Wendy 1.docx

  • Uploaded by: Wendy Cakep
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Wendy 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,420
  • Pages: 27
PEDOMAN INTERNAL PERKESMAS DI PUSKESMAS DARA JUANTI SINTANG

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang pembangunan kesehatan sesuai dengan Indonesia Sehat 2010, bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinginya' Hal tersebut sejalan dengan salah satu komitmen global yakni Millenium Development Goals (lu/DGs), dimana sektor kesehatan mempunyai peran cukup besar antara lain dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, meningkatkan kesehatan ibu maternal, pemberantasan penyakit menular dan dalam rangka eradiksi kemiskinan. Dengan berlakunya azas desentralisasi, maka penyelenggaraan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sementara pemerintah pusat lebih berperan sebagai pengarah. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No'1457 tahun 2003 bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten/Kota diukur dengan indikator yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dan kebutuhan setempat. Puskesmas sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan demikian keberhasilan Kabupaten/Kota untuk mencapai SPM sangat dipengaruhi oleh kinerja Puskesmas yang didukung oleh tenaga kesehatan yang profesional. Pada saat ini, perawat merupakan tenaga kesehatan terbanyak (47,28o/o) dari seluruh tenaga kesehatan di daerah (Depkes, 2001). Dari jumlah tersebut, 46,840/o bekerja

di puskesmas (DiSen KesMas, 2003) dan merupakan tenaga kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga kinerja perawat puskesmas turut menentuka n kinerja Puskesmas secara keseluruhan. Meskipun jumlahnya cukup besar, tetapi kualitas perawat puskesmas pertu mendapatkan perhatian karena sebagian besar (86,53%) masih berpendidikan SPK dan kurang mendapat kesempatan mengikuti pelatihan teknis sesuai peran dan fungsinya (wHo-DEpKES, 2001). Fakta lain menunjukkan bahwa di daerah terpencil perawat puskesmas melaksanakan hampir sebagian besar upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Untuk meningkatkan profesionalisme perawat dengan segala keterbatasannya saat ini perlu dukungan berbagai pihak agar perawat Puskesmas melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang, yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239 Tahun 2002 tentang Registrasi dan praktik perawat. selain itu perlu pula disesuaikan dengan sistem pembinaan karirnya yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor No 94 tahun 2001, tentang Jabatan Fungsionar perawat dan Angka Kreditnya. Secara bertahap kompetensi perawat puskesmas yang ada saat ini, akan ditingkatkan sehingga mampu memberi kontribusi optimal terhadap tercapainya pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu serta berkesinambungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyediakan pedoman bagi perawat Puskesmas, yaitu pedoman Keoiatan perawat KesehatanMasyarakat di Puskesmas yang diharapkan dapat memandu berbagai pihak prutama perawat Puskesmas dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, mendukung upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat 'cli Puskesmas sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara optimal.

B. Dasar Hukum 1. Undang Nomor 12'Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4844.

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan LembaranNegara Republik lndonesia Nomor 5063); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1996 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3637); 4.Keputusan

Menteri

Negara

Pendayagunaan

Aparatur

Negara

Nomor

94/Kep/M.Pan/11/2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 279/Menkes/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas. 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional. 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praklik perawat. 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor l6l/Menkes/per/l/2010 tentangRegistrasi Tenaga Kesehatan. 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 909/Menkes/per/VII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan pelayanan Keperawatan Keluarga; 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/201O tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

C. Ruang Lingkup Yang dimaksud Perawat Kesehatan Masyarakat di puskesmas adalah semua Perawat Puskesmas yang menjabat sebagai pejabat fungsional perawat dan bekerja di puskesmas, untuk selanjutnya disebut sebagai perawat puskesmas, Tanggung jawab utamanya adalah melakanakan pelayanan/ asuhan keperawatan kepada pasien/klien baik individu, keluarga, kelompok khusus, masyarakat

secara utuh holtstik (pelayanan dengan memperhatikan aspek biologis, psikologis, kondisi sosial dan spiritual) serta komprehensif yang meliputi pencegahan tingkat pertama(pimary prevention) yaitu pencegahan penyakit pencegahan tingkat kedua (secondary promotion) yaitu peningkatan kesehatan, pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) dan terpadu. Kegiatan Perawat Puskesmas yang diuraikan dalam pedoman ini, mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKp) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (uKM) yang dilaksanakan perawat puskesmas sesuai dengan kompetensi, peran dan fungsinya pada semua tatanan perayanan kesehatan strata pertama baik di dalam gedung ( poli klinik rawat jalan puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas, puskesmas pembantu ) maupun di luar gedung Puskesmas (Puskesmas Keliling, posyandu, Sekolah, Tempat Kerja, panti,Rumah tahanan (Rutan)/Lembaga pemasyarakatan (Lapas), Rumah Keruarga) dengan prioritas upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan yang wajib dilaksanakan di Kabupaten/ Kota tertentu. D. Tujuan Pedoman Umum : Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui peningkatan kinerja perawat di Puskesmas. Khusus : 1. Dipahaminya peran, fungsi dan kegiatan perawat puskesmas oleh puskesmas sehingga mampu meningkatkan kinerja untuk mencapai pelayanan kesehatan yang berkualitas 2. Dipahaminya peran,fungsi dan kegiatan perawat Puskesmas oleh tenaga kesehatan lainnya sehingga dapat dilakukan pelayanan kesehatan yang komperhensip, terpadu, efisien dan efektif 3. Dipahaminya peran, fungsi dan kegiatan perawat puskesmas oleh pengambil keputusan di tingkt puskesmas.Kabupaten kota sehingga dapatdikembangkan peningkatan profesionalisme perawat puskesmas 4. Di pahaminya peran,fungsi dan kegiatan perawat puskesmas oleh pengambil keputusan di tingkat Provinsi dan pusat, sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja perawat di Puskesmas.

E. Sasara Pedoman 1. Perawat di Puskesmas 2. Tenaga kesehatan lain di Puskesmas 3. Para pengambil keputusan di tingkat Puskesmas/ kabupaten kota/Provinsi dan pusat

BAB II KONSEP DASAR PUSKESMAS DAN UPAYA KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

A. Konsep Dasar Puskesmas Berdasarkan

keputusan

Mentri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Depkes RI, 2004) di uraikan sebagai berikut : 1. Pengertian Puskesmas adalah unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 2. Tujuan Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggrakan oleh puskesmas adalah mendukung tercpaianya tujuan pembangunan kesehatan Nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajad kesehatan yang setinggitingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2025. 3. Fungsi a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan b. Pusat pemberdayaan masyarakat c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, meliputi : pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

B. Upaya dan Azas Penyelenggaraan Puskesmas 1. Upaya Kesehatan Puskesmas Upaya kesehatan dikelompokan menjadi dua, yakni : a. Upaya kesehatan wajib Adalah upaya yang di tetpakan berdasarkan komitmen nasional, rigional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Upaya kesehatan wajbi ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia, terdiri dari : 1) Upaya promosi kesehatan 2) Upaya Kesehatan lingkungan 3) Upaya Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana 4) Upaya perbaikan gizi masyarakat 5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6) Upaya pengobatan b. Upaya kesehatan pengembangan Adanya upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuiakan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu : 1) Upaya kesehatan sekolah 2) Upaya kesehatan olahraga 3) Upaya keperawatan kesehatan masyarakat 4) Upaya kesehatan kerja 5) Upaya kesehatan gigi dan mulut 6) Upaya kesehatan jiwa 7) Upaya kesehatan mata 8) Upaya kesehatan usia lanjut 9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat merupakan bagian inetegral pada upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila terdapat masalah kesehatan yang memerlukan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, maka di puskesmas dapat dilaksanakan upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat sebagai upaya pengembangan. 2. Azas penyelenggaraan puskesmas Penyelenggaraan Upaya Kesehatan wajib dan upaya Kesehatan Pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaran puskesmas secara terpadu. Azas peyelenggaraa puskesmas tersebut dikembangkan dari keuga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya

adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun usaha kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas teridiri dari : a. Azas pertanggung jawaban wilayah Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya b. Azas pemberdayaan masyarakat Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas, antara lain terbentuknya Badan Penyantun Puskesmas (BPP), pos obat Desa. c. Azas keterpaduan Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus dilakukan secara terpadu baik lintas program maupun lintas sector. d. Azas rujukan Rujukan adalahpelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan secara timbal balik, vertikal maupun horizontal. Rujukan yang diselenggarakan Puskesmas terdiri dari rujukan upaya kesehatan perorangan dan rujukan upaya kesehatan masyarakat. Rujukan upaya kesehatan perorangan merupakan rujukan kasus penyakit meliputi rujukan kasus, rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) dan rujukan ilmu pengetahuan, sedangkan rujukan upaya kesehatan masyarakat adalah rujukan masalah kesehatan masyarakat anlara lain kejadian luar biasa, bencana, pencemaran lingkungan, termasuk bila Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatah wajib dan pengembangan yang dibutuhkan masyarakat. Rujukan kesehatan masyarakat meliputi rujukan sarana dan logistik, rujukan tenaga dan rujukan operasional. C. Upaya keperwatan kesehatan masyarakat sebagai upaya kesehatan puskesmas Upaya keperawatan kesehatan masyarakat ( perkesmas) merupakan salah satu upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak konsep puskesmas diperkenalkan, dalam kebijakan dasar puskesmas ( Depkes, 2004) di tetapkan :

1. Upaya perkesmas sebagai bagian integral upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan Dimaksudkan upaya perkesmas dilaksanakan secara terpadu baik upaya kesehatan perorangan maupun kesehatan masyarakat dalam enam upya kesehatan wajib puskesmas (promosi kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA&KB, P2M, Gizi dan pengobatan) maupun upaya pengembangan yang wajib dilaksanakan di daerah tertentu.Keterpaduan tersebut dalam sasaran, kegiatan, tenaga, biaya atau sumber daya lainnya. Dengan terintegrasinya upaya perkesmas ke dalam upaya kesehatan wajib maupun pengembangan, diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih bermutu karena diberikan secara

holisti(

komprehensif

pada

semua

tingkat

pencegahan

terpadu,

dan

berkesinambungan, Sasaran prioritas perkesmas adalah sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas kesehatan Kabupaten/Kotasesuai kesepakatan daerah, dengan tetap memfokuskan pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga rentan (miskin) dan keluarga dengan kasus/masalah risiko tinggi. 2. Upaya perkesmas sebagai upaya kesehatan pengembangan Bila di wilayah kerja Puskesmas, terdapat masalah kesehatan yang spesifik dan memerlukan asuhan keperarvatan secara terprogram, maka dapat dilaksanakan upaya perkesmas sebagai upaya kesehatan pengembangan. Upaya perkesmas, dimulai dengan tahap pengkajian keperawatan masyarakat di suatu daerah dengan masalah spesilik (misalnya tingginya AKB, penderita Tuberkulose, DBD, Malaria , dll) untuk dapat dirumuskan masalah dan penyebabnya, sehingga dapat di rencanakan intervensi yang akan dilakukan. Sesuai kompetensi, peran dan fungsinya, pelaksana utama upaya Perkesmas adalah seluruh perawat di Puskesmas atau disebut perawat kesehatan masyarakat. Dalam penyelenggaraan upaya perkesmas, perawat di Puskesmas bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya, petugas sektor lain dan dukungan peran serta aktif masyarakat.

BAB III PERAN, FUNGSI, TANGGUNG JAWAB, KOMPETENSI, KEGIATAN, MEKANISME KEGIATAN PERAWAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS

A. Peran dan Fungsi Perawat Puskesmas profesional yang ideal adalah perawat komunitas yang memiliki latar belakang pendidikan serta kompetensi di bidang keperawatankomunitas sehingga dapat menerapkan 12 peran dan fungsinya. Pada saat ini, sebagian besar (86,53%) perawat puskesmas masih berpendidikan SPK dan hanya 13,47% berpendidikan D-III Keperawatan (Ditjen Kesmas 2003). Untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam masa transisi, perawat Puskesmas diharapkan minimal dapat melaksanakan enam (6) perannya yaitu sebagai : (1) penemu kasus ; (2) pendidik kesehatan; (3) pemberi pelayanan kesehatan; (4) koordinator dan kolaborator; (5) konselor dan (6) panutan atau model peran (role model). secara lebih rinci, ke enam (6) peran dan fungsi tersebut diuraikan sebagai berikut ; 1. Pemberi Pelayanan Kesehatan Perawat Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok/masyarakat berupa asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang utuh/holistik, komprehensif meliputi pemberian asuhan pada pencegahan tingkat pertama, tingkat kedua maupun tingkat ketiga. Asuhan keperarwatan yang\ diberikan baik asuhan langsung (direct care) kepada pasien/krien naupun ticiak langsung (lndirect care) di berbagai tatanan pelayanan kesehatan antara lain klinik Puskesmas, ruang darruat inap puskesmas, puskesmas pembantu, Puskesmas Keliiing, Sekolah, Rutan/Lapas, panti , posyandu, Keluarga (Rumah pasien/klien), dll. 2. Penemu kasus Perawat Puskesmas berperan dalam rnendeteksi dan menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit. 3. Pendidikan penyuluhan Kesehatan

Pembelajaran merupakan dasar dari pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan semua tahap kesehatan dan semua tingkat pencegahan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat puskesmas mampu: mengkaji kebutuhan pasien/klien; mengajarkan agar melakukan pencegahan tingkat pertama dan peningkatan kesehatan

pasien/klien

pemulihan

kesehatan

kepada dari

individu, suatu

keluarga, penyakit;

kelompok(masyarakat menyusun

program

penyuluhan/pendidikan kesehatan, baik untuk topik sehat maupun sakit, seperti nutrisi, latihan/olah raga, manajemen stress, penyakit dan pengelolaan penyakit, dll; memberikan informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit, pengobatan dll; serta menolong pasien/klien menyeleksi informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi, atau teman. 4. Koordinator dan kolaborator Perawat Puskesmas melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga dari berbagai program , dan bekerjasama dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta sebagai penghubung dengan imtifusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya. 5. Pelaksana Konseling Keperawatan Tujuan konseling adalah pemecahan masalah secara efektif. Konseling yang efeKif dapat dilakukan bila didasari adanya hubungan yang positif anbra konselor dengan pasien/klien dan kesediaan konselor untuk membantu. Dalam fungsinya sebagai peraksana konseling, perawat puskesmas membantu pasien/klien untuk mencari pemecahan masalah kesehatan dalam perubahan perilaku yang terjadi dan dihadapi pasien/ klien.Pemberian konseling, dapat dilakukan di klinik puskesmas, puskesmas Pembantu, rumah pasien/klien, posyandu dan tabnan pelayanan kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat puskesmas antara lain menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan pasien/ klien, menolong pasien/klien mengidentifikasi masalah dan faktor faktor yang terkait; memandu klien menggali permasalahan dan memilih pemecahan masalah yang dapat dikerjakan.

6. Panutan atau model peran (role model) Perawat Puskesmas sebagai panutan atau "Role Model, dimaksudkan bahwa perilakunya sehari- hari dicontoh oleh orang lain. panutan ini digunakan pada semua tingkatan pencegahan terutama perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain memberi contoh praktek menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun mental seperti makan makanan bergizi, menjaga berat badan, olahraga secara teratur, tidak merokok, menyediakan waktu untuk istirahat (relax) setiap hari, komunikasi efektif, dll. Disamping itu, perawat puskesmas juga harus menampirkan profesionarismenya daram bekerja yaitu dengan menerapkan kode etik keperawatan, menggunakan pendekatan sistematik dan efektif dalam pengambilan keputusan. Dengan meningkatkan pendidikan dan kompetensi perawat puskesmas, secara bertahap peran dan fungsi perawat puskesmas juga dapat ditingkatkan, yaitu sebagai : 7. Pemodifikasi lingkungan Perawat Puskesmas melakukan kerjasama/konsultasi dengan berbagai pihak terutama tenaga kesehatan lain untuk menciptakan lingkungan yang bersih, dan sehat baik di sarana kesehatan maupun di keluarga/masyarakat 8. Konsultan sebagai konsultan, Perawat puskesmas memberikan nasehat professional, pelayanan, atau informasi kepada pasien/klien untuk menolong memecahkan masalah spesifik atau- meningkatkan keterampilan pasien/klien. Konsultasi merupakan proses interaksi atau berkomunikasi sementara antara dua orang atau lebih. Dalam perannya sebagai konsultan, perawat puskesmas dapat memberikan panduan untuk pemecahan masalah keperawatan, peningkatan keterampilan keperawatan, peningkatan kesehatan, dll. Konsultasi dapat digunakan untuk semua tingkat pencegahan. 9. Advokasi Perawat Puskesmas mampu melakukan advokasi dalam rangka perberdayaan pasien/klien dan peningkatan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien/klien. Kegiatan yang dilakukan oleh perawat Puskesmas antara lain merancang pelayanan

kesehatan untuk pasien/klien yang tidak mampu melakukannya, berperan serta dalam perencanaan. peningkatan sumber daya masyarakat untuk kesehatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain, menolong pasien/klien menggunakan sumberdaya kesehatan seoptimal mungkin. 10. Manajer kasus Sebagai manajer, perawat puskesmas menggunakan kemampuan spesifik untuk mengkoordinasikan kegiatan kegiatan rain untuk mencapai tujuan asuhan. Manajemen yang efektif dapat menolong mencapai tujuan dalam setiap tingkat pencegahan.Kegiatan yang dilakukan antara rain merakukan supervisi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien/klien maupun terhadap anggota tim lainnya, seperti kader kesehatan, anggota keluarga dll; 11. Peneliti Perawat puskesmas seharusnya mengidentifikasi masalah-masarah kesehatan yang ditemukan dan mencari solusi yang terbaik melalui proses penyelidikan yang ilmiah. penelitian digunakan untuk menyelidiki topik yang terkait dengan pencegahan tingkat pertama, kedua, ketiga, baik pada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara lain mengajukan penelitian keperawatan, kesehatan masyarakat pelayanan kesehatan yang terkait dengan praktik keperawatan, menggunakan kriteria yang ditetapkan untuk mengevaluasi hasil-hasil

studi,

membaca

dan

mengkritisi

laporan

penelitian

secara

teratur,berpartisipasi dalam penelitian lain seperti epidemiologi, perencanaan kesehatan dan perawat lain. 12. Pemimpin dan pembaharu Perawat Puskesmas diharapkan mampu mempengaruhi klien dan pihak lain untuk mencapai tujuan pelayanan yang telah ditetapkan dan berupaya menciptakan perubahan. perawat puskesmas menggunakan kepemimpinannya untuk mencapai tujuan pelayanan dalam semua tingkat pencegahan. Kegiatan yang dilakukan antara lain memberi masukan proses pengambilan keputusan untuk pasien/klien dan anggota tim lain, menstimulasi minat terhadap promosi kesehatan melalui asuhan keperawatan pada ketiga tingkat pencegahan; memberikan informasi yang terkait

dengan promosi kesehatan kepada pasien/kiien dan tenaga kesehatan lain; mendukung program promosi kesehatan, dll. B. Tanggung jawab dan wewenang Tanggung jawab dan kewenangan utama perawat termasuk perawat Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, adalah melaksanakan asuhan keperawatan baik terhadap individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat. Tanggung jawab perawat di puskesmas dalam upaya Kesehatan wajib maupun upaya pengembangan adalah melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat menjadi utuh (holistik); komprehensif dan terpadu. Selain sebagai pemberi pelayanan kesehatan pada tatanan pelayanan kesehatan Strata pertama, Perawat Puskesmas jug turut bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dua fungsi Puskesmas lainnya, yaitu sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Tanggung jawab Perawat Puskesmas dalam penyelenggaraan tiga fungsi Puskesmas, diuraikan sebagai berikut : 1. Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Perawat turut bertanggungjawab dalam: a. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko kesehatan dan kemungkinan masalah kesehatan yang timbul di masyarakat (contohnya: akibat limbah pembangunan industri di wilayah kerja Puskesmas yang mencemarkan sumber air ; debu di daerah pabrik semen merupakan faktor risiko infeksi saluran nafas) b. Melakukan kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit berdasarkan masalah kesehatan yang timbul berdasarkan factor risiko yang teridentifikasi. 2. Fungsi pemberdayaan masyarakat Perawat turut serta bertanggung jawab dalam memberdayakan individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk mampu menyelesaikan masalah kesehatannya khususnya masalah keperawatan melalui asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok/masyarakatsehingga mampu hidup sehat secara mandiri.

3. Fungsi pelayanan kesehatan strata I Perawat turut serta bertanggung jawab dalam melaksanakan pemberian asuhan keperawatan individu (dalam konteks keluarga), keluarga, kelompok, masyarakat rentan (vulnerable group) terutama yang termasuk risiko tinggi (high risk). C. Kompetensi Perawat Puskesmas Saat ini, perawat puskesmas diharapkan mempunyai kualifikasi dan kompetensi sebagai berikut : 1. Kualifikasi minimal perawat puskesmas a. Lulus Sekolah Perawat Kesehatan + pengalaman kerja + sertifikasi Pelatihan Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Mengingat perawat professional minimal berpendidikan D III Keperawatan (professional pemula), maka secara bertahap perawat puskesmas dengan latar belakang pendidikan SPK harus ditingkatkan menjadi D- III Keperawatan. b. Lulus D-III Keperawatan + pengalaman kerja + sertifikasi pelatihan Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 2. Kompetensi minimal Perawat Puskesmas Kompetensi minimal perawat puskesmas adalaah : a. Pelayanan/asuhan

keperawatan

terhadap

individu,

keluarga,

kelompok/masyarakat dengan masalah kesehetan prioritas terkait dengan komitmen global, nasional, maupun daerah (P2M, gizi, KIA KB, kesling dsb) antara lain : malaria, tuberkolosis, HIV/AIDS antara lain : 1) Tindakan keperawatan langsung 2) Pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata laksana standar program 3) Penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulangan bencana alam 4) Pencegahan infeksi b. Pendidikan/penyuluhan kesehaatan dalam rangka promosi kesehatan untuk pemberdayaan individu, keluarga, kelompok/masyarakat agar hidup sehat secara mandiri c. Pengamatan penyakit menular dan tidak menular ( survailance) khususnya

1) Mengidentifikasi factor resiko terjadinya penyakit/masalah kesehatan 2) Menemukan kasus secara dini 3) Melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa d. Motivasi individu, keluarga, kelompok masyarakat dalam pembentukan pelayanan kesehatan yang bersumber daya masyarakat ( Posyandu, posbindu dll) e. Membina pelayanan kesehatan yang bersumber daya masyarakat f. Konseling keperwatan/kesehatan g. Pelatihan kader/masyarakat dalam upaya promosi kesehatan h. Kerja sama tim dengan tenaga kesehatan lain i. Monitoring dan evaluasi j. Pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatn dan pelaporan sesuai ketentuan D. Kegiatan perawat puskesmas mendukung pencapaian indikator SPM bidang kesehatan Untuk mendukung tercapainya indicator pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan dalam SPM, dengan kondisi ketenagaan pada saat ini, maka minimal setiap puskesmas melaksanakan upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat terpadu dalam upaya kesehatan puskesmas, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan kepada sasaran prioritas menjadi lebih utuh, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan. Keterpaduan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti tenaga, kegiatan, metode, waktu pelaksanaan maupun sumberdaya rain sehingga perayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat lebih efisien dan efektif. E. Prinsip dan Mekanisme Kegiatan 1. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Dalam melaksanakan kegiatannya, perawat Puskesmas menggunakan pendekatan proses keperawatan (nursing process) yaitu tahap pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, penetapan rencana tindakan, implementasi tindakan keperawatan yang direncanakan dan tahap evaluasi. Dalam rangka akuntabilitas, baik untuk kepentingan klien maupun dirinya, maka kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat Puskesmas harus selalu didokumentasikan. Dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan maka secara bertahap terjadi proses alih peran dari Perawat Puskesmas kepada penderita/ klien. 2. Mekanisme Kegiatan Pelayanan Untuk mendukung tercapainya indikator SPM, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota menetapkan sasaran prioritas. perawat Koordinator Perkesmas bersama lintas program terkait dibawah tanggung jawab Kepala Puskesmas menyepakati sasaran prioritas terkait dengan upaya kesehatan wajib yang akan menjadi sasaran prioritas upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Sasaran prioritas perkesmas diperoleh dari suspek/ penderita yang kontak dengan puskesmas baik dalam gedung (poliklinik umum/KIA/Gigi) maupun di luar gedung Puskesmas (Pustu, Pusling, posyandu, pos Kesehatan Desa, keluarga, dll). Secara umum mekanisme kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat puskesmas. Bila puskesmas/dinas kesehatan kabupaten kota memiliki sumber daya yang cukup memadai untuk melakukan upaya Perkesmas sebagai upaya pengembangan, maka kegiatan perawat puskesmas dapat ditingkatkan sesuai dengan rencana perkesmas yang telah disusun oleh puskesmas. Untuk mendukung tercapainya indikator SPM, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota menetapkan sasaran prioritas. perawat Koordinator Perkesmas bersama lintas program terkait dibawah tanggung jawab Kepala Puskesmas menyepakati sasaran prioritas terkait dengan upaya kesehatan wajib yang akan menjadi sasaran prioritas upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Sasaran prioritas perkesmas diperoleh dari suspek/ penderita yang kontak dengan puskesmas baik dalam gedung (poliklinik umum/KIA/Gigi) maupun di luar gedung Puskesmas (Pustu, Pusling, posyandu, pos Kesehatan Desa, keluarga, dll). Secara umum mekanisme kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat puskesmas.

BAB IV PENYELIAN KEGIATAN PERAWAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS

A. Pengertian Penyeliaan adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pelayanan keperawatan melalui bimbingan dari perawat yang lebih mampu (Supervisor) kepada perawat lainnya untuk meningkatkan kemampuan keperawatannya sesuai dengan peran dan fungsinya. Penyeliaan terhadap perawat puskesmas, dimaksudkan agar perawat Puskesmas dapat mencapai kemampuan profesional dalam melakasanakan. keperawatan kesehahn masyarakat sesuai dengan perannya serta memberikan dukungan dalam meningkatkan kemandirian melakukan asuhan keperawatan, sehingga perayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat bermutu dan akuntabel. B. Tujuan dan Lingkup Penyeliaan 1. Tujuan Umum : Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas, melalui peningkatan kemampuan profesionalisme perawat puskesmas. Khusus : a. Meningkatkan kemampuan klinik perawat puskesmas dalam melakukan kegiataanya b. Meningkatnya kemampuan manajerial dalam pengolahan perkesmas Perawat. 2. Lingkup Penyeliaan Lingkup penyeliaan kegiatan perawat puskesmas meliputi penyeliaan terhadap : a. Pelaksanaan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok/masyarakat di wilayah kerja puskesmas dan kegiatan pelayanan kesehatan lainnya. b. Manajemen kegiatan perkesmas terkain dengan manajemen puskesmas c. Penilaian kegiatan perawat puskesmas dalam perhitungan angka kredit jabatan fungsional perawat.

C. Jenjang Penyeliaan Penyeliaan kegiatan perawat puskesmas dilakukan secara berjenjang, diuraikan sebagai berikut 1. Di tingkat Puskesmas Di puskesmas ditetapkan adanya perawat coordinator Perkesmas, yaitu perawat Puskesmas yang mempunyai kemampuan dan keterampilan klinik keperwatan, manajerial, serta pengalaman lebih dibandingkan dengan perawat puskesmas lainnya. Latar belakan Pendidikan keperawatan seorang perawat coordinator diharapkan minimal D III keperawatan. Dalam melaksanakan bimbingan kepada perawat pelaksana, perawat coordinator dapat dibantu oleh perawat penanggung jawab desa/ daerah binaan. 2. Di tingkat Kabupaten/Kota Di dinas kesehatan kabupaten/kota ditetapkan adanya perawat penyelia kabupaten kota, yaitu perawat yang mempunyai kompeiensi dalam bidang keperawatan kesehatan komunitas serta pengalaman yang lebih dibandingkan perawat koordinator perkesmas dengan pendidikan minimal D IIl Keperawatan. Diharapkan dalam masa yang akan datang, Perawat Penyelia Kabupaten/Kota minimal berpendidikan s1 Keperawatan. Bimbingan dilakukan terhadap perawat koordinator maupun perawat pelaksana di puskesmas. 3. Di tingkat propinsi Di dinas kesehatan propinsi ditetapkan adanya perawat penyelia propinsi, yaitu perawat yang mempunyai kompetensi dalam bidang keperawatan kesehatan komunitas serta pengalaman yang lebih dibandingkan perawat penyelia Kabupaten/Kota dengan pendidikan minimal s1 keperawatan, Diharapkan dalam masa yang akan datang, Perawat Penyelia Propinsi mlnimal berpendidikan s2 Keperawatan (spesialis Keperawatan Komunitas). selain melakukan bimbingan kepada perawat penyelia Kabupaten/Kota, juga sebagai konsultan dan peneliti dalam bidang keperawatan kesehatan masyarakat. D. Metode Penyeliaan Metode yang digunakan dalam melakukan penyeliaan terhadap perawat puskesmas, antara lain :

1. Refleksi diskusi kasus (RDK) Bimbingan bagi perwat puskesmas dapt menggunakan metode RDK yaitu metode diskusi kelompok untuk mereflesikan pengalaman klinik perawat puskesmas dengan acuan standar yang ditetapkan. Dengan dilakukan RDK, diharapkan kinerja klinik perawat puskesmas akan meningkat, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan dapat bermutu dan memuaskan masyarakat. Untuk dapat terselenggaranya RDK, perlu dilakukan persiapan antara lain menentukan waktu pelaksanaan, topik yang akan dibahas. 2. Pengamatan atau observasi kegiatan Pengamatan terhadap kegiatan yang sedang dilakukan oleh Perawat Puskesmas dapat dilakukan oleh perawat penyelia dengan menggunakan daftar tilik (check list). Hasil pengamatan diumpan balikkan kepada perawat yang dibimbing untuk kemudian dilakukan diskusi atau pembahasan. 3. Mempelajari dokumen keperawatan Setiap kegiatan yang dilakukan oleh perawat Puskesmas, harus didokumentasikan dalam formulir/catatan dan dilaporkan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Perawat penyelia mempelajari catatan atau laporan kegiatan yang telah dilakukan perawat, mengidentifikasi temuan dan kemudian mendiskusikan dengan perawat puskesmas. 4. Untuk mendukung peningkatan cakupan dan mutu pelayanan keperawatan, perawat penyelia dapat melakukan studi banding dalam rangka "benchmarkng" yaitu mengundang perawat puskesmas yang mempunyai kinerja terbaik dari puskesmas lain untuk menyajikan pengalamannya, atau sebaliknya membawa perawat dari satu puskesmas ke puskesmas lain yang berhasil mencapai indikator pelayanan kesehatan karena kinerja perawatnya meningkat. Metoda penyeliaan lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah.

BAB V PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KEGIATAN PERAWAT KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS

A. Indikator Kinerja Indicator kinerja perawat puskesmas, meliputi indicator kinerja klinik (eksternal untuk mengukur keberhasilan pelayanan keperawatan kesehatan masyarkat yang dilakukan) dan fungsional ( internal untuk mengukur pencapaian angka kredit jabatan fungsionalnya ). Indicator kinerja klinik yang di capai perawat puskesmas akan mendukung tercapainya indicator kinerja fungsional. 1. Indikator kinerja Klinik Yaitu indicator kinerja klinik perawat puskesmas dalam melaksanakan kegiatan puskesmas dan merupakan indicator anatra pencapaian indicator SPM puskesmas/ Kabpaten Kota. Indikator kinerja klinik perawat puskesmas, meliputi indicator input, proses, output dan outcome, diuraikan sebagai berikut : a. Indikator input Meliputi : 1) Sudah mendapat pelatihan puskesmas/tatalaksana program yang diikuti 2) Mempunyai PHN Kit untuk melaksanakan kegiatan 3) Tersedia sarana transportasi untuk kunjungan ke keluarga/ kelompok masyaarakat 4) Tersedia dana oprasional untuk pembinaan/aasuhan keperawatan 5) Tersedia standar/pedoman/SOP pelaksanaan kegiatan 6) Tersedia dukungan administrasi (buku register, family folder, formulir askep, formulir laporan dll) b. Indikator proses Meliputi : 1) Ada rencana kegiatan perawat puskesmas bulanan yang merupakan penjabaran rencana kegiatan perkesmas terintegrasi dengan rencana kegiatan puskesmas

2) Ada rencana asuhan keperawatan setiap pasien/klien 3) Ada kegiatan bimbingan yang dilakukan kepala puskesmas maupun perawat penyelia 4) Ada kegiatan kooedinasi petugas kesehatan lain c. Indikator output Meliputi : 1) Persentase suspek/kasus prioritas (TBC BTA +, Malaria, Balita Gizi Buruk, Balita Pneumonia, HIV/AIDS, DBD, dll) ditemukan secara dini 2) Persentase kasus prioritas (TBC BTA +, Malaria,'Balita Gizi Buruk, Balita Pneumonia, HIV/AIDS, DBD, dll) mendapat Undak lanjut keperawatan di rumah 3) Persentase keluarga rawan kesehatan (miskin, risiko tinggi) dengan masalah prioritas di bina 4) Persentase kelompok khusus dibina 5) Persentase pasien rawat inap Puskesmas di lakukan asuhan keperawatan Besarnya Persentase setiap Puskesmas ditetapkan oleh masing-masing Kabupaten/Kota, d. Indikator outcome Meliputi pesentase keluarga rawan kesehatan mandiri memenuhi kebutuhan kesehatannya. Tingkat kemandirian keluarga dicapai sebagai hasil (outcome) asuhan keperawatan kesehatan masyarakat bekerjasama denan lintas program dan sector. Tingkat kemandirian keluarga, meliputi mandiri tingkat I (KM-I), tinkat II (KM-II), tingkat III (KM-III) dan tingkat IV (KM-IV). 2. Indikator Kinerja fungsional Yaitu indicator kinerja perawat puskesmas untuk mengukur pencapaian angka kredit jabatan fungdionalnya, yaitu jumlah angka kredit yang dicapai sama dengn jumlah kegiatan perawat dalam mencapai indicator klinik (output) nya. Jumlah angka kredit yang dimaksud, meliputi antara lain : a. Jumlah pengkajian keperawatan yang dirakukan baik pada individu,keluarga, kelompok, masyarakat

b. Jumlah diagnosa keperawatan yang dirumuskan baik pada individu, keluarga, kelompok, masyarakat c. Jumlah rencana keperawatan yang dibuat baik untuk individu,keluarga, kelompo( masyarakat d. Jumlah tindakan keperawatan (rangsung maupun tidak langsung) yang dilakukan baik untuk individu, keluarga, kelompok, masyarakat e. Jumlah Rujukan /konsurtasi keperawatan yang dilakukan baik untukindividu, keluarga, kelompok, masyarakat f. Jumlah konseling keperawatan yang dilakukan baik untuk individu,keluarga, kelompok, masyarakat g. Jumlah pendidikan/penyuluhan kesehatan/keperawatan yang dilakukan baik untuk individu, keluarga, kelompok, masyarakat h. Jumlah program penyuluhan kesehatan yang dibuat baik baik untuk individu, keluarga, kelompok, masyarakat i. Jumlah kegiatan tugas limpah yang dilaksanakan baik untuk individu, keluarga, kelompok, masyarakat j. Jumlah kegiatan penanggulangan kasus gawat daruratwabah/bencana, dll k. Jumlah evaluasi keperawatan yang dilakukan baik untuk individu, keluarga, kelompok, masyarakat l. Jumlah kunjungan pembinaan keruarga/ kelompok/masyarakat di, daerah sulit transportasi m. Jumlah kunjungan pembinaan keluarga/ kelompok masyarakat di daerah sulit transportasi n. Jumlah kegiatan lain yang dilakukan antara lain pengamatan penyakit/wabah, dll B. Pencatatan dan pelaporan 1. Pencatatan kegiatan Kegiatan perawat puskesmas dicatat dalam a. Register rawat jalan, rawat inap (sesuaikan dengan yang digunakan di puskesmas), kohort pembinaan keluarga rawan kesehatan (lihat lampiran).

b. Formulir Asuhan Keperawatan adalah formulir yang digunakan untuk mencatat semua tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan tahapan proses keperawatan.Formulir asuhan Keperawatan terdiri dari : 1. Form pengkajian keluarga 2. Form pengkajian individu c. Family Folder adalah kumpulan berkas keluarga yang mememuat semua status kesehatan

keluarga

maupun

individu

yang

disimpan

dalam

satu

kantong/amplop/map yang diperlukan untuk pembinaan keluarga. d. Buku inventarisasi peralatan perkesmas adalah buku yang mencatat tentang hal-hal yang berkaitan dengan peralatan perkesmas fienis, jumlah, keadaan. e. Buku Catatan Harian Perawat (lihat BP1-Jabatan fungsional) f. Catatan lain yang dikembangkan daerah. 2. Pelaporan kegiatan Pelaporan kegiatan dibuat berdasarkan kebutuhan dan ketentuan yang berlaku. C. Pemantauan dan Penilaian Pemantauan dilaksanakan secara periodik setiap bulan oleh kepala puskesmas dan perawat Koordinator. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi masukan untuk (1) perbaikan dan peningkatan kinerja perawat berikutnya, (2) peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan penilaian dilaksanakan minimal setiap akhir tahun, dan hasilnya digunakan untuk masukan dalam penyusunan perencanaan kegiatan puskesmas pada tahun berikutnya. untuk memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja perawat puskesmas, maka dapat dilakukan penyajian hasil dengan menggunakan tabel, grafik balok/ garis atau grafik pemantauan wilayah setempat (pws). penilaian dilakukan setahun sekali meliputi semua aspek baik input, proses, output, outcome, sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan puskesmas tahun berikutnya.

BAB VI PENUTUP Buku Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di puskesmas ini, diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan tentang peran dan fungsi perawat di Puskesmas terutama dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Dengan makin berkembangnya pendidikan keperawatan di Indonesia, maka secara bertahap perawat puskesmas diharapkan makin professional dalam melakukan peran, fungsi, tanggung jawab dan kegiatannya. Buku ini berisi panduan yang bersifat umum dan fleksibel, karena itu dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. Untuk dapat diterapkan di Puskesmas, diperlukan komitmen dari berbagai pihak serta, dukungan pengambil keputusan di daerah khususnya di Kabupaten/Kota baik berupa kebijakan, kecukupan sumber daya, peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat puskesmas secara berkesinambungan, bimbingan secara kontinyu, dll. Disamping itu, komitmen perawat puskesmas. sendiri dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, kesadaran dan kemauan untuk belajar sepanjang hidupjuga akan menentukan kinerja perawat puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Ayres Martha, Community Based Nursing Care ; Nursing the Transtion, 1999.

2.

Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Pelaksanaan di Puskesmas Perawat Kesehatan Masyarakat Seri A, Jakarta Tahun 1995.

3.

Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Pengelolaan Perawat Kesehatan Masyarakat Seri B, Jakarta Tahun 1995.

4.

Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis Perawat Kesehatan Masyarakat Seri C, Jakarata Tahun 1996.

5.

Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Panduan Asuhan Keperawatan Keluarga Perawat Kesehatan Masyarakat Buku I, Jakarta tahun 1998.

6.

Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Konsep Perawatan kesehatan Masyarakat, Jakarta tahun 1990.

7.

Ditjen Binkesmas, Depkes RI, Kebijakan dasar puskesmas (Menuju Indonesia Sehat 2010), Tahun 2003.

8.

Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menkes RI, No.1239/Menkes/SK/XI/2001, Tentang Registrasi dan Praktik Perawat, Jakarta tahun 2001

9.

Departemen Kesehatan RI, Sitem Kesehatan Nasional, Jakarta tahun 2004

10. Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Departemen Kesehatan, Kumpulan SK/Edaran Tentang pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue, Jakarta tahun 1992. 11. Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI No.004/Menkes/SK/I/2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan, Jakarta tahun 2003 12. Departemen Kesehatan RI, Keputusan Mentri Kesehatan RI No.1457/Menkes/SK/IX/2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Kota, Jakarta tahun 2003. 13. Harson, Family Health Care Nursing Theory, Pratice and Resaearch, 2 nded, F.&Davis Comapany, 2001 14. Joan R.Howard RN, EdD, Springhouse Notes, Community Health Nursing, A Study and Learning Tool.

15. Judith Ann Alender, Barbara Walton Spradley, Community Health Nursing Concepts and Pratice, Lippicott, Fifth Edition. 16. Janice M Swanson PhD, RN, FAAN, Mery A Ners, PhD, RN, FAAN, Community Health Nursing Second Edition, 1997, Sounders Company 17. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No 733/Menkes/SKB/VI/2002 dan No 10 tahun 2002, Tentang juklak Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, Jakarta Tahun 2002 18. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006, Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas 19. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/Kep/M.PAN/XI/2001 tentang Jabatan fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, Jakarata Tahun 2004. 20. Sekretariat Jendral Pusat Kesehatan Kerja, Departemen Kesehatan RI, Standar Pelayanan Kesehatan Keja Dasar, Jakarta tahun 2003. 21. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan, Strategi Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Nasional, Jakarata Tahun 1995/1996

Related Documents

Wendy
April 2020 4
Wendy
April 2020 6
Wendy
July 2020 9
Wendy
May 2020 11
Wendy
November 2019 25
Wendy P.docx
December 2019 20

More Documents from "Wendy Cuevas"

Wendy 1.docx
April 2020 0
Latar Belakang.docx
April 2020 6
Taller.docx
November 2019 19
October 2019 26
Power Point
April 2020 12