Kata Pengantar
Puji Syukur kepada Tuhan YME sebagai pencipta dan pengatur kehidupan di dunia, karena hanya dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyampaikan
terima
kasih
kepada
dosen
mata
kuliah
Teknopreneurship, yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikannya makalah ini dengan tepat waktu. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Gowa, 19 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah waralaba/franchise B. Pengertian waralaba C. Franchisor dan Franchisee D. Jenis waralaba E. Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Waralaba F. Bagaimana Memulai Bisnis Waralaba? G. H. I. J. K.
Strategi Jitu Untuk Meningkatkan Pemasaran Bisnis Waralaba Keuntungan, Kerugian dan Kegagalan Waralaba Pengertian Pemasaran Tujuan pemasaran Tips pemasaran untuk mendapatkan pelanggan yang loyal
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan begitu pesatnya sektor perekonomian yang semakin meningkat, dinamis dengan penuh persaingan serta tidak mengenal batas-batas wilayah. Berbagai bisnis yang dijalankan dengan mudahnya untuk dilaksanakan. Oleh karena itu bisnis di zaman sekarang ini diperlukannya hukum untuk menaungi dan melindungi dengan tujuan untuk mewujudkan rasa keadilan sosial dan adanya kepastian hukum, bukan hanya sekedar mencari keuntungan (profit oriented) tetapi ada pertanggungjawaban terhadap dampak yang ditimbulkan dari operasional bisnis secara menyeluruh tersebut. Untuk
mengantisipasi
hal-hal
yang
tidak
diinginkan,
para bisnisman dan orang-orang yang ingin terjun langsung di dunia bisnis hendaknya terlebih dahulu mengetahui dan memahami hukum bisnis secara detail agar bisnis yang ditekuni berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi dirinya dan menyejahterakan masyarakat pada umumnya. Masalah Franchise atau yang sering dikenal dengan waralaba adalah hakhak untuk menjual produk atau jasa maupun layanan. Menurut pemerintah Indonesia, waralaba merupakan perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual. Franchise pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam memperluas jaringan usaha secara tepat. Dengan demikian, franchise bukanlah sebuah alternatif bisnis melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategisnya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Sistem bisnis franchise memiliki banyak kelebihan, seperti halnya pada pendanaan, sumber daya manusia (SDM), manajemen dan tingkat kesulitan dalam pemasaran kecuali jika pemilik usaha tersebut mau berbagi dengan pihak lain. Di Indonesia, sistem bisnis franchise sangat diminati oleh pebisnis franchise
asing dimana mereka memberikan izin kepada pengusaha lokal untuk mengelola franchise asing tersebut dan tentunya akan berakibat menimbulkan saingan yang berat bagi pengusaha kecil lokal yang bergerak di bidang usaha bisnis. Bisnis franchise juga dikenal dengan jalur distribusinya yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangantangan franchisee. Satu hal yang menarik dari bisnis franchise yang semakin kesini semakin maju adalah banyaknya bisnis atau usaha yang ditawarkan kepada para konsuen dengan berbagai jenis produk barang maupun jasa. Begitu menarik dan menguntungkannya jenis bisnis franchise ini, maka pemerintah berkepentingan pula untuk mengembangkan bisnis di Inonesia guna terciptanya iklim kemitraan usaha melalui pemanfaatan lisensi sistem bisnis franchise. Di Indonesia, kini mulai banyak menjual aneka makanan dan minuman modern yang pemasarannya dilakukan di pusat-pusat pertokoan atau di pinggir-pinggir jalan perkotaan yang sangat mudah dijangkau oleh masyarakat. Beberapa contoh bisnis franchise yang sangat mudah ditemukan tersebut, yaitu Pizza Hut, Mc. Donal, Dunkin’ donuts, Rocket Chiken dan lainlain. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah sejarah waralaba? 2. Apakah Pengertian Waralaba ? 3. Apa yang dimaksud dengan franchisor dan franchisee? 4. Bagaimanakah jenis-jenis waralaba? 5. Seperti apakah strategi untuk meningkatkan pemasaran bisnis waralaba? 6. Apakah pengertian pemasaran? 7. Apakah tujuan pemasaran? 1.3 Manfaat Berdasarkan pada tujuan makalah, maka hasil makalah ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca dalam bidang bisnis khususnya tentang bisnis franchise. .
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Waralaba/Franchise Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada tahun 1851. Pola itu kemudian diikuti oleh perusahaan otomotif General Motor Industry yang melakukan penjualan kendaraan bermotor dengan menunjuk distributor franchise pada tahun 1898. Selanjutnya, diikuti pula oleh perusahaan-perusahaan soft drink di Amerika sebagai saluran distribusi di AS dan negara-negara lain. Sedangkan di Inggris waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg pada dekade 60an. Di Indonesia franchise dikenal sejak era 70an ketika masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King. Perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar tahun 1995. Data Deperindag pada tahun 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia. Setelah itu, usaha franchise mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter. Para penerima waralaba asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang terperosok sangat dalam. Hingga tahun 2000, franchise asing masih menunggu untuk masuk ke Indonesia. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi dan politik yang belum stabil ditandai dengan perseteruan para elit politik. Barulah pada tahun 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat. Franchise Indonesia dimulai dengan hadirnya brand franchise asing seperti KFC, Mc. Donald, Dunkin Donuts dan brand lainnya. Dan kemudian terjadilah proses perbandingan (benchmarking). Lalu timbulah franchise lokal dan tumbuh sampai saat ini dan mengalami kejayaan. Pertumbuhan franchise di Indonesia yang ternyata mempunyai sejarah yang cukup panjang dan berliku. Berawal dari sebuah pemikiran bahwa franchise sukses dapat memacu perekonomian di Negara maju seperti Amerika dan di Negara maju lainnya. Franchise juga dapat
memberikan lapangan pekerjaan untuk para tenaga kerja. Maka dimulailah sebuah usaha untuk mendata usaha franchise yang ada di Indonesia usaha franchise yang ada di Indonesiayang menggandeng International Labour Organization (ILO). B. Pengertian Waralaba Apa itu waralaba? Yang dimaksud dengan waralaba adalah waralaba jika dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan jika dalam bahasa Francis yaitu “Franchise”, Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara pemilik merek, produk maupun sistem operasioal dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin dari pemakaian merek, produk dan sistem operasional dalam jangka waktu yang telah di tentukan sebelumnya. Lalu pengertian lain muncul dari Asosiasi Franchise Indonesia, menurutnya waralaba adalah suatu sistem pendistribusian barang/jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang memberikan hak kepada indifidu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur, dan cara-cara yang telah di tetapkan sebelum jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Atau definisi lain dari waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai prinsip kemitraan, sebuah perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem manajemennya, keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek dari produk perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan ataupun individu yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah yang disebut dengan waralaba. Sebagai contoh sedehana yaitu : “Pak Armanzah memiliki perusahaan yang bergerak di bidang kuliner lebih tepatnya rumah makan bernama “Sate Pondok Biru” . Usaha Sate Pondok Biru ini sangat terkenal sehingga ia ingin mengembangkannya dengan model waralaba. Pak Armanzah menjual paket waralaba yang isinya merk dagang, produk (bahan-bahan),
hingga prosedur manajemen, Paket bisnis ini dijual dengan nilai Rp 45.000.000. Lalu teman dekat dari pak Armanzah bernama Pak Firman ingin membeli waralaba Sate Pondok Biru. Akhirnya Pak Firman memiliki usaha sate dari waralaba sate Pak Armanzah . Nama restorannya tetap “Sate Pondok Biru”, rasa dan bahannya disuplai dari Pak Armanzah, SOPnya juga dari Pak Armanzah. Pak Firman hanya mengelola keuangan saja dan nanti keutungan tiap bulan yang didapatkan akan dibagi dengan Pak Armanzah sesuai dengan pesentase yang ditentukan diawal ”. Contoh sedehana diatas adalah model bisnis waralaba. Dimana Armanzah pemilik merk dan produk, menjual kepada mitra-mitra yang ingin bergabung dengannya. C. Franchisor dan Franchisee Apa itu Franchisor? Franchisor adalah suatu badan usaha atau orang yang mempunyai konsep, merek dan produk yang dimana franchisor menguasai, mengembangkan serta memberikannya melalui kontrak perjanjian. Jadi singkatnya Franchisor dapat dikatakan sebagai pemilik merek atau produsen. Apa itu Franchisee? Franchisee adalah badan usaha atau orang yang mendapatkan hak untuk menproduksi konsep dari franchisor yang dimana franchisee terikat dengan kontrak atau perjanjian yang telah di sepakati sebelumnya. Franchisee berkomitmen untuk menghormati setiap konsep, spesifikasi dan peraturan dari Franchisor. Jadi singkatnya Franchisee dapat dikatakan sebagai suatu perusahaan independen Franchisor (produsen). Hubungan kerjasama usaha di antara kedua belah pihak disahkan dalam sebuah ikatan perjanjian atau kesepakatan. Lazimnya pihak pemberi waralaba dapat memberikan arahan ataupun bimbingan tentang teknis usaha, manajemen maupun dari segi marketing produk kepada pihak Franchisee (penerima waralaba), sedangkan dari pihak penerima waralaba harus membayar sejumlah
dana sebagaimana kesepakatan antara kedua belah pihak yang telah disepakati sebelumnya. Pemilik dari merek atau Franchisor akan memberikan hak kepada para pelaku usaha untuk menjalankan bisnisnya dengan atribut produsen seperti nama merek, prosedur dan sistem atau cara-cara yang telah disepakati yang meliputi area tertentu dan dalam kurun waktu tertentu juga. Lalu yang dimaksud dengan Hak Kekayaan Intelektual atau HKI dalam arti waralaba antara lain seperti Hak paten, hak cipta, rahasia dagang, desain logo dagang, nama dagang dan juga merek dagang. Kemudian yang lainnya seperti cara penjualannya, sistem manajemennya, penataannya dan cara pendistribusian produknya yang menjadi karakteristik khusus dari pemilik usaha, itu semua merupakan penemuan atau ciri khas dari usaha. D. Jenis Waralaba 1) Jenis waralaba menurut asalnya, waralaba dibagi menjadi dua jenis, yaitu: Waralaba luar negeri Waralaba ini mencakup seluruh dunia. Yang mana produk dan jasa ini sudah banyak diminati banyak orang dan bisa diterima diberbagai negara . memiliki merek yang sudah ternama pula, sebagai contoh adalah Mc. Donald, KFC dll. Waralaba dalam Negeri Waralaba
ini
cakupannya
hanya
dalam
negeri,
meskipun
berkemungkinan go internasional, tapi fokusnya adalah pasar dalam negeri. Waralaba dalam negeri adalah salah satu solusi bagi yang ingin memiliki investasi dengan modal yang tidak terlalu tinggi, tapi cepat mendapatkan keuntungan. Saat ini sudah banyak sekali waralaba yang ada seperti Kebab Turki Baba Rafi, Minimarket Indomaret, Alfamart, dll.
2) Jenis waralaba menurut kriteria/ produk yang ditawarkan
Waralaba Produk Produk yang dijual dalam bentuk barang seperti makanan. Contoh jenis usaha waralaba produk antara lain yaitu Mc Donald, KFC, Kebab Turki, Cakekinia dan lain sebagainya.
Waralaba Jasa Waralaba ini adalah jenis waralaba yang memberikan produk dalam bentuk layanan jasa. Contohnya adalah pada bidang pendidikan, studio photo atau jasa sewa video, jasa agen perjalanan dan travel.
Waralaba Gabungan Produk yang dijual pada jenis waralaba ini adalah dalam bentuk barang dan jasa.
E. Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Waralaba Pemerintah sebagai pemegang otoritas mempunyai kekuasaan untuk menerapkan peraturan-peraturan yang menyangkut hubungan bisnis bagi para pihak sekaligus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, yaitu agar supaya undang – undang yang Pemerintah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya suatu pelanggaran atau penyelewengan. Perhatian Pemerintah yang begitu besar ini bertujuan memberikan perlindungan hokum serta kepastian hukum agar masing-masing pihak merasa aman dan nyaman dalam menjalankan bisnis khususnya yang terlibat dalam bisnis waralaba ini. Hukum bisnis waralaba idealnya untuk melindungi kepentingan para pihak namun kenyataan di lapangan belum tentu sesuai seperti yang diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Roscoe Pound yang membagi 3 ( tiga ) golongan yang
harus
dilindungi
kepentingan
sosial
oleh
hukum dan
yaitu
kepentingan
kepentingan
umum,
perseorangan.
Akan tetapi posisi pemberi waralaba yang secara ekonomi lebih kuat akan memberikan pengaruhnya pula bagi beroperasinya hukum di masyarakat. Hukum mempunyai kedudukan yang kuat, karena konsepsi tersebut memberikan kesempatan yang luas kepada negara atau Pemerintah untuk
mengambil tindakan – tindakan yang diperlukan untuk membawa masyarakat kepada tujuan yang di kehendaki dan menuangkannya melalui peraturan yang dibuatnya. Dengan demikian hukum bekerja dengan cara memberikan petunjuk tingkah laku kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan. Peraturan Pemerintah RI No 16 tahun 1997 tanggal 18 Juni 1997 yang kini telah dicabut dengan dikeluarkannya peraturan terbaru yaitu Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2007 tanggal 23 Juli 2007. Waralaba menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah RI No 16 tahun 1997 adalah “perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan dan atau penjualan barang dan atau jasa”. Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2007 pasal 1 ayat (1) menyebutkan pengertian waralaba adalah: “hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan / atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan / atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba” Dalam franchise ada dua pihak yang terlibat yaitu franchisor atau pemberi waralaba dan franchisee atau penerima waralaba di mana masing-masing pihak terikat dalam suatu perjanjian yaitu perjanjian waralaba. Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2007 dalam pasal 1 ayat ( 2 ) yang dimaksud franchisor atau pemberi waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan / atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada penerima waralaba dan dalam pasal 1 ayat ( 3 ) yang dimaksud franchisee atau penerima waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan / atau menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralaba. Sementara itu dalam pasal 3 ada enam syarat yang harus dimiliki suatu usaha apabila ingin diwaralabakan yaitu : 1. Memiliki ciri khas usaha
2. Terbukti sudah memberikan keuntungan 3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan / atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis 4. Mudah diajarkan dan diaplikasikan 5. Adanya dukungan yang berkesinambungan 6. Hak kekayaan Intelektual yang telah terdaftar Dasar hukum franchise yang lain diantaranya: a. Perjanjian sebagai dasar hukum KUH Perdata pasal 1338 (1), 1233 s/d 1456 KUH Perdata, para pihak bebas melakukan apapun sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, kebiasan, kesopanan atau hal-hal lain yang berhubungan dengan ketertiban umum, juga tentang syarat-syarat sahnya perjanjian. b. Hukum keagenan sebagai dasar hukum; KUH Dagang (Makelar & Komisioner), ketentuan-ketentuan yang bersifat administratif seperti berbagai ketentuan dari Departemen Perindustrian, Perdagangan dan lainlain. Seringkali ditentukan dengan tegas dalam kontrak franchise bahwa di antara pihak franchisor dengan franchisee tidak ada suatu hubungan keagenan. c. Undang-undang Merek, Paten dan Hak Cipta sebagai dasar hukum; berhubung ikut terlibatnya merek dagang dan logo milik pihak franchisor dalam suatu bisnis franchise, apalagi dimungkinkan adanya suatu penemuan baru oleh pihak franchisor, penemuan dimana dapat dipatenkan. UU No.19 (1992) Merek, UU No 6 (1982) Paten, UU No.7 (1987) Hak Cipta. d. UU Penanaman Modal Asing sebagai dasar hukum; Apabila pihak franchisor akan membuka outlet di suatu Negara yang bukan negaranya pihak franchisor tersebut maka sebaiknya dikonsultasi dahulu kepada ahli hukum penanaman modal asing tentang berbagai kemungkinana dan alternatif yang mungkin diambil dan yang paling menguntungkannya.
Franchise justru dipilih untuk mengelak dari larangan-larangan tertentu bagi suatu perusahaan asing ketika hendak beroperasi lewat direct investment. F. Bagaimana Memulai Bisnis Waralaba? 1) Membuat Ciri Khas Usaha Buatlah usaha atau bisnis yang memiliki jati diri. Bisnis yang memiliki jati diri itu adalah bisnis yang memiliki ciri khas atau daya pembeda dibandingkan dengan bisnis lain. Ini syarat utamanya. Meskipun kita latah dengan mengembangkan bisnis franchise, bukan berarti kita bebas meniru begitu saja. Mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan menggunakan minyak goreng adalah tindakan yang tidak bijaksana. Mungkin lebih baik mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan pasir, misalnya. 2) Membuat Standar Operasi Bak Supaya dapat dikembangbiakkan dimanamana dalam waktu cepat, kita harus memiliki standar operasi baku. Kelemahan mayoritas pengusaha UKM adalah membuat standar operasi ini. Tidak sulit membuat standar operasi baku itu. Asalkan kita memahami prosesnya dan mau menuliskan proses itu diatas kertas, jadilah standar operasi baku dalam bentuk yang paling sederhana. Selebihnya kita tinggal mengemas standar operasi baku itu dalam bentuk buku (bisa minta bantuan kepada penulis atau penyusun sistem). 3) Membuat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Salah satu kelemahan pengusaha UKM adalah jarang yang memproteksi hak intelektualnya, baik karena faktor ketidaktahuan maupun anggapan bahwa mengurus HAKi itu mahal bin ribet karena berkaitan dengan birokrasi. Padahal bisnis franchise itu yang diperjualbelikan adalah HAKI-nya. Jadi segeralah daftarkan merek, paten, hak cipta, tau disain industri pada Ditjen HAKI Depkumham. Biayanya lumayan terjangkau. Anda bisa minta bantuan pada konsultan HAKI yang ada di tiap perguruan tinggi. 4) Membuat Cara Duplikasi Yang Mudah & Praktis Salah satu kunci supaya bisnis kita mudah dikembangbiakkan adalah cara duplikasi yang mudah dan praktis. Kita harus menyusun cara supaya orang lain mampu menduplikasi usaha kita secara mudah. Sistem duplikasi ini biasanya
terangkum dalam sistem training. Cara membuatnya mudah. Tuliskan saja bagaimana cara orang lain mampu melakukan bisnis kita secara cepat dan tepat. 5) Membuat
Keuntungan
Yang
Bertumbuh.
Bisnis
tidak
layak
dikembangbiakkan jika masih merugi, sehingga satu- satunya cara supaya bisnis tersebut layak dikembangbiakkan adalah dengan membuat keuntungan yang bertumbuh. Keuntungan bertumbuh didapat jika dalam jangka waktu tertentu bisnis kita memiliki kecenderungan mencetak untung terus menerus. Oleh karena itu, jangan segan-segan tetapkan target pendapatan, upayakan selalu mencapai target tersebut, dan selalu naikkan target untuk periode waktu selanjutnya. Begitu seterusnya. Usahakan bisnis tidak mengalami kerugian. 6) Membuat Supporting Management Yang Berkelanjutan Salah satu kewajiban franchisor yang sangat penting dalam mengembangbiakkan usahanya adalah memberikan supporting management berkelanjutan selama masa kontrak kepada para franchisee-nya. Begitu usaha kita mulai berkembang, segera benahi internal perusahaan kita. Gunakan organisasi bisnis yang profesional untuk menangani usaha. Tingkatkan terus ketrampilan mereka supaya dapat memberikan supporting management yang dibutuhkan oleh para franchisee 7) Membuat Prospektus Bisnis Jika pada bisnis konvensional kita terbiasa menjual jasa atau barang, maka pada bisnis franchise kita menjual bisnisnya. Disini diperlukan lebih dari sekedar brosur. Kita memerlukan prospektus bisnis supaya calon mitra bisnis kita mampu melihat prospek cerah bisnis tersebut. Cara membuatnya hampir sama dengan membuat proposal bisnis, hanya saja dalam prospektus bisnis biasanya dilampiri dengan laporan keuangan selama beberapa periode tertentu yang menunjukkan perusahaan kita untung. Jika tidak mampu menyusun sendiri prospektus bisnis, kita dapat menggunakan jasa konsultan dengan biaya terjangkau.
8) Membuat Perjanjian Franchise. Indonesia menganut sistem kebebasan berkontrak. Kita bebas membuat dan menyusun perjanjian kerjasama bisnis. Membuat perjanjian franchise sama seperti membuat perjanjian kerjasama biasa. Dalam perjanjian franchise ada beberapa hal yang khusus diatur, yakni apa jenis HAKI yang di-franchise-kan, apa saja kegiatan usahanya, bagaimana supporting management dilakukan, mana saja wilayah usaha yang diperjanjikan, bagaimana tata cara pembayaran biaya franchise, serta bagaimana kepemilikan, perubahan kepemilikan dan hak ahli waris jika franchisee meninggal dunia sebelum kontrak franchise berakhir. 9) Membuat Badan Usaha atau Badan Hukum. Bisnis franchise itu kompleks sehingga membutuhkan organisasi bisnis dalam bentuk badan usaha atau badan hukum. Bentuklah badan usaha atau badan hukum ini. Bisa dalam bentuk CV atau PT. Kita tidak dapat lagi menjalankan bisnis secara perorangan jika ingin difranchisekan. G. Strategi Jitu Untuk Meningkatkan Pemasaran Bisnis Waralaba 1) Lakukan Identifikasi Pasar Para pengusaha harus mengetahui siapa yang akan menjadi sasaran penjualan awal dari produk tersebut. Identifikasi pasar dilakukan agar penjualan bisnis waralaba tepat sasaran. Kenali sebuah permintaan pasar yang sangat tinggi pada suatu wilayah. Ketahui tren yang sedang terjadi dalam masyarakat saat ini dan bagaimana peluang kedepannya. Dengan melakukan identifikasi pasar, sebuah bisnis waralaba yang Anda miliki akan sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga minim dari risiko kerugian dan tentu saja memiliki peluang untuk meningkatkan pemasaran. 2) Miliki Brand yang Berkarakter Persaingan bisnis selalu ada dimana-mana dan tidak dapat dihindari. Untuk memenangkan sebuah persaingan dalam bisnis waralaba, Anda harus memiliki sebuah keunikan atau ciri khas. Milikilah nama brand yang unik dan mudah diingat. Berikanlah kemasan yang memiliki tampilan menarik,
agar konsumen yang melihatnya langsung tertarik untuk membelinya. Dengan memiliki brand yang unik dan berkarakter, secara tidak langsung, Anda juga membantu konsumen untuk lebih mengingat brand tersebut yang dapat berdampak pada meningkatnya penjualan bisnis Anda. 3) Beriklan Secara Efektif Saat ini, banyak media untuk beriklan baik secara offline maupun online. Kenali beberapa media iklan efektif yang memiliki jangkauan pemasaran lebih luas dengan budget yang tidak terlalu menguras kas bisnis Anda. Gunakan semua alat media informasi baik online maupun offline untuk meningkatkan potensi keterlihatan produk Anda. 4) Berikan Layanan Optimal & Responsif Sebuah layanan akan menentukan tingkat kepuasan dari seorang pelanggan. Jika menginginkan bisnis Anda memenangkan persaingan pasar meski memiliki produk serupa, maka layanan optimal dan responsif adalah salah satu caranya. Dengan sebuah layanan yang optimal, pelanggan akan merasa puas, sangat diutamakan, dan memiliki kedekatan sehingga tidak segan untuk mereferensikan binsis Anda kepada orang lain. Tentunya, ini adalah sebuah hal yang sangat positif dan menguntungkan, karena secara tidak langsung dapat membantu pemasaran produk Anda. 5) Gunakan Testimoni Biasanya jika perusahaan terhubung secara langsung dengan konsumen melalui social media maupun media online lainnya, mereka bisa menanyakan kesan konsumen setelah menggunakan produk yang dijual. Jika respon yang dimiliki konsumen bagus dan merasa puas dengan penggunaan produk, maka perusahaan bisa menggunakan testimoni tersebut sebagai kampanye atau iklan untuk produk yang dijual. Testimoni akan bermanfaat untuk meyakinkan calon pembeli lain yang masih belum mengetahui produk sehingga bisa digunakan sebagai strategi pemasaran yang sempurna.
6) Evaluasi & Inovasi Secara konsisten Langkah terakhir untuk meningkatkan pemasaran bisnis waralaba adalah melakukan evaluasi dan inovasi. Sebuah inovasi dan evaluasi akan sangat perlu mengingat bisnis harus selalu berjalan dan tidak boleh stagnan agar tidak tertinggal dari pesaingnya. Buatlah evaluasi secara teratur minimal seminggu sekali untuk memastikan bahwa tidak ada yang berjalan melenceng dari rencana usaha. Dari hasil sebuah evaluasi Anda bisa melakukan inovasi jika ditemukan masalah atau penurunan kualitas agar pemasaran produk terus meningkat dan tidak mengalami kemunduran.
H. Keuntungan, Kerugian dan Kegagalan Waralaba Beberapa keuntungan bisnis franchise, yaitu: a. Bagi para wiraswastawan yang ingin memulai usaha baru akan mendapatkan rencana operasi bisnis dengan arah yang jelas dari pemberi franchise. Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang telah ditetapkan. b. Pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan luas tanpa meminjam atau menanggung resiko finansial penting. c. Tiap-tiap penerimaan hak berdasarkan volume penjualan, organisasi keseluruhan bisa mengadakan pengiklanan besar-besaran untuk memperkuat nama franchise. d. Penerima franchise individu dapat melakukan promosi di daerah mereka sesuai dengan persetujuan yang ada. e. Mendapatkan bantuan modal. f. Profit tinggi karena telah teruji. g. Standarisasi mutu. h. Mendapatkan bantuan manajemen.
Sedangkan dari sisi kerugian waralaba yaitu: a. Mewajibkan membayar Franchise Fee
b. Mewajibkan membayar Royalty Fee c. Memberlakukan aturan main yang harus diikuti d. Melakukan pengotrolan dan pengawasan dengan teratur Beberapa penyebab kegagalan franchisor, yaitu: a. Uji coba yang tidak memadai. b. Penyeleksian franchise secara sembrono. c. Pembuatan struktur yang buruk. d. Franchise kekurangan modal e. Franchisor menjalankan bisnisnya dengan buruk.
Beberapa penyebab kegagalan franchise, yaitu: a.
Franchise yang puas dengan dirinya sendiri
b.
Franchise yang penakut
c.
Franchise yang tidak mengikuti sistem
d.
Franchise yang berharap terlalu banyak
e.
Franchise yang tdk memiliki bakat
f.
Campur tangan dari orang lain yang bermain curang
I. Pengertian Pemasaran Menurut American Marketing Association, Pengertian Pemasaran ialah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan dari suatu konsep, penentuan harga, pendestribusian ide dan promosi, baik terhadap barang maupun jasa untuk menciptakan suatu pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan dari suatu organisasi. Pemasaran adalah suatu aktivitas organisasi modern untuk bertahan dan sukses dalam bisnis. Organisasi harus tahu pasarnya, menarik sumber daya, mengubah sumber daya tersebut menjadi produk dan jasa, ide yang sesuai dengan cara efektif keberbagai masyarakat yang membutuhkannya. Singkatnya organisasi modern menekankan pada mekanisme pertukaran, melalui penawaran produk atau jasa untuk mencapai tujuan mereka.
Dalam ilmu sosial terdapat beberapa pengertian dan tujuan pemasaran, di antaranya tujuan pemasaran sebagai usaha kegiatan bisnis yang mengarahkan arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Dengan demikian tujuan pemasaran yaitu untuk membeli produk atau jasa agar konsumen lebih mengenal, sehingga menjadi tertarik dan membeli produk atau jasa tersebut. Dengan demikian esensi pemasaran dalam ilmu sosial yaitu kegiatan tukar menukar yang saling memuaskan stakeholders. J. Tujuan Pemasaran Tujuan Pemasaran secara umum, sebagai berikut : a. Kebutuhan Tujuan pemasaran yang pertama yaitu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kebutuhan adalah sesuatu yang sifatnya mendasar yang diperlukan untuk memenuhi masalah manusia. Contoh : Kebutuhan makanan, minum, pakaian, rumah dan pendidikan. b. Keinginan Tujuan Pemasaran yang kedua ialah untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kebutuhan yang telah menjadi dorongan untuk diselesaikan (hasrat untuk memenuhi kebutuhan) ketika mereka diarahkan kepada tujuan atau objek tertentu yang spesifik, yang memungkinkan memuaskan kebutuhan. Orang sakit ingin berobat modern, maka ia akan berobat ke rumah sakit, puskemas atau klinik. c. Harapan Tujuan Pemasaran yang ketiga adalah untuk memenuhi harapan pelanggan. Harapan adalah keinginan akan produk atau jasa tertentu yang bersifat individual dengan memperhatikan bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan keinginan. Contohnya : Berobat ke rumah sakit, dengan pelayanan dokter yang terampil dan cepat serta ramah (harapan). Faktor psikografi (selera, gaya hidup, persepsi terhadap tempat pelayanan) ikut menentukan harapan seseorang.
K. Tips Pemasaran Untuk Mendapatkan Pelanggan Yang Loyal / Setia Beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menggaet banyak pelanggan dan menjadikan mereka sebagai pelanggan yang loyal antara lain :
Membuat brand atau merek usaha yang relevan
Menjaga dan merawat kualitas produk
Memberikan kepuasan dan pelayanan terbaik
Menemukan Partner Bisnis yang sesuai
Mengoptimalkan jalannya proses promosi
Memberikan pelayanan dan promo yang spesial
Membuat Website atau Toko Online
Menciptakan testimoni dari pelanggan
Menjalin hubungan dengan kompetitor
Mengalahkan kompetitor.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Setiap orang dalam melakukan bisnis franchise memiliki pengetahuan dan wawasan tentang pewaralabaan, termasuk didalamnya sejarah franchise. Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Di Indonesia sendiri franchise mulai berkembang pesat sejak tahun 2003, dimulai dengan hadirnya brand franchise asing seperti KFC, Mc. Donald, Dunkin Donuts dan brand lainnya. Dari beberapa defisini franchise yang telah dipaparkan dalam kajian teori, bahwa franchising merupakan salah satu konsep dari pemasaran untuk memperluas jaringan usaha secara tepat. Franchise bukan satu-satunya alternatif bisnis, melainkan suatu cara yang sama kuat, sama strategis dengan cara konvensional untuk mengembangkan usaha yang telah dibuat. Franchise memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Kelebihan franchise terutama dalam pendanaan, SDM, dan managemen. Begitupula dengan kekuranganya yaitu tidak mandiri, kreativitas tidak berkembang, rentan dalam perubahan franchisor, menjadi independen, dan terdominasi. Beberapa istilah yang terdapat di dalam usaha Franchising yaitu: Franchise, Franchisor, Franchisee, Initial service, Continuing service, Initial fee, Frenchise fee, Continiung fee. Adapun poin-poin yang harus diperhatikan dalam memilih bisnis franchise makanan tradisional, yaitu punya hasrat, riset dan berunding, cek, hak cipta, lama dan kuat kondisi keuangan, dan bayar dimuka. 3.2 Saran Berhati-hatilah dalam memilih usaha franchise, artinya harus waspada dalam memutuskan rencana bisnis, berpikiran cermat dan tepat memilih usaha waralaba agar dapat memaksimalkan keberhasilan. Sesuai dengan kondisi pasar, masyarakat yang konsumtif merupakan keuntungan tersendiri bagi para pengusaha waralaba. Di Indonesia usaha waralaba tumbuh dan berkembang sangat maju dari tahun ke tahun bertambah, sehingga memungkinkan orang untuk menekuni usaha ini.
B. Saran dan Masukan Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dalam penyajian data desain hingga pembaca agak kesulitan membacanya,penulis sangat berharap masukan yang membangun dari para pembaca agar penulis dapat melakukan review dan perbaikan muntuk makalah lainnya
Daftar Pustaka
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-strategi-jitu-untuk-meningkatkanpemasaran-bisnis-waralaba/ di akses pada hari Senin 19 Maret 2019 pukul 10:28 WITA http://www.pengertianpakar.com/2015/04/pengertian-dan-jenispemasaran.html di akses pada hari Senin 19 Maret 2019 pukul 10:40 WITA https://www.rapikan.com/2018/12/jenis-jenis-pemasaran-marketing.html di akses pada hari Senin 19 Maret 2019 pukul 11:09 WITA
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/04/pengertian-waralabajenis-jenis-tipe-kelebihan-kekurangan.html di akses pada hari Senin 19 Maret 2019 pukul 15:00 WITA