11212 - Panduan Kewaspadaan Dan Penanganan Bencana Hva.docx

  • Uploaded by: retnooctaviani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 11212 - Panduan Kewaspadaan Dan Penanganan Bencana Hva.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,799
  • Pages: 28
RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG

PANDUAN KEWASPADAAN BENCANA DAN EVALUASI RS GOTONG ROYONG JL. Medokan Semampir Indah No.97 Surabaya Telp. (031) 5939693, 5991593 Fax. (031) 5991592 2017

PANDUAN KEWASPADAAN BENCANA DAN EVAKUASI

LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMENRUMAH SAKIT GOTONG ROYONG Panduan Kewaspadaan Bencana dan Evakuasi KETERANGAN

TANDA

TANGGAL

TANGAN PembuatDokumen dr. Ratih Enggal Siswanti

Authorized Person

dr. Suwarni

Direktur

Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Gotong Royong Nomor

: /Per/Dir/RSGR/VI/2017

Tanggal : 01 Juni 2017

KATA PENGANTAR

Setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan pelayanan gawat darurat selama 24 jam terus menerus. sebagai unit pemberi pelayanan gawat darurat di rumah sakit, perlu diatur dalam suatu standar pengorganisasian yang akan menjadi acuan bagi para pelaksana pelayanan gawat darurat, baik fase pra-rumah sakit maupun fase intra rumah sakit. Dalam standar pengorganisasian ini akan diatur mengenai kedudukan dalam struktur organisasi rumah sakit, pola hubungan dengan unit kerja lain, ketersediaan sumber daya manusia, mekanisme rapat, dan system pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan. Standar pengorganisasian ini disusun dalam suatu buku Pedoman Organisasi yang ditetapkan dan diberlakukan di rumah sakit. Penyempurnaan terhadap isi buku pedoman ini akan senantiasa dilakukan secara berkala, dalam menyesuaikan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan meningkatnya jumlah pasien yang dilayani.

Surabaya, 01 Juni 2017

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 A. TUJUAN .................................................................................................................. 1 B. DEFINISI ................................................................................................................. 1 BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................................. 3 A. DASAR HUKUM .................................................................................................... 3 B. IDENTIFIKASI KEWASPADAAN BENCANA/KEDARURATAN INTERNAL DAN ................................................................................................................................ 3 C. FASILITAS DAN PERALATAN ........................................................................... 4 D. DISASTER PLANNING (PERENCANAAN KEWASPADAAN BENCANA) – HVA MODEL................................................................................................................. 4 BAB III TATA LAKSANA .............................................................................................. 1 A. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI BENCANA ................................................... 1 B. TATA LAKSANA PENGAMBILAN PERAN RUMAH SAKIT .......................... 2 C. TATA LAKSANA TRIAGE BENCANA ............................................................... 3 D. TATA LAKSANA PENANGANAN BENCANA .................................................. 4 E. TATA LAKSANA STRATEGI KOMUNIKASI .................................................... 6 F. TATA LAKSANA PENGELOLAAN SDM PADA SAAT KEJADIAN DAN SDM ................................................................................................................................ 8 G. TATA LAKSANA PENGELOLAAN KEGIATAN KLINIS PADA SAAT KEJADIAN DAN ........................................................................................................... 9 H. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI DAN PENUGASAN PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ................................................................................................... 11 I. TATA LAKSANA PENGELOLAAN KEADAAN DARURAT BILA TERJADI . 11 J. TATA LAKSANA KOORDINASI FASILITAS INDEPENDENT TERHADAP KEJADIAN ..................................................................................................................... 11 K. TATA LAKSANA AKTIVITAS SAAT TERJADI BENCANA GEMPA BUMI . 12 L. TATA LAKSANA AKTIVITAS SAAT TERJADI BENCANA BANJIR ............. 13 M. TATA LAKSANA AKTIVITAS SAAT TERJADI BENCANA GUNUNG MELETUS ...................................................................................................................... 14

BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................... 15 A. DOKUMENTASI UJI COBA MENGHADAPI BENCANA ................................. 15 B. DOKUMENTASI EVALUASI ............................................................................... 15 C. FORMULIR REKAM MEDIS PASIEN KHUSUS BENCANA ............................ 15

BAB I PENDAHULUAN

A. TUJUAN 1. Tujuan Umum Memberikan panduan bagi staf dan seluruh komponen yang berada dilingkungan Rumah Sakit untuk melakukan perencanaan penyiagaan bencana dan untuk meningkatkan kesiap-siagaan dalam menghadapai bencana internal dan eksternal di Rumah Sakit 2. Tujuan Khusus a. Melakukan identifikasi terjadinya bencana internal dan eksternal di Rumah Sakit Gotong Royong b. Mengantisipasi korban massal serta menyiapkan manajemen yang tanggap dan efektif c. Memberikan informasi dan prosedur tentang kewaspadaan bencana dan evakuasi kepada seluruh staf dan komponen di lingkungan Rumah Sakit Gotong Royong. d. Menetapkan dan menyusun langkah-langkah yang perlu dilakukan bila terjadi bencana dan melakukan proses evakuasi e. Memahami dan dapat mengaplikasikan/uji coba tindakan nyata secara berkala sesuai prosedur untuk menjaga segala kemungkinan bila terjadi bencana. f. Menekan timbulnya cedera, pendeeritaan dan kematian yang diakibatkan bencana dan memberikan pelayanan berkualitas berkesinambungan bagi pasien rumah sakit.

B. DEFINISI 1. Bencana adalah setiap kedaruratan yang merusak fungsi masyarakat normal yang membangkitkan tanggapan atas kemanan masyarakat termasuk nyawa dan kepemilikan 2. Manajemen Kegawat daruratan adalah proses dinamis untuk mempersiapkan, melakukan

mitigasi,

merespon

dan

memulihkan

akibat

dari

suatu

kegawatdaruratan, termasuk bencana. 1

3. Kejadian bencana masal adalah semua kejadian yang berkakibat terjadinya korban dalam jumlah besar 4. Kedokteran bencana adalah ilmu bagaimana manusia menyesuaikan diri dengan kejadian (alam maupun ulah manusia) yang secara serius mengurangi fungsi masyarakat normal dan membangkitkan tanggapan untuk memeleihara kemanan (termasuk kesehatan masyarakat) 5. Kebakaranadalah suatu peristiwa yang disebabkan dari api yang tidak dapat dikendalikan atau dikuasai baik besar maupun kecil, disengaja atau tidak dan menimbulkan kerugian harta benda, cacat bahkan korban jiwa. 6. Titik berkumpul adalah lokasi yang ditetapkan sebagai area yang aman bagi proses evakuasi bila terjadinya kebakaran dan keadaan darurat lainnya. 7. Penanggulangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya atau pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana, proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk menanggulangi bahaya kebakaran. 8. Pos Komando bencanaadalah tempat / area yang menjadi pusat komando penanganan bila terjadinya bencana

2

BAB II RUANG LINGKUP

A. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 2. Undang-undang

Republik

Indonesia

Nomer

24

tahun

2007

tentang

Penanggulangan Bencana 3. Undang-undang Nomer 23 tahun 1992 tentang Kesehatan 4. Undang-undang Nomer 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 5. 5. UU tentang Pemeritahan Daerah No. 32/2004 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomer

448/Menkes/SK/VI/1993 tentang

Pembentukan Tim Kesehatan Penanggulangan Korban Bencana disetiap Rumah Sakit 7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomer 29/Menkes/SK/I/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana 8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomer 205/Menkes/SK/II/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Permintaan dan Pengiriman Bantuan Medik dari Rumah Sakit Rujukan saat Bencana 9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomer 979/Menkes/SK/IX/2001 tentang Prosedur Tetap Pelayanan Kesehatan Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi.

B. IDENTIFIKASI

KEWASPADAAN

BENCANA/KEDARURATAN

INTERNAL DANEKSTERNAL 1. Kebakaran a. Internal 1) Dapur / gizi 2) Tempat/area yang mudah terjadinya kebakaran misal incinerator, boiler, steam, gas medis dsb 3) Tempat penyimpanan tabung gas (LPG). 4) Logistic, farmasi, radiologi dsb b. Eksternal 1) Bangunan dan gedung yang berdekatan area Rumah Sakit 3

2) Pipa gas dan saluran listrik milik Negara, dsb 2. Gempa bumi (eksternal) 3. Ancaman bom (Internal & eksternal) 4. Zat berbahaya a. Internal 1) Radioaktif dari penggunaan instalasi Radioterapi dan Kedokteran Nuklir b. eksternal 1) radioaktif dari kecelakaan industry dan angkutan jalan raya 2) Kebocoran bahan kimia dari pabrik industry disekitar Rumah Sakit, dsb 5. Kejadian luar biasa (KLB) penyakit (eksternal) a. Muntaber b. Demam berdarah c. Cikungunya,dsb

C. FASILITAS DAN PERALATAN 1. Daftar dinas pegawai 2. Peta sarana kesehatan 3. Distributor sumber alat/obat/bahan medis dan non medis 4. Formulir barang korban 5. Formulir donasi barang / uang 6. Formulir informasi 7. Kartu identitas petugas medis (tanda pengenal) 8. Peralatan medis dan ambulans (transportasi) 9. Daftar jejerang social 10. Daftar kontak person relawan tetap D. DISASTER PLANNING (PERENCANAAN KEWASPADAAN BENCANA) – HVA MODEL Kunci utama untuk selamat dari akibat suatu bencana adalah kewaspadaan dan kesiagaan terhadap semua informasi terkait kerentan RS atas segala akibat dan risiko terjadinya bencana. Perencanaan yang baik akan menghasilkan suatu kemampuan untuk merespon setiap kejadian bencana atau kedaruratan. Perencanaan Kewaspadaan Bencana meliputi: (1) Pembentukan Tim Adhoc Perencanaan 4

Bencana, (2) Hazards Vulnerability Analysis (HVA), (3) Pengembangan Rencana, dan (4) Implementasi Rencana. 1. Pembentukan Tim Adhoc Bencana a. Penanggung Jawab 1) Pimpinan Rumah Sakit / Direktur 2) Semua kepala instalasi 3) Semua kepala unit dan structural terkait 4) Semua Ketua dan staf medic terkait. b. Koordinasi 1) Pimpinan Instansi Pemerintah terkait 2) Badan Penanggulangan Bencana 3) Semua Rumah Sakit 4) Semua perusahaan obat dan alat-alat kesehatan 5) Dsb 2. Hazard Vulnerability Analysis (HVA) HVA merupakan suatu tools yang dipersyaratkan oleh The Joint Commission International (JCI) untuk menentukan fokus dari Perencanaan Kewaspadaan Bencana (Disaster Planning) di rumah sakit. HVA dilakukan bukan untuk mengevaluasi potensi dalam proses evakuasi, melainkan untuk mengevaluasi potensi terjadinya risiko terhadap rumah sakit, dan menentukan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan Pimpinan/Manajemen Rumah Sakit, baik berupa mitigasi risiko atau mempersiapkan segala sesuatu, termasuk kemungkinan dilakukannya evakuasi. HVA merupakan suatu penilaian/asesmen yang meliputi 3 faktor: a. Kemungkinan (Probability) Faktor ini dapat berdasarkan data statistic, informasi obyektif, maupun informasi intuitif secara subyektif. b. Risiko (Risk) Merupakan asesmen risiko yang berdasarkan ancaman jiwa, terhentinya pelayanan, kemungkinan terjadinya kerusakan/kegagalan fasilitas, dampak finansial, maupun aspek legal termasuk tuntutan hokum. c. Level of Preparedness

5

Merupakan kemampuan rumah sakit dalam mengelola risiko, yang meliputi adanya pelatihan, asuransi, adanya system cadangan (back up system), dan adanya sumber daya komunitas. Tingkat Risiko atas bencana ditentukan dengan melakukan skoring atas kemungkinan terjadinya bencana (Probability) dan komponen dari kemungkinan dampak (Severity) yang terdiri atas variable Dampak terhadap Manusia (human impact), Dampak terhadap Fasilitas (property impact), Dampak terhadap Pelayanan (business impact), Kesiapan (preparedness), Respon Internal (internal response), dan Respon Eksternal (external response). RISK = PROBABILITY x SEVERITY (Mgnitude – Mitigation)

3. Pengembangan Rencana a. Aktivasi Tim Adhoc Siaga Bencana RS 1) Perwakilan tiap Unit Kerja 2) Perwakilian Institusi di Komunitas terkait bencana 3) Pelayanan Emergensi Publik b. Penentuan Tanggung Jawab para pihak c. Analisis Sumber Daya 1) Melakukan identifikasi sumber daya yang akan dibutuhkan RS, bukan pada sumber daya yang sudah dimiliki RS saat itu 2) Jika didapatkan kemungkinan adanya gap antara ketersediaan dan kebutuhan sumber daya, dilakukan identifikasi sumber daya manusia maupun fasilitas yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut secara cepat dan efisien d. Mengembangkan system dan prosedur Mengidentifikasi strategi untuk pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, respon dan pemulihan dari insiden korban massal dan bencana. 4. Implementasi Rencana

6

HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT TOOLS

SEVERITY = (MAGNITUDE – MITIGATION) PROBABILITY

HUMAN IMPACT

PROPERTY BUSINESS PREPAREDIMPACT

IMPACT

NESS

INTERNAL

EXTERNAL

RESPONSE

RESPONSE

RISK

Peran

EVENT Kemungkinan terjadinya

Kemungkinan

Kerusakan

meninggal/Luka fasilitas/aset

Terhentinya

Pra

pelayanan

perencanaan

Waktu,

Komunitas,

Efektivitas,

Kerjasama

sumber daya

Lintas Sektor,

Relative threath

Pasokan

SCORE

0 = TDD

0 = TDD

0 = TDD

0 = TDD

0 = TDD

0 = TDD

0 = TDD

1 = Rendah

1 = Rendah

1 = Rendah

1 = Rendah

1 = Tinggi

1 = Tinggi

1 = Tinggi

2 = Sedang

2 = Sedang

2 = Sedang

2 = Sedang

2 = Sedang

2 = Sedang

2 = Sedang

3 = Tinggi

3 = Tinggi

3 = Tinggi

3 = Tinggi

3 = Rendah/ 3 = Rendah/ 3 tidak ada

tidak ada

=

0 – 100%

Rendah/tidak ada

1

Ratarata

2

BAB III TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI BENCANA 1. Bencana alam (gunung meletus, banjir, longsor, dsb) a. Melakukan identifikasi area/lokasi terjadinya bencana alam, gunung meletus, banjir dan longsor, dsb b. Memprediksi risiko yang ditimbulkan akibat bencana alam. c. Membuat denah/lokasi/posisi dan menginterpretasikan bencana alam yang kemungkinan timbul. 2. Bencana kebakaran a. Melakukan identifikasi area/lokasi yang berisiko b. Melakukan inventarisasi bahan dan sumber yang berisiko terjadinya kebakaran dimasing-masing unit Rumah Sakit Gotong Royong. c. Melakukan mapping (denah) area berdasarkan kategori dan jenis/tingkat risiko bahaya kebakaran, baik internal maupun eksternal. d. Memberikan tanda dan symbol tempat serta bahan yang mengandung risiko kebakaran e. Melakukan sosialisasi ke staf dan pengunjung tentang sumber risiko bila terjadi kebakaran 3. Kebocoran gas / radioaktif a. Melakukan identifikasi penggunaan gas dan bahan-bahan radioaktif serta peralatan yang menunjangnya b. Memprediksi kejadian-kejadian yang ditimbulkannya. c. Pemberian symbol dan tanda peringatan pada area/lokasi 4. Ancaman bom a. Melakukan pemeriksaan fisik setiap orang / pengunjung / kendaraan yang masuk ke area Rumah Sakit secara rutin b. Melakukan control rutin (ronde) petugas keamanan internal ke fasilitasfasilitas strategis c. Bekerjasama dengan institusi kepolisian dalam hal pendeteksian dan pengamanan dari ancaman bom

1

5. KLB penyakit a. Mempelajari pola penyakit dan factor penyebarannya di area (internal dan eksternal) sekitar Rumah Sakit b. Melakukan pencatatan jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap dan IGD akan kasus-kasus terbanyak dan melakukan evaluasi bila diketemukan. c. Bekerjasama dengan pelayanan kesehatan di masyarakat (puskesmas, posyandu, dsb) untuk mengetahui jenis wabah/penyakit yang sering/banyak timbul di masyarakat.

B. TATA LAKSANA PENGAMBILAN PERAN RUMAH SAKIT 1. Garis komunikasi a. Pimpinan Rumah Sakit mengambil peran dan memberikan komando atas pelaksanaan, penanganan dan evakuasi terjadinya bencana b. Pimpinan Rumah Sakit

berkoordinasi secara vertical dengan kepala

bagian/unit terkait dibawahnya dan seluruh staf dilingkungan Rumah Sakit c. Rumah Sakit

berkoordinasi secara Vertikal dengan institusi pemerintah

dalam mempercepat penanganan bencana dilokasi d. Rumah Sakit berkoordinasi secara horizontal dengan lembaga swasta/ independen/LSM guna menangani dan evakuasi bencana. 2. Area dekontaminasi a. Menetapkan area dekontaminasi sesuai standar dan ketentuan yang berlaku b. Memberikan arahan dan bimbingan serta instruksi kerja yang jelas bagi semua staf untuk dapat melakukan proses dekontaminasi 3. Area berkumpul (assembly area) a. Menetapkan area berkumpul yang aman bagi korban dan staf medis terkait b. Memberikan instruksi dan arahan kepada seluruh staf dan para medis terkait untuk melakukan dan penanganan dan pengobatan korban c. Memantau dan mengkontrol area berkumpul pada periode tertentu untuk memastikan tempat/are berkumpul masih layak dan aman untuk evakuasi korban.

2

C. TATA LAKSANA TRIAGE BENCANA Triage untuk memilah / mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup dan keberhasilan tindakan berdasar sarana dan sumber daya manusia yang tersedia. Pada musibah massal dengan jumlah pasien dan beratnya perlukaan masih dalam batas kemampuan sumberdaya rumah sakit, pasien dengan masalah gawat darurat dan multitrauma dilayani terlebih dahulu. Pada musibah masal dengan jumlah pasien dan beratnya perlukaan diluar batas kemampuan sumberdaya rumah sakit, pasien yang dilayani terlebih dahulu adalah pasien dengan kemungkinan survival terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan, dan tenaga paling sedikit. Bila petugas triage sedang menangani pasien gawat darurat lain, petugas lain yang telah dilatih untuk sementara dapat menjadi petugas triage. Untuk memudahkan seleksi, maka kategori / pasien didasarkan pada anamnesis / hetero-anamnesis singkat dan inspeksi terhadap tanda-tanda kegawatdaruratan dengan tetap mengacu pada prioritas A-B-C tetapi disederhanakan. 1.

Pada saat triage dilakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat ( selintas / quick look triage ) untuk menentukan derajat kegawatannya.

2.

Bila jumlah penderita / korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triage dapat dilakukan di luar ruang IGD.

3.

Penderita / korban dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna : a.

Segera – immediate ( Warna Merah ) Pasien mengalami cidera , mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya ; tension pneumothoraks, distress pernafasan.

b. Tunda – delayed ( Warna Kuning ) Pasien memerlukan tindakan definitive, tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya ; perdarahan pada laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstremitas dengan perdarahan terkontrol.

3

Gambar 1. Alogaritma prosedur First Impression Triage (FIT)

D. TATA LAKSANA PENANGANAN BENCANA 1. Penanganan korban a. Proses penanganan korban dilakukan secepatnya untuk mencegah risiko kecacatan dan atau kematian b. Menentukan prioritas penanganan terhadap korban dan penempatan korban sesuai hasil triage c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman dan layak untuk dapat dilakukan pertolongan d. Melakukan stabilisasi atau tindakan dasar (basic live support) pada korban e. Memberikan tindakan definitive sesuai kondisi kegawatan dan bila diperlukan tindakan perawatan lanjutan f. Melakukan rujukan bila diperlukan ke rumah sakit terdekat karena pertimbangan medis maupun tempat perawatan yang ada. g. Melakukan dekontaminasi sebelum penanganan korban karena zat berbahaya

4

h. Mencatat dan melaporkan julah kejadian/penyakit yang terjadi secara periodic kepada Direktur Rumah Sakit untuk memantau perkembangan KLB yang ada. i. Bekerjasama dengan staf medis ahli dibidangnya sesuai dengan KLB yang terjadi dan menemukan solusi/tindakan preventif secepatnya. 2. Pengelolaan barang milik korban a. Melakukan dokumentasi barang yang dibawa oleh korban b. Memberikan barang kepada pihak keamanan atau pihak keluarga bila ada dengan menggunakan formulir serah terima c. Melakukan penyimpanan barang korban ke dalam kantong plastic dan diberikan identitas serta disimpan pihak keamanan rumah sakit d. Pengambil alihan tangung jawab penyimpanan barang milik korban kepada pihak yang berwajib apabila sudah dalam periode tertentu, barang belum diambil oleh korban 3. Pengosongan ruangan dan pemindahan pasien a. Informasikan terjadinya kebakaran dengan membunyikan alarm/sirene tanda bahaya kebakaran b. Kepala ruangan/kepala unit yang terkait dengan pelayanan pasien melakukan instruksi untuk melakukan pengosongan ruangan dengan cara memindahkan pasien ke ruangan yang lebih aman/titik kumpul. c. Kepala ruangan/kepala unit bekerjasama dengan kepala unit perawatan dan perawat yang ada untuk mengevakuasi pasien dengan terlebih dahulu menginformasikan alasan dilakukannya evakuasi. d. Kepala ruangan/kepala unit dapat bekerjasama dengan keluarga dan pengunjung yang berada dilokasi/ruangan untuk mempercepat jalannya evakuasi pasien. e. Lakukan evakuasi pada pasien yang mempunyai kondisi/keadaan yang lebih stabil (dapat berjalan/menggunakan kursi roda), selanjutnya evakuasi pasien yang berikutnya. 4. Pengelolaan makanan pasien dan petugas a. Pengelolaan makanan pasien dan petugas oleh bagian gizi / dapur rumah sakit

5

b. Petugas gizi bekerjasama dengan kepada unit keperawatan untuk menentukan jumlah makanan yang harus disiapkan untuk pasien dan petugas yang ada. c. Kebutuhan stock bahan makanan di koordinasi secara parallel antara bagian gizi, dapur, logistic dan keuangan rumah sakit d. Pendistribusian makanan ke pasien dan petugas dilakukan oleh perawat beserta petugas gizi atau relawan yang ada. 5. Pengendalian korban bencana dan pengunjung a. Informasikan terjadinya bencana dengan membunyikan alarm/sirene tanda bahaya b. Melakukan evakuasi terhadap staf/tamu/pengunjung yang berada dilokasi atau dekat dengan lokasi bencana (pengosongan area atau gedung). c. Mengarahkan dan memandu staf/tamu/pengunjung ke area yang aman (titik kumpul) dari jangkauan bencana d. Mengamankan lokasi

sekitar dari staf/tamu/pengunjung dan bantu

kelancaran jalur evakuasi petugas medis menuju area bencana e. Membatasi pengunjung yang ingin mengetahui kondisi korban sampai dapat diketahui proses identifikasi dengan jelas.

E. TATA LAKSANA STRATEGI KOMUNIKASI 1. Pengolahan data dan informasi a. Pengelolaan data dan infomasi selama bencana, dilakukan berdasarkan data real yang ada. b. Melakukan pembaharuan informasi dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan terbaru sekitar lokasi bencana c. Menentukan data dan informasi yang perlu diinformasikan atau disampaikan atau yang tidak boleh disampaikan kepada media/pihak luar rumah sakit demi kepentingan pkorban maupun privacy korban/rumah sakit. d. Menentukan tempat pusat koordinasi dan informasi yang dapat diakses oleh media, masyarakat dan lembaga lainnya. 2. Logistic dan donasi a. Kebutuhan logistic selama terjadinya bencana dikelola oleh kepala unit keuangan sekaligus merangkap sebagai penerimaan donasi / sumbangan yang masuk 6

b. Menindak lanjuti bantuan logistic dari instalasi terkait dan dari luar disertai pencatatan dan pembuatan laporan. c. Membangun komunikasi dan informasi dengan seluruh rekanan yang mensuplai kebutuhan logistic selama terjadinya bencana dengan cepat dan tepat. d. Mengembangkan jejaring social di masyarakat dalam pengumpulan logistic dan donasi yang diperlukan 3. Instansi jejaring terkait a. Menjalin

kerjasama

dan

pemerintah/swasta/lembaga

melakukan

koordinasi

independent/institusi/LSM

dengan dan

instansi

sebagainya

untuk mempercepat segala kebutuhan selama terjadinya bencana. b.

Memberikan informasi segala kebutuhan yang diperlukan dan menjalin komunikasi yang intens/terus menerus guna memperlancar jalannya penanganan korban dan proses evakuasi.

c. Memberikan identifikasi / tanda pengenal lembaga/institusi,dsb yang turun langsung ke lokasi bencana atas persetujuan pimpinan Rumah Sakit 4. Pengelolaan listrik, telpon dan air a. Mencukupi ketersediaan dan pengelolaan kebutuhan listrik, telpon dan air sebagai sarana utama dalam melayani kebutuhan selama bencana. b. Memberikan fasilitas cadangan untuk antisipasi bila terjadi kegagalan sistem pendukung. c. Melakukan koordinasi dengan institusi/BUMN/lembaga terkait akan kebutuhan listrik, telpon dan air. d. Melakukan control dan inspeksi secara berkala atas keamanan dan ketersediaan kebutuhan listrik, air dan telpon, bila diperlukan dapat bekerjasama dengan institusi keamanan yang ada (kepolisian). 5. Pengelolaan media/jumpa pers a. Pusat informasi kewaspadaan bencana dan evakuasi rumah sakit dilakukan oleh bagian humas b. Penyampaian Informasi kepada media atau khalayak umum tentang bencana harus ditunjang dengan data dan kondisi yang sebenar-benarnya sesuai kenyataan.

7

c. Memberikan lokasi/tempat khusus bagi para media dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan agar tidak menggangu pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi para korban d. Memberikan identitas dan izin khusus dari pimpinan rumah sakit kepada media yang ingin melakukan peliputan diarea/lokasi bencana. e. Melakukan koordinasi dengan satuan pengamanan rumah sakit selama proses penyampaian informasi maupun peliputan media keare/lokasi bencana

F. TATA LAKSANA PENGELOLAAN SDM PADA SAAT KEJADIAN DAN SDM ALTERNATIF 1. Pengelolaan Volunter (relawan) a. Melakukan rekruitmen relawan yang siap diterjunkan ke lokasi bencana oleh bagian SDM rumah sakit b. Memberikan informasi, job descriptionnya, kewajiban dan jalur komando yang harus mereka lakukan sebelum melakukan tugasnya dilokasi bencana c. Memberikan identitas atau tanda pengenal yang jelas dan dokumentasikan data relawan. d.

Melakukan control rutin berupa pemberian absensi kehadiran untuk mengetahui kondisi akhir relawan yang sedang bertugas.

2. Pengelolaan keamanan a. Pengelolaan keamanan dilakukan dan dikoordinasikan oleh petugas keamanan rumah sakit b. Petugas keamanan bekerjasama dengan pihak institusi terkait untuk membantu keamanan yang ada. c. Pengaturan jadwal jaga lebih ditekankan dengan banyaknya jumlah personil yang ada, penanganan berfokus pada keamanan lingkungan, kondisi saat dan pasca bencana yang terjadi d. Pembukaan atau memperbanyak pos-pos keamanan di beberapa titik tertentu untuk keamanan area serta pengendali keadaan daruratyang sewaktu-waktu timbul pasca bencana.

8

E. TATA LAKSANA PENGELOLAAN KEGIATAN KLINIS PADA SAAT KEJADIAN DANALTERNATIF 1. Pengelolaan obat dan bahan/alat habis pakai a. Permintaan obat dikoordinasi oleh kepala farmasi dan didistribusi langsung oleh petugas lapangan b. Koordinasi dengan distributor obat dan alat kesehatan atau Kepada Dinas Kesehatan Propinsi, bila kebutuhan stock barang bantuan tidak mencukupi. c. Melakukan distribusi obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai sesuai permintaan dari pos-pos jaga perawatan yang meminta. d. Mempersiapkan tempat penyimpanan yang memadai dan memenui persyaratan penyimpanan obat dan bahan /alat habis pakai. e. Membuat pencatatan dan pelaporan harian kebutuhan, baik barang masuk dan keluar untuk kepentingan bencana 2. Pengelolaan kesehatan lingkungan a. Melakukan sistem terhadap kesehatan lingkungan (sanitasi) selama proses penanganan bencana untuk mengurangi factor tersebarnya penyakit diarea bencana. b. Mengkoordinasikan proses pembuangan sampah medis, umum dan lainnya dengan petugas internal rumah sakit (sampah medis) dan petugas dinas kebersihan setempat (sampah umum) c. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil buang/pembakaran sampah medis maupun sampah umum untuk fungsi control terhadap keluaran kualitas hasilnya. d. Mensurvey dan mengukur kadar baku buangan atau hasil pembakaran sampah medis sesuai dengan kadar baku kualitas yang diperkenankan oleh lingkungan. 3. Pengelolaan donasi a. Melakukan pendataan barang, uang, alat, obat-obatan dan lainnya secara secara tepat dan terkoordinasi dengan baik b. Melakukan distribusi donasi kepada bagian/unit yang terkait dengan penggunaan dan pemakaiannya c. Melakukan pencatatan, pelaporan dan rekapitulasi semua donasi yang masuk dan keluar/disalurkan secara jelas dan tepat ke pimpinan Rumah Sakit.

9

d. Menciptakan suasana kebersamaan dan kepercayaan pada masing-masing bagian/unit akan penggunaan donasi yang teah disalurkan. 4. Pengelolaan rekam medis a. Mempersiapkan formulir-formulir rekam medis darurat atau khusus bencana yang sudah ditentukan oleh DepKes RI b. Memastikan ketersediaan formulir rekam medis sesuai dengan kebutuhan c. Bila dibutuhkan untuk rujukan atau perawatan lanjutan, formulir rekam medis dapat ditambahkan sesuai dengan kepentingan pendokumentasian data/riwayat penyakit pasien. d. Pengelolaan rekam medis dibawah tanggung jawab petugas rekam medis Rumah Sakit . 5. Pengelolaan tamu/kunjungan a. Melakukan koordinasi antara pimpinan Rumah Sakit

dengan institusi /

lembaga, baik pemerintah maupun swasta sebelum dilakukannya kunjungan ke lokasi bencana b. Menyiapkan kebutuhan yang diperlukan terkait adanya kunjungan atau tamu yang akan hadir agar pelayanan dan privacy pasien tetap terjaga dan pelayanan tidak terhambat. c. Berkoordinasi dengan pihak keamanan terkait, internal dan eksternal untuk memantau dan menjaga keamanan selama kunjungan berlangsung. 6. Pengelolaan jenasah a. Melakukan koordinasi dengan pihak keluarga untuk identifikasi jenasah b. Melakukan pemilah jenasah berdasarkan kondisi jenasah yang dapat dikenali atau tidak dapat dikenali c. Merujuk jenasah yang tidak dikenali ke rumah sakit yang tersedia kedokteran forensic dalam pengenalan jenasah. d. Menyiapkan sistem dokumentasi dan laporan yang diperlukan untuk penyerahan jenasah. 7. Evakuasi korban ke luar Rumah Sakit a. Melakukan proses rawat medis lanjutan di luar Rumah Sakit

atas

pertimbangan medis, social, politik dan hukum maupun permintaan pihak keluarga. b. Memastikan seluruh dokumentasi dan keadaan pasien secara medis layak untuk dilakukan evakuasi. 10

c. Melakukan koordinasi sebelum proses transfer dilakukan dengan rumah sakit rujukan agar proses transfer dapat berjalan dengan baik d. Menyediakan segala kebutuhan, fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan secara medis selama proses transfer dilakukan.

F. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI DAN PENUGASAN PERAN DAN TANGGUNG JAWAB STAF 1. Menetapkan tim yang tergabung dalam penanganan bencana dan evakuasi 2. Memberdayakan seluruh staf (medis dan non medis) di lingkungan Rumah Sakit untuk memberikan kontribusi yang nyata dalam penanganan bencana 3. Membuat jadwal jaga kondisi kegawatdaruratan untuk menghadapi bencana. 4. Memberikan penugasan disertai uraian tugas dan tanggung jawab staf selama menghadapi bencana dan proses evakuasi. 5. Memberikan identitas yang nyata dan diketahui oleh korban, masyarakat dan khalayak umum bahwa staf adalah petugas yang membantu menangani selama terjadinya bencana.

G. TATA

LAKSANA

PENGELOLAAN

TERJADIPERTENTANGAN

KEADAAN

PRIBADI

DARURAT

DENGAN

BILA

PENUGASAN

PELAYANAN PASIEN 1. Melakukan pendekatan secara personal kepada para staf untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya 2. Menetapkan jadwal dinas staf sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak ada keistimewaan yang berlebihan pada seorang staf untuk tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya pengecualian bila ada yang tidak dapat dihindarkan. 3. Kewenangan pimpinan Rumah Sakit untuk memutuskan dan memberikan kebijakan terkait adanya pertentangan pribadi dengan penugasan pelayanan kepada pasien.

H. TATA LAKSANA KOORDINASI FASILITAS INDEPENDENT TERHADAP KEJADIANBENCANA 1. Staf dan fasilitas dari badan independent yang berada dilingkungan Rumah Sakit wajib mentaati segala peraturan dan kebijakan yang bersifat umum (universal) 11

khususnya dalam hal yang mengutamakan kepentingan dan keselamatan bersama. 2. Staf independent bila terjadinya bencana berkoordinasi dengan Pos Piket dan dibawah kendali langsung pimpinan Rumah Sakit . 3. Staf mengetahui dan memahami apabila terjadinya kondisi kebakaran dan risiko yang dihadapinya. 4. Staf dapat melaksanakan dan membantu proses penanggulangan bencana yang ada 5. Tata laksana dan prosedur kewaspadaan bencana dan evakuasi termasuk dalam salah satu butir kesepakatan antara Rumah Sakit dengan Badan Independent.

I. TATA LAKSANA AKTIVITAS SAAT TERJADI BENCANA GEMPA BUMI Tetap berada di tempat yang menurut Anda aman selama terjadi gempa. Waspadai gempa susulan yang terkadang guncangannya lebih kuat. Perhatikan langkah Anda ke tempat aman lain dan tetap berada di sekitar tempat itu sampai guncangan berhenti dan Anda dapat keluar dengan aman. 1. Ketika di dalam ruangan a. Merunduk hingga menyentuh lantai; cari perlindungan dibawah meja atau perabot lain yang kuat; dan tunggu hingga guncangan berhenti. Apabila tidak ada meja atau perabot untuk berlindung, lindungi kepala anda dengan lengan kemudian merayap menuju ruangan. b. Jauhi gelas, jendela, atau apa pun yang mungkin menjatuhi Anda. c. Tetap di tempat tidur apabila terjadi gempa, lindungi kepala Anda dengan bantal. Apabila ada kemungkinan benda berat akan menimpa Anda, segera menuju ke sisi terdekat yang aman. d. Tetap di dalam ruang hingga guncangan berhenti, dan keluarlah ketika sudah aman. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang terluka karena mereka berusaha untuk menuju ke lokasi yang berbeda atau berusaha keluar bangunan. e. Waspadai segala kemungkinan yang timbul akibat arus pendek. f. JANGAN menggunakan lift. 2. Ketika di luar ruangan a. Tetaplah di luar b. Jauhi dari gedung, lampu jalan, atau jaringan berkabel. 12

c. Ketika di luar, tetaplah di luar hingga guncangan berhenti. Bahaya paling besar berada langsung di luar bangunan; pada pintu keluar, exterior sepanjang dinding luar. 3. Di dalam kendaraan a. Menepi dan berhenti segera. Tetap tinggal di dalam kendaraan. Hindari berhenti di dekat atau di bawah bangunan, pohon, jembatan, atau pun jaringan berkabel. b. Lanjutkan berkendara setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau halangan yang telah rusak akibat gempa. 4. Ketika terjebak di dalam reruntuhan a. Jangan menyalakan api b. Jangan bergerak atau apa pun yang menimbulkan debu c. Tutupi mulut Anda dengan sapu tangan atau kain d. Munculkan suara pada pipa atau dinding sehingga tim SAR dapat mencari posisi Anda. e. Gunakan peluit apabila tersedia. f. Berteriak adalah jalan terakhir yang dapat dilakukan, tapi hal ini dapat menyebabkan akan menghirup debu.

J. TATA LAKSANA AKTIVITAS SAAT TERJADI BENCANA BANJIR 1. Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda: a. Simak informasi dari radio mengenai informasi banjir b. Waspada terhadap banjir yang akan melanda. Apabila terjadi banjir bandang, beranjak segera ke tempat yang lebih tinggi; jangan menunggu instruksi terkait arahan beranjak. c. Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang tergenang air. Banjir bandang dapat terjadi di tempat ini dengan atau tanpa peringatan pada saat hujan biasa atau deras. 2. Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: a. Amankan rumah Anda. Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah. Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah. b. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh 13

peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas air. 3. Apabila Anda harus meninggalkan rumah: a. Jangan berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat mengakibatkan Anda jatuh. b. Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat Anda berpijak. c. Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik, abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.

K. TATA LAKSANA AKTIVITAS SAAT TERJADI BENCANA GUNUNG MELETUS 1. Apa yang dilakukan pada saat terjadi letusan gunungapi a. Pastikan anda sudah berada di shelter atau tempat lain yang aman dari dampak letusan. b. Gunakan masker dan kacamata pelindung c. Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter. 2. Apa yang dilakukan sesudah terjadi letusan gunung api a. Apabila Anda dan keluarga harus tinggal lebih lama di shelter, pastikan kebutuhan dasar terpenuhi dan pendampingan khusus bagi anak-anak dan remaja diberikan. Dukungan orangtua yang bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan dalam pendampingan anak-anak dan remaja sangat penting untuk mengurangi stres atau ketertekanan selama di shelter. b. Tetap gunakan master dan kacamata pelindung ketika berada di wilayah yang terdampak abu vulkanik. c. Memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau pengumuman dari pihak berwenang. d. Waspada terhadap kemungkinan bahaya kedua atau secondary hazard berupa banjir lahar dingin. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi dan menghanyutkan material vulkanik maupun reruntuhan kayu atau apapun sepanjang sungai dari hilir ke hulu. Perhatikan bentangan kiri dan kanan dari titik sungai mengantisipasi luapan banjir lahar dingin.

14

BAB IV DOKUMENTASI

A. DOKUMENTASI UJI COBA MENGHADAPI BENCANA

B. DOKUMENTASI EVALUASI

C. FORMULIR REKAM MEDIS PASIEN KHUSUS BENCANA

Rumah Sakit Gotong Royong Direktur,

dr. Suwarni

15

Related Documents


More Documents from "Puskesmas Talang betutu"