Pemeriksaan fisik
Disusun oleh : Femy Melia R, S.Kep.,Ners, MM
Pemeriksaan Fisik sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit
Hasil
dicatat dalam rekam medis.
Rekam medis membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien
Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan secara komprehensif.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu: Penjagaan kesopanan Cara mengadakan hubungan dengan pasien
Pencahayaan dan lingkungan yang memadai Tahap pertumbuhan/perkembangan pasien Pencatatan data
Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah klien
Pasien dalam posisi duduk/sesuai jenis pemeriksaan Hanya membuka bagian tubuh yg diperiksa, menutup bag.lain
Sistematis Bandingkan satu bag tubuh dgn bag. Tubuh lain Penjelasan sederhana kpd klien Data didokumentasikan dgn tepat (DO & DS)
Ada empat teknik pemeriksaan fisik, yang biasa disebut dengan teknik IPPA Inspeksi,
Palpasi,
Perkusi &
Auskulta si
Inspeksi
pemeriksaan dengan cara melihat atau melakukan observasi terhadap keadaan klien.
Tujuan dari teknik ini ialah mendeteksi tandatanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.
Teknik inspeksi dilakukan ketika pertama kali bertemu klien dan yang diamati yaitu tingkah laku dan keadaan tubuh klien serta hal umum dan khusus.
Langkah kerja: Atur Pencahayaan
Suhu dan ruangan nyaman Buka bagian yg diinspeksi Bila perlu gunakan kaca pembesar Jelaskan hasil pada klien dan keluarga
Perhatikan kesan pertama klien Sistematis
Palpasi teknik pemeriksaan fisik dengan sentuhan, rabaan maupun sedikit tekanan pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan secara teroganisir dari satu bagian ke bagian yang lain. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ. Dapat dilakukan bersamaan dengan teknik inspeksi dan perkusi.
Teknik palpasi dibagi menjadi dua: Caranya: ujung-ujung jari pada
Palpasi ringan satu/dua tangan digunakan secara simultan.Tangan diletakkan pada area yang dipalpasi, jari-jari ditekan kebawah perlahanlahan sampai ada hasil.
Palpasi dalam (bimanual) Caranya: untuk merasakan isi abdomen, dilakukan dua tangan.Satu tangan untuk merasakan bagian yang dipalpasi, tangan lainnya untuk menekan ke bawah. Dengan Posisi rileks, jari-jari tangan kedua diletakkan melekat pd jari2 pertama.
Langkah kerja:
1. Area palpasi terbuka
2. Cuci tangan 3. Beritahu klien 4. Dikerjakan semua jari tp telunjuk dan ibu jari > sensitif.
5. u/ mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari 2,3, dan 4 bersamaan. 6. U/ palpasi abdomen gunakan telapak tangan, beri tekanan ringan dgn jari2. 7. Sistematis, uraikan ciri-ciri ttg ukuran, bentuk, konsistensi dan permukaan.
Perkusi pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan pemeriksaan perkusi yaitu menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan (udara, cairan, atau zat padat).
Langkah kerja: 1.
Area terbuka
2.
Luruskan jari tengah tangan kiri, tekan bag. Ujung jari dan letakkan dgn kuat pada permukaan diperkusi.
3.
Upayakan jari – jari yg lain tidak menyentuh permukaan, konsisten pd permukaan yg diperkusi.
4.
Lenturkan jari tengah tangan kanan ke atas dgn lengan bawah relaks.
5.
Pertahankan kelenturan tangan pada pergelangan tangan.
Auskultasi pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu yaitu stetoskop dengan tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat mendengar bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus serta untuk mengukur tekanan darah dan nadi.
Tingkatan kesadaran: Kompos Mentis
: sadar Penuh
Apatis
: acuh tak acuh
Samnolen : dibangunkan dengan rangsangan, …. Tidur. Delirium
: berteriak2, tidak sadar
Sopor/semikoma : tidak sadar tetapi masih merasakan rangsangan nyeri Koma
: tidak sadar.
Pemeriksaan fisik persistem Merupakan pendekatan dalam pemeriksaan fisik dengan sistem-sistem tubuh sebagai acuan pemeriksaaan. Berikut ini merupakan detail pemeriksaan fisik, dengan pendekatan sistem tubuh adalah : Sistem syaraf pusat Sistem Kardiovaskular
Kaji LOC (level of consiousness) atau tingkat kesadaran: dengan melakukan pertanyaan tentang kesadaran pasien terhadap waktu, tempat dan orang Kaji status mental
Kaji tingkat kenyamanan, adanya nyeri dan termasuk lokasi, durasi, tipe dan pengobatannya. Kaji fungsi sensoris dan tentukan apakah normal atau mengalami gangguan. Kaji adanya hilang rasa, rasa terbakar/panas dan baal.
Kaji fungsi motorik seperti : genggaman tangan, kekuatan otot, pergerakan dan postur Kaji adanya kejang atau tremor Kaji catatan penggunaan obat dan diagnostik tes yang mempengaruhi SSP.
Kaji nadi : frekuensi, irama, kualitas (keras dan lemah) serta tanda penurunan kekuatan/pulse deficit
Periksa tekanan darah : kesamaan antara tangan kanan dan kiri atau postural hipotensi Inspeksi vena jugular seperti distensi, dengan membuat posisi semi fowlers Cek suhu tubuh dengan metode yang tepat, atau palpasi kulit. Palpasi dada untuk menentukan lokasi titik maksimal denyut jantung Auskultasi bunyi jantung S1- S2 di titik tersebut, adanya bunyi jantung tambahan, murmur dan bising. Inspeksi membran mukosa dan warna kulit, lihat tanda sianosis (pucat) atau kemerahan Palpasi adanya edema di ekstremitas dan wajah Periksa adanya jari-jari tabuh dan pemeriksaan pengisian kapiler di kuku Kaji adanya tanda-tanda perdarahan (epistaksis, perdarahan saluran cerna, phlebitis, kemerahan di mata atau kulit. Kaji obat-obatan yang mempengaruhi sistem kardiovaskular dan test diagnostik.
Sistem Respirasi (Pernapasan)
Kaji keadaan umum kebutuhan respirasi
dan
pemenuhan
Kaji respiratory rate, irama dan kualitasnya
Inspeksi fungsi otot bantu napas, ukuran rongga dada, termasuk diameter anterior dan posterior thorax, dan adanya gangguan spinal Palpasi posisi trakea dan adanya subkutan emphysema Auskultasi seluruh area paru dan kaji suara paru normal (vesikular, bronkovesikular, atau bronkial) dan kaji juga adanya bunyi paru
Kaji adanya keluhan batuk, durasi, frekuensi dan adanya sputum/dahak, cek warna, konsistensi dan jumlahnya dan apakah disertai darah Kaji adanya keluhan SOB (shortness of breath)/sesak napas, dyspnea dan orthopnea. Inspeksi membran mukosa dan warna kulit Tentukan posisi yang tepat dan nyaman untuk meningkatkan fungsi pernapasan pasien Kaji apakah klien memiliki riwayat merokok (jumlah per hari) dan berapa lama telah merokok Kaji catatan obat terkait dengan sistem pernapasan dan test diagnostik
Sistem Pencernaan Inspeksi keadaan umum abdomen : ukuran, kontur, warna kulit dan pola pembuluh vena (venous pattern)
Auskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus Palpasi abdomen untuk menentukan : lemah, keras atau distensi, adanya nyeri tekan, adanya massa atau asites Kaji adanya nausea dan vomitus Kaji tipe diet, jumlah, pembatasan diet dan toleransi terhadap diet
Kaji adanya perubahan selera makan, dan kemampuan klien untuk menelan Kaji adanya perubahan berat badan Kaji pola eliminasi : BAB dan adanya flatus Inspeksi adanya ileostomy atau kolostomi, yang nantinya dikaitkan dengan fungsi (permanen atau temporal), kondisi stoma dan kulit disekitarnya, dan kesediaan alat
Kaji kembali obat dan pengkajian diagnostik yang pasien miliki terkait sistem GI
Sistem Perkemihan Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna, kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan hematuria, serta riwayat infeksi saluran kemih Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih) Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys catheter, silikon kateter atau urostomy atau supra pubik kateter Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik yang terkait dengan sistem perkemihan
Sistem Integumen Kaji integritas kulit dan membrane mukosa, turgor, dan keadaan umum kulit (jaundice, kering) Kaji warna kulit, pruritus, kering, odor Kaji adanya luka, bekas operasi/skar, drain, dekubitus, dsb
Kaji resiko terjadinya luka tekan dan ulkus Palpasi adanya nyeri, edema, dan penurunan suhu Kaji riwayat pengobatan dan test diagnostik terkait sistem integument
Sistem muskuloskeletal Kaji adanya nyeri otot, kram atau spasme Kaji adanya kekakuan sendi dan nyeri sendi Kaji pergerakan ekstremitas tangan dan kaki, ROM (range of motion), kekuatan otot
Kaji kemampuan pasien duduk, berjalan, berdiri, cek postur tubuh Kaji adanya tanda-tanda fraktur atau dislokasi Kaji ulang pengobatan dan test diagnostik yang terkait sistem musculoskeletal
Sistem Physikososial perasaan pasien tentang kondisinya dan penyakitnya Kaji tingkat kecemasan, mood klien dan tanda depresi Kaji pemenuhan support sistem Kaji pola dan gaya hidup klien yang mempengaruhi status kesehatan Kaji riwayat penyalah gunaan obat, narkoba, alkohol, seksual abuse, emosional dan koping mekanisme Kaji kebutuhan pembelajaran dan penyuluhan kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE teknik pemeriksaan fisik dengan bagian tubuh klien sebagai acuan yaitu dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Maksudnya disini adalah pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik.
Tanda vital
Suhu
Tekanan darah
Denyut Nadi
Kecepatan pernapasan
Biometrika dasar Tinggi Berat/massa Nyeri ( menggunakan skala FACES dimulai dari 0-5 (tidak dirasakan pasien dilihat dari ekspresi wajahnyeri terburuk yang dirasakan pasien
Sistem organ 1. System kardiovaskular
Tekanan darah, denyut nadi, irama jantung
Tekanan vena jugularis atau Jugular veins preassure (JVP), edema perifer, dan bukti edema pulmonaris atau edema paru.
Pemeriksaan jantung
2. Paru-paru Kecepatan pernapasan, auskultasi paru-paru 3. Dada dan payudara 4. Abdomen Pemeriksaan abdomen misalnya pendeteksian adanya pembesaran organ (contohnya aneurisma aorta) 5. Pemeriksaan rectum
6. reproduksi 7. System otot dan gerak
8. System saraf, termasuk pemeriksaan jiwa 9. Pemeriksaan kepala, leher, hidung, tenggorokkan, telinga (THT) 10. Kulit
Pemeriksaan pada pertumbuhan rambut Pemeriksaan tanda klinis pada kulit
Terima Kasih