PENDAHULUAN Dalam tugas mata kuliah hari ini, kami akan membuat sebuah literatur review dari 2 buah buku, 2 buah tugas akhir dan 2 buah jurnal yang berkaitan dengan tema penelitian yang akan kita lakukan. Sebelum masuk kedalam literatur review terlebih dahulu kita menjabarkan tentang penelitian kami. Lokasi : Terletak di salah satu ruas jalan Batujajar kecamatan Batujajar kabupaten Bandung Barat provinsi Jawa Barat. Permasalahan : Pada era kota yang terus berkembang dengan pesat, diikuti juga dengan pertambahan jumlah penduduk yang sangat besar. Pertambahan jumblah penduduk diikuti juga dengan bertambahnya jumlah kebutuhan tempat tinggal. Hal ini berdampak pada alih fungsi tata guna lahan dari lahan terbuka hijau berubah menjadi perumahan atau kampung yang berakibat semakin besarnya beban drainase yang ditanggung oleh drainase jalan. Begitu juga yang terjadi pada jalan Batujajar disamping kiri dan kanan jalan terjadi alih fungsi tata guna lahan yang mengakibatkan saluran drainase meluap karena tidak mampu menampung beban debit yang masuk dari daerah pengaliran disamping jalan. Hal ini yang menginspirasi kami untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Saluran Drainase Akibat Alih Fungsi Tata Guna Lahan di Jalan Batujajar Kabupaten Bandung Barat”. Untuk itu kami membutuhkan acuan – acuan dari sumber sebagai berikut : TUGAS AKHIR 1 Penulis
Deaz Aufar Anshari
Institusi
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Politeknik Negeri Samarinda
Judul
Perancangan Saluran Drainase Jalan Dr.Ciptomangunkusumo Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur
Tujuan
Mengetahui perencanaan saluran yang efektif di Jalan Dr. Ciptomangunkusumo Kecamatan Samarinda Seberang. Sedangkan Tujuannya yaitu merencanakan dimensi saluran drainase yang efektif dengan merencanakan tipe dan dimensi saluran drainase.
Teori
Kecamatan Samarinda Seberang khususnya di Jalan Dr.Ciptomangunkusumo sering terjadi banjir yang menimbulkan dampak negatif terhadap sarana dan prasarana, sebagian besar ruas jalan yang ada di daerah tersebut tergenang oleh banjir sehingga mengganggu lalu lintas dan aktivitas keseharian masyrakat yang melewati jalan tersebut. Adapun saluran drainase yang masuk ke saluran utama yaitu dari saluran Jalan Dr. Ciptomangunkusumo dan Jalan Apt. Pranoto. Dari pengamatan di lapangan, banjir yang terjadi dikarenakan dimensi saluran drainase yang terdapat di Jalan Dr. Ciptomangunkusumo tidak mampu lagi menampung debit air. Hal ini terjadi karena pertumbuhan penduduk dan perubahan tata guna lahan yang memberikan kontribusi pada perubahan limpasan dan debit, terutama saat musim hujan sehingga berpengaruh pada kapasitas tampung saluran drainase pada Jalan Dr. Ciptomangunkusumo Dari hasil observasi pengukuran dimensi saluran drainase di Jalan Dr. Ciptomangunskusumo di bagian kanan dan kiri jalan, rata-rata kedalaman saluran di bagian kiri jalan 1,05 m, lebar atas ratarata 1,61 m dan lebar bawah 1,61 m, dan bagian kanan jalan kedalaman rata-rata saluran 0,52 m, lebar atas rata-rata 0,66 dan lebar bawah 0,66. Melihat kondisi di lapangan saluran tidak dapat menampung debit air sehingga dimensi saluran harus di perlebar atau di perdalam.
Metode
1. Data Pengumpulan data primer terdiri dari : a. Melakukan survei kondisi saluran drainase daerah studi b. Melakukan
observasi
langsung
ketika
banjir
di
Jalan
Dr.Ciptomangunkusumo Pengumpulan data sekunder terdiri dari : a. Data curah hujan harian Kota Samarinda selama 10 tahun yaitu dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2016, dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Stasiun Temindung Samarinda. b. Peta Topografi atau rupa bumi Kota Samarinda dari Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat jendral Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Kalimantan III Provinsi Kalimantan Timur. c. Peta Tata guna Lahan merupakan peta yang berisikan pembagian penggunaan lahan yang ada di Jalan Dr.Ciptomangunkusumo.
2.
Metode Penelitian
Hasil
Perbandingan Q saluran dan Q rencana di lakukan untuk mengetahui dimensi saluran
penelitian,
yang ada sudah sesuai atau belum, jika saluran tidak sesuai maka perlu di lakukan
Kesimpulan &
pendimensian ulang dengan menggunakan Q rencana. Dari berikut dapat dilihat bahwa
saran
semua saluran perlu pendimensian ulang maka dilakukan perhitungan perencanaan dimensi ulang pada saluran tersebut.
Saran Setelah melakukan perhitungan. Saran
yang diberikan pada penulis
yaitu
mengupayakan alternative lain guna menanggulangi banjir/genangan seperti memperbaiki kondisi tata guna lahan serta merawat kondisi saluran yang ada. Persamaan &
Dari permasalahan, tujuan, metode dan konsep yang digunakan oleh Deaz Aufar
Perbedaan
Anshari dalam tugas akhirnya yang berjudul “Perancangan Saluran Drainase Jalan
dengan peneliti Dr.Ciptomangunkusumo Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur” memiliki persamaan dengan peneliti karena membahas tentang analisa kapasitas drainase jalan yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan perubahan tata guna lahan yang memberikan kontribusi pada perubahan limpasan dan debit, terutama saat musim hujan sehingga berpengaruh pada kapasitas tampung saluran drainase.
Deskriptif Deaz Aufar Anshari (2017), dalam tugas akhirnya yang berjudul Perancangan Saluran Drainase Jalan Dr.Ciptomangunkusumo Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur, menjelaskan di kecamatan Samarinda Seberang khususnya di Jalan Dr.Ciptomangunkusumo sering terjadi banjir yang menimbulkan dampak negatif terhadap sarana dan prasarana, sebagian besar ruas jalan yang ada di daerah tersebut tergenang oleh banjir sehingga mengganggu lalu lintas dan aktivitas keseharian masyrakat yang melewati jalan tersebut. Adapun saluran drainase yang masuk ke saluran utama yaitu dari saluran Jalan Dr. Ciptomangunkusumo dan Jalan Apt. Pranoto. Dari pengamatan di lapangan, banjir yang terjadi dikarenakan dimensi saluran drainase yang terdapat di Jalan Dr. Ciptomangunkusumo tidak mampu lagi menampung debit air. Hal ini
terjadi karena pertumbuhan penduduk dan perubahan tata guna lahan yang memberikan kontribusi pada perubahan limpasan dan debit, terutama saat musim hujan sehingga berpengaruh pada kapasitas tampung saluran drainase pada Jalan Dr. Ciptomangunkusumo. Berdasarkan tujuan penelitian Deaz Aufar Anshari tersebut, menyatakan bahwa tujuan penelitian itu adalah untuk mengetahui perencanaan saluran yang efektif di Jalan Dr. Ciptomangunkusumo Kecamatan Samarinda Seberang. Sedangkan Tujuannya yaitu merencanakan dimensi saluran drainase yang efektif dengan merencanakan tipe dan dimensi saluran drainase. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data curah hujan, topografi, tata guna lahan, dan survei lapangan untuk menentukan arah aliran, kondisi saluran dan ukuran saluran yang ada. Kemudian dilakukan analisa debit rencana menggunakan metode rasional, apabila debit rencana lebih besar dari debit eksisting maka dilakukan dimensi ulang pada saluran. Hasil penelitian menyatakan bahwa diperlukan pendesainan dimensi ulang pada saluran nomer 1, 2, 3 dan 4 pada saluran drainase di jalan Dr. Ciptomangunkusumo dikarenakan debit rencana lebih besar dari debit eksisting. Dihubungkan dengan penelitian penulis pada skripsi ini, ada beberapa variabel yang dapat digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisa kapasitas drainase jalan yang disebabkan oleh perubahan tata guna lahan yang memberikan kontribusi pada perubahan limpasan dan debit. TUGAS AKHIR 2 Penulis
Limpat Ovi Haryoko
Institusi
Universitas Malahayati Bandar Lampung
Judul
Evaluasi dan Rencana Pengembangan Sistem Drainase di Kecamatan Tanjungkarang Pusat Bandar Lampung
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui kondisi sistem drainase eksisting dan mengevaluasi kondisi sistem drainase eksisting pada daerah berpotensi banjir. 2. Merencanakan pengembangan sistem drainase yang memenuhi kriteria standar sistem drainase sehingga dapat mengatasi permasalahan banjir.
Teori
Banyak sistem drainase yang dibangun terlalu kecil untuk debit runoff yang terus meningkat sehingga timbul permasalahan. Akar permasalahan banjir berawal dari peningkatan jumlah penduduk, perubahan iklim dan perubahan tata guna lahan.
Peningkatan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan yang tidak tertib, itu yang menyebabkan permasalahan drainase menjadi sangat kompleks. Iklim yang sering berubah-ubah juga bisa mengakibatkan permasalahan banjir, seperti hujan yang turun terlalu lama. Tata guna lahan yang tidak memperhatikan kegunaan wilayah bisa mengakibatkan permasalahan banjir. Dalam mengatasi permasalahan ini perlu sistem drainase yang baik, dengan didukung berbagai aspek yang terkait didalamnya. Salah satu daerah yang bermasalah dengan banjir adalah Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung Metode
1. Pengumpulan data-data yang mendukung dalam penelitian ini, yaitu : a. Survei Lapangan, Peninjauan langsung ke lapangan dengan tujuan mengetahui kondisi terkini dari daerah penelitian. b. Pengumpulan Data Primer 2. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan, data tersebut antara lain adalah : a. Melakukan pendataan langsung lokasi koordinat stasiun curah hujan yang berpengaruh pada daerah penelitian. b. Mengetahui kondisi sistem drainase yang telah ada di daerah penelitian. c. Mengetahui kondisi badan air penerima baik sungai, danau maupun laut. 3. Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi setempat dan jaringan internet yang berkenaan langsung dengan tugas akhir seperti a. Data iklim dan hidrologi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau Dinas Pengairan. b. Peta Kemampuan Tanah, Peta Jaringan Drainase dan Irigasi, Peta Geologi. c. Citra satelit yang memvisualisasikan daerah penelitian. d. Data genangan banjir yang pernah terjadi di daerah penelitian. e. Data penunjang lainnya seperti jaringan jalan dari dinas PU setempat 4. Tahapan evaluasi kondisi sistem drainase di Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung, yaitu : a. Survei langsung kondisi sistem drainase eksisting.
b. Pengevaluasian daerah pengaliran atau daerah tangkapan hujan. c. Pengevaluasian kapasistas drainase dan air limpasan. d. Pengevaluasian kondisi kelayakan saluran drainase. e. Survei kondisi badan air penerima baik sungai, danau maupun laut. 5. Tahapan rencana pengembangan sistem drainase di Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung, yaitu : a. Menentukan debit rencana saluran draianase. b. Menentukan bentuk saluran drainase. c. Mengembangkan jalur saluran drainase. d. Mengembangkan profil memanjang saluran drainase Hasil
Berdasarkan penelitian dan observasi yang telah dilakukan maka dapat diambil
penelitian,
kesimpulan sebagai berikut.
Kesimpulan &
saran
Genangan yang terjadi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat dikarenakan saluran drainase mengalami pendangkalan sebab banyaknya sedimen di saluran berikut ini : saluran Tulang Bawang, dan saluran Cut Nyak Dien. Genangan yang terjadi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat dikarenakan saluran drainase mengalami pendangkalan sebab banyaknya sampah di saluran berikut ini : saluran Imam Bonjol (Pasar Smep). Genangan yang terjadi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat dikarenakan kapasitas saluran drainase terlalu kecil di saluran berikut ini : saluran Kartini dan Teuku Umar.
Normalisasi saluran drainase dilakukan pada pada jalan Cut Nyak Dien, jalan Imam Bonjol (Pasar Smep) dan jalan Tulang Bawang. Rencana pengembangan saluran drainase hanya dilakukan pada kapasitas saluran drainase terlalu kecil. Jalan Kartini depan Hypermart dengan Luas penampang rencana 0,4 m2. Jalan Kartini depan Panin Bank dengan Luas Penampang rencana 0,96 m2. Jalan Teuku Umar dengan Luas Penampang 0,4 m2.103
Persamaan &
Dari permasalahan, tujuan, metode dan konsep yang digunakan oleh Limpat Ovi
Perbedaan
Haryoko dalam tugas akhirnya yang berjudul “Evaluasi dan Rencana Pengembangan
dengan peneliti Sistem Drainase di Kecamatan Tanjungkarang Pusat Bandar Lampung” memiliki persamaan dengan peneliti karena membahas tentang analisa kapasitas drainase jalan yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan perubahan tata guna lahan yang memberikan kontribusi pada perubahan limpasan dan debit, terutama saat musim hujan sehingga berpengaruh pada kapasitas tampung saluran drainase.
Deskriptif Limpat Ovi Haryoko (2013), dalam tugas akhirnya yang berjudul Evaluasi dan Rencana Pengembangan Sistem Drainase di Kecamatan Tanjungkarang Pusat Bandar Lampung menjelaskan banyak sistem drainase yang dibangun terlalu kecil untuk debit runoff yang terus meningkat sehingga timbul permasalahan. Akar permasalahan banjir berawal dari peningkatan jumlah penduduk, perubahan iklim dan perubahan tata guna lahan. Peningkatan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan yang tidak tertib, itu yang menyebabkan permasalahan drainase menjadi sangat kompleks. Iklim yang sering berubah-ubah juga bisa mengakibatkan permasalahan banjir, seperti hujan yang turun terlalu lama. Tata guna lahan yang tidak memperhatikan kegunaan wilayah bisa mengakibatkan permasalahan banjir. Dalam mengatasi permasalahan ini perlu sistem drainase yang baik, dengan didukung berbagai aspek yang terkait didalamnya. Salah satu daerah yang bermasalah dengan banjir adalah Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung. Berdasarkan tujuan penelitian Limpat Ovi Haryoko tersebut, menyatakan bahwa tujuan penelitian itu adalah untuk mengetahui kondisi sistem drainase eksisting dan mengevaluasi kondisi sistem drainase eksisting pada daerah berpotensi banjir dan merencanakan pengembangan sistem drainase yang memenuhi kriteria standar sistem drainase sehingga dapat mengatasi permasalahan banjir. Metode penelitiaan yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder dan primer kemudian menentukan debit rencana saluran draianase, menentukan
bentuk
saluran
drainase,
mengembangkan
jalur
saluran
drainase
dan
mengembangkan profil memanjang saluran drainase. Hasil penelitian menyatakan bahwa genangan yang terjadi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat dikarenakan saluran drainase mengalami pendangkalan sebab banyaknya sedimen di saluran berikut ini : saluran Tulang Bawang, dan saluran Cut Nyak Dien. Genangan yang terjadi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat dikarenakan saluran drainase mengalami pendangkalan sebab banyaknya sampah di saluran berikut ini : saluran Imam Bonjol (Pasar Smep). Genangan yang terjadi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat dikarenakan kapasitas saluran drainase terlalu kecil di saluran berikut ini : saluran Kartini dan Teuku Umar. Normalisasi saluran drainase dilakukan pada pada jalan Cut Nyak Dien, jalan Imam Bonjol (Pasar Smep) dan jalan Tulang Bawang. Rencana pengembangan saluran drainase hanya dilakukan pada kapasitas saluran drainase terlalu kecil. Jalan Kartini depan Hypermart dengan Luas penampang rencana 0,4 m2. Jalan Kartini depan Panin Bank
dengan Luas Penampang rencana 0,96 m2. Jalan Teuku Umar dengan Luas Penampang 0,4 m2.103. Dihubungkan dengan penelitian penulis pada skripsi ini, ada beberapa variabel yang dapat digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisa kapasitas drainase jalan yang disebabkan oleh perubahan tata guna lahan yang memberikan kontribusi pada perubahan limpasan dan debit.
JURNAL 1
Nama Penulis Jurnal dan Tahun
Rinaldy Saputro dan Slamet Suprayogi (2014)
Judul
Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Perkotaan
Tujuan
tujuan dari penelitian yang akan dilakukan antara lain: 1) menghitung debit limpasan (Qp) DTA Klitren dengan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun; 2) menghitung kapasitas maksimum saluran drainase (Qc) di DTA Klitren; dan 3) mengevaluasi kapasitas saluran drainase berdasarkan perhitungan banjir dengan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
Teori
Klitren merupakan wilayah permukiman di perkotaan dengan kondisi bangunan yang sangat padat dan hampir seluruh
wilayahnya
merupakan
lahan
terbangun.
Dinamika aktivitas perkotaan yang terjadi di Klitren melibatkan perubahan penggunaan lahan dari lahan alami menuju lahan terbangun. Lahan terbangun yang kedap air akan mempengaruhi siklus hidrologi yang ada. Lahan kedap air menyebabkan berkurangnya infiltrasi dan perkolasi pada tanah sehingga air lebih banyak ditransformasikan menjadi limpasan permukaan. Saluran drainase menuju sungai juga banyak yang telah beralih fungsi sebagai pembuangan limbah berupa sampah. Kondisi 186 yang demikian mengakibatkan timbulnya
genangan air yang muncul ketika hujan, baik karena kapasitas drainase yang kurang memadai, maupun sebagai dampak luapan aliran sungai.
Metode penelitian
Alat dan Bahan Alat yang digunakan seperti peralatan lapangan, dan peralatan pengolahan data berupa komputer. Bahan yang digunakan adalah data hujan Stasiun Santan 2002-2012. Daerah Penelitian dan Sampel Data Daerah penelitian adalah Daerah Tangkapan Air Klitren, Gondokusuman,
Yogyakarta.
Sampel
data
dari
pengukuran kapasitas saluran dan data observasi lapangan pada 14 penggal saluran drainase. Waktu Konsentrasi dan IDF Waktu konsentrasi pada tiap-tiap subDTA dihitung hingga didapat besaran berapa menit suatu aliran dari hulu dapat mencapai outlet atau titik terjauh dari saluran. Nilai Tc ini merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk menentukan besarnya intensitas hujan rancangan. Perhitungan Koefisien Limpasan (C) Koefisien limpasan permukaan adalah angka yang menunjukkan nilai perbandingan antara air hujan yang jatuh pada suatu lahan terhadap air yang menjadi limpasan permukaan. Faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Perhitungan Debit Banjir Maksimum (QP) Perhitungan debit banjir maksimum (Qp) untuk wilayah yang kurang dari 50 Km2 menurut Suripin (2004) paling tepat menggunakan rumus rasional.
Perhitungan Kapasitas Maksimum Saluran (QC) Kapasitas
saluran
dihitung
berdasarkan
kondisi
penampang melintang saluran pada lokasi penampang yang ditentukan. Kapasitas saluran diukur pada setiap titik yang mewakili masing-masing daerah tangkapan air. Hasil Penelitian, kesimpulan dan Hasil perhitungan QP dibandingkan dengan nilai QC saran
untuk melakukan analisis komparasi dimana akan diketahui saluran mana yang mampu menampung debit banjir. Dari hasil perhitungan dan analisis bersesuaian dengan observasi awal peneliti, bahwa terjadi banjir genangan yang cukup besar pada Jalan Langensari yang mendapatkan tambahan input dari Jl Tribrata dan Jl. Balapan. Saluran Klitren dan Klitren Selatan menurut informasi dari penduduk sekitar sangat jarang terjadi penggenangan, akan tetapi untuk Jl. Kusbini yang diamati pernah terjadi genangan, namun dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa kapasitasnya sangat
baik
untuk
mengantisipasi
genangan yang ada.
Persamaan & Perbedaan dengan Penelitian penelitian penulis
Rynaldi
dan
Slamet
(2014)
memiliki
hubungan dengan penelitian penulis karena membahas perubahan kapasitas saluran drainase akibat perubahan alih fungsi lahan.
Deskriptif : Rynaldi dan Slamet (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Perkotaan, menjelaskan tentang perubahan penggunaan lahan dari lahan alami menuju lahan terbangun yang akan mempengaruhi siklus hidrologi yang ada. Tujuan dari penelitian
mereka adalah untuk 1) menghitung debit limpasan (Qp) DTA Klitren dengan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun; 2) menghitung kapasitas maksimum saluran drainase (Qc) di DTA Klitren; dan 3) mengevaluasi kapasitas saluran drainase berdasarkan perhitungan banjir dengan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun. Metode penelitian yang dilakukan antara lain persiapan alat dan bahan, survey daerah penelitian dan pengumpulan sampel data, melakukan pengolahan data menggunakan bantuan software, analisis kapasitas saluran. Hasil penelitian mereka adalah kapasitas maksimum Saluran Jl. Klitren, Jl. Klitren Selatan, Jl. Tribrata, dan Jl. Langensari tidak mampu mengalirkan debit banjir maksimum Sub DTA 1, Sub DTA2, Sub DTA 4a, dan Sub DTA 4 secara berurutan, karena besar kapasitas saluran utama tiap-tiap Sub DTA tersebut lebih kecil dibandingkan dengan debit banjir maksimumnya pada kala ulang 2, 5, dan 10 tahun. Penelitian Rynaldi dan Slamet (2014) memiliki hubungan dengan penelitian penulis karena membahas perubahan kapasitas saluran drainase akibat perubahan alih fungsi lahan. JURNAL 2 Nama penulis, tahun dan Judul jurnal
Persamaan &
Tujuan Artikel
Metode
Jurnal
Penelititan ini Tempat
Hasil Studi
perbedaan dengan peneliti
dan Dari
Azizah
Penelitian
Rachmawati
bertujuan untuk
Waktu
perhitungan
Azizah
(2010)
mengevaluasi
Penelitian
hujan
Rachmawati
Judul Artikel
sistem jaringan Penelitian
rancangan
(2010) memiliki
maksimum
hubungan dengan
Aplikasi
SIG drainase
Sub
di DAS
Penelitian
(Sistem
perkotaan
Lowokwaru
didapatkan
Informasi
dengan
Kota
sebanyak 14 penelitian
Geografis)
menggunakan
yang merupakan
Untuk Evaluasi teknologi
Malang
SIG, bagian dari DAS
Sistem Jaringan sehingga
Bango.
Drainase Di Sub diharapkan akan Penelitian DAS
mendapat-kan
Lowokwaru
hasil yang lebih selama
Kota Malang
akurat
ini
dilaksanakan
bulan
tujuh
saluran
dari penulis
karena
hasil
membahas
perhitungan
mengenai
bahwa
kapasitas
kapasitas nya drainase
yang
terlalu kecil. berubah karena Untuk
itu alih fungsi lahan
dan
aktual.
Manfaat
yang
diharapkan yakni
Pengumpulan
dapat
Data
diadakan perbaikan
data
dijadikan pedoman
perlu
sekunder
antara
lain
:
bagi
Peta topografi,
masyarakat dan
Peta pembagian
pemerintah
DAS,
Peta
setempat untuk
wilayah,
Peta
menanggulangi
lay
data
permasalahan
genangan per 10
genangan
atau
menit
banjir
yang
out,
dimensi saluran
terjadi di daerah lokasi penelitian
Deskriptif : Azizah Rachmawati (2010) dalam jurnal nya yang berjudul Aplikasi Sig (Sistem Informasi Geografis) Untuk Evaluasi Sistem Jaringan Drainase Di Sub Das Lowokwaru Kota Malang, menjelaskan tentang perubahan kapasitas sistem drainase karena pertambahan penduduk dan alih fungsi lahan di Kec. Lowokwaro, Kota Malang. Tujuan dari penelitian Azizah Rachmawati adalah untuk mengevaluasi sistem jaringan drainase perkotaan dengan menggunakan teknologi SIG, sehingga diharapkan akan mendapat-kan hasil yang lebih akuratdan aktual. Manfaat yang diharapkan yakni dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk menanggulangi permasalahan genangan atau banjir yang terjadi di daerah lokasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah survey lokasi di Kec. Lowokwari selama tujuh bulan dan mengumpulkan data-data sekunder untuk diolah menggunakan software ArcView GIS 3.3. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa terdapat 14 saluran di Kec. Lowokwari yang kapasitas nya sudah tidak mampu menampung air yang masuk, kemudian menyebabkan terjadinya genangan air. Untuk itu diperlukan perbaikan dimensi saluran. Penelitian Azizah Rachmawati tersebut memiliki hubungan dengan penelitian penulis karena sama-sama
membahas kapasitas saluran drainase akibat perubahan alih fungsi lahan dan hubungan nya terhadap kapasitas drainase akibat peubahan koefisien pengaliran. BUKU 1 Penulis
Dr. Ir. Suripin, M. Eng
Judul
Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan
Teori
Sistem drainase perkotaan merupakan salah satu komponen infrastruktur perkotaan yang sangat penting. Kemajuan sebuah kota dapat langsung dinilai dari kondisi sistem drainasenya. Kota dengan sistem drainase yang jelek akan berkesan kotor, jorok, kumuh, dan terbelakang. Sebalik, kota dengan sistem drainase yang bagus akan tampak indah serasi dan maju. Kota-kota di Indonesia secara umum sistem drainase nya belkum baik sehingga banjir masih sering melanda, tidak hanya pada musim hujan, musim kemaraupun terjadi
genangan
terutama
dikota-kota
pantai.padahal
pembangunan
dan
pengembangan sistem drainase selalu dilakukan namun masih kalah cepat dengan perkembangan beban drainase yang terjadi. Salah satu penyebab meningkatnya beban drainase adalah perubahan tata ruang atau pemanfaatan lahan yang terus berjalan dan kurang memperhatikan daya dukung nya. Perubahan guna lahan tidak selalu diikuti dengan tindakan untuk mempertahankan fungsinya. Selain itu, penurunan cadangan air tanah makin meningkat akibat makin timpangnya pengisian dan penyedotan air tanah. Buku ini mencoba menguraikan tentang pengembangan sistem draibase perkotaan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan. Pembahasan disajikan secara runtut. Bahasan tidak hanya terbatas pada aspek teknik tetapi juga lingkungan dan ekonomi. Persamaan &
Buku ini berisi tentang cara untuk mendesain drainase perkotaan yang memiliki
Perbedaan
persamaan dengan peneliti berkaitan dengan desain drainse jalan akibat perubahan tata
dengan peneliti ruang lahan.
Deskriptif Dr. Ir. Suripin, M. Eng (2003) didalam bukunya yang berjudul Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan menjelaskan bahwa Kota-kota di Indonesia secara umum sistem drainase nya belkum baik sehingga banjir masih sering melanda, tidak hanya pada musim hujan, musim kemaraupun terjadi genangan terutama dikota-kota pantai.padahal pembangunan dan pengembangan sistemf drainase selalu dilakukan namun masih kalah cepat dengan perkembangan beban drainase yang terjadi. Salah satu penyebab meningkatnya beban drainase adalah perubahan tata ruang atau pemanfaatan lahan yang terus berjalan dan kurang memperhatikan daya dukung nya. Perubahan guna lahan tidak selalu diikuti dengan tindakan untuk mempertahankan fungsinya. Selain itu, penurunan cadangan air tanah makin meningkat akibat makin timpangnya pengisian dan penyedotan air tanah. Buku ini mencoba menguraikan tentang pengembangan sistem draibase perkotaan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan. Dihubungkan dengan penelitian penulis pada buku ini, ada beberapa variabel yang dapat digunakan. Buku ini berisi tentang cara untuk mendesain drainase perkotaan yang memiliki persamaan dengan peneliti yang akan mendesain ulang drainase jalan.
BUKU 2 Penulis Judul Teori
Kusnaedi Sumur Resapan Untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan Permasalahan lingkungan sering dijumpai di negara kita saat ini adalah terjadinya banjir saat musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Hal ini disebabkan adanya penurunan kemampuan tanah untuk meresap air sebagai akibat adanya perubahan lingkungan yang merupakan dampak dari proses pembangunan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan tanah meresap air hujan yaitu melalui pembuatan sumur resapan. Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke
dalam tanah. Fungsi sumur resapan adalah sebagai pengendali banjir, melindungi dan memperbaiki (konservasi) air tanah, serta menekan laju erosi. Buku ini menjelaskan tentang pengedalian banjir melalui pembuatan sumur resapan yang mampu meningkatkan daya resap tanah akibat perubahan lingkungan yang merupakan dampak dari proses pembangunan sehingga dapan menekan laju erosi. Persamaan & Perbedaan dengan peneliti
Buku Kusnaedi (2011) memiliki hubungan dengan penelitian penulis karena membahas perubahan lingkungan yang menyebabkan terjadinya erosi
Deskriptif : Kusnaedi (2011) dalam bukunya yang berjudul Sumur Resapan untuk Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan, menjelaskan tentang permasalahan lingkungan sering dijumpai di negara kita saat ini adalah terjadinya banjir saat musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Hal ini disebabkan adanya penurunan kemampuan tanah untuk meresap air sebagai akibat adanya perubahan lingkungan yang merupakan dampak dari proses pembangunan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan tanah meresap air hujan yaitu melalui pembuatan sumur resapan. Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Fungsi sumur resapan adalah sebagai pengendali banjir, melindungi dan memperbaiki (konservasi) air tanah, serta menekan laju erosi. Tujuan dari penelitian di buku tersebut adalah untuk menekan laju erosi akibat perubahan lingkungan yang terjadi akibat proses pembangunan dengan membangun sumur resapan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan serap tanah akan air hujan yang turun dapat diresap tanah, sehingga mampu menekan laju erosi. Dihubungkan dengan penelitian penulis pada buku ini memiliki persamaan pembahasan tentang terjadinya erosi akibat perubahan bentuk lingkungan (alih fungsi lahan) akibat proses pembangunan.
METODE PENELITIAN : Analisis Saluran Drainase Akibat Alih Fungsi Tata Guna Lahan di Jalan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Dosen pembimbing : Dr. Ariani Budi Safariana, Ir, MT. Disusun oleh : Candra Dwi Ismartoyo
(2411161167)
Imam Arif Saifudin
(2411161195)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI 2019