AUDIT PLAN, AUDIT PROGRAM, AUDIT PROCEDURES, AUDIT TEKNIK, RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS PERENCANAAN AUDIT (AUDIT PLAN): Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi : ”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya” Meliputi Pengembangan strategi yang menyeluruh terhadap pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran kompleksitas badan usaha, pengalaman dan pengetahuan tentang bisnis usaha. Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis klien dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dll. Isi dari Audit Plan : 1. Hal-hal mengenai klien: Bidang usaha klien, alamat, telp, fax, email dll. Status hukum perusahaan (nama pemilik, permodalan) Accounting policy Neraca dan L/R komparatif AClient contact (pres dir, controller, kabag akuntansi) Accounting, auditing, tax problem 2. Hal-hal yang mempengaruhi klien: Bisa didapat di majalah-majalah ekonomi/suratkabar, antara lain : Business News, Ekonomi Keuangan Indonesia. 3. Rencana kerja auditor: Staffing (nama partner, manager, supervisor, senior dan asisten) Waktu pemeriksaan (kapan mulai, berapa lama dan berakhir) Jenis jasa yang diberikan (general audit, special audit, perpajakan dll) Time schedule Bantuan tambahan AUDIT PROGRAM : Audit Program merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis. Tujuan Audit Program: Membantu Auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Audit Program yang baik harus mencantumkan: 1. Tujuan pemeriksaan. 2. Audit prosedur yg akan dijalankan 3. Kesimpulan pemeriksaan.
Generalized Audit Program: TEST, of prescribed control for legal, procedural & policy compliances. SCAN for and investigating the unusual. TRACE & Vouch ( Documents to records, records to documents, subsidiary ledgers). VERIVY prenumbering ( no skips or misses). ANALYZE for fraud if control absent or weak. Manfaat Audit Program: Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan dan instruksi bagaimana harus menyelesaikan suatu pemeriksaan. Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pemeriksaan. Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien. Prosedur Audit Program: Prosedur Audit Program untuk Compliance Test Prosedur Audit Program untuk Substantive Test Prosedur Audit Program untuk keduanya.
AUDIT PROCEDURES : Adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Audit Procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bukti-bukti audit (audit evidence). Untuk itu diperlukan AUDIT TEKNIK, yaitu cara-cara untuk memperoleh bukti audit seperti Konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab dan lain-lain. RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS Risiko Audit : risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu L/K yang mengandung salah saji material. Pernyataan “menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia” menunjukkan keyakinan auditor bahwa L/K secara keseluruhan tidak mengandung salah saji material. Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan. Kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan yang tidak disengaja jumlah atau pengungkapan dalam L/K. Faktor utama yang membedakan kecurangan dengan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya yang berakibat pada salah saji dalam L/K merupakan tindakan yang disengaja atau tidak disengaja. Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang memberikan kepercayaan atas informasi tersebut. Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas dalam merencanakan audit guna memperoleh bukti audit yang kompeten dan mengevaluasi apakah L/K secara keseluruhan disajikan secara wajar.
JENIS-JENIS RISIKO: Risiko bawaan : kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait. Risiko pengendalian : risiko bahwa suatu slah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. Risiko deteksi : risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 100%. Pengertian Materialitas:
-
-
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasiakuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkanperubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkankepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu. Berdasarkan pertimbangan biaya-manfaat, auditor tidak mungkin melakukan pemeriksaan atas semua transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, auditor harus menggunakan konsep materialitas dan konsep risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan audit. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut. Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan: 1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan. 2. Materialitas pada tingkat saldo akun. Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Risiko audit digolongkan menjadi 2: 1. Risiko audit keseluruhan 2. Risiko audit individual Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit: Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit dan risiko audit sebagai berikut: 1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat. 3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut: (a) menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah bukti audit yang dikumpulkan, (b) menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan, dan (c) menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersama-sama.