARI RUANG OPERASI DENGAN PERAWAT RR DAN PENANGANAN SELAMA DI RR No. Dokumen : SPO/OKP/019
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 15 Februari 2012
No Revisi : 15 Februari 2012 01
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS PENGERTIAN
Serah terima pasien-pasien post operasi dari perawat dengan asisten anestesi dengan perawat ruang pemulihan.
TUJUAN
Untuk mengobservasi pasien-pasien post operasi di ruang pulih dengan intensive sampai dinyatakan boleh kembali ke ruang perawatan.
KEBIJAKAN
Semua pasien post operasi di observasi secara intensive di ruang pulih sebelum dikembalikan ke ruang perawatan.. 1.
PROSEDUR
Setelah pasien dipindahkan dari meja operasi ke brankar, didorong ke ruang pulih oleh perawat anestesi dan perawat asisten bedah. 2. Diruang pemulihan dilakukan serah terima oleh perawat anestesi dengan perawat ruang pulih mengenai : Kondisi pasien, jenis tindakan, jenis pembiusan dan tanda-tanda vital selama operasi dan terakhir sebelum dipindahkan. Obat-obat yang sudah diberikan, jumlah perdarahan, kondisi drain (jika ada), tampon (jika ada), jaringan PA (jika ada) dll. 3. Selama diruang pemulihan : a. Observasi jalan nafas, periksa warna kulit, kuku dan bibir pasien, beri oksigen bila diperlukan.
b. Observasi tanda-tanda vital tiap 10 menit, awasi tingkat kesadaran sampai pasien benar-benar stabil. c. Atur posisi sesuai kebutuhan dan kondisi pasien. d. Beri obat sesuai program dokter. e. Observasi keseimbangan cairan dan kelancaran cairan intravena. f. Observasi adanya tanda-tanda perdarahan, cek luka operasi, drain dan tampon (bila ada). g. Catat semua hasil observasi sela+ma di ruang pemulihan pada list observasi. h. Bila pasien sudah stabil dan sesuai aldrette score 8-10 dan persetujuan dokter anestesi, pasien boleh dikembalikan keruang perawatan. UNIT TERKAIT
RWI
PASIEN KELUAR KAMAR BEDAH KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SOP/OKP/020
PROSEDUR TETAP
Tanggal Ditetapkan : 10 Februari 2011
Tanggal dan No Revisi : 10 Februari 2011 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr.
S
Chandra
Rahardja
PENGERTIAN
Adalah serah terima pasien dari ruang pemulihan kepada perawat ruangan ICU setelah pasien dilakukan observasi dan telah memenuhi kriteria untuk keluar dari kamar pemulihan
TUJUAN
1. Untuk menginformasikan/menjelaskan jenis tindakan pembedahan yang sudah dilakukan 2. Untuk menjelaskan keadaan pasien dan hal-hal yang telah dilakukan selama di ruang pulih. 3. Untuk menjelaskan perawatan selanjutnya dan instruksi dokter bedah/dokter anestesi di ruangan.
KEBIJAKAN
Semua pasien yang akan keluar dari recovery room dan kembali ke ruangan dilakukan serah terima oleh perawat recovery room dan perawat ruangan.
PROSEDUR
INSTRUKSI KERJA 1. Dr. Anestesi melakukan penilaian dengan kriteria Aldrete score dan
2.
3.
4. 5. 6. 7. 8.
menentukan bahwa pasien layak dipindahkan, catat pada laporan anestesi. Siapkan dokumen pasien, dokumen pelaksanaan operasi, laporan operasi, laporan anestesi, lembar pengamatan ILO, formulir PA, askep perioperatif, resep, dll. Hubungi ruang perawatan dan informasikan bahwa pasien boleh dijemput (dipindahkan), catat nama perawat yang menerima telepon dan waktu pemanggilan. Jika perawat ruangan sudah datang, periksa kembali vital sign pasien dan catat pada form anestesi pasca bedah sebagai pengukuran terakhir. Lepaskan semua alat-alat monitoring dari pasien termasuk elektrode grimed, manset pengukur tekanan darah, finger sensor dan selang O2. Dorong pasien ke ruang transfer pasien dan pindahkan ke bed ruangan. Rapihkan pasien dan atur alat-alat invasif yang terpasang agar tidak terlepas dan berjalan sesuai dengan fungsinya. Lakukan serah terima pasien dan dokumen, hal-hal yang diserahterimakan adalah : Tindakan operasi yang dilakukan dan jenis operasi & anestesi yang telah dilakukan. Keadaan selama di kamar tindakan dan di RR Obat-obatan yang telah diberikan Invasif yang dipasang di kamar operasi. 1.
PASIEN KELUAR KAMAR BEDAH KAMAR OPERASI
PROSEDUR
No Dokumen : Tanggal dan No Revisi : Jumlah Halaman : SOP/OKP/020 10 Februari 2011 01 2-2 Instruksi dokter bedah dan dokter anestesi. Pemeriksaan jaringan PA, kultur dll. Dokumen operasi dan dokumen pasien yang dikembalikan. 9. Tanda tangan pada kolom perawat yang menyerahkan dan penerima pasien. 10. Beritahu keluarga bahwa pasien siap dipindahkan. 11. Jika pasien pindah ICU pada prinsipnya sama : Pastikan ICU sudah siap Pastikan kelengkapan registrasi dan surat persetujuan pasien masuk ICU. Jika sudah siap informasikan ke ICU bahwa pasien akan masuk.
Jelaskan secara singkat mengenai diagnosa dan tindakan serta k/u pasien, kebutuhan ventilator, dll. Siapkan pasien dengan monitor vital sign, O2 dan kemudian dorong ke ICU didampingi oleh dokter anestesi. Lakukan serah terima dengan perawat ICU seperti hal-hal tersebut diatas. 12. Petugas kamar operasi membuat surgery record melalui sistem wipro Click Start All program wipro his OT Isi group name : OT User User name : nama pelaksana Ok Password : masukan password Ok Kemudian click surgery record (out patient) click 2x Isi IP No (click zoom) Isi contain dengan menekan shift %%% Enter Pilih nama pasien click 2x Click zoom pada kolom surgery, isi starswith dengan menekan shift %%% Enter Pilih jenis operasi, click 2x click ok pada kolom surgery isi OT : dengan click tanda , pilih OT click 1x isi anesthesia : dengan click tanda , pilih jenis anesthesi click 1x isi priority : dengan click tanda , pilih rutin/ASAP(cito) click 1x isi operation, click pada start date time, isi jam operasi dimulai click pada and date time, isi jam operasi selesai isi surgery , click pada start date time, isi jam mulai incisi click pada and date time, isi jam luka operasi ditutup isi recovery room , click pada start date time, isi jam pasien masuk RR click pada and date time, isi jam pasien keluar RR kemudian click type, click , click / pilih surgeon, medical, kemudian click zoom isi starswith dengan menekan shift %%% enter pilih dokter yang di kehendaki, click 2x lalu click Untuk medical equipment isi tanggal dan jam ( zoom date time – to date time ) lalu click kemudian tekan Save UNIT TERKAIT
RWI, ICU
Mempersiapkan Kulit Daerah Operasi KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/022
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-1
SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Tindakan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan dilakukan operasi dengan cairan desinfektan. Mencegah terjadinya infeksi luka operasi dan meminimalkan terjadinya infeksi nosokomial. Upaya persiapan kulit daerah yang akan dioperasi dilakukan dalam mencegah terjadinya infeksi nosokomial. 1. Satu hari sebelum operasi pasien dianjurkan mandi dengan cairan dsinfektan (untuk operasi terencana dan kondisi pasien memungkinkan). 2. Dikamar Bedah : Setelah pasien dibius dan posisi diatur sesuai kebutuhan operasi, perawat sirkuler membersihkan daerah yang akan dioperasi dengan cairan desinfektan lalu dikeringkan dengan kain bersih. 3. Dokter / perawat asisten melakukan desinfeksi daerah yang akan di operasi. 4. Perawat melakukan drapping. ---
PELAKSANAAN PEMASANGAN PASIEN PLATE (PENETRAL DIATHERMI) KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/023
SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN
Suatu tindakan berupa pemasangan plate sebagai penetral dari mesin diathermi.
7. Untuk menghindari pasien dari sengatan listrik
TUJUAN
8. Untuk menghindari pasien dari luka bakar. KEBIJAKAN
Semua pasien operasi yang menggunakan diathermi harus dipasang patient plate untuk mencegah terjadinya komplikasi.
PROSEDUR
8. Atur posisi pasien sesuai jenis pembedahan. 9. Pasang patient plate pada bagian ekstremitas atas atau bawah dengan mengusahakan kontak seluas mungkin antar patient plate dengan pasien. 10. Ikat dengan menggunakan tali pengikat. 11. Khusus pada bayi dan anak-anak pasang dibawah bokong.
UNIT TERKAIT
---
MENYAJIKAN INSTRUMEN STERIL PADA MEJA MAYO/MEJA INSTRUMEN KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/024
SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN
Suatu cara menyusun alat sesuai dengan kebutuhan yang akan dipergunakan selama pembedahan berdasarkan urutan tertentu untuk memudahkan instrumentator dalam menjalankan tugasnya.
TUJUAN
Menyusun instrumen secara sistimatis dan rapih sehingga : 11. Memudahkan instrumentator (scrube nurse) mengambil sesuai kebutuhan secara cepat dan benar. 12. Memastikan
kelengkapan
instrument
selama
operasi
untuk
menghindari kehilangan instrument. KEBIJAKAN
Instrumentator mempersiapkan instrumen steril pada meja mayo tidak lebih sepuluh menit sebelum operasi. 10. Siapkan meja mayo, meja instrumen dan meja untuk set jas.
PROSEDUR
11. Sebelum instrumen dikeluarkan dari container, meja-meja tersebut disemprot dengan alkohol 70% lalu lap dengan lap kering. 12. Keluarkan instrumen dari kontainer, buka alat tersebut diatas meja instrumen sesuai dengan jenis tindakan. 13. Untuk tindakan pembedahan kecil dan sedang, instrumen steril ditata pada meja mayo. 14. Untuk operasi besar dan khusus instrumen
ditata 15-30 menit
sebelum pasien masuk ke kamar operasi. UNIT TERKAIT
---
LANGKAH-LANGKAH PENGENDALIAN INFEKSI DI KAMAR OPERASI KAMAR OPERASI
No. Dokumen : SPO/OKP/026
SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-2
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital Dr. Chandra Rahardja
PENGERTIAN TUJUAN
Hal-hal yang harus dilakukan di kamar bedah dalam rangka pengendalian terjadinya infeksi nosokomial. Agar semua orang yang bekerja di kamar bedah, mengerti dan mampu melakukan tindakan meminimalkan infeksi nosokomial.
KEBIJAKAN
Langkah-langkah pengendalian infeksi dilakukan dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
PROSEDUR
A . Petugas Umum 5. Menjaga kebersihan pribadi, tidak menderita penyakit menular. 6. Mencuci tangan sebelum masuk dan setelah keluar dari kamar bedah.
7. Bekerja sesuai dengan peraturan dan tata tertib yang berlaku di kamar bedah. 8. Memakai baju, topi, dan sandal khusus kamar bedah. B. Petugas Khusus E. Sesuai dengan ketentuan petugas umum. F. Memakai APD lengkap khusus operasi, saat membantu tindakan operasi. G. Mencuci tangan, memakai jas dan sarung tangan steril sesuai prosedur saat akan membantu tindakan operasi. H. Selama operasi mempertahankan kondisi steril, posisi tangan tidak boleh turun di bawah pinggang, tidak menyentuh benda yang tidak steril, mengganti sarung tangan bila bocor, atau tidak sengaja menyentuh benda yang tidak steril. I. Berbicara seperlunya selama operasi berlangsung. J. Petugas lain tidak boleh melintas didepan tim operasi yang sudah memakai jas dan sarung tangan steril. K. Jas, sarung tangan dan linen steril hanya di pergunakan untuk satu kali pemakaian. L. Sampah di buang sesuai jenisnya : infeksius di plastik kuning, non infeksius di plastik hitam dan benda tajam di tempat limbah tajam.
LANGKAH-LANGKAH PENGENDALIAN INFEKSI KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman : SPO/OKP/026 01 2-2 E. Alat: K. Semua instrument yang sudah disterilkan ditempatkan di ruang penyimpanan khusus (terjaga suhu dan kelembabannya). L. Sebelum membuka kemasan alat, cek kadaluarsa terlebih dahulu, tidak mempergunakan alat yang sudah kadaluarsa. M. Satu set instrument steril hanya dipergunakan untuk satu kali operasi. N. Tidak memakai instrument yang rusak, tumpul atau berkarat untuk operasi. O. Sehabis operasi semua instrument di decontaminasi sebelum di kirim ke bagian CSSD. P. Dilakukan test mikrobiologi tiap 6 bulan untuk memastikan mutu sterilisasi. D. Pasien
11. 12. 13. 14.
Menjaga kebersihan kulit (mandi). Mengganti baju pasien dengan baju khusus untuk operasi (schort). Membersihkan cat kuku, lipstick bila digunakan oleh pasien. Memakai topi khusus kamar operasi.
E. Ruang Tindakan 1. Permukaan lantai harus rata tidak berlubang., sudut melengkung agar tidak menyimpan kuman. 2. Ruangan bersih, kering dan tidak berbau. 3. Dinding licin, sudut dibuat melengkung dan mudah dibersihkan. 4. Suhu antara 18 - 22 C, kelembaban 67 – 75 %, cahaya 100 lux selalu terjaga. 5. Alur alat bersih dan kotor terpisah. 6. Pada saat operasi berlangsung, jumlah petugas yang keluar masuk ruang operasi dibatasi. 7. Ruang operasi dibersihkan secara teratur yaitu setiap selesai operasi dan pembersihan secara rutin 1 minggu sekali. 8. Dilakukan swab lantai, udara, air dan meja operasi minimal 2 kali dalam satu tahun. UNIT TERKAIT
RWI, INOK
PERTEMUAN BERKALA KAMAR BEDAH
No. Dokumen : SPO/OKP/027
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN
Pertemuan terjadwal yang dilakukan setiap bulan. Untuk mengevaluasi kinerja, membahas masalah yang ada dan rencana pelayanan kamar bedah.
KEBIJAKAN
Demi peningkatan pelayanan di kamar bedah, perlu dilakukan evaluasi secara berkala.
PROSEDUR
1.
Pertemuan dilakukan 1 x dalam sebulan setiap hari kamis, minggu
ke 3 atau diganti hari lain bila hari tersebut karena kesibukan di kamar bedah dan tidak memungkinkan untuk dilakukan. 2.
Pertemuan dimulai pukul 13.00 s/d selesai, dan dihadiri oleh seluruh staff unit kamar bedah.
3.
Pertemuan dipimpin oleh Ka,Unit kamar bedah, sekaligus mengemukakan agenda rapat.
4.
Bersama-sama mengevaluasi pelayanan selama 1 bulan yang lalu, kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang akan diambil.
5.
Bersama merencanakan hal-hal yang akan dilakukan dalam 1 bulan mendatang demi peningkatan pelayanan di kamar bedah.
6.
Hasil pertemuan di dokumentasikan dalam buku notulen rapat bulanan kamar bedah.
7. UNIT TERKAIT
Seluruh peserta rapat menandatangani daftar hadir.
---
PERAWATAN ALAT/INSTRUMEN
KAMAR OPERASI SPO
No. Dokumen : SPO/OKP/028 Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN
Suatu tindakan perawatan alat/instrumen kamar bedah agar alat tersebut
tetap dapat digunakan dan bertahan lama sesuai dengan fungsinya masingmasing. TUJUAN
Untuk menghindari hilangnya alat atau instrumen Untuk menghindari dari kerusakan Untuk mencegah alat cepat berkarat.
KEBIJAKAN PROSEDUR
Semua peralatan di kamar bedah harus dirawat secara rutin. 10. Rendam alat dengan cairan cydezyme sesuai dengan ukuran kurang lebih 5-10 menit untuk menghilangkan lemak dan darah. 11. Bersihkan alat dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat. 12. Pisahkan alat yang terbuat dari kaca, logam dan karet atau stanless 13. Untuk alat-alat yang ada karatnya dibrainsonik dan bila sudah selesai, bilas dengan air mengalir. 14. Keringkan alat dengan menggunakan lap kering. 15. Alat diolesi minyak parafin (setiap minggu) 16. Alat diset kembali dan dipack sesuai dengan tindakan. 17. Beri label (nama alat, tanggal steril serta nama petugas)
UNIT TERKAIT
CSSD
PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI KAMAR OPERASI PROSEDUR
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman : SPO/OKP/029 00 2-2 1. Semua peralatan setelah selesai dibersihkan di letakkan kembali ketempat semula. 2. Sandal kamar operasi dibersihkan 1 x kali seminggu atau setiap terkena cairan tubuh, dengan menggunakan cairan desinfektan, lalu dikeringkan dan disusun kembali pada rak sandal.
UNIT TERKAIT
---
PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/029
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-2 Ditetapkan,
CEO Mayapada Hospital
Dr. S Chandra Rahardja PENGERTIAN
TUJUAN
Pembersihan mingguan yang diulakukan oleh staff kamar operasi dan pembersihan harian atau setiap selesai operasi yang dilakukan oleh cleaner terhadap seluruh ruangan dan peralatan elektro medik di kamar operasi.
Memastikan kebersihan dan kesiapan seluruh ruangan di kamar operasi. Memastikan kesiapan seluruh peralatan elektromedik di kamar operasi.
KEBIJAKAN
Kamar operasi harus selalu bersih dan siap pakai.
PROSEDUR
A. 1. 2. 3. 4. 5.
6.
Pembersihan Mingguan Kegiatan di mulai jam 8 pagi atau disesuaikan dengan kesibukan kamar operasi. Isi 4 ember dengan cairan desinfektan yang sudah dilarutkan sesuai dengan ketentuan. Cairan diganti untuk setiap ruangan. Seluruh peralatan yang ada disetiap ruang tindakan dikeluarkan dan dibersihkan dengan cairan desinfektan, lalu dilap sampai kering. Dinding dan lantai ruang tindakan dibersihkan dengan cairan desinfektan. Sebelum dimasukkan kembali ke ruang tindakan, seluruh peralatan di cek fungsinya dan buat formulir permohonan perbaikan ke Unit Maintenance bila diperlukan. Seluruh kegiatan di dokumentasikan dalam buku pembersihan mingguan kamar operasi.
B. Pembersihan harian atau pembersihan setiap tindakan operasi 1. Linen bekas operasi dimasukkan ke dalam kantong infeksius dan di kirim ke laundry. 2. Sampah infeksius dan non infeksius dikeluarkan dan dikirim ke pembuangan sampah rumah sakit. 3. Semua peralatan yang ada di ruang tindakan dibersihkan dengan cairan desinfektan. 4. Dinding dilap dan lantai di pel dengan cairan desinfektan. 5. Cairan desinfektan yang digunakan membersihkan peralatan dan
PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI KAMAR OPERASI PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman : SPO/OKP/029 00 2-2 1. Semua peralatan setelah selesai dibersihkan di letakkan kembali ketempat semula. 2. Sandal kamar operasi dibersihkan 1 x kali seminggu atau setiap terkena cairan tubuh, dengan menggunakan cairan desinfektan, lalu dikeringkan dan disusun kembali pada rak sandal. ---
MENCUCI ALAT-ALAT STAINLESS
KAMAR OPERASI SPO
No. Dokumen : SPO/OKP/031 Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan alat instrumen setelah pemakaian.
TUJUAN
12. Agar instrumen bersih dan terawat. 13. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
KEBIJAKAN PROSEDUR
Semua alat-alat yang sudah dipakai harus segera dicuci. 15. Memakai apron, sarung tangan dan kaca mata pengaman. 16. Siapkan air bersih (air hangat) yang sudah dicampur cairan desinfektan dengan perbandingan 30 ml : 1000 ml. 17. Instrumen direndam di bak pencucian alat + 15 menit. 18. Alat disikat satu per satu lalu dibilas dengan air mengalir. 19. Masukkan instrumen ke dalam mesin bransonic + 30 menit, alat
diangkat kembali dan dibilas dengan air mengalir. 20. Alat dikeringkan. UNIT TERKAIT
---
PEMBUANGAN GAS-GAS ANESTESI No. Dokumen : SPO/OKP/032
No Revisi : 01
Jumlah Halaman : 1-1
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN
Suatu kegiatan membuang sisa gas anestesi. Untuk menghindari bahaya keracunan gas anestesi pada pasien dan petugas kamar bedah.
KEBIJAKAN
Sistem pembuangan gas anestesi dilakukan sesuai prosedur sehingga tidak menyebabkan paparan terhadap pasien dan petugas kamar bedah.
PROSEDUR
A. Menggunakan sistem evakuasi
Siapkan mesin anestesi.
Hubungkan pipa warna coklat dari mesin anestesi ke panel dinding yang bertuliskan EVACUATION.
Selanjutnya gas-gas tersebut akan dialirkan melalui pipa-pipa tembaga tembaga pada bagian atas langit-langit kamar bedah.
Setelah melalui penyaringan atau melalui filter, gas-gas tersebut dibuang ke udara bebas.
B. Menggunakan filter
Filter tersebut selalu terpasang pada bagian mesin anestesi. Filter-filter tersebut diganti 6 bulan sekali.
UNIT TERKAIT
---
MENCUKUR RAMBUT DAERAH YANG AKAN DIOPERASI No. Dokumen : SPO/OKP/033
KAMAR OPERASI SPO
Tanggal Ditetapkan : 11 November 2013
No Revisi : 00
Jumlah Halaman : 1-1
Ditetapkan, CEO Mayapada Hospital
Dr. Chandra Rahardja PENGERTIAN TUJUAN
Tindakan membersihkan bulu atau rambut pada daerah (bagian tubuh) yang akan dioperasi. 19. Membersihkan daerah yang akan dioperasi dari bulu atau rambut. 20. Mencegah terjadinya infeksi post operasi.
KEBIJAKAN
Pencukuran rambut pada daerah operasi dilakukan sesuai prosedur.
PROSEDUR
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
UNIT TERKAIT
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan. Cuci tangan lalu gunakan sarung tangan non steril. Pasang tirai di sekeliling tempat tidur pasien. Atur posisi pasien dan bebaskan pakaian dari daerah yang akan dicukur. Pasang alas di daerah yang akan dicukur. Periksa daerah yang akan dicukur apakah ada kelainan kulit. Lakukan pencukuran searah dengan tumbuhnya rambut. Bersihkan daerah yang sudah dicukur dengan air atau sabun lalu keringkan. Rapikan pasien dan kembalikan alat-alat yang dipergunakan pada tempatnya. Cuci tangan dan dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
RWI, UGD