2 Bab I.docx

  • Uploaded by: boerboer123
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2 Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 416
  • Pages: 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dekade terakhir ini ada kecenderungan kasus alergi meningkat. Masalah alergi akan menjadi masalah yang cukup dominan pada kesehatan di masa yang akan datang. Penyakit infeksi tampaknya akan semakin berkurang karena semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pencegahan penyakit infeksi. Kasus alergi belum banyak diperhatikan secara baik dan benar baik oleh para orang tua atau sebagian kalangan dokter sekalipun. Alergi tidak sesederhana seperti yang pernah diketahui. Sebelumnya kita sering mendengar bahwa alergi itu gejala adalah batuk, pilek, sesak dan gatal. Padahal alergi dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Alergi sangat beresiko untuk mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Stomatitis merupakan istilah untuk menerangkan berbagai macam lesi yang timbul di rongga mulut. Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut. Rasa sakit dan rasa panas pada stomatitis ini membuat kita susah makan dan minum. Sehingga pasien dengan stomatitis datang ke dokter gigi dalam keadaan lemas. Stomatitis biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan agak cekung, dapat berupa bercak tunggal maupun bercak kelompok Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan. Ulser ini dapat berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu. SAR dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah,serta palatum dalam rongga mulut. Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat menganggu. Baru-baru ini, berdasarkan tingkat keparahannya, eritema multiforme diklasifikasikan menjadi minor, mayor, Stevens-Johnson syndrome (SJS), dan

nekrolisis epidermal toksik (NET), di mana eritema multiforme minor adalah tipe lesi paling ringan dan nekrolisis epidermal toksik adalah yang paling berat. Sedangkan berdasarkan gejala klinisnya, dibedakan menjadi tipe makula - eritema dan vesikobulosa. Eritema multiforme (E. M.) adalah suatu kondisi kulit akut, self-limited, dan kadang-kadang rekuren karena reaksi hipersensitivitas tipe IV yang berhubungan dengan infeksi, medikasi, dan berbagai pemicu lain. Eritema multiforme dapat muncul dalam spectrum keparahan yang luas. Eritema multiforme minor menunjukkan erupsi kulit yang terlokalisasi dengan keterlibatan mukosa yang minimal atau tidak ada sama sekali, sedangkan eritema multiforme mayor seperti halnya Steven-Johnson syndrome (SJS) lebih parah, dan berpotensi mengancam jiwa. 1.2 Rumusan masalah  Bagaimana manifestasi alergi pada rongga mulut ?  Bagaimana cara pencegahan manifestasi alergi pada rongga mulut ? 1.3

Tujuan  Dapat mengetahui manifestasi alergi pada rongga mulut  Dapat mengetahui cara pencegahan manifestasi alergi pada rongga mulut

1.4

Manfaat  Menambah wawasan dalam ilmu kedokteran mengenai manifestasi alergi pada rongga mulut

Related Documents

Bab 2
June 2020 19
Bab 2
May 2020 26
Bab 2
May 2020 40
Bab 2
June 2020 23
Bab 2
April 2020 32
Bab 2
April 2020 37

More Documents from ""

A.docx
May 2020 3
2 Bab I.docx
May 2020 4
2 Bab I.docx
May 2020 5
5 Bab Iv.docx
May 2020 3
5 Daftar Pustaka.docx
May 2020 13