SUARA MERDEKA
22 APRIL2009
Lomba Mewarnai Hari Bumi Sedunia
Pahami Dunia Anak tentang Lingkungan dan Alam Oleh Sholahuddin SORE itu mendung melintas di atas Gunung Tidar Kota Magelang. Tak lama kemudian gerimis menetes berlahan membasahi bumi. Dingin clan huj an tak menyurutkan niatanak-anak mendatangi Auditorium Kampus I Universitas Muhammadiyah Magelang untuk mengikuti lomba mewamai. Lomba tersebut diselenggarakan dalam rangka peringatan Han Bumi Sedunia. Sketsa tentang lingkungan disodorkan kepada para peserta. Dengan imajinasi dan ide masingmasing peserta, sketsa hitam putih itu mulai dipoles dengan berbagai peralatan mewamai. Laut dalam benak mereka tak selalu dibayangkan berwama biro, buktinya di antara peserta ada yang menggambar laut dengan wama merah atau hitam. Begitu juga ketika mereka menggambarkan air kali tak selalu kuning atau hijau karena dipenuhi ganggang. Anak-anak itu bebas menerjemahkan alam, sesuai dengan kemampuan dan daya ingatnya masing-masing. Apa yang pernah dilihat di dunia nyata atau melalui berbagai media televisi dan foto kemudian dirangkum dalam wama-wami gambar tersebut. Panitia kali ini memberikan tema tentang lingkungan yang secara tidak langsung mencoba mengajak anak-anak untuk peduli hal tersebut melalui lomba mewamai. Tiakarina Syakira L dari TK Pertiwi dengan jujumya menjelaskan alasannya mengikuti lomba menggambar lingkungan. Dia menyebutkan alasannya karena ingin memiliki pekarangan luas di depan nunah. Dari pekarangan itu, menu-
mtnya, dia bisa bermain pelepah pisang dan lumpur di kalahujan. Tak Ada Ruang Bermain Keinginan tersebut menjadi impiannya setiap malam karena lingkungan di sekitamya tak ada lagi ruang yang luas untuk bennain. Sehari-hari dia lebih banyak bermain dengan dunia digital seperti televisi atau playstation. Paling banter sepekan sekali diajak keluarganya bertamasya di taman bunga atau di taman kota yang sempit. Beda lagi dengan impian Eunika Atuna clan TK Cor Jesu yang menginginkan alam ini bisa mengerti keinginan anakanak yakni air gemericik yang dipenuhi ikan berwama-wami. Menurutnya, alam an menjadi indah kalau ada ikannya. Apa saja yang dibayangkan dan diimpikan oleh mereka merupakan sebuah kejujuran yaitu menginginkan keindahan alam ini tetap ada. Baik Tia maupun Eunika juga peserta lainnya tak ingin alam dan lingkungan ini terjadi bencana. Tetap indah dipandang dan digambar oleh mereka. Para juri sore itu sungguh sulit untuk menentukan siapa pemenang lomba mewarnai. Sebab puluhan karya sangat luar biasa, baik dari segi komposisi warnanya maupun kreativitas ide melengkapi sketsa yang telah diberikan panitia. Akhimya mereka memutuskan tampil sebagai juara I M Ikhwan Maulina dari TK Masitoh 8, juara II Nadia Islami Chanifah dari TK ABA Asyiah 7, juara III Desvina Kusumaningrum dari TK Aba 7, juara harapan I Tiakarina Syakira L dari TK Pertiwi, juara harapan II Auditya Rossi dari TK Pertiwi Kota, dan juara harapan III Eunika Atuna dan TK Cor Jesu. (70)