Landforms of Fluvial Processes Presented by Kelompok 8 Anindito, Banduningsih, Fikriyah, Hansel, Mentari, M.Ridwan, Rycky, Tiara
Bentang alam sungai (fluvial) adalah bentuk – bentuk bentang alam yang terjadi akibat dari proses fluvial.
Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air, baik air hujan, mencairnya es, ataupun munculnya mata air, dan adanya
Air hujan setelah jatuh dipermukaan bumi mengalami evaporasi, merembas kedalam tanah, diserap tumbuh – tumbuhan dan binatang, transpirasi, dan sisanya mengalir dipermukaan sebagai ‘surface run off’. Run off ini dapat segera setelah hujan atapun muncul kemudian melalui proses resapan dulu kedalam tanah sebagai air
Sejarah Hidup Sungai
Youth (Sungai Muda)
Terjal, gradient besar dan berarus sangat cepat. Kegiatan erosi sangat kuat, khususnya erosi kebawah. Terdapat air terjun, kaskade, penampang longitudinal tak teratur, longsoran banyak terjadi pada tebing – tebingnya.
www.google-earth.com
Mature (Sungai Dewasa) Mengalami pengurangan
gradient, sehingga kecepatan alirannya berkurang. Daya angkut erosi berkurang. Tercapai kondisi keseimbangan penampangnya ‘graded’ hanya cukup untuk membawa beban (load), terdapat variasi antara erosi dan sedimentasi, terus
Old Stream (Sungai Tua) Dataran banjir, dibantaran yang lebar sungai biasanya mengembangakan pola berkelok(meander), oxbow lakes, alur teranyam, tanggul alam,
www.google-earth.com
Cara pengangkutan muatan hasil Erosi Menurut Lobeck, ada 3 cara yang dilakukan sungai berdasarkan besar butiran yang terangkut, yaitu : 4.
Menggelindingkan muatan erosi didasar sungai, terjadi jika muatan-muatan yang diangkut berbutir besar dengan
2. Melompat – lompatkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan – muatan yang diangkut berbutir sedang dengan kecepatan arus sedang. 3. Melarutkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan yang diangkut berbutir halus
Siklus Erosi Siklus erosi sering juga disebut siklus Geografi atau siklus Geomorfologi (geographical or geomorphologic cycle) yang sebenarnya menyangkut tahapan yang dilalui oleh masa lahan demi waktu ke waktu sejak pengangkatan
Tahapan muda (youth stage)
Suatu daerah setelah pengangkatan yang cepat dicirikan dengan pengikisan sungai yang tajam dan dalam. Jarak antara sungai satu dengan lainnya dapat berjauhan. Makin lama punggungan antara sungai menjadi menyempit dan menjadi punggungan yang
Tahapan Dewasa (Mature Stage)
Tebing sungai makin melandai. Puncak – puncak tajam dari punggungan nerendah lebih cepat dari pada kikisan dasar sungai. Relief menjadi berkurang. Punggungan menjadi membulat dan penampang melintang sungai menjadi
Tahapan Tua (Old Stage)
Lembah dengan penampang terbuka, tanpa dataran banjir, cenderung disebabkan oleh pengangkatan yang lambat sedangkan kehadiran dataran banjir pada dasar lembah yang lebar dengan tebing terjal cenderung
Peneplane Peneplane adalah bentuk daratan yang hampir rata dengan permukaan air laut disebabkan oleh erosi. Permukaannya tidak rata, tetapi sedikit bergelombang, secara teoritis peneplane merupakan stadia
www.geocities.com
Gradasi Sungai Perubahan-perubahan terjadi baik dari kemampuan membawa (volume dan kecepatan air) atau dari jumlah beban. Peremajaan di muara sungai karena penurunan muka laut menyebabkan kenaikan gradien dan pengikisan aktif
Perubahan – perubahan yang mengganggu keseimbangan dari sungai yang mengalami gradasi akan menyebabkan perubahan yang menuju kepada keseimbangan dari sungai tersebut.
Jenis Genetika Sungai Sungai yang dalam pembentukannya, sangat dipengaruhi oleh proses – proses diastrofisme struktur – struktur geologi yang dihasilkannya, dan lereng – lereng yang menentukan arah alirannya. Beberapa jenis genetika sungai antara lain :
Sungai Konsekuen Apabila mengalir searah dengan kemiringan mulai dari daerah Kubah, pegunungan blok yang baru
Sungai Subsekuen Mengalir dan membentuk lembah sepanjang daerah lunak. Disebut juga ’strike stream’ karena mengalir sepanjang jurus lapisan.
Sungai Obsekuen Mengalir berlawanan arah dengan arah kemiringann lapisan dan juga berlawanan dengan arah aliran sungai konsekuen. Biasanya pendek dengan gradient tajam, dan merupakan sungai musiman yang mengalir pada gawir. Umumnya
Sungai Resekuen Mangalir searah dengan sungai konsekuen dan searah dengan kemiringan lapisan.
Sungai Insekuen Merupakan sungai yang tidak jelas pengendaliannya tidak mengikuti struktur batuan, dan tidak jelas mengikuti kemiringan lapisan. Pola alirannya umumnya dendritik. Banyak menyangkut
Sungai Superimpos Merupakan sungai yang mula – mula mengalir diatas suatu daratan aluvial atau dataran peneplain, dengan lapisan tipis yang menutupinya sehingga sehingga lapisan dibawahnya tersembunyi. Jika terdapat rejuvenasi maka sungai tersebut kemudian mengikis perlahanlahan endapan aluvial atau lapisan penutup tersebut dan menyingkapkan lapisan tanpa
Sungai Asteseden Sungai yang mengalir tetap pada pola alirannya meskipun selama itu terjadi perubahan – perubahan struktur misalnya sesar, lipatan,. Ini dapat terjadi jika struktur terbentuk atau terjadi perlahan – lahan.
Anaklinal
dipergunakan untuk sungai anteseden didaerah yang mengalami pengangkatan sedemikian sehingga
Compound Streams mengairi daerah dengan umur geomorfik yang berbeda-beda, ‘compound streams’ mengairi daerah dengan struktur geologi yang berlainan. Banyak sungaisungai besar dapat dimasukan kedalam compound ataupun comporite streams misalnya sungai Bengawan solo, Citarum, Asahan, dan sebagainya.
Struktur Pola Aliran Sungai Beberapa pola aliran sungai
yang banyak dikendalikan oleh struktur-struktur batuan dasarnya, kekeraan batuan, dan sebagainya. Yaitu : Pola
Aliran Dendritik
mirip sebuah gambaran batang pohon dengan cabangcabangnya, mengalir kesemua arah dan akhirnya menyatu diinduk sungai. Terdapat pada
Pola Aliran Rektangular Dibentuk oleh cabang – cabang sungai yang berkelok, berlikuliku, dan menyambung secara membentuk sudut-sudut tegak lurus. Banyak dikendalikan oleh pola kekar atau sesar yang juga berpola berpotongan secara tegak lurus. Dapat terbentuk pada batuan kristalin, batuan keras berlapis horizontal.
Pola Aliran Trelis Berbentuk mirip panjang – panjang atau pola trali pagar. Pola ini merupakan ciri dari sungai yang berada pada batuan yang berlipat dan miring kuat. Sungai – sungai yang lebih besar cenderung mengikuti singkapan dari batuan lunak dan jurus (subsekuen), cabang-cabang sungainya yang masuk dari kiri kanannya adalah berjenis obsekuen atau resekuen. Induk
Pola Aliran Radial Terjadi dari banyak sungai jenis konsekuen yajng sentrifugal daru suatu puncak, misalnya pegunungan kubah atau gunung api muda. Cekungan struktur dapat pula membentuk pola aliran radial yang sentripetal ketengah.
Pola Aliran Annular Aliran yang terbentuk pada daerah kubah struktural yang telah terkikis dewasa sehingga sungai–sungai besarnya mengalir melingkar mengikuti struktur dan batuan yang
Peta Geomorfologi Definisi : Peta geomorfologi pada hakekatnya dalah peta yang menggambarkan bentuk lahan, genesa beserta proses yang mempengaruhi dalam berbagai skala.
Pengertian :
Peta geomorfologi menggambarkan aspek-aspek utama lahan atau terrain disajikan dalam bentuk simbol huruf dan angka, warna, pola garis dan hal ini tergantung pada tingkat lepentingan masing – masing aspek. Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survei analitik
Unit utama geomorfologi adalah kelompok bentuk lahan didasarkan atas bentuk asalnya (struktur, denudasi, fluvial, marin, karst, angin, dan es). Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dalam angka, garis atau kedua-duanya.
Informasi dalam Peta Geomorfologi
2.
3.
Untuk Tujuan Sains, memberi informasi mengenai : Faktor-faktor geologi apa yang berpengaruh kepada pembentukan bentang alam disuatu tempat. Bentuk-bentuk bentang alam apa yang telah terbentuk karenanya. Pada umumnya hal – hal tersebut diuraikan secara
2.
3.
Untuk tujuan terapan, memberi informasi mengenai : Geometri dan bentuk permukaan bumi seperti tinggi, luas, kemiringan lereng, kerapatan sungai, dan sebagainya. Proses geomorfologi yng sedang berjalan dan besaran dari proses seperti : o Jenis proses (pelapukan, erosi, sedimentasi, longsoan, pelarutan,dan sebagainya) o Besaran dan proses tersebut
Referensi
Sparks, B.W, 1961. Geomorphology, Longmans, Green and Co. Toronto Lobeck, A.K, 1930. Geomorphology : An Introduction to The Study of Landscapes, Mc. GRaw Hill Book Co, New York-London. DR. Sampurna. Buku Edaran Kuliah Geomorfologi. ITB Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta, Penerbit Graha Ilmu
Terima Kasih