2009 Maret Bandung Bandung Ekspres Mendamba Cikapundung Bersih

  • Uploaded by: Environmental Services Program
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2009 Maret Bandung Bandung Ekspres Mendamba Cikapundung Bersih as PDF for free.

More details

  • Words: 424
  • Pages: 1
KLIPING ENVIRONME NTAL

Jenis Media

M Surat Kabar ❑ Tabloid ❑ Majalah ❑ ..................

Nama Media SERVICES PROGRAM

Hari/Tanggal Hal/Pjg artikel

c^ j c l 1

x^ ^t o tM

Mendamba Cikapundung Bersih SETIAP orang memiliki sudut pandang masing-masing dalam melihat sebuah objek. Begitujuga dengan cara pandang 60 siswa SMP se-Kota Bandung dalam memandang air. Saat peringatan Hari Air Sedunia kemarin, mereka diminta menurnpahkan imajinasinya tentang air di atas kavas sepanjang 30 meter. Meski memiliki tema sama, memperingati Hari Air Sedunia, toh cara pandang mereka tetap berbeda. Muka serius hingga muka bercanda terlihat mewarnai kegiatan tersebut. Dengan kepiawaian masing-masing dalam menggunakan kuas, mereka tidak sungkan untuk menuangkan saran serta kritik mereka dalam kanvas. Saking semangatnya mereka dalam mngaresiasikan diri, beberapa dari pelajar juga tidak sungkan untuk melukis dengan menggunakan tangan. Padahal setiap siswa diberikan kuas. Asti (13), pelajar SMPN 10 Bandung, mengungkapkan, persoalan air di kota yang selama ini terjadi sudah sangat memprihatinkan. Hal yang paling diingat-

nya soal air adalah mulai minimnya air bersih di sungai. Makanya, dia bersama dua rekannya membua lukisan dengan gambar air yang menangis. Asti menjelaskan, dalam gambar tersebut dia menggambarkan jika sungai di Cikapundung sedang bersedih karena sungai tersebut tersisih oleh industri yang kian pesat di kota. "Siapa pun pasti sedih jika tersisihkan. Begitu juga dengan air," singkatnya sambil asik menggambar. Bagi Asti, tangisan air sangat menyayat karena kian hari kian berkurang, baik dari kualitas ataupun kuantitas. Yang paling menyedihkan adalah kualitas Cikapundung yang semakin keruh. "Airnya keruh banget. Selain itu, air yang ada sudah bercampur dengan sarnpah, baik industri ataupun rumah tangga," jelasnya. Kesedihan yang ada dalam benak Asti, boleh jadi tidak hanya sebatas pengaplikasian persepsi dalam mural. Tapi, kesedihan tersebut juga terpatri karena dia selalu mendengar cerita dari berbagai kalangan jika dulu air sungai

cikapundung sangat bersih dan bisa diminum. Tapi, cerita tinggal cerita. Dia mengaku, mungkin tidak pernah akan melihat sungai Cikapundung dalam keadaan bersih. Yang dia lihat hanya derasnya air keruh yang penuh dengan sampah. "Jelas saya pengen tahu bagaimana Cikapundung dulu seperti apa. Tapi kalau sekarang saya lihat, Cikapundung tidak mungkin akan bersih," jelasnya. Sementara itu, siswa yang lainnya, Sinta dari SMP 15 mengatakan, dia bersama rekannya menggambarkan sungai yang ada saat ini sudah sangat tercemar oleh industri yang ada di kota. Lemahnya pengawasan terhadap industri yang ada di kota, membuat industri yang ada sangat leluasa untuk membuang limbah mereka ke sungai tanpa melakukan pemilihan dan penyaringan tetrlebih dulu. "Maka dari itu, kami menggambar sungai yang dekat dengan gedung tinggi. Sebab, gedunggedung tinggi inilah yang memberikan sampah serta limbah ada di Bandung," tandasnya.(rie)

Related Documents


More Documents from ""