158. Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Intensif (1).docx

  • Uploaded by: wahyu bunha r
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 158. Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Intensif (1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,715
  • Pages: 25
Lampiran Keputusan Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo Nomor : Tertanggal : Tentang :

PEDOMAN PENGORGANISASIAN ICU RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH PONOROGO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu dari sarana kesehatan merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medic, perawat dn staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut. Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi sampai ke masa pasca bedah. Dimulai sekitar tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan khusus dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi. Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah. Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia pada sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan. Dokter spesialis antologi yang dipelopori oleh Bjorn Ibsen pada waktu itu, melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas secara manual mirip yang dilakukan selama anestesi.

1

Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, disbanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif member pernafasan jangka panjang. Sejak saat itulah ICU dengan perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas. Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care medicine. Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien dewasa ataupun pasien anak. Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai funsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan ICU yang professional dan berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada unit perawatan intensif (ICU), perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain dukungan itu sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan ICU perlu dikonsentrasikan

B. Tujuan a. Tujuan Umum. Meningkatkan Pelayanan yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien di ICU b. Tujuan Khusus a. Menyelamatkan kehidupan

b. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi dan monitoring yang ketat disertai kemampuan menginterpretasikan setiap data yang didapat, dan melakukan tindak lanjut. c. Meningkatkan kualitas hidup pasien d. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien e. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mempercepat proses penyembuhan pasien.

2

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH PONOROGO

A. Sejarah Berdiri Rumah Bersalin ’Aisyiyah Jalan Diponegoro Ponorogo didirikan pada tanggal 16 Januari 1962, yang diprakarsai oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ponorogo Kota bagian Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang selanjutnya menjadi Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) yang diketuai Almarhum Bapak A. Moein Siroj. Dalam kepemimpinanya dibantu oleh Pimpinan Cabang Aisyiyah Ponorogo yang diwakili Ibu Mardi Oetomo dengan nama Rumah Bersalin PKO Muhammadiyah. Motivasi didirikannya Rumah Bersalin tiada lain atas dasar ikhlas untuk mewujudkan masyarakat utama, adil, makmur yang diridloi Alloh SWT. Sebagai sarana dakwah melaksanakan tujuan dan cita-cita Muhammadiyah yang tecantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah. Dari usaha yang dilakukan para pendiri dengan semangat pantang menyerah dan mencurahkan segala kemampuan baik moril dan materiil mulai dari Rumah Bersalin (1962) sampai menjadi Rumah Sakit Aisyiyah Diponegoro, pada akhirnya atas berkat Allah SWT pada tanggal 23 Mei 1922 PCM Ponorogo Kota mendapatkan SK Izin Tetap dari Menkes RI No: YM.04.2.2.2052 untuk menyelenggarakan RS Aisyiyah Diponegoro yang telah berganti nama menjadi RSU Muhammadiyah Ponorogo pada tahu 2014 B. Kondisi Saat ini Saat ini Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo telah terakreditasi Nasional 5 pelayanan, yang dilengkapi dengan perijinan-perijinan yang terkait dengan penyelenggaraan dan pengelolaan Rumah Sakit dari pihak yang berwenang, sehingga telah memenuhi standar sebuah Rumah Sakit sebagaimana yang ditentukan oleh Undang - Undang Rumah Sakit (Presiden RI, 2009) yang berbunyi: "Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat".

3

Perkembangan yang cukup baik serta tantangan yang terus diberikan ini tentu diperlukan upaya-upaya yang lebih komprehensif agar bisa dipertahankan dan mampu menjawab tantangan tersebut. Alhamdulillah sejak bulan Juli tahun 2014 RSU Muhammadiyah sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan juga dengan pihak Jasa Raharja Sebagai Rumah Sakit keagamaan (berazaskan Islam) yang berada di bawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Ponorogo, Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo beroperasional dengan 104 Tempat Tidur (TT), dengan BOR rata-rata selama 3 tahun terakhir sebesar 78,73%. Dengan motto "Mudah, Nyaman, Islami”, Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo telah "bersemayam" di hati masyarakat Ponorogo dan sekitarnya dalam memberikan pelayanannya.

4

BAB III VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO A. Visi RSU Muhammadiyah Ponorogo Terwujudnya Rumah Sakit yang professional dan bermutu serta menjunjung tinggi keselamatan pasien sebagai sarana ibadah dan dakwah

B. Misi RSU Muhammadiyah Ponorogo: 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional dan Islami 2. Meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan, melalui pemenuhan sarana prasarana serta pengembangan dan kesejahteraan Sumber Daya Insani 3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, melalui pendekatan medis dan spiritual yang berfokus pada keselamatan pasien sekaligus sebagai media dakwah amar makruf nahi munkar C. Tujuan RSU Muhammadiyah Ponorogo: Terwujudnya layanan professional yang bermutu dan berfokus pada keselamatan pasien, dilandasi ketaatan dan keikhlasan dalam menjalankan tugas sesuai Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah D. Motto RSU Muhammadiyah Ponorogo Mudah, Nyaman, Islami

5

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH PONOROGO

Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo adalah Rumah Sakit tipe C yang dipimpin oleh seorang Direktur, dibantu oleh Wakil Direktur.Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 971/Menkes/PER/IX/2009, tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan (Kesehatan RI, 2009).

6

BABV VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN UNIT KERJA

Visi ICU Menjadi ICU sebagai pilihan utama masyarakat Ponorogo dalam pelayanan kritis dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien.

Misi ICU 1. Memberikan pelayanan keperawatan secara prima dan holistic mengacu kepada Standar Asuhan Keperawatan berlandaskan nilai Islami 2. Berperan serta dalam pendidikan dan pelatihan tenaga keperawatan. 3. Berperan serta dalam pengembangan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan RSU Muhammadiyah Ponorogo 4. Bekerjasama secara tim dalam memberikan Asuhan Keperawatan.

Falsafah ICU. Pelayanan keperawatan intensif disediakan dan diberikan kepada pasien dalam keadaan kegawatan dan kedaruratan yang perlu ditanggulangi dan diawasi secara ketat, terus menerus serta tindakan segera, ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi.Pelayanan keperawatan intensif tersebut diberikan melalui pendekatan multi disiplin secara komprehensif. Dalam falsafah keperawatan intensif, tim keperawatan meyakini bahwa: a. Setiap pasien mempunyai kebutuhan individual dan berhak mendapatkan pelayanan keperawatan terbaik, sehingga mampu berfungsi secara maksimal dengan kualitas hidup hidup yang optimal. b. Kepedulian dan perhatian (Caring) dari tim keperawatan mendorong rasa percaya diri pasien dan mempercepat proses penyembuhannya. c. Kualitas hidup pasien optimal dapat dicapai bila dalam pelayanan keperawatan didukung oleh lingkungan internal maupun eksternal, fisik maupun psikologis yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman. d. Lingkungan kerja yang kondusif meliputi lingkungan fisik dan psikologis yang didukung fasilitas dan peralatan yang memadai

7

e. Kualifikasi tenaga keperawatan yang bekerja di ICU dituntut memiliki sertifikat khusus yang diakui secara profesional. f. Pelayanan intensif diberikan melalui pendekatan multi disiplin yang bertujuan memberikan pelayanan yang komprehensif untuk menanggulangi masalah pasien kritis secara cepat dan tepat sehingga menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien. Tujuan ICU. 1. Memberi pelayanan/asuhan keperawatan pada pasien dalam kondisi kritis, secara intensif / total care sesuai SAK dan SPO 2. Memberi pelayanan/asuhan keperawatan dengan memperhatikan kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual. 3. Menjaga martabat dan privacy pasien yang tidak sadar 4. Memberi dukungan moril, spiritual kepada pasien dan keluarganya yang sedang dalam kondisi kritis. 5. Mencegah infeksi nosokomial 6. Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk menunjang proses kegiatan belajar dan mengajar dalam pendidikan / perkembangan keperawatan khususnya bagi mahasiswa keperawatan yang menggunakan RS sebagai lahan praktek klinik keperawatan. 7. Mencegah kecelakaan dan kecacatan akibat kerja

8

BAB VI URAIAN JABATAN

A. Kepala ICU. 1. TanggungJawab. Secara struktural KepalaICU bertanggung jawab kepada Direktur terhadap hal-hal: 1) Program pengembangan Staf tenagaICU. 2) Kebenaran dan ketepatan rancangan standarpelayanan. 3) Kebenaran dan ketepatan protap/SPOpelayanan 4) Kebenaran dan ketepatan saran dan bahan pertimbangan kepada Direktur RS, sebagaiatasan. 5) Kebenaran dan ketetapan anggaran instalasiICU.

2. Wewenang. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala ICU mempunyai wewenang antara lain sebagai berikut: 1) Mengkoordinasikan,mengawasi,mengendalikanpelaksanaandan penggunaan fasilitasperalatan. 2) Meminta informasi dan pengarahan kepadaatasan. 3) Menandatangani surat dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala ICU. 4) Memberi arahan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan dengan pelayananICU.

3. UraianTugas. a. Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi: 1) Menyusun falsafah dan tujuan pelayanan ICU sesuai dengan falsafah dan tujuan rumahsakit. 2) Menyusun rencana kebutuhan peralatan sesuai kebutuhan pelayanan baik jumlah dan jenis alat. (alat tenun, alat rumah tangga dan peralatan lainnya).

9

3) Menyusun anggaran biaya kebutuhan: pengembangan staf, peralatan dan kebutuhanlain. 4) Menyusun rencana pengembangan system pencatatan dan pelaporan yang tepat sesuai kondisiRS. 5) Berperan serta menyusun rencana pengembangan pelayanan RS. 6) Menyusun program pengendalian mutu pelayanan di RS, berperan serta menyusun peraturan/ tata tertib pelayanan di RS. 7) Menyusun standar,protap/SPOPelayananmutu meliputi:SPO ketenagaan, peralatan danlain-lain. b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)meliputi: 1) Membimbing kepala instalasi perawatan untuk terlaksananya asuhan pasien secara paripurna dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan diICU. 2) Melaksanakan rapat koordinasi dengan kepala intalasi dan secara berkala atau sewaktu-waktudiperlukan. 3) Melaksanakan koordinasi dengan kepala instalasi untuk kelancaran pelaksanaan di rumahsakit. 4) Menganalisa dan mengkaji usulan kebutuhan tenaga dan peralatan yang diajukan oleh kepala instalasi terkait. Hasil analisa tersebut untuk menyusunperencanaan

tahunan/semester

kebutuhan

tenaga

maupunperalatan. 5) Berperan serta dalam kegiatan ilmiah dan penelitian yang dilakukan dirumah sakit. 6) Bekerja

sama

dengan

bidang

Diklat

rumah

sakit

untuk

menyelenggarakan kegiatan program pengembanganstaf. 7) Menyusun instrument penilaian pendayagunaan tenaga danperalatan. 8) Melaksanakan bimbingan kepada tenaga keperawatan terhadap penerapan Protap/SPO dan tata tertib pelayanankeperawatan. 9) Memotivasi

kepada

tenaga

keperawatan

untuk

meningkatkan

semangat kerja, dengan membuat usulan penghargaan atas prestasi kerja kepada Direktur (Reward System) berupa piagam penghargaan, kesempatan studi banding yang lebih tinggi.

10

10) Mengumpulkan dan menganalisa data tentang pelaksanaan asuhan pasien, ketenagaan dan peralatan untuk bahan informasi bagi pengembangan pelayanankeperawatan. 11) Berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program lain yang diselenggarakan di rumahsakit 12) Membuat laporan berkala dan laporan khusus bidang keperawatan dengan menganalisa data pelaksanaan informasi, dokumen/laporan yang dibuat oleh masing-masing kepala instalasi untuk disampaikan kepadaDirektur. 13) Berperan serta dalam melaksanakan penilaian mutu pelayanan/asuhan keperawatan, koordinasi dengan komite keperawatan diRS. 14) Melaksanakan supervisi secara berkala/sewaktu-waktu ke ruang rawat inap agar tujuan pelayanan keperawatan yang diinginkan dapat tercapai. Supervisi ini dilakukan secara mandiri atau bersama-sama dengan kepalainstalasi.

B. Kepala Perawat ICU. 1. TanggungJawab. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruang bertanggung jawab kepada Manager Keperawatan terhadap hal-hal: 1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenagakeperawatan. 2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanankeperawatan. 3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenagakeperawatan. 4) Kelancaran kegiatan orientasi perawatbaru. 5) Kebenaran dan ketetapan Protap/SPO pelayanankeperawatan. 6) Kebenaran dan ketetapan laporan berkala pelaksanaan pelayanan keperawatan. 7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaanalat. 8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program Bimbingan siswa/mahasiswa institusi pendidikankeperawatan. 2. Wewenang. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala perawat mempunyai wewenang sebagai berikut: 11

1. Meminta informasi dan pengarahan kepadaatasan. 2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas stafkeperawatan. 3. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaantenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruangrawat. 4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kepala ruang. 5. Menghadiri rapat berkala dengan kepala instalasi/kepala rumah sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanankeperawatan.

3. UraianTugas. a.

Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi: 1) Menyusun rencana kerja KepalaRuang. 2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang rawat yangbersangkutan. 3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan kepala instalasi.

b.

Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2) meliputi: 1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui kerjasama dengan petugas di ruangrawatnya. 2) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit. 3) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga lain yang akan bekerja di ruangrawat. 4) Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahanpraktek. 5) Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi : penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutinsehari-hari. 6) Membimbing

tenaga

keperawatan

pelayanan/asuhan keperawatan sesuaistandar.

12

untuk

melaksanakan

7) Mengadakan

pertemuan

berkala/sewaktu-waktu

dengan

staf

keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruangrawatnya. 8) Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala departemen perawatan. 9) Mengupayakan pengadaan peralatan sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijakan rumahsakit. 10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siappakai. 11) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada perubahan program pengobatanpasien. 12) Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi/non infeksi, untuk kelancaran pemberian asuhankeperawatan. 13) Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar. Hal ini penting untuk tindakankeperawatan. 14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan ruangrawat. 15) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruangrawat. 16) Meneliti /memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien berdasarkan macam dan jenis makanpasien. 17) Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai dengan programdietnya. 18) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan di ruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut ke bagian Medical Record bila pasien keluar/pulang dari ruang rawat tersebut. 19) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya di ruang rawatdisampaikan kepadaatasannya. 20) Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahanpraktek.

13

21) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien / keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam bataswewenangnya. 22) Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat pergatian dinas. c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3)meliputi: 1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan. 2) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk memperoleh pengalaman

belajar

sesuai

tujuan

program

bimbingan

yang

telahditentukan. 3) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah tanggungjawabnya. 4) Mengawasi,

mengendalikan

dan

menilai

pendayagunaan

tenaga

keperawatan. 5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi Tim Pengendalian Mutu Asuhan keperawatan.

C. PerawatPelaksana. 1. Tugas Pokok

:

1. Melaksanakan Asuhan Keperawatan di ICU 2. Melaksanakan tugas pendelegasian dari dokter yang bertanggung jawab, sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumahsakit. 2. Tanggung Jawab: 1. Secara administrasi dan fungsional bertanggung jawab kepada Kepala ruang ICU. 2. Secara teknis medis operasional, bertanggung jawab kepada dokter di ICU.

14

3. Uraian Tugas: 1. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan ICU untuk kelancaran pelayanan dan memudahkan pasien untuk menerima pelayanan. 2. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang berlaku 3. Melaksanakan teknik septic danaseptic 4. Memelihara peralatan keperawatan/medis agar selalu dalam keadaan siap pakai 5. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik, dengan pasien dan keluarganya. 6. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien dalam rangka memberikan Askep dengan cara: a. Mengamati keadaan pasien ( tanda vital, kesadaran, keadaan mental, dankeluhan utama, air way dan sirkulasinya). b. Melaksanakan anamnese secara cermat dan pemeriksaan fisik sesuai denganwewenangnya. 7. Menyusun rencana Askepsesuai dengan prioritasmasalah 8. Memberi pertolongan Basic Life Support ( resusitasi kardio pulmoner) 9. Memberikan pelayanan dasar kepada pasien sesuai kebutuhan, dengan cara: a. Memberikan rasa aman kepada pasien yang meliputi : Mencegah terjadinya bahaya kecelakaan, luka, gangguan pernafasan, ( bila perlu memerlukan alat bantu pernafasan ), komplikasi, khususnya pada pasien yang mengalami gangguankesadaran. b. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai programterapi. c. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya, mengenai penyakitnya sesuai bataskewenangannya. 10. Melaksanakan tindakan rehabilitasi pasien agar segeramandiri 11. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi pelayanan lain yang lebih mampu untuk menangani/memenuhi

15

Kebutuhan kesehatan / menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapatditanggulangi. 12. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara tepat sesuai kebutuhan serta merujuk aturan yangberlaku. 13. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan, kepada dokter ICU atau dokter penanggung jawabICU. 14. Melaksanakan evaluasi tindakan Askep, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat sesuai hasilpemantauan. 15. Membantu petugas lain dalam memelihara lingkungan yangsehat. 16. Menciptakan hubungan kerja yang baik dengan anggota tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, analis, fisioterapis, farmasis, dll) diICU. 17. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur, secara bergilir sesuai dengan jadwaldinas. 18. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Ka.Instalasi, Kadep, dokter penangung jawabICU. 19. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien, dan keluarganya, sehingga terciptaketenangan. 20. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dibidang perawatan, misal ; melalui pertemuan ilmiah, seminar, pelatihan-pelatihan dibidang keperawatan maupunmedis. 21. Melaksanakan dan memelihara system pencatatan dan pelaporan Askep secara tepat dan benar, sehingga tercipta suatu system informasi rumah sakit yang dapat dipercaya danakurat. 22. Melaksana serah terima tugas kepada petugas pengganti, baik secara lisan atau tertulis pada saat pergantiandinas. 23. Melaksanakan perawatan pasien dalam keadaan sakaratul maut dan merawat jenazah sesuai dengan prosedur yangberlaku. 24. Menyiapkan pasien yang akan pulang sesuai dengan prosedur yang berlaku 25. Memegang teguh rahasiajabatan 26. Melaksanakan program pendampingan / kesehatan holistic dan program lain yang telah ditetapkan sebagai progam rumahsakit.

16

4. Jam Dinas 1. Dinas Pagi

: 07.00 – 14.00WIB

2. Dinas Siang

: 14.00 – 21.00WIB

3. Dinas Malam

: 21.00 – 07.00WIB

D. Pendidikan, Pelatihan &Pengalaman. 1. KepalaICU Pendidikan

: Dokter Spesialis Anestesiologi

Pelatihan

: Pelatihan ACLS dan Terkait

Pengalaman

: 6 Tahun Sebagai Dokter Anastesi

2. KepalaRuang Pendidikan

: Minimal DIII Keperawatan

Pelatihan

: Manajemen Bangsal, BHD - ADVANCED, EKG, Pelatihan ICU Dasar.

Pengalaman

: 6 Tahun Sebagai Perawat ICU

3. Perawat Pendidikan

: DIII Keperawatan

Pelatihan

: Minimal BHD, EKG, Pelatihan dasar ICU

Pengalaman

: Minimal 1 Tahun Sebagai Perawat pelaksana

4. SyaratJabatan A. Fisik

: Sehat jasmani dan rohani : Penglihatan baik, tidak buta warna : Tinggi badan pria : minimal 155 cm : Tinggi badan wanita : minimal 150 cm

B. Non Fisik

: Memiliki kerja sama dengan tim & tim lain : Bisa berkomunikasi dengan baik : Memiliki etika keperawatan : Mau mendengar dan bertanggung jawab : Dapat memberi motivasi : Berwibawa, disiplin, taat, jujur, ramah : Empati kepada pasien : Melayani dengan kasih sayang

17

E. Hubungan Jabatan. ▪KEPALA ICU 

Atasan

: Manager pelayanan medis



Horizontal

:Sesama kepala instalasi



Bawahan

: Kepala ruang



Orang lain

: Pasien dan keluarganya, karyawanRS

▪KEPALA RUANG 

Atasan

: Kepala ICU



Horizontal

: Sesama kepala ruang



Bawahan

: Perawat pelaksana



Orang lain

: Pasien dan keluarganya, karyawan RS

▪PERAWAT 

Atasan

: Kepala ruang



Horizontal

: Sesama perawatpelaksana



Bawahan

: Tidakada



Orang lain

: Pasien dan keluarganya, karyawan RS

18

BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA DENGAN UNIT LAIN

IRJ IBS

Penunjang Diagnostik

IGD

Penunjang Medis

ICU

Farmasi

IRNA SAR PR AS



Hubungan kerja dengan instalasi farmasi: Permintaan perbekalan farmasi untuk emergency stock, menggunakan buku expedisi



Hubungan kerja dengan IRJ dan IGD: Hubungan dengan IRJ dan IGD untuk penerimaan pasien baru maupun rujukan luar



Hubungan dengan IRNA: Untuk memindahkan dan menerima pasien pindahan dari IRNA dengan menggunakan formulir serah terimapasien.



Hubungan dengan Sarana prasarana / Rumah tangga : Dalam pemeliharaan dan maintenance peralatan dengan menggunakan slip permintaan perbaikanbengkel



Hubungan dengan penunjang diagnostik: Dalam hal penegakkan diagnosa

pasien dengan menggunakan formulir

permintaan laboratorium dan formulir permintaanradiologi 

Hubungan dengan IBS: Dalam hal pasien yang perlu tindakanpembedahan



Hubungan penunjang medis: Untuk kasus yang perlu konsul misalnya : konsul gizi, konsul rehapmedik.

19

BABVIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASIPERSONIL

N

PENDIDIKAN

JABATAN

SERTIFIKASI

KEBUTUHAN

O a) ACLS 1.

2.

3.

4.

5.

Ka. ICU

Tim Medis

Ka PerawatICU

Perawat PJ Shif

DokterAnastesi b) Pelatihan Terkait 

Dokter konsulen



Dokterjaga

Sesuai Spesialisasinya

D III Keperawatan

a) Pengalaman lebih 6 tahun sebagai perawat ICU b) Pelatihan manajemen c) Pelatihan ICU Dasar d) Pelatihan BHD Advanced e) EKG

1

D III Keperawatan

a) Pengalaman minimal 5 tahun sebagai perawat pelaksana b) BHD / PPGD c) EKG d) Pelatihan dasar / Pengalaman kerja ICU/ICCU

5

D III Keperawatan

a) Pengalaman minimal 1 tahun sebagai perawat pelaksana b) BHD / PPGD

4

Perawat Pelaksana

 minimal ACLS dan atau ATLS  Pelatihan Terkait

1

20

BAB IX KEGIATANORIENTASI

M A T E RI

1

Pengenalan ruang

Jam 08.00

Observasi –

dan fasilitas ICU

s/d 14.00

demonstrasi

SDA

Ceramah

SDA

SDA

Ceramah demonstrasi

SDA

2

WAKTU

METODA

PENANGGUNG

NO

JAWAB Ka.Ruang

Sosialisasi Falsafah, tujuan, Visi, misi, Struktur organisasi,

3

Uraian tugas Pengenalan kebijakan dan prosedur unit kerja, tata hubungan kerja

4

Pengenalan tehnik anamnese dan

SDA

SDA

SDA

SDA

SDA

SDA

SDA

SDA

SDA

asuhan keperawatan 5

Pengenalan dan pembekalan status dan administrasi

6

Pengetahuan tentang tehnik tindakan keperawatan dan medis

21

NO 7

M A T E RI Penerapan pendokumentasian

8

9

WAKTU

asuhan keperawatan Pemahaman sistem Evaluasi kinerja dan di ICU mutu

METODA

PENANGGUNG JAWAB

Bedside SDA

SDA

Evaluasi SDA

teaching

ceramah

Observasi dan tanya jawab

SDA

SDA

Ka. Ruang Manager dan Komite Keperawatan

22

BAB X PERTEMUAN

1. Rapat berkala ICUterdiri dari: a. RapatRutin b. RapatInsidentil

2. Rapat Rutin diselenggarakan pada: a. Waktu

: Setiap tanggal 10 setiapbulan, bila tanggal 10 bertepatan hari libur maka jadwal rapat bisa maju atau mundur sesuai kesepakatan

b. Jam

: 08.00 – 10.00 WIB

c. Tempat

: Ruang Rapat UnitKerja

d. Peserta

: Manajer Keperawatan, Kepala ICU, Kepala Ruang, Perawat yangtidak bertugas, Manager /narasumber lain sesuai kebutuhan

e. Materi

: Evaluasi kegiatan : Evaluasi mutu : Refreshing materi/ kasus

3. Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahassegera.

23

BAB XI PELAPORAN 1. Laporan Bulanan. Yang didalamnya melaporkan antara lain : jumlah pasien, diagnosa terbanyak, tindakan, rujukan, kasus meninggal dan lain-lain 2. Laporan Tahunan Yang meliputi hasil rekap kegiatan dalam satu tahun, BOR, ALOS dan lain sebagainya 3. Laporan Insidental Laporan yang dibuat sewaktu ada kejadian yang tidak diinginkan misal KTD, KNC dan lain sebagainya

24

DAFTAR PUSTAKA

1. KMK RI No 1778/MENKES/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU 2. KMK No 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal RS 3. PMK No 1438/MENKES/PER/IX/2010 Standar Pelayanan Kedokteran 4. Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI 2006 5. Standar Keperawatan ICU

25

Related Documents


More Documents from "Munira Abas"