2 Belahan Jiwa

  • Uploaded by: TRIA M TRESNA
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2 Belahan Jiwa as PDF for free.

More details

  • Words: 6,222
  • Pages: 27
DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

Ketika kau ragu dengan belahan jiwamu Bebaskanlah cintamu Sebelum Kau mencoba memilikinya Karena cinta terlalu agung untuk sekadar di miliki Untuk itu bebaskanlah ia Maka ia kan kembali menjadi milikmu untuk selamanya * Entah apa yang orang pikirkan tentang diriku. Dalam balutan jilbab biru yang sederhana, aku berjalan memasuki kawasan SMA yang di bangun dua puluh delapan tahun lalu. Kali ini aku benar-benar mati gaya, kaku dan hanya bisa berjalan lurus menunduk tanpa sanggup menengok ke arah kanan-kiriku. Hari minggu yang menyebalkan. Seharusnya hari ini aku beristirahat di rumah menikmati hari libur yang telah di nanti hampir satu minggu lamanya. Aku berjalan dengan tenang seolah-olah tak ada gelisahan dan seribu umpatan di hati. “Vy, tunggu!”kata seseorang dari arah belakangku. Aku benci jika dalam keadaan yang seperti ini ada seseorang yang menyendat langkahku. Suara yang tak asing lagi, Refan. Laki-laki itu berjalan kerahku yang mematung tanpa mampu melihat ke arah manapun, lurus kedepan. “Yuk, jalan!”kata Refan sambil tersenyum lebar kerahku. Tanpa berkata apaapa, aku mengikuti langkah laki-laki yang ada di sampingku. Untuk pertama kalinya itu terjadi dalam hidupku. Berjalan di samping laki-laki termenyebalkan dalam hidupku, tapi aneh dia di cap sebagai laki-laki terkeren dan terpopuler di sekolah ini. Mungkin untuk para siswi yang ada di sekolah ini berjalan di samping Refan seperti ini merupan anugerah terindah dalam hidup mereka. Tapi itu tidak berlaku untukku, berjaln di sampingnya justru membuat perasaanku kesal dan jengkel bahkan mimpi

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

buruk. Aku kikuk bukan main berjalan di samping orang termenyebalkan bagiku dengan terpaksa seperti ini. Aku yakin setiap mata yang ada di sudut sekolah ini memerhatikan kami, terutama aku. Entah pandangan apa yang mereka tunjukan, mungkin cibiran atau heran, mungkin juga kekesalan dan umpatan. Tapi aku tak peduli dengan semua itu, toh aku sendiri tak pernah mau berjalan di samping manusia angkuh seperti dia yang mulai sok akrab padaku akhir-akhir ini. Setelah sampai di depan kelas, aku benar-benar tak sanggup lagi mencoba sok tenang seperti tadi. Ku hembuskan nafas panjang, sambil menata kekesalanku kepada orang yang kini tengah berdiri di sampingku. “Kenapa Vy?” kata orang itu masih dengan gaya sok cool-nya. “Hey, Fan! Kamu gila ya menyuruhku berhenti mendadak seperti tadi?Atau kamu sengaja ya ingin membuatku mati gaya di hadapan fans-fans-mu yang seperti cacing kepanasan jika melihatmu itu?”kataku yang sudah tak tahan lagi menyimpan kekesalanku. “Memangnya kenapa, Vy?biasa aja kali toh mereka juga gak akan gigit kamu!” kata Refan sambil tersenyum. Senyuman itulah yang hampir membuat wanita seisi sekolah bertekuk lutut di hapannya. Senyuman maut yang hampir saja menggoyahkan kekesalanku pada sosok ini. “Arrgh, sudahlah berbicara denganmu tak akan pernah berujung! awas ya, kalau kamu lakukan yang seperti itu sekali lagi, akan aku jadikan kamu dendeng!” kataku sambil berlalu meninggalnya Refan yang masih kebingungan dengan kekesalanku. Aku berjalan memasuki sebuah kelas yang bertuliskan XI-IA-1, kelasku dan sosok menyebalkan itu. Ku ucapakan salam seperti biasanya. Teg. Semua orang menatapku dengan tatapan yang heran. Aku tahu alasannya, pasti mereka heran

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

karena aku datang bersama dengan Refan, aku bisa memaklumi itu. Sejak kelas satu dan sekarang hampir kelas tiga, aku dan Refan tak pernah bisa akur. Jangankan berjalan berbarengan seperti ini, dalam jarak dua meter saja aku gak akan pernah mau berjalan dengan orang seperti dia. “Wah, Fan itu sebuah kemajuan besar!kau berhasil menaklukannya ya?” kata anak-anak laki-laki yang ada di kelasku. “Hey, jaga ya mulut kalian! Aku takan pernah bisa di taklukan oleh makhluk menyebalkan seperti dia!” Kataku dengan kesal. Semua anak laki-laki yang ada di kelasku sontak terdiam. Di balik keruman makhluk-makhluk menyebal itu, aku menangkap sosok yang matanya begitu teduh dan begitu di hormati anak-anak di sekolah ini. Dia menatapku sambil tersenyum. Begitu lembut dan menggetarkan hati. Aku menghembuskan nafasku kembali, ya tuhan semoga orang itu tak berpikir apaapa tentang kejadian ini. Kataku dalam hati. Irsyad Habibullah, sosok laki-laki idaman para akhwat. Selain wajahnya yang tampan, kelakuan yang sopan, kalem dan tutur katanya yang begitu halus, dia adalah orang yang sangat cerdas dan berkarisma. Dimana pun dia berada takan ada yang mampu membantah kata-katanya, karena setiap tutur katanya tak pernah lepas dari fakta yang ada. Aku menganal Irsyad sebagai sosok yang cukup pemalu, tak banyak bicara, apalagi bercanda gila seperti yang lainnya. Yang ku tahu Irsyad adalah sosok yang lembut dan selalu menghormati kaum wanita. Makannya siapapun wanita yang dekat dengannya, ia akan merasakan sensasi kelembutan, kenyaman, ketenangan dan perlindungan dari sosok itu. Aku menaruh tasku di meja. Tanpa sadar, aku memperhatikan Irsyad yang tengah sibuk membuat busur dan panah untuk acara pagelaran lusa. Sosok itu begitu tenang dan terfokus. Lihatlah tangannya yang kekar walaupun ototnya tak seperti aderai, tapi cukup untuk usianya. Irsyad memang laki-laki idaman para akhwat, dia

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

telah membuatku lupa untuk menjaga pandanganku. Belum sempat aku memalingkan wajahku dari sosok itu, pisau raut yang ada si tangannya menggores pelipis Irsyad. Aku benar-benar kaget melihat darah yang keluar dari pelipisnya. Kejadian itu sontak membuat seisi kelas panik. Teman-teman perempuanku, mereka semua menjerit tapi tak mampu berbuat apa-apa. Untunglah aku selalu membawa kotak obat pribadiku kemana-mana, dengan cepat aku tuangkan alkohol kesapu tanganku. Mencoba untuk tenang aku tempelkan saputanganku di pilipis laki-laki itu. Aku tahu rasanya pasti perih sekali, tapi laki-laki itu tak merengek sedikitpun. Dia hanya menutup matanya dengan tenang. Begitu pasrah pada keadaan. * Seorang laki-laki dari balik keruman, benar-benar kesal melihat adegan itu. Dadanya benar-benar di selimuti api cemburu. Refan benar-benat pasrah melihat semua itu, tanpa di ketahui oleh siapapun dia pergi meninggalkan kelas saat itu juga. Refan menancap gas motor ninjanya dengan kecepan 80 km/jam. Dia melesat jauh meninggalkan sekolah. Dengan kecepatan tinggi Refan berteriak sejadi-jadi. “ARRRRG, KENAPA DIA BEGITU MEMPERHATIKAN ORANG ITU? KENAPA

DIA

TAK

PERNAH

MEMPERHATIKAN

AKU

SEPERTI

MEMEPERHATIKAN ORANG ITU?AKU MENCINTAIMU, SUNGGUH AKU TULUS MENCINTAIMU!”. Kata Refan berteriak sejadi-jadinya. Refan memang bukanlah sosok yang begitu tegar walaupun selama ini dia terlihat tegar. Hatinya mudah sekali terguncang oleh keadaan yang menekannya. Di sekolah mungkin Refan terkenal sebagai laki-laki angkuh dan berkuasa yang memiliki senyuman maut penakluk seribu gadisnya. Dia adalah orang yang paling di takuti oleh siapapun bahkan gurunya sendiri. Jika Refan marah takan ada orang yang sanggup meredakan kemarahannya, kecuali satu orang yaitu Helvy. Dia adalah salah seorang

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

siswi yang tidak terlalu popular, tidak terlalu cantik, tidak terlalu pintar dan satusatunya murid yang memakai jilbab di kelasnya. Dulu waktu semester pertama di kelas dua, Helvy pernah membentak dan menampar Refan karena mendorong dengan kasar Bi Sum seorang penjaga kantin akibat kesalahan kecil yang di perbuatnya. Helvy benar-benar geram melihat tingkah Refan yang kasar dan sok berkuasa. Helvy tahu, Refan merukan anak seorang pengusaha ternama yang berhasil memiliki sahamsaham penting di dunia. Selain itu, orang tuanya merukan orang yang paling berpengaruh di sekolah ini. Tapi Helvy tak peduli karena bagaimanpun juga Bi Sum lebih tua dari dia dan seharusnya dia lebih menghormatinya. Mungkin ini merupakan cara yang di gunakan Refan untuk mengobati kesepiannya dan bentuk pemberontakan bagi orang tuanya supaya mereka lebih memperhatikan Refan. Ia hanya ingin ada seseorang yang berani menegurnya di saat apa yang di lakulakannya salah seperti yang telah di lakukan oleh Helvy dulu. Selama ini orang tua Refan sangat sibuk mengurusi pekerjaan masing-masing, mereka lupa bahwa di balik itu semua ada hal yang lebih berharga yaitu anak semata wayang mereka, Refan Ramdani. Reafan membutuhkan perhatian lebih dari kedua orang tuanya. Mungkin seumur hidup Refan Helvy adalah orang pertama yang benarni menegur dan menampar dirinya ketika salah, tapi justru gara-gara itu bukan perasaan kesal dan dendam yang di rasakan oleh Refan melinkan sebuah perhatian yang perlahan tumbuh menjadi sebuah cinta yang tulus. * Hari yang melelahkan. Setelah kejadian siang tadi yang cukup menguras tenaga, Helvy membaringkan tubuhnya di atas kasur yang begitu empuk. Sehabis mandi, Helvy merenungi kejadian yang di alaminya tadi. Dia heran dengan Refan yang menghilang begitu saja ketika kejadian yang menimpa Irsyad tadi pagi. Helvy

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

tak habis pikir sebenarnya ada apa dengan Refan?. Dia selalu menghilang di saat dirinya bersama Irsyad. Hampir saja Helvy membenamkan matanya, ponselnya berbunyi. Sebuah nama muncul dari layar HP-nya, “Refanjeleksekali”. Melihat itu Helvy jelas kaget setengah mati, sebelumnya Refan tak pernah meneleponnya. Dengan tangan yang bergetar, Helvy mencoba menenangkan diri. “A…Assalamu’alaikum!” kata Helvy mencoba untuk tenang. “Wa’alaikum salam, maaf apa benar ini dengan saudari Helvy?” kata seseorang di balik sana. Helvy menggerenyitkan alisnya. Terdengar jelas bahwa orang yang menelepon di balik sana bukanlah suara Refan. “Iya, ini siapa ya?kok bisa pake nomor Refan?”kata Helvy heran. “Kami dari kepolisian, apa anda kenal dengan saudara yang bernama Refan?”. “Kepolisian?.” Kata Helvy dengan lirih. Jantungnya berdebar begitu kencang. Entah panik, khawatir, bingung atau heran yang kini menyeruak dalam hati dan pikiran Helvy. Tapi yang jelas yang ada di otaknya sekarang adalah kenapa polisi menghubunginya? Dan ada apa dengan Refan?. Ya, hanya itu. “Be,,,benar saya kenal dengan Refan, saya temannya!” kata Helvy terbatabata. “Oh, jadi anda temannya! Kami dari kepolisian mau memberitahukan bahwa saudara Refan sekarang ada di Rumah Sakit Bakti Islam, dia mengelami kecelakaan lalu lintas. Kami sudah mencoba menghubungi keluarganya, tapi tak ada yang mengangkat teleponnya, untuk itu kami menghubungi anda karena dalam dompet saudara Refan ada Foto dan nama anda! mungkin itu informasi dari kami, kami harap anda bisa menghubungi keluarganya!” kata polisi itu dengan tegas. Helvy

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

benar-benar kaget mendengar pernyataan polisi itu. Ada fotoku di dompetnya Refan?, kata Helvy dalam hati. Sekarang Helvy benar-benar bingung apa yang harus di lakukannya. Dia sama sekali tidak tahu bagaimana cara menghubungi keluarga Refan. Helvy sejenak berpikir, mengingat-ngingat orang dapat di mintai bantuan menghubungi keluarga Refan. “Irsyad! Ya, pasti dia tahu dimana rumah dan keluarga Refan! Dia kan cukup dekat dengan Refan.”kata Helvy. Dengan cepat Helvy mengetik nomor Irsyad, tak lama kemudian teleponnya tersambung kepada nomor Irsyad. “Assalamu’alaikum!”kata Helvy dengan nada yang gelisah. “Wa’alaikum salam! Helvy tumben telepon, ada apa?” kata Irsyad dari balik sana. “Refan, Rafan Syad, Refan kecelakaan! Tadi ada polisi yang menghubungi dan memerintahkanku untuk memberitahu keluarganya, tapi aku gak tahu bagaimana caranya?aku gak tahu apa-apa tentang keluarganya.” Kata Helvy yang awalnya tegar, ujungnya menangis juga karena panik dan khawatir. “Kecelakaan?Ya sudah kalau begitu, kamu jangan nangis! Biar aku yang menghubungi mereka, setelah itu aku akan menjemput kamu untuk melihat keadaan Refan disana!”kata Irsyad dengan nada yang panik pula. “Iya, aku tunggu ya!” kata Helvy sebelum menutup teleponnya dan bersiapsiap. Satu jam kemudian Irsyad datang dengan Honda jezz-nya. Di belakangnya, seorang laki-laki tua dan wanita tua duduk berdampingan memakai setelan jas yang rapih. Helvy tersenyum ke arah mereka. “Mereka pengasuh Refan sejak kecil namanya Pak Ahmad dan Mbok Min.”Kata Irsyad. Dia seolah-olah mampu membaca pikiran Helvy. Helvy tersenyum

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

ke arah mereka dan Irsyad. Ini adalah pertama kalinya Irsyad menyengaja menjemput Helvy langsung ke rumah. Dia begitu tampan dan keren abis. Gayanya tak kalah dengan Refan yang senantiasa tampil rapih dan cool. Honda jezz milik Irsyad meluncur di jalanan malam yang mulai di hiasi lampu-lampu malam yang indah. Hari ini Helvy benar-benar bersyukur karena bundanya dengan suka rela mengijinkannya pergi malam-malam bersama seorang laki-laki untuk menengok seorang teman. Padahal biasanya bundanya itu super ketat, jangankan pergi malam-malam gini dengan seorang pula, pergi siang hari bersama teman-teman perempuannya jarang sekali di izinkan. Sepenjang perjalanan Helvy hanya menatap keluar jendela mobil yang tumpanginya. Menerawang langit malam yang gelap gulita tanpa satu bintang pun. Nampaknya dunia ikut berduka atas kejadian ini. Begitu juga dengan Helvy, dia tak seperti biasanya. Keceriaannya seakan-akan sirna dari dirinya. Refan sosok yang begitu menyebalkan bagi Helvy, kini justru telah membuat gadis ini begitu mengkawatirkannya. Memang, tak ada hal yang mustahil di dunia ini. Orang yang begitu membenci orang lain pun bisa berubah menjadi simpati bahkan cinta. Irsyad menatap gadis yang ada di sampingnya dengan tatapan heran. Sebelumnya Helvy tak pernah seperti ini. Irsyad tahu selama ini Helvy adalah orang yang begitu membenci Refan. Dia paling benci mendengar hal-hal yang berkaitan dengan Refan. Tapi kali ini fakta berkata lain. Gadis itu benar-benar kehilangan keceriaannya entah karena Refan atau hal lain. Terlihat jelas dari mata beningnya, dia sedang memikirkan sesuatu. Irsyad menghembuskan nafasnya. Untuk pertama kalinya hatinya begitu sakit dan gelisah melihat kenyataan yang ada. *

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

Satu jam kemuadian mereka sampai di Rumah Sakit Bakti Islam. Mereka semua benar-benar panik dan khawatir dengan nasib Refan. Dengan langkah yang tergesa-gesa Irsyad, Helvy, Pak Ahmad dan Mbok Min berjalan menuju bangsal tempat Refan di rawat. Seorang suster berparas ayu dengan setia mengantar mereka sampai tujuan. Ketika pintu bangsal itu di buka,,, “HAPPY BIRTHDAY HELVY!”kata orang-orang yang ada di dalam bangsal yang berkelas VIV. Helvy hanya hanya terdiam, kaget dan shok, begitu juga dengan Irsyad kecuali Pak Ahmad dan Mbok Min karena mereka tengah mengetahui rencana ini sebelumnya. Helvy sungguh tak menyangka, kini bukan lagi perasaan khawatir dan simpati yang menyeruak dalam dadanya. Gadis ini nampaknya benar-benar kesal, bukan hanya kepada Refan tapi juga orang tuanya yang ternyata kedapan bersekongkol dengan Refan. Tanpa meniup lilin dan tersenyum haru, Helvy berlari meninggalkan tempat itu. Air matanya terjatuh bersama kekecewaannya. Semua orang yang ada disana kebingungan melihat Helvy yang justru bukannya senang malah pergi begitu saja dari hadapan mereka. “Tante, aku dan Irsyad kejar Helvy dulu ya!”kata Refan. “Jangan, jangan di kejar biarkan dia menangis saja!” kata tante Dara, bundanya Helvy sambil menangis di pelukan suaminya. “Kenapa?”kata Refan heran mendapat jawaban dari tante Dara. “Sebelumnya tante ucapkan trima kasih kepada kalian semua! Sebenarnya sejak tiga tahun lalu, Helvy paling benci jika ada orang yang mengingatkannya akan ulang tahunnya, apalagi di rayakan seperti ini.” Kata tante Dara masih dengan berurai air mata. “lho kenapa tante?”kata Refan semakin penasaran.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Ka…ka..karena sejak tiga tahun yang lalu Helvy di fonis menderita kanker otak stadium lanjut tepat di hari ulang tahunnya yang ke 14. Makannya sejak kejadian itu, dia gak pernah mau mengingat hari ulang tahunnya dan gak pernah mau kalau ulang tahunnya di rayakan dengan kejutan seperti ini.” Kata Tante Dara, nampaknya dia sudah tak tahan lagi menahan tangisnya hingga air matanya berhamburan dari mata indahnya. Semua orang yang ada di rungan itu sontak terdiam dan kaget. Semua menjadi hening tak ada yang berani bersuara. Kini yang terdengar hanya insak tangis Tante Dara. Refan dan Irsyad benar-benar tak menyangka. Refan seperti kehilngan kekuatannya untuk menompang berat tubuhnya, keseimbangannya goyah sehingga ia harus bobrok di lantai. Sedangkan Irsyad walaupun ia benar-benar kaget, dia masih bisa menjaga emosinya dan dia maih mampu menompang berat tubuhnya. Di luar sana seorang gadis menangis sejadi-jadinya. Kakinya terus melangkah menuju sebuah mushala yang mulai gelap. Helvy benar-benar kecewa, kemarahannya membuat sakit di kepalanya kembali datang. Dengan langkah yang mulai goyah, Helvy terus berjalan menuju mushala. Helvy terus menangis, sambil menahan rasa sakitnya yang semakin menjadi. Gadis itu tersungkur di atas sejadah, rasa sakitnya dan kekecewaanya benar-benar membuat hatinya buta. Kata-kata yang selama ini pantang di ucapkan olehnya pun tanpa sadar keluar dari bibirnya. “YA ALLAH, KENAPA ENGKAU BEGITU KEJAM PADAKU?ENGKAU BENAR-BENAR TEGA MEMBUAT HAMBA KESAKITAN SEPERTI INI! HAMBA MENDERITA YA ALLAH, HAMBA SUDAH TAK SANGGUP LAGI MENAHAN RASA SAKIT

INI. ENGKAU KEJAM, ARRRGH!”kata Helvy

sebelum akhirnya jatuh pingsan dan di bawa di ruang ICU. *

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

Semua orang yang hadir pada saat itu begitu menyesal, terutama Refan dan Tante Dara yang merencanakan pesta ulang tahun ini. Kini Helvy terbujur kaku tak berdaya dibalik runganan berkaca. Seluruh tubuhnya dipasangi oleh selang dan kabelkabel yang disambungkan kesebuah alat yang entah apa namanya. Helvy yang begitu kuat, galak dan senantiasa ceria, kini ia tak berdaya menghadapi penyakitnya yang begitu mengerikan baginya. Refan dengan sedikit tenanga yang masih tersisa, berjalan menuju mushala. Langkahnya di ikuti oleh Irsyad yang sama-sama begitu sakit melihat Helvy tengah berjuang menghadapi penyakitnya sendirian. Mereka berdua sadar ternyata selama ini Helvy sangat berarti dalam hidup mereka. Sosok laki-laki yang begitu tegar pun ternyata akan rapuh bila sang belahan jiwa terjatuh. Air mata mereka berdua perlahan mulai terjatuh tak bisa di bendung lagi. Setelah selesai mengabil wudhu mereka berdua benar-benar larut dalam kekhusuan shalat malam dan doa masing-masing untuk orang yang sama. Dalam kekhusuan doa masing-masing, Refan untuk keduanya kali tersentak kaget oleh sebuah fakta yang tak terduga olehnya. Setelah sekian lama dirinya hidup dalam persaudaraan dan persahabtan dengan Irsyad, Refan baru mengetahui bahwa ternyata saudaranya mencintai Helvy seperti dirinya mencintai gadis itu. Doa lirih Irsyad tak sengaja terdengar oleh Refan yang lebih dulu selesai berdoa. Hatinya sungguh bagaikan di tikam oleh palu besar, hancur berkeping-keping sampai tak tersisa. Refan terdiam tak mampu berkata apaapa sampai Irsyad duduk di sampingnya. Refan menghembuskan nafas panjangnya dan berusaha menegarkan hatinya. “Jadi selama ini kau mencintai Helvy?”kata Refan dengan nada dingin dan penuh tekanan. Mendengar pertanyaan Refan, Irsyad kaget setengah mati. Tubuhnya serasa membeku dan mulutnya seakan terkunci tak mampu berkata apapun. “Jawab!”kata Refan sambil menahan emosinya.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Ya, aku mencintainya jauh sebelum kau mencintainya!” kata Irsyad mencoba memberanikan diri. “Maksudmu, kau mencintainya jauh sebelum aku mencintainya?tahu dari mana kau kalau aku mencintainya?”kata Refan dengan tatapan yang dingin seakanakan ingin menerkam Irsyad. “Ya, jauh sebelum kau mencintainya! Aku laki-laki dan aku saudaramu jadi aku tahu setiap perubahan yang terjadi dalam dirimu.”kata Irsyad mencoba untuk tenang. “BERENGSEK!” Refan melayangkan bogemannya ke arah tembok sampai berkali-kali hingga tangannya berdarah. “HENTIKAN ITU! KAU HANYA AKAN MENYEKITI DIRIMU SENDIRI. AKU TAHU MUNGKIN INI MENGAGETKAN UNTUKMU, TAPI PERLU KAU INGAT AKU JUGA MANUSIA BIASA YANG BISA JATUH CINTA KEPADA SIAPAPUN SEPERTI DIRIMU!”kata Irsyad dengan nada membentak. Hal yang tentu saja jarang di lakukan oleh seorang Irsyad. “BIARKAN AKU SENDIRI! PERGI KAU!”kata Refan yang masih terguncang hatinya oleh kenyataan yang ada. Irsyad menatap Refan dalam sebelum pergi meninggal laki-laki itu sendirian. Dalam kesendiriannya, Refan mengakui kebenaran perkataan Irsyad. Tapi untuk kali ini Refan tidak bisa menerima kalau dirinya dan Irsyad mencintai orang yang sama. Perasaan bingung dan ragu kini menyeruak di dalam dadanya. Refan sadar mungkin kali ini ia kan kalah telak dari Irsyad. Dia tak akan pernah memiliki belahan jiwanya. Mempertahankan cintanya mungkin hanya akan membuatnya terluka. Tapi sebeginikah nyalinya untuk memperjuangkan cintanya?. Refan berfikir keras untuk memutuskan memperjuangkan atau melepaskannya, untuk kali ini Refan memilih

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

untuk melepaskannya karena ia yakin dengan kata-kata yang pernah di katakana oleh Helvy dulu. Bila cinta mulai merasuk kedalam jiwa, maka lepaskanlah ia. Dengan begitu ketika dirinya kembali kepangkuanmu, dia akan menjadi milikmu untuk selamanya. Refan beranjak dari tempat duduknya. Dia kembali melesat di jalanan malam yang begitu dingin sampai menusuk ke tulang rusuk. Walaupun kini hatinya begitu sakit dan hancur tapi Refan tak ingin membuat orang yang di cintainya terluka karena ke egoisannya. Walaupun sakit, Refan lebih bahagia jika membiarkan orang yang di cintainya lebih bahagia hidup bersama orang yang menjadi belahan jiwanya. * Hampir dua hari Helvy tak sadarkan diri. Tante Dara sangat panik dan khawatir dengan keadaan anak bungsunya. Begitu juga dengan Irsyad yang tak rela jika harus kehilangan belahan jiwanya. Selama berhari-hari Irsyad dan orang tua Helvy menginap di Rumah Sakit, menanti kesadaraan Helvy dengan sabar. Irsyad melupakan segala aktivitasnya yang tak pernah ia tinggalkan selama ini. Sudah banyak orang yang menjenguk Helvy selama ia sakit, tapi sayang mereka datang di saat Helvy tak mampu membuka matanya. Hanya insak-tangis yang kini menghiasi ruangan itu. Irsyad benar-benat tak sanggup melihat semua itu. Dia beranjak menuju mushala, mencoba menenangkan diri sejenak. Ketika Irsyad tengah larut dalam doanya, gadis yang selama ini di khawatirkannya kini mulai tersadar. “Re…Refan, Refan…, Irsyad!”kata itu keluar dari bibir Helvy dengan lirih. Mendengar itu semua orang-orang langsung mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang hampir dua hari ini koma. Helvy menyebut nama itu berkali-kali dengan nada yang lirih. Kata pertama yang keluar dari mulutnya setelah sekian lama koma. “Vy, ini bunda!”kata tante Dara dengan suara yang serak.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Tolong carikan Refan dan Irsyad, tolong!” kata tante Dara setelah mendengar Helvy terus-menerus menyebut nama Refan dan Irsyad. Mengetahui kesadaran Helvy, Irsyad yang sejak tadi berdoa di mushala langsung menuju bangsal tempat Helvy di rawat. “Tante, Helvy sudah sadar?”kata Irsyad dengan nafas tersengal-sengal. “Iya, Syad Helvy sudah sadar dia memanggil nama Refan dan kamu sejak dari tadi! Kau datang sendiri? Mana Refan?”kata tante Dara. “Dari sejak kemarin dia tidak datang kesini!”kata Irsyad. “Apa kamu sudah mencoba menghubunginya?” kata tante Dara kemudian. “Sudah tante, tapi ponselnya tidak aktif!” “Coba kamu telepon ke rumahnya!” kata tante Dara. “Baik tante akan segera saya telepon.” Kata Irsyad. Beberapa menit kemudian Irsyad mendapat jawaban yang begitu mengaget dari Mbok Min tentang Refan. Irsyad hanya bisa terdiam, menyesali mengakuannya malam itu. “Bagaimana?”kata tante Dara yang mulai gelisah menangkap raut wajah Irsyad yang berubah. “Ma,,,maaf tante! Refan,,,,mmm,,,Refan,,,Refan baru saja pindah ke Korea bersama orang tuanya. Dia mendadak meminta orang tuanya untuk memindahkan sekolahnya ke sana tanpa alasan yang jelas.”kata Irsyad dengan penuh penyesalan. Mendengar itu tante Dara menangis sambil memeluk Helvy yang kini hanya menyebut nama Refan saja. “Refan,,,bukannya kamu sudah bilang sama tante kalau kamu takan pernah meninggalkan Helvy, kamu akan senantiasa menjaganya.”kata tante Dara dengan lirih.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

Irsyad keluar dari rungan itu, meninggalkan tante Dara dan suami sendiri yang sedang meratapi nasib anaknya. Hatinya benar-benar remuk, mendengar Helvy terusmenerus menyebut nama Refan. Kini dia sadar bahwa dirinya telah kalah sebelum sempat memiliki belahan jiwanya. Irsyad jadi teringat dengan puisi yang di buat oleh Helvy sewaktu mengikuti loba puisi dulu.

Jika kau bersi keras ingin memiliki cintamu, biasiaplah untuk kehilngannya. Karena cinta terlalu angung untuk sekedar di miliki oleh ambisi. Tapi jika kau mencoba melepaskannya, maka Allah akan menggantarkannya untukmu setelah tiba waktunya nanti. Dan kau tahu ketika dia kembali, dia akan menjadi milikmu untuk selamanya. Puisi yang pernah di bacakan oleh Helvy itu terus terngiang-ngiang dalam pikirannya. Irsyad sadar ternyata selama ini ia telah melupakan makna dari puisi itu. Dia terlalu berambisi untuk memilki cintanya Helvy, untuk itu dirinya pasrah jika harus kehilangannya cintanya. * “Irsyad!” seseorang berteriak memanggil nama seorang laki-laki yang tengah sibuk mencuci mobilnya. Irsyad menengok kearah suara itu berada. Seorang laki-laki bermotor ninja dengan helm yang mirip dengan Rossi perlahan menghampiri Irsyad yang sedang asyik mencuci mobil kesayangannya. Orang itu berdiri tepat di depan Irsyad. “Gi cuci mobil ya!”kata orang itu masih mengenakan helmnya. Irsyad menggerenyitkan alisnya. Mencoba mengingat-ingat suara yang hampir mirip dengan orang yang ada di hadapannya sekarang.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Come on!loe lupa ma gue?”kata orang itu sambil membuka helm-nya perlahan. “Refan, Masya Allah! Kapan datang?”kata Irsyad hampir memeluk Refan. “Eits, baju loe basah tuh! Kemarin!”kata Refan dengan gaya sok cool-nya. Anak ini ternyata tak berubah sedikitpun, dia masih seperti dulu. Tak pernah mau jika bajunya harus basah terkena air bekas cucian mobil. Irsyad tersenyum bahagia ke arah Refan yang seprtinya telah melupakan kejadian masa lalu mereka yang hampir membuat persaudaraan dan persahabatan mereka pecah. Seperti biasa Refan langsung selonong

boy

masuk

ke

rumahnya

tanpa

menunggu

sang

tuan

tumah

mempersilahkannya. “Rumah ini masih seperti dulu ya, ga ada yang berubah sedikitpun!” kata Refan yang langsung duduk di sofa ruang tamu. “Aku ambil minum dulu ya!” kata Irsyad yang langsung pergi ke dapur mengambil minuman dan makanan ringan untuk Refan. Refan bangkit dari duduknya menyusuri setiap sudut dari rumah Irsyad yang hampir lima tahun ini tak terjamah olehnya. Memandangi setiap foto yang ada di rungan itu. Refan tiba-tiba terhenti di depan sebuah foto, dalam foto itu ada Irsyad dan dua orang gadis. Refan menghembuskan nafasnya, luka di hatinya kembali menganga. Salah satu dari gadis itu adalah Helvy. Sosok yang sampai saat ini begitu berarti dalam hidupnya. Refan terus memandangi foto itu, nampaknya mereka berdua kini telah menjadi sepasang kekasih! Helvy, sudah sembuhkah kamu sekarang?, kata Refan dalam hati. Ketika Refan mulai terlarut dalam lamunannya, Irsyad datang dengan tiba-tiba. “Kau masih mencintainya, Fan?” kata Irsyad yang kini ada di sampingnya. “Mmm, se…sejak kapan kamu disini?”kata Refan terbata-bata.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Baru saja!ayo jawab?”kata Irsyad sambil tersenyum melihat tingkah Refan yang jadi salah tingkah. “I,,,itukan dulu Syad!”kata Refan yang langsung memalingkan mukanya dari foto itu. “Bener nih?dia sekarang cantik lho!”kata Irsyad menggoda Refan yang semakin salah tingkah. “Dia sudah sembuh, Fan?dimana dia sekarang?”kata Refan dengan gaya sok acuhnya. Tapi balik itu nampaknya Irsyad telah berhasil memancing sepupunya untuk penasaran mencari informasi tentang Helvy. “Hahaha,,,dasar sok jual mahal kamu!. Ya, dia sudah sembuh sekarang. Tinggal tahap pemulihan saja.” Kata Irsyad sambil tersenyum ke arah Refan. “Siapa yang jual mahal, enak aja! Gue kan dari dulu memang begini!” kata Refan dengan gaya khasnya. Refan tiba-tiba terdiam seolah-olah memikirkan sesuatu yang mungkin bisa membuat lubang di hatinya semakin menganga jika Irsyad berkata padanya kalau dirinya dan Helvy telah resmi menjadi sepasang kekasih dan mungkin berita terburuknya mereka telah resmi bertunangan karena di jari manis Irsyad kini telah menlingkar sebuah cincin. “Sekarang dia kekasihmu, ya?”kata Refan dengan hati-hati. “No. no, no, mana mau dia sama aku!dia kan sudah punya belahan jiwanya sendiri.”kata Irsyad sambil menatap Rafan dengan geli. Mendengar itu Refan hati Refan semakin tak karuan, dia terdiam untuk waktu yang sangat lama. “Maksudmu?jadi selama ini loe gak pernah jadian sama Helvy?” kata Refan heran.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Ya, walaupun dulu aku sempat menyukainya sebelum kau menyukainya tapi aku sadar nampaknya itu hanya sebuah ambisi belaka. Aku sadar bahwa memiliki cinta karena sebuah ambisi supaya bisa bersaingan denganmu itu adalah hal yang bodoh, aku hanya akan terluka pada akhirnya. Kamu tahu gak, yang membuatku sadar akan itu semua adalah puisi yang pernah di bacakan dan di buat oleh Helvy dulu. Dan ternyata puisinya terbukti, aku tak bisa memiliki cintanya. Helvy mencintai orang lain!”kata Irsyad. “Terus?”kata Refan semakin penasaran. “Yee…ni anak ketagihan!. Yang jelas Helvy yang sekarang ini jauh lebih cantik dari Helvy yang dulu dan sampai sekarang Helvy masih mencintai laki-laki itu. Dia begitu setia menanti orang itu.”kata Irsyad yang tersenyum geli melihat sepupunya yang mulai terjebak dalam permainan katanya. “Laki-laki itu siapa?”kata Refan sambil menghembuskan nafasnya dan menyandarkan punggungnya ke sofa. “Nanti juga kamu tahu!” kata Irsyad dengan santai. “Oh, terus gadis yang satunya lagi siapa?”kata Refan yang mencoba mengalihkan pembicaraannya karena ia tak ingin hatinya semakin terluka. “Dia Dinda, sepupunya Helvy yang sekarang menjadi tunanganku!”kata Irsyad dengan bangga. “Uih, loe udah tunangan! Curang loe kok gak ngasih tahu gue sih?”kata Refan sambil melempar bantal ke arah Irsyad. “Mau ngehubungin gimana, nyari informasi tentang keadaan kamu aja susah! Pak Ahmad dan Mbok Min itu terlalu setia dan nurut sama kamu, sampai-sampai aku saudaramu sendiri gak di kasih tau bagaimana keadaanmu!”kata Irsyad sambil melempar kembali bantal yang di lempar oleh Refan.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Oh, ya!sorry deh, kalau begitu!” kata Refan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Hari ini Irsyad dan Refan benar-benar bahagia. Setelah sekian lama terpisah karena suasana yang keruh dan hampir saja memutuskan tali persaudaraan mereka, Refan dan Irsyad mencurahkannya lewat cerita-cerita konyol yang mereka alami selama mereka berpisah setelah sekian lama. Mereka berdua nampak seperti anak kecil yang begitu bahagia mendapat mainan baru yang bisa di mainkan bersama. * Setelah sekian lama hidup bersama obat-obatan, perawat, dokter dan rumah sakit serta alat-alatnya yang menyakitkan, Helvy serasa hidup kembali menjadi orang yang baru. Setiap hari yang di laluinya tak pernah luput dari rasa syukurnya pada Sang Ilahi. Ia begitu bahagia menyambut kesehatan jasmaninya. Matahari bersinar begitu cerah, membuat senyuman manis mengembang di bibir Helvy yang baru merdeka dari penjajahan kankernya. Di teras sana sebuah sepeda mini yang sering di kenakannya sewaktu SMA dulu, terawat dengan baik walaupun telah lama tak terpakai. Dari arah timur seorang wanita berjilbab datang mengenakan sepeda mini berwarna biru langit menghampiri Helvy yang tengah berdiri di depan pintu rumahnya. “Assalamu’alaikum! Bengong aja, jalan-jalan yuk!” ajak wanita itu kepada Helvy. “Wa’alaikum salam! Kemana?naik sepeda?”kata Helvy sambil menatap sepeda mini yang di pakai wanita itu. “Oh, bukan naik onta!” katanya menahan geli. “Heuh, naik onta?emang disini ada onta ya?”kata Helvy dengan nada polos.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Helvy, Helvy, jangan gila dong! aku kesini naik sepeda, pastinya kita jalanjalan naik sepedalah, lagian mana ada onta disini kecuali di kebun binatang!. Makannya kalau gaul itu sama orang cantik kaya aku, jangan sama onta!”kata wanita itu sambil cekikian karena geli melihat tampang sepupunya. “Dasar nyebelin!” kata Helvy manyun ke arah wanita berjilbab itu. Dinda Dania Putri, dia merupakan sepupu Helvy yang sekarang menjadi tunangannya Irsyad. Sejak kecil Dinda dan Helvy memang sangat akrab. Dimana pun Helvy berada selalu saja ada Dinda, begitupun sebaliknya. Mereka sudah seperti angka sepuluh yang terdiri dari satu dan enol. Angka sepuluh itu tidak akan menjadi angka sepuluh jika kehilngan salah satu angkanya. Helvy menaiki sepedanya yang hampir lima tahun ini tak tersentuh olehnya. “Ayo!” kata Helvy kepada Dinda. Mereka bersepeda tak jauh dari kawasan komplek karena Dinda tahu kalau Helvy tak boleh terlalu cape. Sepanjang jalan mereka terus bercerita tentang hari ini, kemarin dan dulu. Mereka terus-menerus menceritakannya tanpa rasa bosan sedikitpun. Di tengah perjalanan Dinda tiba-tiba berhenti, ponselnya berbunyi. Selama beberapa menit dia berbicara di teleponnya dengan seseorang yang entah siapa. Membuat Helvy yang usil mendapatkan ide untuk menjaili sepupu kesayangannya itu. Dengan perlahan Helvy meninggalkan Dinda yang malah asyik berbicara di telepon dengan seseorang. Helvy berinisiatif untuk pulang duluan dan membiarkan sepupunya kebingungan setelah menerima telapon dari seseorang di balik sana. Dengan secepat kilat Helvy meninggalkan Dinda sendirian di dekat taman komplek. Dinda kini baru tersadar kalau Helvy menghilang dari hadapannya setelah selesai menelepon. Dinda benar-benar panik, ia takut kalau saudara kesayangannya itu kenapa-kenapa. Berkali-kali Dinda mengelilingi setiap sudut komplek untuk mecari

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

Dinda. Tapi sayangnya pencariannya tidak mendapatkan hasil, dia benar-benar khawatir dengan Helvy sampai-sampai tangannya dingin karena panik dengan keadaan Helvy. Dinda berencana untuk pulang dan setelah ia menyimpan sepdanya, ia akan mencari Helvy yang masih belum ketemu sampai sekrang. Di tengah jalan menuju rumahnya sebuah siulan panjang terdengar dari arah rumah Helvy. “Mau kemana bu?” kata Helvy sambil cekikikan melihat wajah Dinda yang pucat pasi gara-gari panik mencari dirinya. “HELVY,,,,!”katanya dengan kesal langsung menaruh sepeda dan beranjak mengejar saudaranya itu. Helvy langsung kabur menghindari Dinda yang sedang kesal. Tapi akhirnya mereka berdua tertawa lepas bersama menikmati ke jailan Helvy yang membuat Dinda panik setengah mati. * “Vy, entar siang kamu siap-siap ya aku mau meneraktirmu makan!”kata Dinda dengan senyuman manisnya. “Tumben, kesamber setan apa non pake acara teraktir-teraktiran segala!”kata Helvy sambil tersenyum ke arah Dinda. “Hmm, jadi gak mau nich ya udah kalau begitu!padahal kita mau makan di lestoran favorit kita dulu.” Kata Dinda sambil menggoda Helvy. “E,,e,,e,,eh, siapa bilang yang gak mau, aku kan gak bilang gitu!”kata Helvy kepada Dinda. “Huh, dasar otak makan! Mandi sana, dua jam lagi kita berangkat!” kata Dinda sambil mendorong lembut Helvy. “Siap Boss!”kata Helvy sambil berlalu dari hadapan Dinda. Dua jam kemudian mereka sudah tampil cantik dan rapih. Tanpa pikir panjang lagi Dinda dan Helvy langsung tanjap gas menuju tempat tujuan mereka. Sepanjang

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

jalan mereka asyik mengobrol ini-itu yang tak pernah berujung dengan sempurna. Perjalan mereka kali ini benar-benar tak menjenuhkan. Lima belas menit kemudian mereka sampai di lestoran favorit mereka “Soul Cleft” atau lestoran “Belahan Jiwa”, itulah nama lestoran itu. Dulu, di tempat ini mereka seting memikirkan siapa orang yang akan menjadi belahan jiwa mereka suatu saat nanti dan mereka juga senantiasa berharap bahwa mereka akan bertemu dengan belahan jiwanya di tempat ini. Dan itu telah terjadi kepada Dinda, dia bertemu dengan Irsyad di tempat ini, tepatnya di kursi yang mereka dudukki sekarang. Kali ini tinggal Helvy, dia juga berharap semoga dia bertemu dengan belahan jiwanya di tempat ini seperti Dinda. Ketika sedang asyik memilih-milih menu, Dinda untuk kedua kalinya menerima telepon lagi dari seseorang. Terlihat oleh Helvy, Dinda hanya manggutmangut menerima telepon itu sebelum akhirnya kembali duduk. “Telepon dari siapa sich?”kata Helvy penasaran. “Ada deh, mau tau aja!”kata Dinda sambil tersenyum. Dalam sepuluh menit pesanan mereka datang, Helvy yang memang sudah lama tak datang kesini makan dengan begitu lahapnya. Ketika sedang asyik makan dan ngobrol-ngobrol, dua orang laki-laki datang menghampiri mereka berdua. Mereka berdua berpakaian sangat rapih dan juga keren. Helvy menghentikan makannya, menatap dua laki-laki yang salah satu wajahnya tak asing lagi buat Helvy. Irsyad dan seorang laki-laki berkaca mata. Melihat ekspresi Helvy menatap sosok yang kini berdiri di samping Irsyad, Dinda dan Irsyad hanya senyum-senyum geli melihat tingkah sepupu mereka masing-masing. Yang wanita seperti sedang mengingat-ingat sedangkan yang laki-laki mematung seperti balok es. “Wey, ngelamun aja!” kata Dinda mengagetkan Helvy dan laki-laki itu. “Kamu lupa ya Vy sama laki-laki itu?”kata Dinda.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Kamu lupa ya Fan sama wanitu itu?”Kata Irsyad. “Vy?”kata laki-laki yang datang bersama Irsyad mengerutkan alisnya. “Fan?”kata Helvy dengan nada heran. “Kamu Refan kan?”kata Dinda. “Fan, itu Helvy dan ini Dinda tunanganku!” kata Irsyad sambil tersenyum kearah Helvy dan Refan. “Re,,,Refan?”suara Helvy tiba-tiba berubah menjadi parau. “Hel,,,Helvy?”kata Refan yang tak percaya bisa bertemu dengan Helvy disini. “Lebih baik kita tinggalakn mereka berdua, Din!” kata Irsyad kepad Dinda. Dinda mengangguk dan mengikuti Irsyad dari belakang. “Kapan kamu datang?”kata Dinda dengan lirih. “Beberapa hari yang lalu!ka..kamu sudah sembuh, Vy?”kata Refan dengan lembut.. “Ya, aku sudah sembuh!” kata Helvy sambil tersenyum kerah Refan. Senyuman itu langsung menggetarkan hati Refan. Kali ini Refan sang pemilik senyuman maut justru menjadi kikuk mendapat senyuman yang begitu manis dari Helvy. “Ma…maafkan aku ya!” kata Refan sambil menunduk. “Untuk apa?”kata Helvy yang mencoba menenangkan hatinya. “Karena kau tak bisa menjagamu dan menjadi pelindung untukmu!”kata Rafan memberanikan diri menatap Helvy. Kata-kata itu sontak membuat air mata Helvy mengalir tanpa ia sadari. Kini suasana berubah menjadi haru. “Kamu jangan bicara seperti itu, karena aku tak ingin mendengarnya!”kata Helvy dengan suara yang parau.

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

“Selama ini aku benar-benar hidup dalam bayang-bayang penyesalan, Vy!aku tak mapu menjagamu dengan baik, aku telah ingkar janji kepada bundamu, maafkan aku!”kata Refan yang kini air matanya mulai luruh dan membasahi wajahnya yang putih. “Tidak, jangan berkata seperti itu aku gak mau mendengarnya!” kata Helvy sambil menahan tangisannya. “Kamu berhak marah padaku, Vy!satu lagi mungkin ini terlalu cepat, tapi aku tak ingin menyesal untuk kedua kalinya. Aku mau jujur padamu, tentang perasaanku!”kata Refan dengan lirih. Semua itu membuat Helvy benar-benar kaget dan gugup serta takut. “Sejak dulu aku,,,aku,,,mencintaimu, sungguh aku mencintaimu dengan tulus!semua perbuatan-perbuatan menyebalkan yang aku lakukan kepadamu, sematamata supaya aku bisa terus dekat denganmu. Terkadang aku sering kesal jika melihatmu begitu perhatian kepada Irsyad sepupuku!”kata Refan yang perkataannya terhenti karena terpotong oleh Helvy. “Se,,,sepupu?”kata Helvy tak percaya. “Ya, kami adalah sepupu, dia merupakan anak dari Om-ku. Untuk itu dulu aku sering menghilang begitu saja ketika kamu sedang asyik mengobrol atau diskusi bersama Irsyad, aku cemburu Vy!” kata Refan melanjutkan. Sekarang Helvy tahu kenapa Refan selama ini sering menghilang begitu saja. Perasaan haru kini mulai membuncah, air mata Helvy terus mengalir tanpa henti begitupun denga Refan. “Benarkah itu Fan?kamu benar-benar mencintaiku dengan tulus?terus kenpa dulu kamu meninggalkan aku di saat aku membutuhkanmu?”kata Helvy menatap Refan dalam.

DUA BELAHAN JIWA “Sebenarnya

dulu

July 09 aku

tak

ingin

4:20 a7/p7 meninggalkanmu,

aku

terpaksa

melakukannya. Apa kamu tahu, dulu aku dan Irsyad sama-sama mencintaimu?. Waktu itu, aku benar-benar bingung harus berbuat apa, tapi kemudian aku teringat akan puisi yang pernah kamu bacakan di depan kelas, ketika cinta mulai merasuk kedalam jiwa, maka lepaskanlah. Dengan begitu ketika cinta

kembali kepadamu, dia akan

menjadi,,,” “Milikmu untuk selama.”kata Helvy meneruskan perkataan Refan. “Jadi kau masih ingat itu Fan?”kata Helvy yang kini mulai sesegukan. “Sssst,,,aku takan pernah melupakan puisi itu karena yang selama ini membuat bertahan tak berhungan dengan wanita lain adalah kamu dan puisi itu!”Refan menghapiri Helvy yang mulai tak tahan menahan tangisannya. Helvy tak sanggup berkata apa-apa lagi. Refan memeluk Helvy dengan penuh kehangatan, mencurahkan rasa rindunya yang selama ini telah menggunung di hatinya. Refan melepaskan pelukannya dan menatap Helvy dalam. “Vy, kamu maukan jadi istriku?”kata Refan dengan bibir yang bergetar. “Sebenarnya, ada hal yang tak pernah sempat aku sampaikan kepadamu!” kata Helvy dengan bibir bergetar pula. “Apa kamu sudah mencintai laki-laki lain?”kata Refan yang mulai khawatir kehilangan cintanya. “Ssssst,,bukan itu, aku tak pernah mencintai orang lain!” “Sebenarnya dari sejak dulu aku juga mencintaimu walaupun aku terkadang kesal pada kalakuan-kelakuanmu yang menyebalkan. Tapi tak berani mengungkapnya padamu, untuk itu aku mencoba melepaskan cintaku padamu karena cinta terlalu agung untuk di miliki begitu saja. Selama ini aku menjaga perasaan ini supaya tak pernah pudar oleh waktu, aku terus menunggumu sampai kau kembali. Aku juga

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

mencintaimu dengan tulus. Aku mau menikah denganmu, Fan!.”kata Helvy dengan suara yang semakin parau. Mendengar itu Refan begitu bahagai, dia memeluk erat Helvy. Dia benar-benar tak menyangka selama ini yang di cintai oleh Helvy adalah dirinya bukan Irsyad. Refan mencium kening Helvy dengan penuh kehangatan. Irsyad dan Dinda yang sejak tadi mengintip mereka di balik tiang mengucapkan rasa syukur karena mereka berhasil menyatukan dua belahan jiwa yang terpisah selama sekian lama. Mata mereka berdua basal oleh air mata masing-masing. Akhirnya cinta kembali kehadapan mereka dan menyatukan mereka untuk selamanya.

Cinta terlalu agung untuk sekedar di miliki begitu saja. Untuk itu cobalah kau untuk melepaskannya Rasakan sensasi perjuangan untuk mendapatkannya Biarkan ia bebas dan merasakan ke indahan dunia Jangan pernah kau etalase cintamu Karena dengan begitu kaulah yang akan tersakiti Jangan paksakan sebuah cinta untuk menghinggapi hatimu Karena dengan begitu juga hanya membuatku kehilangan belahan jiwamu Jika kau telah berhasil belahan jiwamu Yakinlah jiwa suatu saat ia kembali, ia akan menjadi milikmu untuk selamanya. * selesai

DUA BELAHAN JIWA

July 09

4:20 a7/p7

Related Documents


More Documents from "Niken Ananda Hasan"

2 Belahan Jiwa
May 2020 19
Bestari Skmei 2020.docx
October 2019 16
Readme.txt
December 2019 24
Ppt Endo.pptx
December 2019 34