Nama : Rifqiyanti Ismi Nim
: J011171027
Penatalaksanaan Fissure Sealant Pada Gigi Anak
Fissure sealant adalah bahan yang diaplikasikan pada fisura dan cekungan-cekungan dari permukaan gigi untuk membuat pertahanan tipis yang melindungi permukaan yang di sealant dari kerusakan. Bahan ini terutama dipakai di daerah oklusal gigi untuk menambal fisura oklusal, sehingga daerah tersembunyi yang memungkinkan timbulnya karies dapat dihilangkan.1 Fissure sealant bertujuan untuk mencegah karies pada daerah pit dan fisura yang merupakan daerah cekungan yang terlindung sehingga mendukung terjadinya proses karies. Dimana pada daerah tersebut saliva dan alat pembersih mekanis sulit menjangkaunya sehingga terjadi penumpukan sisa makanan. Dengan diberikannya bahan penutup pit dan fisura pada awal erupsi gigi, diharapkan dapat mencegah bakteri sisa makanan berada dalam pit dan fisura.1 Bahan fissure sealant dibagi atas 2 kategori. Kedua kategori tersebut yaitu sealant berbasis resin dan ionomer kaca.1 Terdapat tujuh step dasar dari pengaplikasian fissure sealant, yakni preparasi gigi, isolasi, pengeringan, pengetsaan permukaan gigi, pembilasan dan pengeringan, dan penempatan dan polimerisasi bahan sealant. Pelaksanaan aplikasi fissure sealant selengkapnya dapat dilakukan dengan tahapan berikut.3 1. Tahap 1: Preparasi gigi a. Bersihkan permukaan pit dan fissure b. Gunakan brush kering, brush dan pumice atau dengan pasta c. Gunakan sonde untuk membersihkan debris dari pit atau fissure d. Bilas selama 20 sampai 30 detik e. Evaluasi kembali hasil preparasi untuk mengetahui ada atau tidaknya residu debris 2. Tahap 2: Isolasi gigi meggunakan cotton roll, dry angle dan rubber dam 3. Tahap 3: Keringkan permukaan gigi a. Keringkan gigi dengan udara selama 20 sampai 30 detik
b. Periksa untuk memastikan tidak adanya kelembapan/kandungan air yang keluar dari syringe udara 4. Tahap 4: Etsa permukaan a. Aplikasikan etsa secara langsung sesuai aturan pabrik b. Biasanya selama 30 sampai 60 detik. c. Jika menggunakan gel atau semi-gel maka etsa harus dipertahankan pada permukaan gigi hingga waktu etsa telah cukup. d. Jika jenis etsa adalah cairan maka etsa tersebut harus terus menerus diberikan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah cukup. 5. Tahap 5: Pembilasan dan Pengeringan gigi a. Bilas dengan air selama 60 detik. b. cek keberhasilan pengetsaan dengan mengeringkannya menggunakan udara. Permukaan yang teretsa akan tampak lebih putih. c. Jika tidak berhasil, ulangi proses etsa. d. Letakkan cotton roll baru dan e. keringkan dengan udara selama 20 sampai 30 detik. 6. Tahap 6: Aplikasi bahan sealant a. Self-curing: campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan terjadi selama 60 sampai 90 detik. b. Light-curing: aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe), aplikasi penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam 20 sampai 30 detik. c. Evaluasi sealant dari adanya ruang kosong, diskrepansi marginal, dan masalah retensi. d. Jika terdapat kelainan, ulangi ke tahap kedua. 7. Tahap 7: Evaluasi Oklusal a. Periksa oklusi menggunakan articulating paper. b. Penyesuaian dilakukan dengan menggunakan bahan pengisi resin. 8. Tahap 8: Mengevaluasi Sealant Mengedukasi pasien akan pentingnya mengevaluasi sealant setiap 6 bulan.
Referensi:
1. Zettira NZ, Probosari N, Lestari PE. Perlekatan Streptococcus mutans pada Aplikasi Fissure Sealant Berbahan Resin Dibandingkan dengan Ionomer Kaca Fuji VII (The Attachment of Streptococcus mutans for Fissure Sealant application Made of Resin Compare With Glass Ionomer Fuji VII). e-Jurnal Pustaka Kesehatan 2017; 5(3): 442.
2. Lesser D. An overview of dental sealant. Research Gate 2016. p.5.