Wawancara Kelompok.docx

  • Uploaded by: Fitria Fiera
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Wawancara Kelompok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 844
  • Pages: 6
LAPORAN WAWANCARA “KASUS PENDERITA PENYAKIT DIABETES”

Oleh: Fitria Rizqifiera Octavia (H1A016032) Gusti Anom Christyandi Ramarantika (H1A016034) Harley Briliano Dewantara (H1A016034)

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kemudahan dan keridhoanNya kami dapat mnyelesaikan Laporan Wawancara mengenai “Kasus Penderita Penyakit Diabetes” dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan wawancara ini, yakni: 1.

Bapak Herman Waas sebagai narasumber.

2.

Bapak Pujiarrohman, M.Psi, Psikolog sebagai dosen pembimbing. Kami mohon maaf apabila terdapat kekuragan di dalam laporan ini. Kami

mengharapkan adanya evaluasi sehingga kedepannya laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Mataram, Oktober 2016

Tim Penyusun

A. Identitas narasumber a. Nama

: Herman Waas

b. Usia

: 62 tahun

c. Jenis kelamin

: Laki-laki

d. Status dalam keluarga : Kepala keluarga e. Pekerjaan

: Pensiunan Bank

f. Pendidikan terakhir

: SLTA

B. Identifikasi masalah utama Masalah utama yang dibahas dalam wawancara adalah kasus seorang bapak yang sedang mengidap penyakit diabetes.

C. Gambaran masalah yang dihadapi Bapak Herman yang berusia 62 tahun telah mengidap penyakit diabetes selama 14 tahun sejak tahun 2002. Gejala awal yang bapak Herman rasakan adalah kondisi tubuh yang menjadi kurus. Pada awalnya berat bada pak Herman adalah 60 kg, lalu turun 15 kg menjadi 45 kg. Bapak Herman lalu berkonsultasi ke dokter mengapa berat badannya bisa turun drastis. Dokter tersebut mengatakan bahwa bapak herman mengidap penyakit diabetes. Hal tersebut membuat bapak Herman kaget. Pankreas milik pak Herman dikatakan rusak sehingga tidak bisa menghasilkan insulin untuk menetralisir makanan manis yang masuk. Kemampuan pankreasnya sudah berkurang sehingga insulin yang dihasilkan tidak seimbang. Sejak saat itu, pak Herman harus selalu minum obat. Obat tersebut memberikan efek menurunkan kadar gula dalam darah yang awalnya 400 mg menjadi normal yaitu 130 mg setelah minum obat. Pak Herman disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang berkadar gula tinggi seperti pisang, nasi, dan yang banyak mengandung gula. Oleh karena itu, bapak Herman mengganti konsumsi primernya dari nasi putih menjadi nasi merah agar mendapatkan jumlah gizi yang sama dengan nasi putih, namun dengan jumlah yang lebih sedikit. Penyakit diabetes ini menyebabkan ingatan pak Herman menjadi berkurang. Bapak Herman menjadi pelupa, lemas, dan bahkan dia pernah terkena stroke ringan. Saat terkena stroke ringan, bapak Herman langsung pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Syukur, bapak Herman dapat pulih dari

stroke ringan tersebut hanya dalam satu malam. Bapak Herman juga mengalami stroke ringan saat sedang menjalani ibadah haji. Tangan dan kaki kanan beliau terasa lemas dan tidak bisa digerakkan. Pak Herman sudah mencoba menggunakan berbagai macam cara untuk mencapai kesembuhan, salah satu caranya adalah dengan cara tradisional, yaitu mengonsumsi tanaman Sambiloto. Daun Sambiloto digiling, dimasukkan kedalam kapsul, lalu diminum. Tetapi karena rasanya yang sangat pahit dan kurang efektif, pak Herman beralih dari pengobatan tradisional ke pengobatan standar, yaitu mengonsumsi obat dari dokter. Namun, karena bapak Herman terlalu banyak mengonsumsi obat, ginjal bapak Herman menjadi bermasalah. Atas saran dari dokter, bapak herman menggunakan pengobatan yang lebih modern, yaitu suntik insulin. Bapak Herman berkata bahwa, bagi orang-orang yang tidak terkena penyakit diabetes, hindari minuman-minuman berpengawet seperti coca cola, sprite dan soda gembira. Minuman-minuman tersebut lebih baik diganti dengan air putih saja.

D. Gambaran emosi Emosi yang tampak

Situasi yang memunculkan emosi

Sesrius

Bapak herman menceritakan ketika dia mendapat vonis bahwa pankreasnya rusak.

Sedih

Bapak Herman menceritakan pengalamannya terkena stroke ringan.

Semangat

Bapak Herman menceritakkan berbagai macam metode pengobatan yang beliau jalani.

Deskripsi emosi

Ketika bapak Herman menceritakan tentang bagaimana dia mengetahui penyakit diabetesnya, bapak Herman menampakkan wajah yang serius dan beliau menggunakan suara yang berat. Mata bapak Herman berkaca-kaca saat menceritakaan bagaimana dia terkena stroke ringan dan diabetes mempengaruhi daya ingatnya. Bapak Herman menunjukkan rasa semangat bercerita dengan menggerakkan tangannya.

Respon pewawancara terhadap emosi yang tampak Pewawancara mendengarkan denga serius cerita dari pak Herman.

Pewawancara mencondongkan badan kedepan dan menunjukkan rasa empati.

Pewawancara membuka mata lebar-lebar dan memberikan respon menganggukkan kepala.

E. Refleksi kegiatan Kesan umum terhadap proses wawancara Wawancara berjalan dengan lancar. Narasumber menjawab pertanyaan pewawancara dengan runtut, sesuai konteks, namun narasumber banyak menceritakan hal yang tidak menjadi topik wawancara.

1.

Terkait kasus Pewawancara memperoleh informasi mendalam tentang gejala awal, gejala kronis, metode pengobatan, dan pengaruh diabetes terhadap hidup penderita.

2.

Terkait empati Pewawancara menerapkan empati selama proses wawancara tersebut, meliputi: 1) mendengarkan dengan baik; 2) hadir dalam percakapan tersebut dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan narasumber namun tidak terlarut di dalamnya; 3) menyatakan empati dengan wajar.

3.

Terkait keterampilan komunikasi Melalui

proses

wawancara,

pewawancara

dapat

melatih

kemampuan

berkomunikasi dengan narasumber, meliputi: 1) bersikap terbuka, ramah, dan sabar menghadapi; 2) mengajukan pertanyaan terbuka atau pun tertutup; 3) membangun suasana yang nyaman; 4)membangun komunikasi yang komunikatif dengan narasumber. 4.

Terkait hal-hal lain Melalui proses wawancara tersebut, pewawancara dapat mengambil hikmah bahwa menjaga kita harus menjaga kesehatan agar tidak menyesal karena menderita penyakit berat.

F. Lampiran

Daftar pertanyaan wawancara 1.

Menanyakan identitas narasumber seperti nama, usia, status dalam keluarga dan pendidikan terakhir.

2.

Menanyakan tentang dampak diabetes kepada kehidupan narasumber.

3.

Menanyakan tentang gejala-gejala penyakit diabetes yang dialami narasumber.

4.

Menanyakan mengenai solusi untuk mengatasi penyakit diabetes kepada narasumber.

Related Documents

Wawancara
May 2020 39
Wawancara
November 2019 56
Wawancara
October 2019 65
Wawancara Tn.docx
December 2019 36
Wawancara Kerja
June 2020 32
04-wawancara
June 2020 38

More Documents from "kartini"