LEMBARAN EVALUASI SIGNIFIKANSI No. Nama Nama Sebelumnya Lokasi/Alamat Kelurahan/Kecamatan Tahun Berdiri KategoriPusaka/Tipe FungsiDulu/ Sekarang
: : : : : : : :
Status Perlindungan Hukum Kondisi Peta Lokasi
: : :
02/09 Eks Kantor Departemen Tenaga Kerja Medan Warenhuis Jl. A. Yani VII No. 32 – Jl. Hindu Kesawan/Medan Barat 1916-1920 Bangunan/Komersil (Pusat Perbelanjaan) Pusat Perbelanjaan;Kantor;Gedung Kesenian/Sekretariat berbagai OKP dan SPSSI dan rumah tinggal Tidak Dilindungi Rusak berat
Peta Kota Medan 1925 (sumber: KITLV)
Deskripsi Sejarah Bangunan
Peta Kota Medan2007(sumber: Bappeda Kota Medan)
:
Bangunan ini dirancang oleh arsitek G. Boss, dan pada 16 Februari 1919, batu pertamanya diletakkan oleh Walikota Medan pertama, Daniel Baron MacKay, dan selesai setahun kemudian. Bangunan ini dinamakan ‘Medan Warenhuis’, yaitu sebuah pusat perbelanjaan yang diperuntukkan bagi masyarakat Belanda di Medan semasa zaman kolonial. Firma dari Jerman, Hüttenbach & Co., adalah perusahaan perdagangan asing pertama di kota Medan dan yang tertua di pantai timur Sumatera. Perusahaan ini jugalah yang mengoperasikan swalayan ini. Setelah menjadi milik pemerintah Indonesia, bangunan ini berganti-ganti fungsi, seperti menjadi Gedung Kesenian Medan (1970-an), kemudian Kantor Departemen Tenaga Kerja Tk. I Provinsi Sumatera Utara (1980-1990-an), dan sekarang menjadi sekretariat organisasi kepemudaan AMPI bahkan sebagian ruang difungsikan rumah tinggal. Terdapat sekitar 10 rumah tangga tinggal di dalam gedung ini. Gedung ini sekarang dikelola Pemko Medan.
Dekripsi Fisik : Merupakan salah satu bangunan sudut yang menarik dan unik di kota Medan dengan langgam arsitektur art deco nya. Bangunan ini berlantai dua dan memiliki 20 ruangan. Terdapat juga dua menara, satu di sudut bangunan dan satu di sayap bangunan, ini merupakan pengaruh dari gaya Renaissance. Pada lantai kedua terdapat balkon-balkon dengan pagar (balustrade) dekoratif. Overhang lengkungnya dihiasi dengan elemen penopangnya (bracket) mirip dengan bangunan lawang sewu di Semarang. Jendelanya juga berbentuk lengkung dan pada bagian atasnya terdapat hiasan dari stained glass. Jendela lantai dua memiliki ventilasi serta ragam hias pelipit dan geometrik. Luas tapak dan bangunannya adalah 60 x 20 m2, tinggi 20 m, panjang 60 m, lebar 20 m. Sistem strukturnyaadalah cor beton untuk lantai, kayu untuk lantai dua dan rangka atap, bearing wall, dinding bata, dan atap genteng. Sejak atapnya terbakar pada tahun lalu, kondisi bangunan ini makin memprihatinkan. Dokumentasi :
FasadBangunan
FasadBangunan (Sumber: Survey, 2014)
(sumber: Dok. I. Fitri, 2009)
Kondisi Bangunan Sekarang (Sumber: Survey, 2014)
Beberapa gambar teknis bangunan Eks gedung Depnaker. Sumber: Laporan Seminar Unika St. Thomas 1995
DenahLantai 1
DenahLantai 2
Tampak Depan
Perspektif bangunan (Sumber: Tugas Mahasiswa Konservasi dan Sejarah Arsitektur USU, 2012)
Pernyataan Signifikansi : Kota Medan sejak dikembangkan menjadi kota industri perkebunan berubah menjadi kota internasioal, dimana terdapat banyak banyak bangsa dan etnis berdiam didalamnya, terutama bangsa Eropa. Gedung ini pada awalnya merupakan pusat perbelanjaan pertama yang lengkap dan mewah dikelola oleh orang Eropa di kota Medan. Gedung ini menjadi bagian penting dari sejarah kota Medan sebagai kota industri perkebunan (kriteria a). Kejayaan dan peran gedung dalam perdagangan kota Medan telah menjadi informasi yang dapat berkontribusi pemahaman sejarah perdagangan kota Medan yang berpengaruh secara regional (kriteria b). Bangunan ini terkait dengan komunitas perdagangan khususnya masyarakat Eropa, dan juga tokoh-tokoh tertentu seperti Walikota Medan pertama, Baron Mackay (kriteria c). Secara arsitektur, merupakan bangunan sudut yang menarik dengan langgam arsitektur art deco nya dan secara keseluruhan memiliki estetika yang spesifik yang dapat menjadi landmark atau memperkuat karakter kawasan (kriteria e). Peringkat Signifikansi : Tinggi (diusulkan menjadi cagar budaya provinsi Sumut) Tanggal Evaluasi : 03 Juli 2014 Tim Penilai : 1. Ivonne, SS 2. Drs. Zulkifli, Msi 3. Beni Iskandar, ST, MT 4. Drs.Taufik Hidayat, Msi 5. Ir.Ina Triesna Budiani, MT