2289_245907_format Laporan Rr.docx

  • Uploaded by: Nurul Ayu Rahma
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2289_245907_format Laporan Rr.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,224
  • Pages: 15
Pengukuran Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, Lemak Kasar dan Nilai TDN pakan Secara In Vitro

LAPORAN PRAKTIKUM RANSUM RUMINANSIA

Disusun Oleh: Kelompok 1D

Nurulitha Ayu Rahma Mei Try Cahyaningrum Dewi Arini Jauhary Mu’said Muhamma Baharuddin

23010115130136 23010115130139 23010115130140 23010115130119 23010115140132

PROGRAM STUDI S1 PETERNKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017

Hasil Praktikum

No

Parameter

Hasil ................. (%)..................

1

Kc BK

65,91

2

Kc BO

66,57

3

Kc LK

2,1

4

TDN

68,29

Sumber : Data Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2017. Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa kecernaan bahan kering yaitu sebesar 65,91%. Hal tersebut menunjukan bahwa kecernaan bahan kering terhadap pakan yang dikonsumsi kambing baik atau dapat dikatakan bahwa sudah sesuai dengan standar kecernaan bahan kering. Hal ini sesuai dengan pendapat Fathul dan Wajizah (2010) yang menyatakan bahwa nilai KcBK pada ransum yang baik yaitu lebih dari 60%. Menurut Paramita et al. (2008) menyatakan bahwa kandungan serat kasar dan protein kasar pakan, perlakuan terhadap bahan pakan, faktor spesies ternak serta jumlah pakan akan mempengaruhi kecernaan bahan kering terutama pada pemberian hijauan tua yang sifatnya sangat voluminous yang didapatkan pada hijauan yang kecernaannya dibawah 66 % dan akan lamban dicerna dibandingkan dengan bagian tanaman yang tidak berserat. Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa kecernaan bahan organik (KcBO) pakan adalah 66,57%. Hasil KcBO ini dapat tidak sesuai karena ransum yang diberikan terdiri dari berbagai macam bahan pakan yang daya cernanya juga berbeda sehingga hasil tidak sesuai standar. Menurut pendapat Prasetyoet dkk.

(2013) bahwa kecernaan bahan organik pakan kontrol yang terdiri dari konsentrat dan rumput lapangan adalah sebesar 20,77%. Menurut Kusumaningrum (1998) bahwa bahan organic berhubungan dengan konsumsi energi, karena konsumsi bahan organic dapat digunakan sebagai sumber energi. Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa kecernaan lemak kasar (KcLK) adalah 2,1%. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kecernaan lemak dalam ransum termasuk rendah atau dibawah standar. Hal ini sesuai dengan pendapat Ginting (2004) yang menyatakan bahwa kecernaan lemak pada kambing dapat dikatakan baik apabila mencapai 2,5%. Ini juga dapat dipengaruhi oleh cara kerja fermentative kerna terdapat penguraian organik termasuk lemak. Hal ini sesuai dengan pendapat Toharmat dkk. (2006) yang menyatakan bahwa fermentasi merupakan proses penguraian unsur-unsur organik komplek terutama karbohidrat dan juga lemak untuk menghasilkan energi melalui reaksi enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang biasanya terjadi dalam keadaan anaerob dan diiringi dengan pembebasan gas. Berdasarkan hasil diketahui bahwa TDN sebesar 68,90%. Nilai tersebut dapat dikatakan baik karena memiliki nilai TDN besar. Menurut Parakkasi (1999) nilai TDN yang besar dan konsumsi BK kecil kemungkinan dikarenakan kebutuhan energy ternak telah terpenuhi sehingga konsumsi pakan akan berhenti. Menurut Nugroho dkk. (2013) menyatakan bahwa presentase energy termetabolik tidak terpengaruhi oleh rasio protein kasar dan TDN.

LAMPIRAN

Tabel 3. Kadar BK dan BO Sampel Bobot sampel Bobot cawan Berat setelah Bobot setelah Kode porselin oven tanur ---------------------------------- g ---------------------------------------BK dan BO 1 1,0007 10,1967 11,0724 10,2505 BK dan BO 2 1,0008 14,3824 15,2613 14,4280 Sumber : Data Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2017.

1. Kadar BK 1 Kadar BK

=

bobot setelah oven - bobot cawan porselin

bobot sampel 11,0724-10,1967 = × 100% 1,0007 = 87,50%

× 100%

2. Kadar BK 2 Kadar BK

=

bobot setelah oven - bobot cawan porselin

bobot sampel 15,2613-14,3824 = × 100% 1,0008 = 87,82%

× 100%

3. Kadar BK Rata-rata kadar BK 1 + kadar BK 2 Kadar BK = 2 87,50 + 87,82 = 2 = 87,66% 4. Kadar BO 1 Kadar BO

5. Kadar BO 2

=

bobot setelah oven - bobot setelah tanur

bobot setelah oven - bobot cawan porselin 11,0724−10,2505 = × 100% 11,0724-10,1967 = 93,86%

× 100%

Kadar BO

=

bobot setelah oven - bobot setelah tanur

bobot setelah oven - bobot cawan porselin 15,2613−14,4280 = × 100% 15,2613-14,3824 = 94,81%

× 100%

6. Kadar BO Rata-rata kadar BO 1 + kadar BO 2 Kadar BO = 2 93,86 + 94,81 = 2 = 94,33%

Tabel 4. Kadar LK Sampel Berat setelah Bobot setelah oven oven 1 2 ------------------------------------ g -----------------------------------LK 1 1,0004 1,5272 1,4952 LK 2 1,0010 1,4988 1,4892 Sumber : Data Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2017. Kode

Bobot sampel

1. Kadar LK 1 Kadar LK

=

Konversi

=

bobot setelah oven 1 - bobot setelah oven 2

bobot sampel x 100/bk 1,5272 - 1,4952 = × 100% 1,0004 x 100/87,50 = 2,80%

=

100 % BK 100

× 100%

× % LK Analisis

87,50% = 3,2%

× 2,80%

2. Kadar LK 2 Kadar LK

=

bobot setelah oven 1 - bobot setelah oven 2

bobot sampel x 100/bk 1,4988 - 1,4892 = × 100% 1,0010 x 100/87,82 = 0,84%

× 100%

Konversi

= =

100 % BK 100

87,82 = 0,96%

× % LK Analisis × 0,84%

3. Kadar LK Rata-rata kadar LK 1 + kadar LK 2 Kadar LK = 2 2,80%+ 0,84% = 2 = 1,82% Tabel 5. KcBK dan KcBO Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot BK Kode Kertas Cawan Setelah Setelah sampel Saring Porselin Oven Tanur ---------------------------------------- g --------------------------------------KCBK 1 0,5543 1,0457 22,5981 23,8336 22,6139 KCBK 2 0,5525 1,0202 24,7327 25,9409 24,7464 Blanko 1 1,0497 18,6748 19,8015 18,6866 Blanko 2 0 1,0526 22,2039 23,3362 22,2149 Blanko 3 0 1,0710 22,4868 23,6254 22,2977 Sumber : Data Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2017.

1. Bobot sampel masuk 1 Bobot sampel masuk

2. Bobot sampel masuk 2 Bobot sampel masuk

= bobot sampel x kadar BK rata-rata = 0,5543 x 87,66 % = 0,4858 gram = bobot sampel x kadar BK rata-rata = 0,5525 x 87,66 % = 0,4843 gram

3. Bobot BK residu 1 BK Residu = Bobot setelah oven – bobot cawan porselin – bobot kertas saring = 23,8336 – 22,5981 – 1,0457 = 0,1898 gram 4. Bobot BK residu 2

= Bobot setelah oven – bobot cawan porselin – bobot kertas saring = 25,9404 – 24,7327 – 1,0202 = 0,1875gram 5. Bobot Blanko 1 Blanko 1 = setelah oven – bobot cawan porselin – bobot kertas saring = 19,8015 – 18,6748 – 1,0497 = 0,1065 gram BK Residu

6. Bobot Blanko 2 Blanko 2 = setelah oven – bobot cawan porselin – bobot kertas saring = 23,3362 – 22,2039 – 1,0526 = 0,0797 gram 7. Bobot Blanko 3 Blanko 3 = setelah oven – bobot cawan porselin – bobot kertas saring = 23,6254 – 22,4868 – 1,0710 = 0,0676 gram 8. KcBK 1 KcBK bobot BK sampel 1 – ( bobot BK residu 1 – bobot BK blanko) = × 100% bobot BK sampel 0,5543 – (0,1898 – 0) = × 100% 0,5543 = 65,76% 9. KcBK 2 KcBK bobot BK sampel 2 – ( bobot BK residu 2 – bobot BK blanko) = × 100% bobot BK sampel 0,5525 – (0,1875 – 0) = × 100% 0,5525 = 66,06% 10. Kadar KcBK Rata- rata Kadar KcBK 1+Kadar KcBK 2 Kadar LK = 2 65,76 % + 66,06 % = 2 = 65,91 %

11. Bobot BO sampel 1 Bobot BO = Bobot sampel masuk 1 x kadar % BO rata-rata = 0,5543 x 94,33 % = 0,5228 gram 12. Bobot BO sampel 2 Bobot BO = Bobot sampel masuk 2 x kadar % BO rata-rata = 0,5525 x 94,33 % = 0,5211 gram 13. Bobot BO Residu 1 Bobot Residu = Setelah oven – setelah tanur – kertas saring = 23,8336 – 22,6139 – 1,0457 = 0,1740 gram 14. Bobot BO Residu 2 Bobot Residu = Setelah oven – setelah tanur – bobot kertas saring = 25,9409 – 24,7464 – 1,0202 = 0,1743 gram 15. Bobot Blanko 1 Blanko 1 = setelah oven – setelah tanur – bobot kertas saring = 19,8015 – 18,6866 – 1,0497 = 0,0652 16. Bobot Blanko 2 Blanko 2 = setelah oven – setelah tanur – bobot kertas saring = 23,3362 – 22,2149 – 1,0526 = 0,0687 17. Bobot Blanko 3 Blanko 3 = setelah oven – setelah tanur – bobot kertas saring = 23,6254 – 22,2977 – 1,0710 = 0,2567

18. KcBO 1 bobot BO sampel 1 – ( bobot BO residu 1 – bobot BO blanko) = × 100% bobot BO sampel =

0,5228 – ( 0,1740 – 0) 0,5228

× 100%

= 66,7176 % 19. KcBO 2 bobot BO sampel 2 – ( bobot BO residu 2 – bobot BO blanko) = × 100% bobot BO sampel =

0,5211 – ( 0,1743 – 0) 0,5221

× 100%

= 66,4241 % 20. Kadar KcBO Rata- rata Kadar KcBO 1+Kadar KcBO 2 Kadar BO = 2 66,7176 + 66,4241 % = 2 = 66,5708 % 21. BO dd sampel 1 B. BO sampel - (B. BO residu - B. BO blanko) = B. BK sampel 0,5228 – ( 0,1740 – 0) = × 100% 0,5543 = 62,93 % 22. BO dd sampel 2 B. BO sampel - (B. BO residu - B. BO blanko) = B. BK sampel 0,5211 – ( 0,1743 – 0) = × 100% 0,5525 = 62,77 % 23. Kadar BO dd Rata- rata Kadar BO dd 1+Kadar BO dd 2 Kadar BO dd = 2 62,93% + 62,77 % = 2 = 62,85% Tabel 6. KcLK

Berat setelah Bobot setelah oven oven 1 2 ------------------------------------ g -----------------------------------KcLK 1 0,5548 0,7323 0,7276 KcLK 2 0,5528 0,9425 0,9072 Blanko 1 0 0,7527 0,7213 Blanko 2 0 0,7175 0,6868 Sumber : Data Primer Praktikum Ransum Ruminansia, 2017. Kode

Bobot sampel

1. Bobot masuk sampel 1 Bobot sampel masuk

2. Bobot masuk sampel 2 Bobot sampel masuk

3. Bobot lemak sampel 1 Bobot lemak

4. Bobot lemak sampel 2 Bobot lemak

5. Bobot LK residu 1 Bobot LK

6. Bobot LK residu 2 Bobot LK

7. Bobot LK Blanko 1 Bobot LK

8. Bobot LK Blanko 2 Bobot LK

= bobot sampel × kadar BK rata-rata = 0,5548 x 87,66 % = 0,4863 gram = bobot sampel × kadar BK rata-rata = 0,5528 x 87,66 % = 0,4845 gram

= bobot sampel masuk 1 × kadar % LK = 0,5548 x 1,82 % = 0,01009 gram = bobot sampel masuk 2 × kadar % LK = 0,5528 x 1,82 % = 0,01006 gram = bobot setelah oven 1– bobot setelah oven 2 = 0,7323 – 0,7276 = 0,0047 gram = bobot setelah oven 1– bobot setelah oven 2 = 0,9425– 0,9072 = 0,0353 gram = bobot setelah oven 1– bobot setelah oven 2 = 0,7527 – 0,7213 = 0,0314 gram = bobot setelah oven 1– bobot setelah oven 2 = 0,7175 – 0,6868

9. Bobot LK rata-rata

= 0,0307 gram 0,0314 + 0,0307 = 2 = 0,0311

10. KcLK 1 KcLK bobot LK sampel 1 – ( bobot LK residu 1 – bobot LK blanko) = × 100% bobot LK sampel 0,01009 – (0,0047 – 0,0311) = 0,01009 = 3,62 11. KcLK 2 KcLK bobot LK sampel 2 – ( bobot LK residu 2 – bobot LK blanko) = × 100% bobot LK sampel 0,01006 – (0,0353 – 0,0311) = × 100% 0,01006 = 0,58 12. Kadar KcLK Rata- rata Kadar KcLK 1+Kadar KcLK 2 Kadar LK = 2 3,62 + 0,58 = 2 = 2,1 13. LK dd sampel 1 B. LK Sampel – (B. LK Residu – B. LK Blanko) LK dd 1 = x 100% B. BK Sampel 0,01009 – (0,0047 – 0,0311) = x 100% 0,4863 = 7,5 % 14. LK dd sampel 2 B. LK Sampel - (B. LK Residu - B. LK Blanko) LK dd 2 = x 100% B. BK Sampel 0,01006 – (0,0353 – 0,0311) = × 100% 0,4845 = 1,21 % 15. LK dd rata-rata

dd rata-rata = =

LK dd 1 + LK dd 2 2 7,5% + 1,21 %

2 = 4,35 %

16. TDN TDN

= % BO dd + (1,25 x % LK dd) = 62,85 + (1,25 x 4,35) = 68,29 %

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Nutrisi Sapi Perah(Sesuai Ternak) Lampiran 2. Formulasi dan Kandungan Nutrien Ransum Sapi Perah (Sesusai Ternak) Lampiran 3. Perhitungan Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Lemak Kasar Ransum Sapi Perah (Sesuai Ternak) Lampiran 4. Perhitungan Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, Lemak Kasar dan Nilai TDN Pakan Sapi Perah (Sesuai Ternak)

DAFTAR PUSTAKA

Fathul, F. dan S. Wajizah. 2010. Penambahan mikromineral Mn dan Cu dalam ransum terhadap aktivitas biofermentasi rumen domba secara in vitro. JITV. 15(1): 9-15. Ginting, S. P. 2004. TANTANGAN DAN PELUANG PEMANFAATAN PAKAN LOKAL UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN KAMBING DI INDONESIA. Loka Penelitian Kambing Potong, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 61-77. Kusumaningrum, D. A. 1998. Pengaruh Tipe Karbohidrat dan Aras Undegraded Protein terhadap Konsumsi, Kecernaan Nutrien dan Parameter Fermentasi Rumen Pada Sapi Peranakan Friesian Holstein. Tesis. Program Pasca sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Nugroho, D., A. Purnomonadi, dan E. Riyanto. 2013. Pengaruh Imbangan Protein Kasar dan Total Digestible Nutriets pada Pakan yang Berbeda terhadap Pemanfaatan Energi Pakan pada Ternak Domba Lokal. J. Sains Peternakan. Universitas Diponegoro. 15 (2): 63-69. Paramita, W., Waluyo E.S., dan A.B. Yulianto. 2008. Konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik dalam haylase pakan lengkap ternak sapi Peranakan Ongole. Media Kedokteran Hewan. 24 (1): 59-62. Prasetyo, A. B., C. P. Hadi dan T. Widiyastuti. 2013. Kecernaan in-vitro bahan kering dan organic serta konsentrasi vfa total pada pakan kambing yang disuplementasi Saccharomyces cerevisiae. Jurnal Ilmiah Peternakan. 1(1): 1-9.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press, Jakarta. T. Toharmat, E. Nursasih, R. Nazilah, N. Hotimah, T. Q. Noerzihad, N.A. Sigit & Y. Retnani. 2006. Sifat Fisik Pakan Kaya Serat dan Pengaruhnya terhadap Konsumsi dan Kecernaan Nutrien Ransum pada Kambing. Media Peternakan. Vol. 29 No. 3.

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"