WAWANCARA EKSKLUSIF NAJWA SHIHAB DENGAN NAPI LAPAS SUKAMISKIN
CONTOH KASUS AUDIT INVESTIGATIF WAWANCARA DAN INTROGASI
AUDIT INVESTIGATIF “WAWANCARA DAN INTEROGASI” Dosen Pengampu : Achmad Badjuri, SE., M.Si., Akt.
Disusun oleh : Khiyang Mudayanto
(14.05.52.2062)
Diah Retno Fitasari
(15.05.52.0209)
Ramli Mauludy
(15.05.52.0370)
PROGRAM STUDY AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG 2018
Wawancara adalah suatu sesi tanya jawab yang dirancang untuk memperoleh informasi. Tidak seperti pembicaraan biasa, wawancara memiliki bentuk tersendiri, terstruktur, dan memiliki tujuan tertentu.
• Wancara dapat dilakukan pada awal investigasi.
• Wawancara dapat dilakukan dalam berbagai lingkungan atau suasana. • Wawancara harusnya bersifat cair, tidak terstruktur, dan bisa melompat dari satu pokok ke pokok pembicaraan lain.
• Investigator harus membuat catatan mengenai wawancara formal (formal interview) yang dilakukannya. • Catat hasil wawancara dari awal sampai akhir, dan jangan sporadic (kadang dicatat, kadang tidak).
“interogasi” Interogasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk meminta keterangan kepada seseorang menyangkut kesaksian orang tersebut terhadap pihak lain dan atau dirinya sendiri mengenai suatu aktivitas yang melibatkan pihak lain tersebut dan atau dirinya sendiri.
Tehnik Dalam Interogasi Interogasi dilakukan dalam lingkungan yang terkontrol atau terkendali (controlled environment), bukan disembarang tempat. Interogasi hanya dilakukan sesudah investigator mempunyai keyakinan yang memadai mengenai salahnya seseorang. Investigator tidak boleh membuat catatan sampai sesudah tertuduh menceritakan yang sebenarnya dan berketetapan hati (committed) untuk tidak bersingut dari posisi itu.
Perbedaan Wawancara dan Interogasi interogasi wawancara 1. Bersifat netral dan tidak menuduh. 2. Bertujuan untuk mengumpulkan imformasi. 3. Wawancara biasanya di lakukan pada saat awal investigasi.
4. Bisa di lakukan dalam berbagai lingkungan atau suasana. 5. Bersifat cair, tidak terstruktur. 6. Mencari hasil wawancara dari awal sampai akhir.
1. Bersifat menuduh. 2. Bertujuan untuk mengetahui yang sebenarnya, apa sebenarnya yang terjadi, siapa yang melakukan, berapa jumlah atau nilai fraud.
3. Taktik membuat pernyataan bukan pertanyaan. 4. Dilakukan dilingkungan terkontrol bukan di sembarang tempat. 5. Hanya dilakukan pada mempunyai keyakinan salahnya seseorang.
saat investigator memadai ketika
Manfaat melakukan wawancara sebelum interogasi 1. Sifat tidak menuduh dalam wawancara memungkinkan investigator membangun hubungan saling percaya dan menghormati yang tidak mungkin dibangun dalam suasana dan sifat menuduh yang melekat pada interogasi. 2. Selama wawancara investigator seringkali mengorek keterangan penting mengenai tertuduh yang sangat berharga sewaktu melakukan interogasi. 3. Tidak ada jaminan tertuduh akan mengaku bersalah dalam proses interogasi.
4. Ada keuntungan psikologis bagi investigator ketika melakukan wawancara sebelum interogasi.
?
CONTOH KASUS – Najwa Shihab melakukan wawancara dengan Napi tersangka korupsi Setya Novanto saat melakukan sidak sel tahanan yang dilakukan bersama DITJEN Kementrian Hukum dan HAM RI. – Dalam kondisi itu Setya Novanto menempati sel tahanan yang tidak mewah.
KEJANGGALAN YANG DITEMUKAN NAJWA Beberapa kejanggalan yang dirasakan oleh najwa saat sesi wawancara dengan Setya Novanto, antara lain adalah : a.
Makanan, makanan yang ada di sel Setya Novanto sangat meragukan Najwa melihat latar belaknang Setya Novanto.
b.
Parfume Wanita
c.
Baju, beberapa stel pakaian yang ada di sel tersebut disinyalir bukan milik Setya Novanto.
INTROGASI – Tidak puas dengan kesaksian wawancara tersebut, Najwa melakukan introgasi terhadap 2 petugas Lapas Sukamiskin . – 2 petugas tersebut membenarkan kecurigaan Najwa bahwa Setya Novanto bukan penghuni sel tersebut (saat wawancara). – Petugas lapas memberikan informasi sel tahanan Setya Novanto ada di nomor 2 dan 3, sel tersebut sudah dirombak menjadi satu dan mewah.