11. Bab Iii.docx

  • Uploaded by: Ard To Yudi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 11. Bab Iii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,873
  • Pages: 30
40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian Quasy Eksperimen. Rancangan penelitian ini menggunakan model Randomized Control Group Only Design. Dalam merancang penelitian ini sekelompok subyek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokkan secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran yang sama. Perbedaan yang timbul dianggap bersumber pada variabel perlakuan. Bagan rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Kelas Treatment Posttest Eksperimen

X

T

Kontrol

Y

T

(Sumber : Suryabrata, 2006: 104) Keterangan : X

: Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu pembelajaran Inkuiri Berbasis Fenomena Alam.

Y

: Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol, yaitu pembelajaran Konvensional.

T

: Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

40

41

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Arikunto (2006: 130) mengatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah semua kelas XI MIA di SMA Negeri 1 Padang yang terdaftar pada tahun 2014/2015 dengan gambaran seperti tabel 3.2. Table 3.2 Distribusi Jumlah Siswa Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Padang Tahun Ajaran 2014/2015 No Kelas Jumlah Siswa 1

XI MIA1

31 Orang

2

XI MIA2

32 Orang

3

XI MIA3

32 Orang

4

XI MIA4

32 Orang

5

XI MIA5

31 Orang

6

XI MIA6

32 Orang

7

XI MIA7

32 Orang

Jumlah Siswa

222 Orang

(Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Padang) 2.

Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Sudjana (2005: 6) mengatakan bahwa "adapun sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel". Sampel yang

dipilih

dalam

penelitian

haruslah

representatif

yang

menggambarkan keseluruhan karakteristik dari suatu populasi tersebut. Untuk sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil secara cluster random

42

sampling, setelah dilakukan uji normalitas populasi dan homogenitas populasi. Dalam pengambilan sampel, peneliti melakukan langkahlangkah sebagai berikut: a. Mengumpulkan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) genap seluruh siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 Padang tahun ajaran 2014/2015, kemudian menghitung untuk menentukan nilai rata-rata dan simpangan bakunya. (Lampiran 1) b. Menganalisis nilai Ujian Tengah Semester (UTS) genap tersebut dengan melakukan uji normalitas. Uji normalitas populasi bertujuan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors (Sudjana, 2005: 466) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Data X1, X2, X3,…, Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga yang terbesar. 2) Data X1, X2, X3,…, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,…, Zi dengan rumus: Zi =

Xi  X s .......................................................................... (3.1)

Keterangan : X i = Skor yang diperoleh siswa ke-1 X = Skor rata-rata

s

= Simpangan baku

43

3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z ≤ Zi). 4) Dengan menggunakan proporsi Z1, Z2, Z3,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1, jika proporsi dinyatakan dengan S (Z1) maka:

S Zi  

BanyaknyaZ , Z 2 , Z 3 ,..., Z n yang  Z t N

.................... (3.2)

5) Menghitung selisih F(Z1)-S(Z1) yang kemudian tentukan harga mutlaknya. 6) Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih, disebut L0. 7) Membandingkan nilai L0 dengan nilai Ltabel yang terdapat pada α = 0,05. Dimana Ltabel

=

0,886  Kriteria yaitu hipotesis n

tersebut normal jika Lo lebih kecil dari Ltabel . Harga mutlak terbesar dinyatakan dengan L0. Untuk menolak atau menerima hipotesis nol di bandingkan antara L0 dengan nilai kritis L pada uji Liliefort. Kriteria pengujiaanya: Jika Lo < Ltabel berarti data sampel berdistribusi normal Jika Lo > Ltabel berarti data sampel tidak berdistribusi normal. Dengan, L0 = Nilai mutlak terbesar pada hasil perhitungan F(zi)S(zi). (Lampiran 2)

44

c. Menganalisis nilai Ujian Tengah Semester (UTS) genap tersebut dengan melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas variansi ini bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok data mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk menguji kesamaan variansi digunakan uji Bartlett. Untuk menguji homogenitas variansi ini digunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan Sudjana (2005: 203) sebagai berikut: 1) Menghitung variansi masing-masing sampel dengan rumus:

𝑠2 =

𝑛∑𝑓𝑖𝑥𝑖 2 −(𝑓𝑖𝑥𝑖)2 𝑛(𝑛−1)

........................................................ (3.3)

2) Menghitung variansi gabungan dari semua kelompok sampel dengan rumus:

𝑆2 =

∑(𝑛𝑖−1)𝑠 2 ∑(𝑛𝑖−1)

.................................................................. (3.4)

3) Menghitung harga satuan Bartlett





B  log s 2 ni  1 ............................................................ (3.5) 4) Menghitung harga Chi-kuadrat (  2 )





 2  ln 10 B  ni  1log Si 2 , dengan ln 10  2,303 .......... (3.6) 2 5) Gunakan tabel  untuk   0,05 dengan taraf nyata = 95 %.

Setelah dilakukan pengujian diperoleh apabila  2 hitung   2 tabel

2 2 dan  tabel ,  hitung

sehingga dapat disimpulkan bahwa

semua populasi mempunyai variansi yang homogen pada taraf kepercayaan 95%. (Lampiran 3)

45

d. Menganalisis nilai Ujian Tengah Semester (UTS) genap tersebut dengan melakukan uji kesamaan rata-rata. Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk menentukan apakah seluruh kelas populasi memiliki kemampuan yang setara atau tidak. Uji ini dilakukan dengan uji variansi satu arah. Dengan langkah-lagkah sebagai berikut : 1) Membuat tabel analisis Sumber Variansi Rata-rata

Dk 1

Antar kelompok

Dalam kelompok Total

k–1

JK Ry

Ay

∑(ni-1)

Dy

∑ni

∑Y2

KT 𝑅=

𝐴=

𝐷=

F

𝑅𝑦 1

𝐴𝑦 (𝑘 − 1)

𝐴 𝐷

𝐷𝑦 Σ(𝑛𝑖 − 1)

2) Mencari nilai Ry dengan rumus:

𝑅𝑦 =

𝐽2 Σ𝑛𝑖

............................................................................. (3.7)

3) Mencari nilai Ay dengan rumus:

𝐴𝑦 = Σ

(𝐽𝑖 2 ) (𝑛𝑖 )

− 𝑅𝑦 ............................................................ (3.8)

4) Mencari nilai ∑y2 dengan rumus: ∑Y2 = jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua nilai pengamat.

46

5) Mencari nilai Dy dengan rumus: 𝐷𝑦 = Σ𝑌 2 − 𝑅𝑦 − 𝐴𝑦 .......................................................... (3.9) 6) Mencari nilai R dengan rumus:

𝑅=

𝑅𝑦 1

.............................................................................. (3.10)

7) Mencari nilai A dengan rumus: 𝐴𝑦

𝐴 = (𝑘−1) ......................................................................... (3.11) 8) Mencari nilai D dengan rumus:

𝐷=

𝑅𝑦 Σ(𝑛𝑖 −1)

..................................................................... (3.12)

9) Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

𝐹=

𝐴 𝐷

................................................................................ (3.13)

10) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada taraf nyata α = 0,05, jika Fhitung < Ftabel maka populasi mempunyai rata-rata yang sama, dan begitu sebaliknya. (lampiran 4) e. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini dilakukan secara acak atau random dengan menggunakan lotting dari kelima kelas yang normal dan homogen. Sehingga terpilih satu kelas sebagai kelas eksperimen (XI MIA 1) dan satu kelas lagi kelas kontrol (XI MIA 3).

47

C. Variabel dan Data Penelitian 1. Variabel a. Variabel bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah strategi pembelajaran Inkuiri Berbasis Fenomena Alam. b. Variabel terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar Fisika siswa yang diperoleh dari tes setelah diberi perlakuan. c. Variabel kontrol Pada penelitian ini yang menjadi variabel kontrol yaitu guru, mata pelajaran, materi pembelajaran. 2. Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: a. Data primer, yaitu data yang langsung peneliti peroleh berdasarkan hasil belajar Fisika siswa yang diajar dengan metode Inkuiri Berbasis Fenomena Alam. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari orang lain. Dalam hal ini data sekunder adalah nilai Ujian Tengah Semester (UTS) genap mata pelalajaran Fisika tahun ajaran 2014/2015, yang diperoleh dari guru bidang studi Fisika.

48

D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang akan dilakukan dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan akhir (evaluasi). 1. Tahap Persiapan a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. b. Menentukan populasi dan sampel. c. Menentukan materi pembelajaran. d. Mempersiapkan rencana pelakasanaan pembejaran (RPP) sebagai pedoman dalam proses pengajaran. (Lampiran 7) e. Mempersiapkan soal tes akhir belajar yang akan diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. (Lampiran 13) 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. No A 1. 2.

3.

4.

5.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kegiatan Pendahuluan (20 Menit) Guru memasuki ruangan kelas 1. Guru memasuki ruangan kelas dan dan mengucapkan salam mengucapkan salam Guru memeriksa kehadiran dan 2. Guru memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa dalam belajar, kesiapan siswa dalam belajar, setelah membuka pembelajaran setelah membuka pembelajaran dengan mengucapkan basmallah dengan mengucapkan basmallah dan berdo’a bersama. dan berdo’a bersama. Guru memberikan apersepsi, 3. Guru memberikan apersepsi, motivasi dan menyampaikan motivasi dan menyampaikan tujuan tujuan pembelajaran. pembelajaran. Guru menjelaskan cara pembelajaran dengan strategi inkuiri. Guru membagi siswa kedalam

49

B

beberapa kelompok kecil. Kegiatan Inti (140 menit) Mengamati (10 Menit) Mengamati (10 Menit) 1. Guru meminta setiap kelompok 1. Guru mendemonstrasikan serta siswa untuk mengamati sebuah memperagakan materi yang fenomena alam yang berkaitan dipelajari dan siswa dengan materi yang dipelajari mengamatinya. melalui sebuah video/animasi pembelajaran. (Orientasi) Menanya (20 Menit) Menanya (20 Menit) 1. Guru bertanya kepada setiap 1. Guru bertanya kepada setiap siswa kelompok siswa seputar seputar materi yaang telah fenomena alam yang telah didemonstrasikan/ diperagakan diamati sebelumnya. sebelumnya. (Rumusan Masalah) 2. Masing-masing kelompok siswa merumuskan jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji. (Mengajukan Hipotesis) Mencoba (70 Menit) Mencoba (70 Menit) 1. Kelompok siswa menyiapkan 1. Siswa melakukan percobaan seperti alat, bahan dan media yang diperagakan oleh guru. pembelajaran untuk menyelidiki permasalahan tersebut. 2. Kelompok siswa menyusun prosedur penyelidikan, pada tahap ini guru memberikan kebebasan secara penuh kepada siswa untuk belajar mandiri. 3. Kelompok siswa melakukan percobaan dan berdiskusi untuk menemukan bukti dan kebenaran hipotesis yang mereka ajukan sebelumnya. (Mengumpulkan Data dan Menguji Hipotesis) Mengasosiasi (20 Menit) 1. Siswa membuat laporan dari hasil penemuan dan diskusinya yang berkaitan dengan konsep materi yang dipelajari.

Mengasosiasi (20 Menit) 1. Siswa menganalisis percobaan yang dilakukan dan mengaitkannya dengan materi yang dipelajari.

50

Mengkomunikasikan (20 Menit) Mengkomunikasikan (10 Menit) 1. Kelompok siswa merumuskan 1. Siswa diminta untuk kesimpulan berdasarkan menyimpulkan hasil analisisnya. pengamatan, percobaan dan 2. Kemudian salah satu siswa diminta diskusi yang mereka lakukan. untuk melaporkan hasil analisisnya Selanjutnya guru di depan kelas. mengklarifikasi dan memberi penegasan. 2. Siswa melaporkan jawaban dalam bentuk tulisan, lisan atau karya tulis lain, selanjutnya disampaikan kepada teman di depan kelas. (Merumuskan Kesimpulan). C Kegiatan Penutup (20 Menit) 1. Guru membimbing siswa 1. Guru membimbing siswa menarik menarik kesimpulan dari materi kesimpulan dari materi yang telah yang telah disampaikan. disampaikan 2. Guru memberikan tugas rumah 2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa. kepada siswa. 3. Guru mengakhiri pembelajaran 3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan dengan mengucapkan hamdalah. hamdalah.

3. Tahap Akhir Pada tahap akhir ini guru memberikan test pada kedua kelas sampel setelah pokok materi selesai diberikan. Tes yang diberikan berupa tes objektif (pilihan ganda), tes afektif dan psikomotor (observasi). Setelah peneliti mengumpulkan data dan informasi yang telah dilakukan, kegiatan selanjutnya yaitu pengolahan dan analisis data atau informasi, membahas hasil pengolahan dan analisis data, dan yang terakhir adalah penarikan kesimpulan.

51

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Data yang diambil untuk penelitian ini adalah hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Data hasil belajar kognitif diambil dalam bentuk ujian tertulis di akhir pembelajaran dan data hasil afektif serta psikomotor diambil melalui format penilaian aspek afektif dan psikomotor selama pembelajaran berlangsung. 2. Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian dilakukan untuk melihat dan mengetahui validitas,

indeks

kesukaran

dan

cakupan

soal

serta

tingkat

kepercayaannya hasil belajar pada aspek kognitif. Sedangkan penelitian hasil belajar aspek afektif dan psikomotor dilakukan menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. a. Aspek kognitif Instrumen penilaian ranah kognitf

berupa item soal

berbentuk objektif dengan empat opsi yang dilaksanakan diakhir penelitian. Untuk mendapatkan tes yang baik, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Membuat kisi-kisi soal tes Kisi-kisi tes hasil belajar merupakan rencana konkrit yang dipersiapkan sebagai petunjuk arah pengembangan tes sesuai dengan tujuan penelitian. Kisi-kisi soal tes ini dapat

52

memberikan pedoman dalam artian memberikan informasi tentang pokok-pokok

bahasan materi ajar atau tingkat

kemampuan atau keterampilan yang akan diteskan. Sehingga pilihan contoh butir soal dapat mewakili keseluruhan materi ajar. (Lampiran 8) 2) Menyusun butir soal Butir soal disusun dalam bentuk tes akhir yang akan diujikan. Penyusunan soal tes dilakukan berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun dan disesuaikan dengan indikator. (Lampiran 9) 3) Validitas Tes Tes dikatakan baik bilamana tes tersebut memiliki ciri sebagai alat ukur yang baik. Menurut Arikunto (2012: 82) menjelaskan: Suatu tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam

arti memiliki

kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Jadi sebuah tes itu dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Jadi jika tes tersebut adalah tes pencapaian hasil belajar maka hasil tes tersebut apabila diinterpretasikan secaraintensif, hasil yang dicapai memangvbenar menunjukkan ranah evaluasi pencapaian hasil belajar. Validitas tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman. Hal

53

yang pertama akan diperoleh validitas logis dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris. Surapranata (2009) menjelaskan bahwa validitas sebuah tes selalu dibedakan menjadi dua macam, yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis sama dengan analisis kualitatif terhadap suatu soal berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yang dalam hal ini adalah kriteria materi, konstruksi dan bahasa. Mengetahui kualitas validitasnya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : a) Dari segi penyusunannya telah dipertimbangkan secara rasional atau logis bahwa tes tersebut dapat mengukur apa akan diukur. b) Validitas

tes

juga

dapat

dicapai

dengan

jalan

membandingkan hasil pengukuran dari tes-tes yang lain, baik yang berasal dari guru lain ataupun dengan tes yang sudah diketahui valid. Membuat sebuah tes yang valid, maka rancangan tes akhir

dibuat

sesuai

dengan

garis-garis

besar

program

pembelajaran fisika dan diperiksa oleh guru fisika. Selain memperoleh validitas logis, peneliti juga menguji validitas instrumen yang sudah disusun melalui pengalaman,

sehingga

akan

diketahui

tingkat

validitas

54

empirisnya. Validitas empiris sama dengan analisis kuantitatif terhadap suatu instrumen, dan dapat diperoleh dengan uji coba instrumen. Apabila data yang didapat dari uji coba ini sesuai dengan yang seharusnya, maka berarti instrumen sudah valid. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas,

yakni

teknik

korelasi

product

moment

yang

dikemukakan oleh Pearson.

𝑟𝑥𝑦 =

𝑁 ∑(𝑋𝑌)−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌) √{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }

Dimana :

rxy

.......................... (3.14)

= koefisien korelasi suatu butir item

N

= Jumlah siswa

X

= Skor suatu butir/item

Y

= Skor total

Penafsiran

validitas

(Arikunto, 2012: 92) berdasarkan

harga

koefisien

korelasi ada dua cara, yaitu: a) Mengklasifikasikan validitasnya sesuai dengan harga r koefisien korelasi dengan kategori sebagai berikut:

No

Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Soal Angka Korelasi Makna

1.

0,8 – 1,0

Sangat Tinggi

2.

0,6 – 0,8

Tinggi

3.

0,4 – 0,6

Cukup

4.

0,2 – 0,4

Rendah

5.

0,0 – 2,0

Sangat Rendah

(Sumber : Surapranata, 2009 : 59)

55

b) Melihat tabel harga kritik r product moment Pearson. Jika harga rhitung lebih kecil dari harga rtabel , maka korelasi antara item soal dan skor total tidak signifikan (dinyatakan tidak valid), begitu pula sebaliknya. (Lampiran 25) 4) Melaksanakan Uji Coba Tes Uji coba tes dilakukan agar soal yang disusun itu memiliki kriteria soal yang baik. Kemudian soal tersebut dianalisis untuk mendapatkan soal mana yang memenuhi kriteria soal yang baik. Dalam penelitian ini penulis melakukan uji coba soal di Kelas XI MIA 1 SMA Negeri 3 Padang, karena kelas yang diuji cobakan soal tersebut mempunyai kemampuan yang sama dengan kelas sampel penelitian dan kelas yang diuji cobakan soal telah mempelajarai materi tentang Teori Kinetik Gas dan Global Warming. (Lampiran 28) 5) Analisis Item Indeks Kesukaran Soal (P) Menurut Arikunto (2012: 222),

indeks kesukaran

adalah angka yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran diberi simbol P, singkatan dari ”proporsi” (Lampiran 10). Untuk mengetahui indeks kesukaran suatu soal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

P

B JS .............................................................................. (3.15)

56

Keterangan: P

= Indeks kesukaran tiap soal

B

= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal No Indeks kesukaran klasifikasi 1

0,00 - 0,30

Sukar

2

0,31 - 0,70

Sedang

3

0,71 - 1,00

Mudah

(Sumber : Arikunto, 2008 : 225) 6) Anlisis Item Daya Beda Soal (D) Daya beda adalah angka yang menunjukkan apakah suatu soal tes dapat membedakan siswa yang pandai dan yang kurang pandai (Arikunto, 2012: 226). Indeks kesukaran diberi simbol D, singkatan dari ”diskriminasi”. Tahapan pertama dalam menghitung daya beda adalah menentukan kelompok atas, yaitu kelompok siswa yang berkemampuan tinggi, dan kelompok bawah, yakni kelompok siswa yang berkemampuan rendah. Umumnya, para ahli tes membagi kelompok ini menjadi 27% atau 33,33% kelompok atas dan 27% atau 33,33% kelompok bawah (Sanupranata, 2009: 24). (Lampiran 10) Prosedur untuk mencari D sama seperti mencari P hanya rumus yang dipakai adalah

D

BA BB   PA  PB ...................................................... (3.16) J A JB

57

Keterangan: D

= Indeks Beda

BA = Jumlah siswa yang termasuk 27% - 33,3% kelompok atas BB = Jumlah siswa yang termasuk 27% - 33,3% kelompok bawah JA

= Banyaknya siswa kelompok atas

JB

= Banyaknya siswa kelompok bawah Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal No Indeks Daya Beda Klasifikasi 1.

Minus

Tidak baik

2.

0,00 – 0,20

Jelek

3.

0,21 – 0,40

Cukup

4.

0,41 – 0,70

Baik

5.

0,71 – 1,00

Baik sekali

(Sumber : Arikunto, 2008 : 232) 7) Reliabilitas Tes Tinggi

rendahnya

validitas

menunjukkan

tinggi

rendahnya reliabilitas tes. Arikunto (2013: 100) mengatakan bahwa: "suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap". dengan demikian reliabilitas berhubungan dengan ketetapan hasil tes (Lampiran 11). Untuk menentukan indeks reliabilitas tes

dipakai

rumus

kuder-Richardson

dikemukankan oleh Arikunto (2013: 116):

(K-R

21)

yang

58

M n  M    n  r11   1  2  nS i  n  1   M 

F X

S 

N  Fi X i   Fi X i 

i

i

N

2

2

N  1N

................................... (3.17)

Keterangan: r11 = Reliabilitasa secara keseluruhan n

= Jumlah butir soal

M

= Rata-rata skor tes

N

= Jumlah pengikut tes

S2

= Variansi total Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal No Indeks Reliabilitas Klasifikasi 1.

0,00 – 0,20

Sangat rendah

2.

0,21 – 0,40

Rendah

3.

0,41 – 0,60

Sedang

4.

0,61 – 0,80

Tinggi

5.

0,81 – 1,00

Sangat Tinggi

(Sumber: Slameto, 1988 : 215)

b. Aspek afektif Instrumen atau alat penilaian afektif yang digunakan adalah lembaran observasi. Adapun penilaian aspek afektif terbagi atas penilaian sikap spritual (KI.1) dan penilaian sikap sosial (KI.2). Kompetensi penilaian sikap spiritual (KI.1) tergambar dalam tabel 3.7 dan 3.8 di bawah ini:

59

Tabel 3.7 Contoh Format Lembar Observasi Kompetensi Sikap Spiritual No Nama Indikator Sikap Spiritual (Tawakal) Jml Nilai Skor Mujahadah Berdo’a Bersyukur Sabar 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 ... dst

Tabel 3.8 Kriteria Kompetensi Sikap Spritual Aspek yang diamati Skor Kriteria Mujahadah 4 Belajar dengan sungguh-sungguh mengharapkan ridha Allah 3 Belajar dengan sungguh-sungguh untuk menuntut ilmu dunia 2 Belajar untuk mengharapkan nilai 1 Belajar kurang serius Berdo’a 4 Selalu berdo’a setiap memulai kegiatan 3 Berdo’a pada awal dan akhir pembelajaran 2 Berdo’a pada awal atau akhir pembelajaran saja 1 Berdo’a tapi tidak serius (tidak khusyu’) Bersyukur 4 Selalu mensyukuri nikmat Allah yang sudah diterimanya 3 Selalu berkeinginan untuk mendapatkan nilai lebih 2 Selalu memprotes nilai kepada guru 1 Kurang mensyukuri nilai yang diperoleh Sabar 4 Selalu bersabar dan tenang dalam menyelesaikan masalah 3 Bersabar tapi memiliki batas kesabaran 2 Mengeluh dan menyesali masalah yang terjadi 1 Kurang sabar menghadapi masalah (Sumber : Saputri, 2014) Dalam penyusunan lembar observasi untuk penilaian sikap sosial (KI.2) dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menentukan indikator-indikator yang akan diamati selama pembelajaran berlangsung. Indikator-indikator tesebut meliputi: a) Mau menerima dengan indikator: mau menghadiri, mau mendengarkan dan tidak mau mengganggu.

60

b) Mau menanggapi dengan indikator: mau memberikan pendapat,

ikut

mengusulkan

dan

mau

menjawab

pertanyaan. c) Mau menghargai dengan indikator: menunjukkan adanya perhatian yang mendalam, mempelajari dengan sungguhsungguh dan mau bekerja sama d) Mau melibatkan diri dalam sistem dengan indikator: mau melibatkan diri secara efektif dalam kelompok, mau menerima tanggung jawab dan mau mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk sesuatu yang diyakini. 2) Merancang lembar observasi yang akan digunakan. Berdasarkan indikator-indikator diatas maka dapat disusun format lembaran

gapi

1

2

3

1

2

3

1

gai 2 3

Sistem 1 2 3

Jumlah Skor

Tabel 3.9 Contoh Format Lembar Observasi Kompetensi Sikap Sosial Aspek Yang Dinilai Nama Mau Mau Mau Melibatkan No Siswa Menang Menerima Menghar Diri Dalam

Nilai

observasinya seperti terdapat pada Tabel 3.9 berikut.

1 2 (Sumber : Depdiknas, 2003: 12) Untuk memberikan skor afektif siswa, dapat diklasifikasikan dengan deskriptor yang terlihat, melalui cara menceklis setiap indikator yang muncul pada masing-masing aspek yang dinilai. Pemberian skor afektif siswa dapat diklasifikasikan dengan deskriptor yang tampak, dengan cara menceklis setiap indikator yang muncul pada masing-masing aspek yang dinilai. Selanjutnya dihitung skornya sesuai tabel 3.10 berikut ini :

61

Tabel 3.10 Klasifikasi Deskriptor Deskriptor yang Tampak Skor Tidak ada deskriptor yang tampak

1

Satu deskriptor yang tampak

2

Dua deskriptor yang tampak

3

Tiga deskriptor yang tampak

4

(Sumber : Arikunto, 2013: 246) b. Aspek Psikomotor Penilaian aktivitas siswa dapat diukur melalui pengamatan langsung.

Aktivitas siswa diukur melalui pengamatan langsung

dengan memenggunakan lembar observasi, sesuai dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1) Menentukan komponen-komponen aktivitas yang akan diamati dalam pembelajaran Fisika yaitu: a) Siswa mempersiapkan alat dan bahan. b) Siswa melakukan pengukuran dengan tepat dan teliti. c) Siswa mengambil data sesuai dengan prosedur kerja. d) Siswa menyelesaiakan prosedur kerja dengan tepat waktu. e) Siswa membuat kesimpulan dengan benar. 2) Merancang lembar observasi berdasarkan komponen-komponen di atas. Maka dapat disusun formatnya sebagai berikut :

No

Tabel 3.11 Format Penilaian Aspek Psikomotor Aspek yg di nilai dan Bobot Jml Nilai Nama Siswa 1 2 3 4 5 Skor 20 20 20 20 20

1 2 Σ Rata-rata (Sumber : Arikunto, 2008 : 189)

62

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Ranah Kognitif Analisis terhadap data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Data yang didapat dari hasil penelitian dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar fisika siswa dengan penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri Berbasis Fenomena Alam memberikan hasil belajar IPA Fisika lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis induktif. Analisis deskriptif dilakukan untuk menentukan rata-rata dan simpangan baku kedua kelas sampel. Sedangkan analisis induktif dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara kedua kelas sampel, yaitu dilakukan dengan uji t. Uji t yang dilakukan harus terpenuhi dua syarat, yaitu sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan kedua kelas memiliki dan mempunyai varians yang homogen. Oleh sebab itu terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak. Jika digambarkan dalam suatu kurva maka kurvanya berbentuk lonceng. Menurut Walpole (1992: 182) sifat-sifat kurva normal adalah :

63

1) Modusnya, yaitu titik pada sumbu mendatar yang membuat fungsi mencapai maksimum, terjadi pada x   2) Kurvanya setangkup terhadap suatu garis tegak yang melalui nilai tengah  3) Kurva ini mendekati sumbu mendatar secara asimtotik dalam kedua arah

bila kita semakin menjauhi nilai tengahnya

4) Luas daerah yang terletak di bawah kurva tetapi di atas sumbu mendatar sama dengan 1. Digunakan uji Liliefors dengan menggunakan langkah sebagai berikut: 1) Data X1, X2, X3, …, Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga yang terbesar. 2) Data X1, X2, X3, …, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, …, Z dengan rumus: Zi =

Xi  Xr S ........................................................................ (3.18)

Ket : Xi = Skor yang diperoleh siswa ke-1 Xr = Skor rata-rata S = Simpangan baku 3) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi ) = P(Z ≤ Zi ) 4) Hitung proporsi Z1, Z2,…….Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka

S(Zi ) =

banyaknya Z1 ,Z2,……. Zn yang ≤Zi n

............................ (3.19)

64

5) Hitung selisih F(Zi)-S(Zi) kemudian tentukan harga mutlak Keterangan : F(Zi) = nilai F yang diperoleh melalui daftar distribusi normal S(Zi) = Nilai S yang diperoleh sesuai rumus diatas 6) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebut harga terbesar ini L0, dengan taraf nyata α. Maka jika L0< Ltabel, data normal.

b. Uji Homogenitas Variansi Uji homogenitas variansi ini bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok data mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk menguji kesamaan variansi digunakan uji F. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: 1) Mencari varians masing-masing data, kemudian dihitung harga F dengan menggunakan rumus:

Fs s

2

1 2 2

.............................................................................. (3.20)

Keterangan : F = varians kelompok data S1 = varians terbesar S2 = varians terkecil 2) Setelah harga Fhitung sudah diperoleh, bandingkan harga Fhitung tersebut dengan harga Ftabel. Jika Fhitung < Ftabel maka kedua

65

kelompok data mempunyai varians yang homogen dan demikian sebaliknya (Sudjana, 2005: 249).

c. Uji Hipotesis Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Berbasis Fenomena Alam lebih dari pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk pengujiannya dilakukan dengan uji t, langkah-langkah uji t: 1) Jika data terdistribusi normal dan homogen atau σ1 = σ2 = σ dan σ diketahui, maka digunakan rumus:

Z=

̅̅̅−x x1 ̅̅̅ 2 σ√

..................................................................... (3.21)

1 1 + n1 n2

Jika; -Z1/2(1-α) < Z1/2(1-α), H0 diterima. 2) Jika data normal dan homogen atau σ1 = σ2 = σ tetapi σ tidak diketahui, maka menggunakan rumus: x−x̅

t=

1 1 + n1 n2

...................................................................... (3.22)

S√

dengan

S2 = √

(n1 −1)S1 2 +(n2 −1)S2 2

Dimana :

n1 +n2 −2

.......................................... (3.23)

x̅1

= Nilai rata-rata kelompok eksperimen

x2 ̅̅̅

= Nilai rata-rata kelompok kontrol

S12

= Simpangan baku kelas eksperimen

66

S22

= Simpangan baku kelas kontrol

n1

= Banyak siswa kelas eksperimen

n2

= Banyak siswa kelas kontrol

Pengambilan keputusan H0 diterima jika –t1-1/2α < t < t11/2α,

dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan dk =

(n1+n2-2) dan peluang (1-1/2α). 3) Jika data terdistribusi normal tetapi tidak homogen, atau σ1 ≠ σ2 dan kedua-duanya tidak diketahui, maka menggunakan rumus: ̅̅̅−x x1 ̅̅̅ 2

t′ =

.................................................................. (3.24)

S2 S2 √( 1 )( 2 ) n1 n2

Kriteria pengujian adalah: H0 diterima jika;



w1 t1 +w2 t2 w1 +w2

< t’ <

w1 t1 +w2 t2 w1 +w2

......................................... (3.25)

Dengan:

w1 =

S21 n1

; w2 =

S22 n2

........................................................ (3.26)

t1 = t (1− 1 ) (, n1 − 1); t 2 = t (1− 1 ) (, n2 − 1) .................. (3.27) 2α



4) Jika data tidak terdistribusi normal dan kedua kelompok data tidak mempunyai varians yang homogen, maka digunakan uji Whitney atau uji U : H0 ; μ1 = μ2 H0 ; μ1 ≠ μ2 U untuk sampel pertama : U 1  n1  n2 

n1 (n1  1)   R1 2

67

U untuk sampel kedua : U1  n1  n2 

n2 (n2  1)   R2 2

Dari kedua nilai U tersebut yang digunakan ialah nilai U yang kecil, karena sampel lebih dari 20, maka digunakan pendekatan kurva normal dengan mean :

E U  

n1 .n2 ....................................................................... (3.28) 2

Standar deviasi dalam bentuk : n1 −n2 (n1 +n2 )+1

σU = √

12

...................................................... (3.29)

Nilai standar dihitung dengan : Z

U  E (U ) ..................................................................... (3.30) U

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

H0 diterima apabila

Za Za Z , selain itu H0 ditolak 2 2

Dimana : N1 : Jumlah siswa kelas eksperimen N2 : Jumlah siswa kelas kontrol R

: Jumlah jenjang

Z : Nilai standar

U : Standar deviasi.

2. Analisis Data Ranah Afektif Purwanto (2010: 102) mengatakan bahwa penskoran dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

68

R

NAS = SM x100 .................................................................................. (3.31) Keterangan : NAS = nilai afektif siswa R

= skor siswa

SM = skor maksimum ideal Untuk skor maksimum

afektif pada penelitian ini adalah 16,

karena ada 4 aspek yang akan dinilai masing-masing aspek nilai maksimumnya 4. Lembaran observasi diisi setiap pertemuan oleh peneliti yang berperan sebagai observer. Dari lembar observasi ini akan terlihat seberapa jauh peningkatan atau penurunan hasil belajar fisika siswa pada aspek afektif. Dalam skala penilaian terhadap hasil perbandingan yaitu nilai A sampai dengan nilai E. Dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut : Tabel 3.12 Klasifikasi Penialaian Ranah Afektif Bentuk Kualitatif Rentangan Keterangan Sangat Baik

81 – 100

A

Baik

61 – 80

B

Cukup

41 – 60

C

Kurang

21 – 40

D

Sangat Kurang

0 – 20

E

(Sumber : Sudrajat 2008 :16)

3. Analisis Data Ranah Psikomotor Data yang diperoleh melalui lembar observasi, akan dihitung persentase aktivitas belajar siswa dalam setiap kali pertemuan. Data tersebut dianalisis dengan teknik persentase yang dinyatakan oleh Sudjana (1992: 130) sebagai berikut:

69

P

F x100% ................................................................................. (3.32) N

Keterangan : P = Persentase aktivitas F = Frekuensi aktivitas N = Jumlah siswa

Untuk skor maksimum afektif pada penelitian ini adalah 100, karena ada 5 aspek yang akan dinilai masing-masing aspek nilai maksimumnya 20. Lembaran observasi diisi oleh peneliti sendiri. Dari lembar observasi ini akan terlihat seberapa jauh peningkatan atau penurunan

aktivitas

siswa

dalam

belajar

Fisika

pada

aspek

psikomotor.Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran Dimyati dan Mudjiono (2006: 125) memberikan kriteria seperti pada Tabel 3.12 berikut : Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa Kriteria Tingkat Keberhasilan Range Persentase Sedikit sekali

Tidak berhasil

1 - 25

Sedikit

Kurang berhasil

26 - 50

Banyak

Berhasil

51 - 75

Banyak sekali

Sangat berhasil

76 - 100

(Sumber : Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 125)

Related Documents

Bab 11
June 2020 23
Bab 11
June 2020 20
Bab 11
May 2020 43
Bab 11 Komunikasi.pptx
December 2019 21
Soal Bab 11 Risma.docx
November 2019 20
11. Bab Iii.docx
May 2020 7

More Documents from "Ard To Yudi"

11. Bab Iii.docx
May 2020 7
4. Abstrak.docx
May 2020 3
6. Daftar Isi.docx
May 2020 4
Materi.docx
October 2019 40
Critical Book Report
May 2020 26
Silabus Fitokimia.docx
November 2019 38