Hormati Orang Berpuasa PUASA (shaum) memiliki nilai ibadah yang tinggi. Pelaksanaannya, bertitik berat kepada diri pribadi orang yang melaksanakannya. Puasa membentuk keikhlasan dan kejujuran yang mendalam. Orang yang melaksanakan shaum itu sendirilah yang amat tahu, apakah dia sebenarnya berpuasa atau hanya pamer dan main-main. Begitulah Allah Subhanahu Wa Ta'ala mejelaskan dengan perantaraan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam, dalam sebuah hadist Qudsi, "Puasa (shaum) itu untuk aku semata (kata Allah), dan Aku (Allah) pulalah yang akan menilai balasannya." Hadist ini mengandung hikmah yang dalam. Bahwa seseorang berpuasa hanya karena Allah semata. Inilah yang disebut ikhlas. Allah yang mengetahui, apakah shaum (puasa) seseorang itu sempurna, atau buruk, dan kurang nilainya. Karena itu, perlulah diingat. Jika kita melihat seseorang tengah berpuasa di samping kita, maka hormatilah dia. Menghormati orang yang tengah berpuasa, berarti menghormati Allah jua, ada satu firman Allah; "Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah, atas petunjuk- Nya yang diberikan kepadamu." (QS. Al Baqarah, 2 : 185). Begitu tingginya nilai ibadah puasa (shaum) ini, sehingga bagi orang yang menghormati dan memuliakan orang-orang yang tengah berpuasa, mendapatkan imbalan sebesar nilai puasa orang yang tengah berpuasa itu. Baginda Rasulullah menjelaskan, "Orang yang memberikan perbukaan bagi orang yang tengah berpuasa, mendapatkan pahala sebesar pahala puasa yang dilaksanakan oleh shaa- im (orang yang tengah berpuasa itu), “(Al Hadist). Begitu ungkapan Baginda Rasulullah. Besar pahala orang yang menghormati orang yang sedang berpuasa, lebih besar lagi pahala yang diterima oleh orang yang tengah berpuasa tersebut. Tahan Rasa Tahan Kata Negara kita yang tercinta, Republik Indonesia hidup dengan asas Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mesti berdampak kepada memuliakan Ramadhan, sebagai bulan mendekatkan diri kepada Allah Tuhan Yang Esa, dengan mengajak rakyat Indonesia (yang Muslim) untuk mengamalkan ajaran puasa Ramadhan, dan meminta yang bukan muslim menghargainya. Pemerintah Daerah Sumbar, mulai dari Gubernur, Bupati dan Walikota, selalu mengingatkan agar menghormati orang Islam yang tengah melaksanakan ibadah puasanya, sehingga tercipta "kerukunan umat beragama", tercipta ketenangan umat di dalam mengamalkan ajaran agama, yaitu perintah kepada setiap umat Islam, untuk mengamalkan ibadah puasa ini. Terciptalah kemuliaan hidup, hablum minallah, yakni hubungan vertikal dengan Allah Yang Maha Esa, dan hablum minan- naas, terbinanya hubungan bermasyarakat yang indah sesama, secara menyamping (horisontal), itu. Maka, janganlah menganggap enteng suasana Ramadhan ini. Terutama ummat yang telah bersaksi menjadi Muslim, semestinya memaksakan diri, betapa juga beratnya, "Wajib Puasa". Hendaknya jangan ada seorangpun ummat Islam, yang meninggalkan puasa Ramadhan ini. Sewajibnya kita tidak memakan makanan di sembarang tempat, sehingga mengganggu ketentraman saudara-saudara kita yang tengah beribadah puasa. Perlu kita pahami, bahwa yang dikatakan puasa (shaum) tidak hanya semata-mata menahan rasa haus dan lapar, juga menahan diri dari berkata-kata yang tidak senonoh dan tidak berkata cabul. Menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, tidak berlaku heboh, tidak melakukan perbuatanperbuatan yang mengundang masyarakat lainnya menjadi terganggu ketentramannya. Insyaallah puasa kita akan berkualitas. Amin.