REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN – ESTIMASI DAN ANGGARAN
KELOMPOK 3 FREDERIKA R PEKKUWALI LETICIA O BARETO REMON BESI STEFANIA RESING
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK POLITEKNIK NEGERI KUPANG 2018
A. PENGERTIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang menyiapkan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/deficit-LRA, pembiayaan dan sisa lebih kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. LRA menyajikan pendapatan dan belanja selama tahun anggaran. Laporan yang disampaikan dapat dilihat pada lembar muka laporan keuangan. Untuk laporan keuangan periode semesteran, laporan yang disampaikan adalah laporan Semester I. Untuk periode tahunan laporan yang disampaikan adalah laporan komparatif, dengan membandingkan anggaran dan realisasi tahun anggaran sebelumnya dengan tahun anggaran berjalan. Penyandingan antara anggaran dan realisasi menunjukkan tingkat capaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundangundangan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas, dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran. Berhubung anggaran akan disandingkan dengan realisasinya maka dalam penyusunan APBD seharusnya digunakan struktur, definisi, dan basis yang sama dengan yang digunakan dalam pelaporannya.
B. RUANG LINGKUP APBD terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Belanja adalah semua pengeluaran kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pendapatan dipungut berdasarkan Undang-Undang. Oleh karena itu jenis pendapatan yang dipungut dan/atau diterima oleh pemerintah daerah harus sesuai dengan Undang-Undang. Belanja mencakup seluruh jenis belanja sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pembiayaan mencakup seluruh transaksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Disamping itu terdapat transfer antar pemerintahan sehubungan dengan adanya desentralisasi fiskal dan perimbangan keuangan. Bagi yang menerima dikelompokkan dalam pendapatan transfer, sedangkan bagi yang memberikan ditampung dalam belanja transfer. Anggaran pemerintah daerah dituangkan dalam bentuk APBD, yang merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah, meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan selama suatu periode terntentu. Anggaran diukur dengan satuan rupiah. Anggaran diklasifikasikan secara sistematis sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggaran
belanja yang dituangkan dalam Perda APBD disebut sebagai apropriasi, yaitu merupakan anggaran yang disetujui DPRD yang merupakan mandat yang diberikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan anggaran pendapatan dalam Perda APBD disebut Estimasi Pendapatan. Berdasarkan APBD selanjutnya disiapkan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran APBD. Anggaran yang dialokasikan kepada setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagai pengguna anggaran dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Anggaran pendapatan SKPD pada DPA disebut Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan. Anggaran belanja pada DPA disebut Allotment. Dengan demikian, LRA SKPD membandingkan antara realisasi terhadap alokasi anggaran dalam DPA SKPD yang bersangkutan, sedangkan untuk LRA di tingkat pemerintah daerah realisasi anggaran dibandingkan dengan estimasi pendapatan dan apropriasi yang tertuang dalam APBD.
C. TUJUAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN Tujuan standar Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam angka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
D. STRUKTUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN Anggaran terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan anggaran pembiayaan. Struktur anggaran tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut: a. Pendapatan
.....................
b. Belanja
.....................
c. Surplus/Defisit
(a – b)
d. Pembiayaan:
..................... .....................
Penerimaan Pembiayaan (d1)
.....................
Pengeluaran Pembiayaan (d2)
.....................
Pembiayaan Neto (d1 – d2) e. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) (c – d)
.....................
.....................
E. ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang-kurangnya memiliki unsur-unsur sebagai berikut: a) Pendapatan; Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). b) Belanja; Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi, organisasi, dan fungsi. c) Transfer; Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi. Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah. d) Surplus/defisit; Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit. e) Pembiayaan; Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah. f) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Penjelasan tersebut memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan. PSAP No. 02 mengatur persyaratan-persyaratan untuk penyajian Laporan Realisasi Anggaran dan pengungkapan informasi terkait. F. LANGKAH-LANGKAH REVIU LAPORAN REALISASI ANGGARAN Agar pelaksanaan reviu LKPD lebih terarah dan tepat sasaran, reviu harus mengikuti langkah-langkah kerja reviu yang merupakan perintah kerja kepada pereviu dalam melaksanakan reviu. Program Kerja Reviu (PKR) Laporan Realisasi Anggaran (LRA), meliputi : I.
Umum 1. Pastikan bahwa rincian akun LRA telah disajikan sesuai Bagan Akun Standar Pemerintah Daerah (BAS) dengan melakukan perbandingan terhadap Bagan Akun Standar. 2. Pastikan bahwa angka Estimasi pendapatan LRA dan Belanja pada LRA telah disajikan sesuai DPA dengan melakukan penelusuran ke DPA atau revisinya dan/atau dokumen yang dipersamakan dengan DPA. 3. Pastikan bahwa saldo akun LRA telah sesuai dengan saldo normal ( misalnya akun pendapatan memiliki sardo normal kredit positif dan akun Belanja memiliki saldo normal debit positif) dengan melakukan penelusuran ke Buku Besar LRA. 4. Pastikan bahwa saldo akun LRA telah sesuai dengan Buku Besar dengan melakukan penelusuran ke Buku Besar LRA. 5. Pastikan secara uji petik bahwa setiap transaksi jurnal koreksi telah didukung dengan SKTJM/ Memo Koreksi dengan meenelusuri keberadaan SKTJM/Memo Koreksi beserta dokumen pendukungnya. 6. Pastikan bahwa rekonsiliasi internal Pendapatan Daerah telah dilakukan antara unit akuntansi dengan SKPD teknis melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke dokumen hasil rekonsiliasi internal. 7. Pastikan bahwa rekonsiliasi eksternal Pendapatan Daerah telah dilakukan antara unit akuntansi dengan kas daerah melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke Berita Acara Rekonsiliasi. 8. Buat catatan hasil reviu. Prinsip dasar : Apabila ditemukan kelemahan dalam penyelenggaraan akuntansi dan/atau kesalahan dalam penyajian LK, maka previu bersama-sama dengan unit akuntansi harus segera melakukan perbaikan.
II.
Pendapatan Daerah Tujuan prosedur reviu berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan,pengukuran dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi,kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi yaitu : 1. Pendapatan daerah di akui pada saat diterima oleh Kas Umum Daerah 2. Estimasi pendapatan daerah di sajikan berdasarkan DPA dan atau dokumen yang di persamakan dengan DPA yang terakhir Dokumen yang diperlukan: 1. DPA berikut revisinya dan atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DPA 2. Dokumen penyetoran, misalnya surat tanda bukti setor atau dokumen lain yang dipersamakan 3. Berita acara rekonsiliasi pendapatan atau dokumen lain yang di anggap sah Langkah-langkah reviu: 1. Pastikan bahwa jumlah pendapatan-LRA di LRA telah sesuai dengan laporan pendapatan dari SKPD terkait dan bahwa seluruh akun pendapatan daerah yang di kelola oleh SKPD terkait telah di sajikan dalam LRA,melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke dokumen terkait. 2. Lakukan uji petik atas transaksi pendapatan asli daerah (PAD),serta pastikan bahwa transaksi tersebut telah di dukung dengan laporan per jenis PAD dari SKPD terkait 3. Pastikan telah di lakukan rekonsiliasi PAD dengan kas umum daerah 4. Buat catatan hasil reviu
III.
Belanja Daerah Tujuan prosedur reviu berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan,pengukuran dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurat,kehandalan dan keabsagan LK telah terpenuhi,yaitu: 1. Belanja daerah di akui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Umum Daerah 2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,pengakuannya di lakukan pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut telah di sahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. 3. Anggaran Belanja Daerah disajikan berdasarkan DPA dan atau dokumen yang dipersamakan dengan DPA yang terakhir. Dokumen yang di perlukan : 1. 2. 3. 4. 5.
Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) Memo penyesuaian untuk belanja Laporan realisasi belanja Berita acara rekonsiliasi pendapatan atau dokumen lain yang di anggap sah
Langkah-langkah reviu : 1. Teliti kesesuaian belanja telah dilakukan antara unit akuntansi dengan Kas Umum Daerah. 2. Lakukan uji petik atas transaksi belanja dan teliti apakah setiap transaksi tersebut telah di dukung dokumen pengeluaran yang sah.melalui penelusuran kedokumen SPM dan SP2D. 3. Teliti bahwa pengembalian belanja untuk periode berjalan telah diakui dan dicatat sebagai pengembalian belanja (pengurang nilai belanja). 4. Teliti bahwa pengembalian belanja periode sebelumnya telah di akui dan di catat sebagai lain-lain PAD yang sah. 5. Teliti bahwa setiap belanja modal telah di catat dan menambah aset tetap. 6. Lakukan pengecekan antara nilai belanja modal dengan nilai yang menambah nilai aset tetap pada laporan barang. 7. Teliti apakah informasi terkait belanja telah di ungkapkan secara memadai dalam CaLK. 8. Buat catatan hasil reviu.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com.Lampiran_II_SAP_Berbasis_Kas_Menuju_Akrual.pdf https://www.pdfcoke.com/document/377467708/pedoman-reviu-LKPD