(isi) Review Film 'belahan Jiwa'.docx

  • Uploaded by: Jihan N A
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View (isi) Review Film 'belahan Jiwa'.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,727
  • Pages: 11
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

Latar belakang

Belahan jiwa menceritakan tentang empat wanita yang memiliki latar belakang, profesi dan permaslahan psikologis yang berbeda-beda. Namun, terlibat hubungan serius, sekaligus hamil dengan pria yang sama. Tetapi pria tersebut ternyata menjalin hubungan dengan seorang gadis bernama Cempaka tanpa sepengetahuan mereka. Sebenarnya, keempat wanita tersebut adalah kepribadian yang diciptakan oleh Cempaka. Masing-masing kepribadian itu menyimbolkan trauma-trauma yang dimiliki oleh Cempaka ketika masih muda. Kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif adalah kondisi di mana seorang individu memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Biasanya gangguan ini disebabkan oleh kejadian traumatis yang dialami seseorang dimasa kecilnya. Kejadian itu bisa berupa penganiayaan, pelecehan fisik atau mental secara berulang. Di dalam makalah ini, kami akan membahas tentang hubungan kepribadian ganda dengan proses perkembangan individu dari teori psikoseksual dan psikososial. Psikoseksual adalah teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud yang menyatakan bahwa kepribadian berkembang melalui serangkaian tahapan dimasa kanak-kanak dimana mereka mencari kesenangan pada area sensitif seksual tertentu. Freud berpendapat bahwa libido merupakan energi pendorong munculnya perilaku. Sedangkan psikososial adalah teori perkembangan manusia yang dikembangkan oleh Erikson. Menurut Erikson, hal yang penting dalam perkembangan manusia adalah perkembangan ego pada tingkatan-tingkatan tertentu. Ego akan selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang didapat oleh individu sebagai hasil dari interaksinya dengan orang lain. 2.1

Rumusan Masalah 1. Apa yang diceritakan dalam film “Belahan Jiwa”? 2. Apa pengertian dari perkembangan psikoseksual dan psikososial? 3. Bagaimana analisis film “Belahan Jiwa” berdasarkan teori perkembangan psikoseksual Sigmun Freud dan psikososial Erik Erikson?

3.1

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui isi dari film “Belahan Jiwa” 2. Untuk mengetahui pengertian dari perkembangan psikoseksual dan psikososial 3. Untuk mengetahui analisis film “Belahan Jiwa” berdasarkan teori perkembangan psikoseksual Sigmun Freud dan psikososial Erik Erikson

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Informasi Film Produser : Multivision Plus Pictures - Raam Punjabi Sutradara : Sekar Ayu Asmara Penulis

: Sekar Ayu Asmara

Pemeran : Dian Sastrowardoyo, Nirina Zubir, Rachel Maryam, Dinna Olivia, Marcella Zalianty, Indah Kalalo, Alexander Wiguna, Surya Saputra, Endhita, Robby Tumewu, Ria Irawan Genre : Drama Sinopsis : Empat orang wanita bersahabat, Cairo seorang pelukis (Rachel Maryam), Farlyna seorang desainer pakaian (Dinna Olivia), Baby Blue seorang arsitek (Nirina Zubir) dan psikolog Arimby (Marcella Zalianty), memiliki empat permasalahan psikologis yang berbeda terlibat dalam hubungan serius, sekaligus hamil dengan pria yang sama. Namun tanpa mereka ketahui, pria ini juga menjalin hubungan dengan Cempaka (Dian Sastrowardoyo), seorang wanita dengan masa lalu yang misterius. Mereka diceritakan memiliki konflik masing-masing. Cairo, seorang pelukis yang sedang mempersiapkan pameran dengan konsep baru, yaitu nihilisme. Namun, dia kesulitan mencari warna merah yang tepat untuk membuat lukisannya lebih hidup. Farlyna, seorang desainer busana yang dinobatkan sebagai 'Queen of Sexy Fashion', sedang mengerjakan proyek ekspor desainnya. Di tengah kesuksesan kariernya, Farlyna dikecam oleh Halimah (Ria Irawan), seorang ustadzah yang menganggap perilaku dan karyanya tidak sesuai ajaran agama. Halimah berdemo di depan rumah Farlyna, tetapi disambut Farlyna dengan membuka baju di depan umum. Baby Blue, seorang arsitek yang masih belum bisa menerima kematian saudara kembarnya yang bernama Baby Pink. Dia terus mencari jawaban mengapa dua jiwa yang dilahirkan bersama, pada akhirnya harus dipisahkan. Arimby, seorang psikolog dengan pasien bernama Katrina yang punya 2 kepribadian lain yaitu Sofia dan Anggoro, yang saling bertarung dalam diri Katrina untuk menceritakan kisah pemerkosaan yang dialami Katrina. Cempaka, kekasih Bumi (Alexander Wiguna) yang tinggal serumah dengannya, mengalami gangguan psikologis akibat trauma menyaksikan ibunya (Endhita) dicekik ayahnya sendiri (Ario Bayu). Bumi diceritakan memperlakukan Cempaka dengan baik, walaupun ternyata memiliki empat kekasih lain.

2

Setelah Cairo tahu bahwa sedang mengandung, ia kemudian menggugurkan kandungannya sendiri, lalu mengambil darahnya untuk melukis. Akibatnya pemilik galeri (Robby Tumewu) menganggap Cairo sinting dan membatalkan kontraknya. Kehamilan membuat Farlyna bertobat, sekaligus menutupi perutnya yang mulai membesar dengan busana muslim, namun malah mengakibatkan batalnya proyek ekspor. Baby Blue, bertemu dengan seorang wanita misterius bernama Jeanette Antoinette Petersaan, yang setelah diikuti ternyata sudah meninggal. Baby Blue merasa inilah jawaban yang diberikan Tuhan, yaitu kematian sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup, lalu ia mendesain masterpiece makam dia dan Bumi. Arimby yang tak kuat lagi menangani pasiennya Katrina, akhirnya menyuruh Katrina ke psikolog kenalannya walaupun dia merasa gagal. Suatu hari keempat wanita itu (para soulmates) dan Cempaka berkumpul, dan masing-masing mengatakan hamil karena pria yang sama, yaitu Bumi. Semuanya marah dan mencari Bumi ke rumahnya. sampai di rumah itu, tak ada Bumi, tetapi hanya pria lain yang mengaku sejak lahir tinggal di situ. Ketika mereka mengantar Cairo ke rumah sakit, Farlyna melihat Bumi masuk bersama Cempaka. Maka, saat Bumi keluar, mereka semua keluar membuntutinya kecuali Arimby, tetapi gagal mencegat Bumi. Saat kembali untuk mencari Arimby, ternyata Arimby sedang mengarahkan tali tambang pada Cempaka yang kemudian kabur lewat jendela. Cempaka lari kabur ke hutan untuk mengakhiri hidupnya di sana. Saat Bumi lari ke hutan, Cempaka sudah mengalungkan tali di leher, dan semuanya mengatakan kalau dia mati, maka semua soulmates mati juga. Cempaka lalu berkata, "sehidup semati", lalu terjun, dan semua soulmates pun hilang. Saat Bumi sampai, Cempaka sudah terlanjur mati gantung diri. Akhirnya, psikolog nyata yang menangani Cempaka bertemu dengan Bumi dan mengungkapkan kalau sebenarnya empat soulmates itu adalah kepribadian lain Cempaka. Cairo, jiwa stres akibat pernah diperkosa, Baby Blue jiwa trauma akibat kematian orang tua dan pemerkosanya, Farlyna jiwa dengan ide-ide janggal, Arimby jiwa yang berusaha melawan trauma itu. Sementara Cempaka hanyalah gadis yang bertrauma dan tidak mempunyai satu ciri kepribadian karena sudah direbut oleh 4 pribadi lainnya, jadi sebenarnya Bumi hanya memiliki satu kekasih nyata, yaitu Cempaka, yang membunuh dirinya beserta kepribadian lain yang terus membuatnya stres. Pada adegan penutup, Bumi pun menjejerkan 5 mawar untuk Cempaka dan 4 jiwa lainnya yang sama-sama telah pergi. 2.2 Teori Perkembangan Psikoseksual dan Psikososial Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud merupakan salah satu teori paling terkenal tapi juga paling kontroversial. Freud mempercayai bahwa kepribadian seorang manusia berkembang melalui serangkaian tahapan sejak mas akanak-kanak, dimana pada tahap tersebut menusia cenderung mencari energi kesenangan dari id dan berfokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi psikoskesual, atau yang bahasa lainnya libido, digambarkan sebagai kekuatan pendorong di balik perilaku manusia.

3

Sigmund Freud berpendapat bahwa sebagian besar perilaku manusia dibentuk pada masa lima tahun awal. Perilaku yang terbentuk pada masa awal kehidupan tersebut terus berkembang dan mempengaruhi pembentukan kepribadian manusia Secara garis besar, Freud mengatakan bahwa kehidupan psikis digerakka n oleh insting biologis atau insting seksual, ia juga mengklaim bahwa dimensi mental manusia dimainkan oleh potensi alam bawah sadar, seperti perkataannya berikut, “Setiap kali saya menemui suatu gejala kami akan menyimpulkan bahwa aktivitas bawah sadar tertentu yang berisi makna dari gejala tersebut sebetulnya memang berada dalam pikiran pasien.” Teori perkembangan psikososial, Erikson (1950, 1968) mengatakan bahwa kita berkembang dalam tahap psikososial, daripada dalam tahap psikoseksual. Bagi Freud, motivasi utama perilaku manusia bersifat seksual secara alami bagi Erikson motivasi utama manusia bersifat sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain. Erikson menekankan perubahan perkembangan sepanjang kehidupan manusia, sedangakan Freud menyatakan bahwa kepribadian dasar kita terbentuk pada lima tahun pertama kehidupan sedangkan menurut Erikson perkembangan mengalami perubahan sepanjang hidup (Santrock, 2007). Oleh sebab itu, pengalaman awal dan pengalaman akhir yang membentuk kepriibadian, sedangkan Freud memandang pengalaman awal lebih penting daripada pengalaman belakangan, meskipun Erikson tetap menekankan pentingnya pengalaman awal dan pengalaman belakangan. Teori psikososial dari Erik Erikson meliputi delapan tahap yang saling berurutan sepanjang hidup. Hasil dari tiap tahap tergantung dari hasil tahapan sebelumnya, dan resolusi yang sukses dari tiap krisis ego adalah penting bagi individu untuk dapat tumbuh secara optimal. Ego harus mengembangkan kesanggupan yang berbeda untuk mengatasi tiap tuntutan penyesuaian dari masyarakat 2.3 Analisis Berdasarkan Teori Perkembangan A. Teori Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud Tahun 1905, Freud mencetuskan teori Perkembangan Psikoseksual yang meliputi tahap oral, anal, falik, laten dan genital. Beirkut ini kami akan menganalisis masingmasing tokoh berdasarkan 5 tahap perkembangan psikoseksual Sigmund Freud: a.

Fase Oral

Merupakan fase paling awal pada perkembangan psikoseksual seseorang, karena seorang bayi sejak lahir alat yang paling penting memberi kenikmatan dalam hidupnya adalah mulutnya sendiri. Hal ini dikarenakan melalui mulutnya ia dapat berhubungan dengan alat tubuh yang dapat memberik kenikmatan, yaitu payudara ibu. Apabila sumber kenikmatan pokok tidak terpenuhi, maka bayi akan mencari kepuadan dengan mengidap jempol atau benda lainnya. Minat mulut untuk penuhi

4

kepuasan ini tidak akan pernah lenyap walalupun si anak tumbuh dewasa, hal ini dapat dilihat dari orang yang gemar merokok. Dalam film Belahan Jiwa, contoh kasus pada fase oral dapat dilihat dari tokoh Cairo, ia merupakan seorang perempuan dewasa yang gemar merokok, dalam beberapa scene terlihat Cairo sedang merokok ketika melukis. Hal ini menunjukkan bahwa Cairo menemukan kenyamanan saat merokok ketika ia memang membutuhkan inspirasi untuk melukis. b.

Fase Anal

Fase ini fokus dari energi libidinal dialihkan dari mulut ke daerah dubur. Pada fse ini dubur merupakan daerah pokok aktivitas dinamik, kateksis dan anti kateksis beprusat pada eliminer (pembuangan kotoran). Sepanjang tahap anal, latihan defakasi (toilet training) memaksa anak untuk belajar menunda kerpuasan bebas dari tegangan anal. Dampak toilet training terhadap kepribadian di masa depan tergantung pad asikap dan metode orang tua dalam melatih, semua hambatan membentuk self-control dan self-mastery atau penguasaa diri. Jika tugas dalam fase ini berjalan dengan baik, maka anak akan belajar mandiri, memiliki kekuatan pribadi dna otonomi, serta belajar bagaimana mengakui dan menangani perasaan negatif. Dalm film ini, contoh kasus memperlihatkan bahwaq ada mereka yang berhasil melewati fase ini dengan baik sehingga terbentuk kepribadian sesuai rencana, namun ada juga yang tidak melalui fase ini dengan baik. Bumi merupakan seorang tokoh yang dapat melalui fase ini dengan baik, terlihat dari pribadinya yang mandiri dan mampu menangani perasaan-perasaan negatif. Di lain sisi, Cempaka tampak tidak dapat melalui fase ini dengan baik, karena ia tidak mampu menangani segala perasaan negatif yang muncul dalam diriny, sehingga ia justru dikendalikan oleh perasaan negatif itu. c.

Fase Falik

Pada fase ini alat kelamin merupaka daerah erogen terpenting. Pada saat yang sama terjadi peningkatan gairah seksual anak kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian kateksis objek yang penting. Anak mulai menaruh perhatian terhadap perbedaan –perbedaan anatomik antara laki-laki dan perempuan , terhadap asal-usul bayi dan hal-hal yang ada kaitannya dengan kegiatan seks. Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya oedipus complex, yang diikuti fenomena castration anxiety (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan). Seorang anak akan meniru segala perbuatan yang dilakukan oleh ayah atau ibunya. Hambatan pada tahap ini menyebabkan anak akan mengembangkan kepribadian falis, yakni anak laki –laki akan berkembang menjadi homoseksual atau heteroseksual yang tidak benar-benar mencintai pasanagnnya tetapi hanya menjadikannya objek kepuasan seksual. Sedangkan anak perempuan akan berkembang menjai wanita yang genit atau menjadi lesbian.

5

Ayah Cempaka merupakan seorang pelukis, sedangkan ibunya merupakan seorang penjahit. Hal tersebut bisa jadi mempengaruhi profesi yang dilakukan oleh kepribadian lain dari Cempaka, yakni Cairo sebagai seorang pelukis dan Ferlyn sebagai seorang desainer. Selain itu, dalam adegan flashback diperlihatkan bahwa ayahnya Cempaka mengakhiri hidup dengan cara menggantung diri dengan tali setelah membunuh istrinya, hal ini memiliki kesamaan dengan Cempaka yang juga memilih mengakhiri hidup dengan menggantungkan diri setelah ia tidak lagi mampu mengatasi masalah dan perasaan negatifnya. Sejak awal diperlihatkan bahwa Bumi merupakan seorang lelaki yang ternyata kekasih dari empat orang soulmates (Cairo, Farlyna, Baby Blue, Arimby) dan Cempaka. Bumi memiliki hubungan khusus dengan kelima orang tersebut dan melakukan hubungan intim dengan lima orang tersebut dalam waktu hampir bersamaan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa Bumi hanya menjadikan keempat orang soulmates tersebut sebagai objek pelampiasannya, karena pada kenyataannya ia hanya mencintai Cempaka, namun karena Cempaka memiliki trauma masa kecil yang menyebabkan ia tidak memiliki minat seksual sehingga ia tidak ingin menikah, maka Bumi melampiaskan keinginannya kepada keempat orang soulmates tersebut. d.

Fase Laten

Pada fase laten, anak menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun sosial, terjadi perkembangan pada seluruh aspek sehingga terjadi penurunan minta seksual sebagai akibat dari tidak adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual, khususnya bidang intelektual, atletik, keterampilan dan hubungan teman sebaya. Aktivitas seksual cenderung menurun karena individu disibukkan dengan pencarian prestasi. Fase ini terjadi di usia 5-12 tahun, di dalam film tampak bahwa Cempaka mulai mengalami penuruna minat seksual sejak trauma yang dialami sekitar usia 5-12, namun penuruan terhadap minat seksualnya ternyata tidak berhenti sampai iaberusia 12 tahun, namun berlanjut sampai ia dewasa, hal ini dikarenakan trauma seksual yang dialaminya. Trauma berat yang dialaminya membuat ia bukan lagi mengalami penurunan minta seksual, tetapi sampai pada taraf dimana ia tidak lagi memiliki minat seksual, sampai pada akhirnya ia bertemu dengan Bumi dan seorang Psikiater yang perlahan bisa menyembuhnya trauma masa kecilnya. e.

Fase Genital

Fase genital dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Impuls seks mulai disalurkan ke objek di luar, terjadi perubahan dari anak yang narkistik (fase falis) menjadi dewasa yang berorientasi sosial, realistik dan altruistik. Fase genital berlanjut sampai akhir, dimana puncak perkembangan seksual 6

dicapai ketika orang dewasa mengalami kemasakan keribadian. Hal ini ditandai dengan kemasakan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab sosial, mengalami kepuasan melalui hubungan cinta heteroseksual tanpa diikuti perasaan bersalah atau berdosa. Contoh kasus tampak pada tokoh Bumi yang melakukan hubungan seksual dengan kelima orang tanpa ada ikatan pernikahan , dan ia melakukannya tanpa terlihat adanya perasaan ber salah atau berdosa. Ketiga dari kelima orang tersebut, yakni Cairo, Baby Blue dan Ferlyna juga tidak terlihat adanya perasaan berdosa setelah melakukan hubungan seksaul tanpda ada ikatan pernikahan. Sedangkan pada Cempaka dan Arimby terlihat adanya perasaan bersalah setelah melakukan hal tersebut. Selain kelima tahap perkembangan psikoseksual diatas, Sigmund Freud juga mengemukakan mekanisme pertahanan diri atau defense mechanism. Freud pertama kali mengemukakan mekanisme pertahanan diri pad atahun 1926 yang kemudian disempurnakan oleh anaknya yang bernama Anna. Mekanisme pertahanan ini bersifat universal, tetapu bila digunakan secara ekstrem akan mengarah pada perilaku yang kompulsif, repetitif, dan neurotis. Berikut ini merupakan analisis tokoh dengan menempatakan kasus yang sesuai berdasarkan pola pertrahanan diri: a.

Sublimasi. Sublimasi merupakan represi tujuan dari tujuan genital dengan cara menggantinya ke hal-hal yang bisa diterima, baik secara kultural maupun sosial. Tujuan sublimasi diungkapkan secara jelas melalui pencapaian kultural kreatof, seperti seni, musik, sastra atau lebih tepatnya segala bentuk yang ada hubungannya dengan aktivitas manusia dengan lingkungan sosialnya. Contoh kasus dalma film ini tampak pada tokoh Cempaka yang melakukan sumblimasi melalu kepribadian yang dia ciptakan bernama cairo, dimana cairo melampiaskan emosinya menjadi hal positif seperti lukisan.

b.

Represi. Ketika ego terancam oleh kehendak id yang tidak mampu dibentuk, ego akan melakukan represi dengan cara memaksakan dorongan-dorongan itu masuk ke alam tidak sadar. Di alam tidak sadar, dorongan-dorongan tidak berubah dan mendesak ke alam sadar untuk keluar dalam bentuk yang tersembuni melalui alalm wujud yang berbeda. Jika tidak berhasil, ego akan melakukan represi ke alam tidak sadar. Contoh kasus tampak ketika ingatan masaa lalu Cempaka kembali, yaitu ketika dia menyaksikan ayahnya gantung diri hal itulah yang membuat cempaka melakukan peniruan terhadap tindakan ayahnya sehingga memicu dorongan pada diri cempaka untuk mengakhiri hidupa dengan gantung diri dan juga menggunakan tali.

c.

Proyeksi. Ketika dorongan dalam diri menyebabkan kecemasan yang berlebihan, biasanya ego mengurangi rasa cemas dengan mengarahkan 7

dorongan tidak diingingkan kepada objek luar dirinya. Proyeksi berarti melihat dorongan atau perasaan orang lain yang tidak dapt diterima padahal sebenarnya dorongan tersebut ada di alam tidak sadar dalm diri. Dalam film contoh kasus dapat dilihat ketikaCempaka menyangkal keadaan dirinya yang memiliki kepribadian lebih dari satu sehingga memproyeksikan dirinya ke psikolog yang menangani dia (menjadi Arimby), dalam pemikirannya sang psikologlah yang memiliki gangguan jiwa sehingga harus menjalani pengobatan dan terapi oleh arimbi (salah satu kepribadian yang dimiliki oleh cempaka). B. Teori Perkembangan Psikososial Erik Erickson Erikson adalah seorang psikologi Freudian, namun teorinya lebih terutju pada masyarakat dan kebudayaan jika dibandingkan dengan para psikolog Freudinay lainnya. Menurut Erikson perkembangan berlangsung melalui delapan tahap, tahap yang berurutan tersebut tidak ditetapkan menurut suatu jadwal kronologis yang ketat. Erikson berpendapat bahwa setiap anak memiliki jadwal waktunya sendiri, diantaranya adalah: 1) hope, basic rust vs basic mistrust, 2) will, autonomy vs shame purpose, 3) purpose, initiative vs guilt, 4) competence, industry vs inferiority, 5) fidelty, identitiy vs isolation, 6) love, intimacy vs isolation, 7) care, generativity vs stagnation, 8) wisdom, ego integrity vs despair. Dari kedepalan tahap tersebut, kami hanya akan menganalisis film berdasarkan tiga tahap, karena ketiga tahap tersebut merupakan tahap yang paling sesuai dengan kasus yang ada di film. a.

Industry vs Inferiority

Pada tahap keempat, ketika anak mulai sekolah dasar, krisis psikososial adalah konflik industri versus inferioritas. Istilah ''industri'' dalam tantangan inferioritas industri mencakup berbagai alat dan materi pelajaran dewasa yang harus dikuasai, dan kinerja anak sekarang sedang dinilai dan dievaluasi terus menerus oleh guru, orang tua, teman sebaya, dan diri. Tantangan pada tahap ini dimainkan di banyak tingkatan karena anak-anak diharapkan untuk belajar peran sosial baru, serta keterampilan dasar yang diperlukan dalam budaya tertentu, mulai dari konten akademis dan teknis hingga moral dan etis yang diperlukan untuk partisipasi produktif dalam dunia dewasa. Pada tahap ini, pertanyaan implisit anak mungkin adalah ''Apakah saya efektif? '' Dan ''Apakah saya kompeten? ''. Untuk berhasil melawati tahap ini secara adaptif, anak perlu merasa berkhasiat dan untuk mengembangkan rasa mampu menguasai tantangan dengan cara yang memenuhi standar relevan yang dihargai oleh orang lain, sambil menghindari perasaan rendah diri yang melemahkan kinerja. Mengelola konflik secara efektif dalam tahap ini mengarah pada kualitas pribadi yang disebut Erikson sebagai kompetensi, berbeda dengan perasaan ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang mencirikan adaptasi yang buruk pada tahap ini, sehingga ia tidak mampu menemukan solusi positif dan tidak mampu mencapai apa yang di raih oleh teman sebayanya.

8

Dalam film Belahan Jiwa penulis menemukan permasalahan pada tahap Industry and Inferiority yang terjadi pada diri Cempaka ketika ia berusia sekitar usia 10-11 tahun. Hidup Cempaka tidak seperti anak pada usianya yang seharusnya dalam usia seperti ini Cempaka menghabiskan waktunya untuk bermain dan bersekolah, namun yang Cempaka alami adalah perilaku yang tidak mengenakkan dari Ayahnya sehingga krisis ego pada tahap ini tidak terselesaikan dengan baik. Akibatnya, ia tidak dapat bermain dan bersekolah dengan semestinya. Dan dampak ini berkelanjutan hingga dewasa yang dimana Cempaka merasa inferior atau tidak mampu untuk menyelesaikan masalahnya, hal ini dibuktikan dari adegan saat Cempaka mengalami kebimbangan, ia tak dapat mengontrol dirinya ketika depresi yang pada akhirnya menyebabkan ia berkepribadian ganda. b.

Identity vs Role Confusion

Dengan perubahan biologis pubertas, remaja segera menghadapi pertanyaan besar tentang identitas dan peran yang akan dibutuhkan di dunia orang dewasa. Sekarang dia perlu mencari tahu siapa dia, dan ingin menjadi apa. Dalam model Erikson, tantangan dan krisis pada tahap krusial ini adalah konflik antara identitas versus kebingungan peran. Dalam hatinya, seseorang harus menjawab pertanyaan 'siapa saya', bukan hanya secara lisan tetapi pada tingkat perasaan, peran dan perilaku sosial baru. Suatu dilema bagi remaja adalah bahwa tidak ada peran yang tampak tersedia atau mungkin menyediakan kesesuaian dengan rasa identitas yang membingungkan dan bergeser yang mungkin dialami. Untuk mengelola cara seseorang secara adaptif melalui tahap yang sulit, kadang-kadang penuh gejolak ini, menurut Erikson, membutuhkan pengintegrasian konsep-konsep diri pribadi dari diri pribadi dengan harapan dan konsepsi dunia sosial, termasuk dengan keluarga yang kadang-kadang dapat merasa berperang. Perasaan identitas melibatkan sintesis tentang bagaimana orang-orang datang untuk melihat diri mereka sendiri dan kesadaran mereka tentang harapan apa yang penting dalam hidup mereka. Dia percaya bahwa semua orang muda harus menghasilkan untuk diri mereka sendiri beberapa perspektif sentral yang memberi mereka rasa kesatuan dan tujuan yang bermakna. Perspektif ini mengintegrasikan sisa masa kecil mereka dengan harapan dan harapan kedewasaan (Erikson, 1968). Mencapai identitas ego yang memungkinkan pencampuran konsep diri dan konsepsi sosial yang koheren, identitas yang terhubung ke masyarakat seseorang daripada benarbenar terasing darinya, adalah tugas utama yang dihadapi semua orang, dalam teori Erikson. Sebaliknya, kegagalan untuk membentuk identitas yang memadai menghasilkan ketidaknyamanan dengan peran seseorang, rasa artifisial, dan tidak ada standar yang tegas. Seharusnya pada masa ini Cempaka menjalani hidupnya sesuai dengan perannya sebagai anak, teman, maupun saudara serta sudah mengetahui identitas diri yang sebenarnya, dan ia sudah tau kemana arah jalan hidupnya. Namun, yang Cempaka alami tidak sebagaimana mestinya, dalam dirinya tidak dapat menjalankan 9

perannya sebagai anak maupun teman. Sehingga ia tidak menemukan identitas dia yang sebenarnya dan mengalami kebimbangan akan peran dalam hidupnya. Hingga pada akhirnya untuk melampiaskan hal tersebut, ia menampakkan 4 kepribadian dalam dirinya. c.

Intimacy vs Isolation

Pada tahap awal masa dewasa, konflik terjadi antara keintiman versus isolasi. Individu berbeda dalam keintiman hubungan yang mereka kembangkan, atau isolasi yang mereka alami. Adaptasi dalam tahap ini memfasilitasi berbagi perasaan dan pikiran dengan keluarga, teman, dan orang lain yang signifikan, serta mutualitas dan koneksi dalam hubungan kerja. Tujuan dari tahap ini adalah mencari hubungan dengan sesama yang memiliki kesamaan, khususnya untuk membentuk hubungan asmara dengan pasangan. Ketidakmampuan untuk membentuk ikatan sosial yang kuat akan menciptakan rasa kesepian, alih-alih cinta. Beberapa orang mungkin tidak mampu membentuk hubungan yang intim sama sekali, sehingga ia menjadi orang yang kesepian atau mulai membentuk hubungan yang dangkal. Pada tahap ini seharusnya Cempaka dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang-orang di sekitarnya. Namun, pada kenyataannya hal ini tak dapat dipenuhi olehnya terlihat dari beberapa adegan yang menandakan bahwa ia kerap mengisolasikan diri, akibatnya Cempaka selalu merasa kesepian.

10

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan Dalam kehidupan tahap perkembangan merupakan tahapan yang sangat mempengaruhi bagaimana kehidupan seorang individu, perkembangan terjadi dari individu masih berbetuk janin sampai tua nantinya. Jika dalam tahap perkembangan tersebut ada yang mengalami ketidak sempurnaan maka akan mempengaruhi tahapan-tahapan selanjutnya. Dalam film Belahan Jiwa, tokoh utama yang bernama Cempaka mengalami beberapa ketidaksesuain dalam tahapan perkembangaanya. Jika dilihat melalui teori Psikososial Erik Erickson terjadi ketidaksesuain atau adanya kegagalan pada tahap Industry Vs Inferiority, Identity Vs Role Confusion, Intimancy Vs Isolation. Sedangakan jika dilihat menggunakan teori Psikosesksual Freud, tokoh cempaka mengalami kegagalan dalam beberapa fase seperti pada fase Oral, fase Anal, fase Falik, fase Laten, fase Genital. Selain itu cempaka juga melakukan defence mechanism seperti sublimasi, proyeksi, dan represi. Dimana semua tahapan yang tidak sempurna tersebut menyebabkan beberapa reaksireaksi yang tergambar pada bagaimana prilaku, dan tindakan yang dilakukan oleh Cempaka, selain itu juga tergambar dalam berbagai bentuk kepribadian yang diciptakan oleh Cempaka. Kemungkinan terbesar mengapa Cempaka mengalami kepribadian ganda atau kepribadian lebih dari satu adalah karena adanya Trauma masa lalu dan tekanan-tekanan emosi yang tidak dapat Cempaka ungkapan pada saat kejadian-kejadian yang membuat cempaka merasa sedih, takut, marah, tertekan, dan lain sebagainya. 3.2

Saran

Untuk para pembaca diharapkan memberikan evaluasi mengenai hasil analisi penulis dalam menganalisi film Belahan Jiwa agar dalam penulisan menjadi lebih baik. Dan penulis mengharapkan para pembaca dapat memahami bahwa pentingnya berbagi cerita kepada orang lain agar tidak terjadi tekanan-tekanan emosi yang dapat mengakibatkan stress bahkan berujung depresi seperti yang dialami oleh tokoh Cempaka.

11

Related Documents


More Documents from "Salwa Aoliya"