- UKL
–
UPL -
PETERNAKAN AYAM PEDAGING
Jl. Raya Purabaya Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya
Kabupaten Sukabumi
SURAT PERNYATAAN PELAKSANAAN UKL UPL Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jabatan Alamat Kantor Alamat usaha / kegiatan Telp / faks / HP / email Selanjutnya bertindak atas nama pemrakarsa peternakan ayam pedaging, dengan ini menyatakan bahwa : 1. Data UKL-UPL dar kegiatan di atas telah disusun dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku 2. Kami bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan yang tercantum didalam dokumen UKL-UPL serta bersedia dipantau dampaknya oleh instansi yang berwenang selama kegiatan berlangsung dan mengirimkan laporan setiap 6(enam) bulan sekali ke Badan Lingkungan Hidup 3. Apabila kami tidak melakukan apa yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL dan terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan, kami bersedia menghentikan kegitan usaha dan bersedia menanggung semua kerugian serta resiko yang ditimbulkan oleh pencemaran atau kerusakan lingkungan yang terjadi 4. Kami bersedua merevisi dokumen UKL-UPL jika terdapat perubahan dalam kegiatan atau usaha baik luasan lahan, kapasitas maupun desain Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya sebagai komitmen perusahaan kami dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan Ponorogo, September 2016 Penanggung jawab UKL-UPL
KATA PENGANTAR Pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Peraturan Bupati Sukabumi No. 53 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UKL-UPL di Kabupaten Sukabumi. Kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting diharuskan menyusun dokumen UKL-UPL, sehingga rencana operasional Peternakan Ayam Pedaging di Kabupaten Sukabumi kategori dampaknya kecil, tetapi tetap harus diantisipasi dan dilakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang memadai. Tujuan penyusunan dokumen UKL-UPL ini khususnya agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup juga bagi Dinas/Instansi terkait di Kabupaten Sukabumi, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah mendukung penyelesaian dokumen UPL-UKL ini.
Sukabumi, Juli 2016 Pemrakarsa
DAFTAR ISI PERNYATAAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN HIDUP SURAT REKOMENDASI UKL-UPL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB 1 Identitas Pemrakarsa BAB 2 Rencana Kegiatan 2.1. Nama Kegiatan 2.2. Lokasi Kegiatan 2.3. Skala Kegiatan 2.4. Kesesuaian Tata Ruang 2.5. Rona Lingkungan Awal 2.6. Tahap Pra konstruksi 2.6.1. Sosialisasi kepada masyarakat 2.6.2. Pembebasan lahan 2.6.3. Pengurusan perizinan 2.7. Tahap Konstruksi 2.7.1. Rekrutmen tenaga kerja 2.7.2. Pematangan lahan 2.8. Tahap Operasi 2.8.1. Mobilisasi Tenaga kerja 2.8.2. Kegiatan Peternakan BAB 3 Dampak Lingkungan yang ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 3.1. Tahap Pra Konstruksi 3.2. Tahap Konstruksi 3.3. Tahap Operasi MATRIKS UKL-UPL BAB 4 Jumlah dan Jenis izin PPLH yang dibutuhkan DAFTAR PUSTAKA Lampiran - lampiran
DAFTAR TABEL Table 2.1. Penggunaan Lahan Table 2.2. Luas bangunan Table 2.3. Populasi ternak Tabel 2.4. Pemberian pakan ternak Tabel 2.5. Pemberian minum ternak Tabel 2.6. Vaksin dan obat-obatan Table 2.7. Tenaga kerja Table 2.8. jadwal rencana kegiatan Table 2.9. Baku mutu air limbah Table 2.10. Perizinan yang dimiliki Table 2.11. Tenaga kerja konstruksi Table 2.12. Peralatan yang digunakan Table 2.13. Material yang digunakan Table 2.14. Fungsi bangunan Table 2.15. Jenis tanaman RTH Table 2.16. Kebutuhan tenaga kerja tahap operasi Table 2.17. Kebutuhan air bersih Table 2.18. Volume timbulan sampah Tabel 2.19. Volume limbah B3 Tabel 2.20. Volume kotoran ternak Table 2.21. Durasi kendaraan Table 2.21. Koefisien limpasan Table 3.1. Perubahan debit limpasan air hujan tahap konstruksi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Lokasi kegiatan Gambar 2.2. Desain kandang Gambar 2,3, Kondisi lahan eksisting Gambar 2.4. Muka jalan ROW 6 Gambar 2.5. Desain Drainase Gambar 2.6. Skema penggunaan air bersih Gambar 2.7. Rencana pemasangan septic tank Gambar 2.8. Model sumur resapan Gambar 2.9. Desain lubang biopori Gambar 2.10. Neraca air
BAB 1 IDENTITAS PEMRAKARSA Nama Pemohoan
:
Alamat Pemohon
:
Lokasi Kegiatan
:
Penanggung jawab UKL-UPL Nama
:
Jabatan
:
Jenis usaha
:
Luas tanah
:
Luas ruang usaha
:
Luas bangunan
:
Jumlah populasi
:
Jumlah kandang
:
Luas kandang
:
BAB 2 RENCANA KEGIATAN 2.1. Nama Kegiatan Kegiatan ini adalah rencana kegiatan pembangunan “Peternakan Ayam Broiler (Pedaging)” yang diprakarsai oleh perorangan yang selanjutnya disingkat dengan kata peternakan. Peternakan yang akan dibangun sesuai rencana kegiatan memiliki luas lahan 4.973 m dengan luas ruang usaha 1.500 m dan luas bangunan 1.488 m Berisikan populasi ternak sebanyak 40.000 ekor ayam broiler (pedaging) dalam kandang berlantai dua dengan ukuran kandang sama panjang 120 m x lebar 12 m sebanyak satu buah kandang. 2.2. Lokasi Kegiatan Rencana kegiatan peternakan secara administrasi berlokasi : Jalan
Jl. Raya Purabaya
Kampung
Kp. Padaringan RT. 01 / 04
Kel./Desa
Cimerang
Kecamatan
Purabaya
Kabupaten
Sukabumi
Provinsi
Jawa Barat.
Koordinat
7°3'57.23"S 106°53 '2.92"E
Ketinggian
650 dpl
Kesampaian lokasi rencana kegiatan dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan dikarenakan berada di jalan raya Purabaya. Selain itu, jarak lokasi kegiatan dengan pusat Pemerintahan antara lain :
Pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi + 52 KM Pemerintahan Kecamatan Purabaya + 4 KM Pemerintahan Desa Cimerang + 2 KM Pemukiman penduduk terdekat + 150 meter
Rencana Kegiatan
UKL-UPL Peternakan Ayambroiler(pedaging)
Adapun batas lokasi dengan kegiatan di sekitarnya antara lain : Sebelah utara kebun singkong Sebelah timur
jalan setapak, kebun campuran
Sebelah selatan
kegiatan peternakan broiler lain
Sebelah barat
kebun singkong
2.3. Skala Kegiatan Luas lahan yang digunakan untuk rencana pembangunan peternakan seluas 4.973 m dimanfaatkan untuk : Table 2.1. Penggunaan Lahan NO
Penggunaan
Luas(m2)
Terbuka (m2)
Tertutup (m2)
Persen(%)
1440
-
1440
29
A Lahan Tertutup 1
Kandang
2
Gudang dan mess
48
-
48
1
3
Jalan, parker, pagar
512
-
512
10
Jumlah
2000
-
2000
40
2933
2933
-
59
40
40
-
1
Jumlah
2973
2973
Jumlah (A+b)
4973
2973
B Laham Terbuka 4
RTH
5
Tempat bangkai
60 2000
100
Adapun luas bangunan rencana peternakan sebesar 2.976 m untuk pembangunan kandang tipe close house dan gudang serta mess karyawan terdiri dari 2 lantai.
No Bangunan 1 Kandang 2 Mess dan gudang JUMLAH
Volume (Lantai) 2 2
Jumlah satuan (m2) 1.440 48
Table 2.2. Luas Bangunan
Jumlah (m2) 2.880 96 2976
Tiaranita (pemrakarsa). Pada saat ini sedang dalam proses balik nama sertifikat hak milik tanah.
Jumlah Ternak Rencana kegiatan peternakan ayam pedaging dengan jumlah populasi 40.000 ekor dalam 2 ruang kandang menggunakan sistem close house (sistem tertutup). No 1 2
Kandang Lantai dasar Lantai JUMLAH
Populasi Ternak (ekor) 20.000 20.000 40.000
Bibit Ternak Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Rencananya bibit ayam (DOC) diperoleh dari PT. Inti Plasma (Pokphand Group) melalui perjanjian kerjasama dengan pemrakarsa. Pemasukan ayam bibit dilakukan secara bertahap. Secara singkat DOC ayam yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat. Sedangkan dalam pemeliharaan bibit dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak akan segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas. Pemeliharaan 1. Perkandangan Kandang system closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak. Tujuan membangun kandang closed house adalah: 1. Mampu mengeluarkan gas gas berbahaya seperti karbondioksida dan amonia ke luar kandang 2. Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim yang kondusif bagi ternak dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan hawa panas dari kandang yang dihasilkan berasal dari tubuh ayam dan lingkungan luar. Kemudian menurunkan suhu udara yang masuk serta mengatur kelembaban yang sesuai. 3. Meminimalisir tingkat stress pada ternak, dapat dilakukan dengan cara mengurangi stimulasi yang dapat menyebabkan stress, dengan cara
mengurangi kontak dengan manusia (misalnya dengan feeder dan drinker otomatis, vaksinasi dengan spray dll), serta meminimumkan cahaya dan lain-lain. Kualitas udara dilihat dari kandungan oksigen, karbondioksida, dan amoniak dengan batasan tertentu. Adapun batasan yang perlu karbonmonoksida
Oksigen > 19.6% Karbondioksida < 0.3% Karbonmonoksida < 10 ppm Amonia < 10 ppm Kelembaban relatif 45 - 65 % Kecepatan angin setelah 28 hari 350 - 500 FPM (Feet Per Minute)
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 500 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Selain itu, pembuatan kandang didukung juga dengan lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh tembok pembatas agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang. Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur dua ka dalam seminggu dan setiap akhir periode untuk penyucihamaan kandang sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri Ukuran kandang : rencana pembangunan kandang berukuran 120 x 12 meter. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi harus menampung maksimal 10 ekor ayam dewasa. Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. 2. Pemberian pakan dan minum Pemberian pakan haruslah memperhatikan kualitas pakan itu sendiri dengan memiliki kadar nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ternak. Kandaungan gizi pakan tiada lain mengandung protein, lemak, serat kasar, kalsium, posfor, karbohidrat, dan multi vitamin. Pemberian pakan berdasarkan Standar Performance Broiler untuk 60.000 ekor ternak antara lain :
Umur (Hari)
Umur Pakan (kg/hari) (mingggu) Per ekor Total
Rata rata BB/ekor (kg)
Resiko kematian (%)
0
-
-
-
0.042
-
1
-
0,013
520
0.049
0.4
2
-
0,015
600
0.059
0.5
3
-
0,018
720
0.075
0.6
4
-
0,021
840
0.094
0.7
5
-
0,024
960
0.117
0.8
6
-
0,027
1080
0.144
0.9
7
I
0,031
1240
0.175
1
8
-
0,035
1400
0.210
1.1
9
-
0,040
1640
0.248
1.2
10
-
0,046
1880
0.288
1.3
11
-
0,052
2120
0.333
1.4
12
-
0,058
2360
0.383
1.5
13
-
0.064
2560
0.433
1.6
14
II
0.070
2800
0.487
1.7
15
-
0.076
3040
0.543
1.8
16
-
0.082
3280
0.602
1.9
17
-
0.088
3520
0.664
2
18
-
0.094
3760
0.727
2.1
19
-
0.100
4000
0.794
2.2
20
-
0.107
4280
0.862
2.3
21
III
0.113
4520
0.932
2.4
22
-
0.118
4720
1.004
2.52
23
-
0.124
4960
1.078
2.64
24
-
0.130
5200
1.153
2.76
25
-
0.135
5400
1.230
2.88
26
-
0.141
5640
1.308
3.00
27
-
0.146
5840
1.387
3.12
Table 2.5. Pemberian minum Ternak
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan untuk ternak ayam sebanyak 40.000 ekor dalam satu periode selama 27 hari adalah 78.760 Kg/periode atau 78 , 76 Ton/periode. Sedangkan, pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam diperkirakan rata-rata dua kali lipat dari jumlah konsumsi pakan per hari.
Umur (Hari)
Umur Pakan (kg/hari) (mingggu) Per ekor Total
Rata rata BB/ekor (kg)
0
-
-
-
0.042
1
-
0,026
1040
0.049
2
-
0,03
1200
0.059
3
-
0,036
1440
0.075
4
-
0,042
1680
0.094
5
-
0,048
1920
0.117
6
-
0,054
2160
0.144
7
I
0,062
2480
0.175
8
-
0,07
2800
0.210
9
-
0,082
3280
0.248
10
-
0,092
1880
0.288
11
-
0,104
4240
0.333
12
-
0,116
4720
0.383
13
-
0.128
5120
0.433
14
II
0.140
5600
0.487
15
-
0.152
6080
0.543
16
-
0.162
6560
0.602
17
-
0.176
7040
0.664
18
-
0.188
7520
0.727
19
-
0.200
8000
0.794
20
-
0.214
8560
0.862
21
III
0.226
9040
0.932
22
-
0.236
9440
1.004
23
-
0.248
9920
1.078
24
-
0.260
10400
1.153
25
-
0.27
10800
1.230
26
-
0.282
11280
1.308
27
-
0.292
11680
1.387
2.5. Pemberian minum Ternak
Jadi kebutuhan air minun ternak sebanyak 40.000 ekor dalam satu periode selama 27 hari adalah 157.520 L/periode atau 157,52 m /periode. 3. Pengendalian Penyakit Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain : 1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya 2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak 3. Melakukan vaksinasi secara teratur 4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit 5. Manajemen pemeliharaan yang baik 6. Kontrol terhadap binatang lain Berikut sedikit uraian beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam : a. Tetelo (ND) Penyebab : paramyxivirus Gejala ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan. Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang Pengobatan : belum ada b. Gumboro (gumboro disease) Penyebab : virus ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus. Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang Pengobatan : belum ada c. Penyakit cacing ayam (worm disease) Penyebab : Cacing Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam. Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang
baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara. Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya d. Berak kapur (Pullorum) Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya e. Berak darah (Coccidiosis) Penyebab : protozoa Eimeria sp. Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang. Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya.
Vaksin dan Obat-obatan Vaksin dan obat-obatan yang digunakan dalam pemeliharaan ternak ayam antara lain : No Jenis Obat 1 Vaksin ND Kill
Dosis
2
Vaksin Lasoka
tetes/ekor
4 liter
3
Vaksin IBD
vial/1.000 ekor
40 vial
4
Antibiotic
0,025 gr/ekor
1 kg
5
Vitamin
0,03 gr/ekor
1,2 kg
6
Vitamin elektrolit
0,05 gr/ekor
2kg
7
Vitamin growth promotor
0,1 gr/ekor
4kg
8
Desinfektan
5 ml/40 air
secukupnya
0,25 ml/ekor
Jumlah 10 liter
Panen dan Pasca Panen Hasil utama peternakan ayam pedaging berupa ayam dewasa yang siap dipotong biasanya 95 % dari total populasi ayam ternak. Sedangkan 5 % lagi di asumsikan sebagai tingkat kematian ternak. Dari 40.000 ekor ternak di asumsikan hasil panen ayam mencapai 38.000 ekor ayam dewasa yang siap di potong dan sisanya 2.000 ekor ayam dianggap masuk dalam ranah resiko
kematian ternak. Hasil panen ayam dewasa di salurkan ke PT. Inti Plasma (Pokphand Group) sebagai rekan bisnis utama pemrakarsa. Pada pasca panen dilakukan pembersihan dan penyucian kandang dengan menggunakan desinfektan, agar kandang terjaga kebersihannya. Air buangan sisa pencucian dialirkan menuju settling pond sebagai IPAL sederhana/kolam pengendapan/filterisasi. Masa pasca panen ini kandang setelah dibersihkan akan di biarkan selama satu minggu dan penaburan kapur untuk memastikan kandang telah siap untuk digunakan kembali.
Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk menjalankan rencana usaha peternakan ayam pedaging ini membutuhkan karyawan sebanyak 7 orang, antara lain : Table 2.7. Tenaga Kerja No
Departemen
Pendidikan
Jumlah
Jenis Kelamin L
P
Asal
1
Kepala kandang
Sarjana
1
1
-
Sukabumi
2
Admin
Diploma
1
-
1
Sukabumi
3
Anak kandang
-
6
6
-
Warga sekitar
4
Keamanan
-
2
2
-
Warga sekitar
10
9
1
Jumlah
Jadwal Kegiatan Jadwal rencana kegiatan pembangunan Peternakan Ayam broiler ( Pedaging ) dimulai dari survey pendahuluan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar sebelum melakukan pembebasan lahan sampai operasional rencana kegiatan. Adapun jadwal rencana kegiatan antara lain :
No
Kegiatan I
I.
Pra Konstruksi
II
III
IV
V
Tahun 2016 Bulan VI VII VIII
IX
X
XI
XII
1 2 3 II. 1 2 3 4 III. 1 2
Sosialisasi kepada masyarakat Pembebasan lahan Pengurusan perizinan Konstruksi Rekrutmen tenaga kerja Pematangan lahan Mobilisasi alat dan material Pembangunan sarana dan prasarana Operasi Rekrutmen tenaga kerja Kegiatan peternakan
Table 2.8. Jadwal Rencana Kegiatan
2.4. Kesesuaian Tata Ruang Rencana kegiatan peternakan ayam broiler (pedaging) Cindy Farm haruslah sesuai dengan perda 22/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan paragraph 3 kawasan peruntukan pertanian pasal 85 huruf d di pertegas pada pasal 89 poin 2. Ayam Pedaging tidak bertentangan dengan RTRW Kabupaten Sukabumi dikarenakan termasuk peternakan rakyat. 2.5. Rona Lingkungan Awal 1. Iklim Cuaca adalah keadaan atmosfir pada waktu tertentu yang berubah ubah, sedangkan iklim adalah keadaan rata rata cuaca dalam waktu relatif lama dan tetap. Keadaan iklim di sekitar daerah lokasi studi secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah curah hujan, lama penyinaran matahari, temperatur, kelembaban relative dan dataran sedang. Desa Cimerang memiliki kelembaban ratarata berkisar antara 60-90 °C, temperatur 25-35 °C, curah hujan 2.115 mm/tahun. 2. Kualitas udara Kualitas udara di sekitar lokasi studi cukup baik, hanya apabila musim kemarau banyak terdapat debu dari jalan. Oleh karena itu dilakukan uji kadar debu rona lingkungan awal terlampir. Kualitas udara harus memenuhi baku mutu untuk areal peternakan sesuai peraturan pemerintah. 3. Kebisingan Keadaan di lokasi studi mempunyai tingkat kebisingan relatif aman, karena berada di areal pertanian. Namun, kebisingan diakibatkan dari aktivitas mobilisasi kendaraan umum pengguna jalan raya Purabaya yang merupakan jalan utama. 4. Perairan
Pola aliran permukaan suatu daerah tangkapan hujan ditentukan oleh tofografi dan kondisi bentang alam daerah wilayah studi merupakan perbukitan. Secara alami air akan mengalir ke tempat-tempat yang rendah. Untuk mengetahui kondisi fisik, kimia dan biologi air maka tim melakukan pengamatan langsung dilapangan dan pengambilan sampling air permukaan (eksisting).
Table 2.9. Baku Mutu Air Limbah No Parameter A. Fisika
Satuan
Batas maksimum
1
Bau
-
Tidak berbau
2
Suhu
-
-
3
Kekeruhan
NTU
25
4
Warna
-
Tidak berwarna
5
TDS
mg/l
1500
M.mhos/cm
-
6
DHL B. Kimia
1
pH
-
6-9
2
Krom
mg/l
0.5
3
Seng
mg/l
10
4
Tembaga
mg/l
2
5
Ammonia
mg/l
20
6
Sulfide
mg/l
1
7
BOD
mg/l
50-100
mg/l
100-300
8
COD C. Mikrobiologi
1
e.coli
Per 100ml
100
2
Total coliform
Per 100ml
1000
5. Kependudukan Desa Cimerang yang memiliki wilayah 1.308,92 Ha, dengan kondisi geografis berbukit. Jumlah penduduk Desa Cimerang sebanyak 6.745 jiwa dari 2.075 KK dengan komposisi 3.478 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 3.267 jiwa berkelamin perempuan, yang tersebar dalam wilayah 4 Kedusunan, 8 RW dan 35 RT. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani dan pedagang sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai PNS, pegawai swasta, tenaga pengajar, wirausaha, TNI, POLRI, dan sebagainya.
2.6. Tahap pra konstruksi Tahap pra konstruksi, meliputi : sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan lahan, dan pengurusan perizinan.
2.6.1. Sosialisasi kepada masyarakat Melakukan sosialisasi di wlayah kampung Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi. Selain itu, melakukan sosilaisai juga terhadap warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi yang merupakan masyarakat terkena dampak langsung. Disampin itu pula, pemrakarsa mendapatkan persetujuan secara tertulis dari kegiatan peternakan boiler atas nama Fajar Surya Bayuaji dan peternakan boiler atas nama Handoko Marhaban L. yang lokasinya berdampingan dengan rencana kegiatan peternakan boiler Cindy Tiaranita. Rangkuman hasil sosialisasi kepada masyarakat menghasilkan Kesepakatan / Persetujuan masyarakat dengan catatan sebagai berikut 1. Tempat usaha tersebut tidak mencemari lingkungan yang akan merugikan warga masyarakat dan harus melaksanakan peraturan dan perundangan yang berlaku; 2. Melakukan kerjasama dengan peternakan boiler Fajar Surya Bayuaji dan Handoko Marhaban L. dalam penggunaan fasilitas umum dan fasilitas social serta bekerja sama dalam pengelolaan lingkungan hidup agar tidak merugikan satu sama lainnya. 3. Penyerapan tenaga kerja harus memprioritaskan warga setempat. 4. Perusahaan akan memberikan CSR kepada masyarakat terkena dampak langsung dalam bentuk bantuan pembangunan fasilitas umum, bantuan kapada warga miskin, dan bantuan-bantuan untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya seperti memperingati hari-hari besar keagamaan, hari- hari besar nasional dan lain-lain; 5. Warga masyarakat terkena dampak langsung pada dasarnya menyetujui rencana kegiatan peternakan ayam dengan catatan dan tuntutan warga dapat terpenuhi;
2.6.2. Pembebasan Lahan Lahan seluas 4.973 m dibebaskan oleh pemrakarsa melalui jual beli dan saat ini sedang proses pengalihan sertifikat hak milik atas nama Cindy Tiaranita. Lahan eksisting berupa lahan tegalan yang ditumbuhi semak belukar yang tidak produktif. Sehingga disimpulkan status lahan yang dimaksud tidak sedang dalam keadaan sengketa lahan. 2.6.3. Pengurusan Perizinan
Pengurusan izin Peternakan Ayam Pedaging termasuk pula didalamnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi untuk mendapatkan persetujuan tetangga. Secara keseluruhan pengurusan perizinan meliputi :
Persetujuan warga Surat keterangan domisili
Surat rekomendasi Kecamatan Rekomendasi UKL-UPL Izin Lingkungan Rekomendasi Andalalin Izin gangguan (Ho) Tanda daftar perusahaan (TDP) Izin Usaha Peternakan (IUP) Izin PPLH
Adapun izin yang telah dimiliki antara lain :
No 1 2
Jenis surat Izin tetangga Surat keterangan tanah
Nomor 026/YSM/N/III/2016
Instansi Notaris PPAT Yusep Sugih Munandar, SH
3
Keterangan domisili
500/186/2004/III/2016
Kepala Desa Cimerang
4
Rekom Camat
503/36
Kecamatan Purabaya
5
Rekom Disnak
6
524.2/
Trantib/2016 /Rekom-
Disnak/2016 601/329-Bid.TR
SK-IKR
Dinas Peternakan Dinas Tarkimsih
Table 2.10. Perizinan yang dimiliki
2.7. Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pematangan lahan, mobilisasi alat dan material, dan pembangunan sarana dan prasarana. 2.7.1. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi Untuk melaksanakan rencana kegiatan tahap konstruksi pembangunan, maka dilakukanlah rekrutmen 10 tenaga kerja yang rinciannya sebagai berikut : Table 2.11. Tenaga Kerja Konstruksi
No 1 2 3 4 5
Tenaga kerja Kepala proyek Teknik Tukang Asisten tukang Keamanan
Jumlah
Pendidikan Megister Sarjana -
Jumlah 1 1 2 5 1 10
asal Luar Sukabumi Sukabumi Warga sekitar Warga sekitar Warga sekitar
Untuk tenaga kerja kepala proyek dan tenaga teknik membutuhkan kemampuan ahli khusus yang didatangkan dari sukabumi atau luar Sukabumi. Sedangkan tenaga kerja lainnya di rekrut dari warga sekitar lokasi sesuai dengan pengalaman dan keahliannya. Jam kerja tahap konstruksi ini dimulai dari jam 08.00 16.00 WIB setiap hari kerja dari senin sabtu dan hari minggu libur.
2.7.2. Pematangan Lahan Lahan yang berupa tegalan dengan struktur yang tidak merata dan bergelombang sehingga harus dilakukan cut and fiil untuk perataan, pembersihan, pengurugan dan penggalian serta pemagaran. Hal tersebut dilakukan bertujuan agar tanah bisa stabil dan tidak mudah amblas sehingga memudahkan dalam pengerjaan pondasi dan bangunan. Lahan yang dimatangkan dan dibersihkan seluas 4.973 m untuk pembangunan Peternakan Ayam Broiler (Pedaging).
2.7.3. Mobilisasi Peralatan dan Material Alat yang digunakan untuk melaksanakan rencana kegiatan pembangunan kandang beserta sarana dan prasarana dasar maupun pekerjaan finishing sesuai rencana teknis adalah : No 1 2 3
Jenis peralatan Beck hoe Vibrator Bulldozer
Jumlah 1 1 1
4 5
Stum Alat bangunan sederhana lainnya
1
Menggali, memuat Memadatkan Memotong, meratakan tanah Memadatkan jalan
Sedangkan material yang digunakan untuk pengerjaan pada tahap konstruksi
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis peralatan Pasir Semen Krikil Koral / batu cadas Baja ringan Baja belah Besi kolom Bahan bangunan lainnya
Fungsi Campuran beton Campuran beton Campuran beton Campuran jalan Rangka atap Pondasi Campuran pondasi dan tiang
adalah :
2.7.4. Pembangunan Sarana dan Prasarana Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak. Rencana pembangunan peternakan untuk 2 lantai dengan dimensi 124 x 12 m. Fungsi gedung tersebut dibangun sesuai rencana teknis diantaranya : Table 2.14. Fungsi Bangunan Bangunan Lantai dasar Lantai Jumlah
Fungsi Luas (m2) Kandang ukuran 120 x 12 m, kantor ukuran 12 x 4 m sudah 1.488 termasuk MCK, washing, dan tangga Kandang ukuran 120 12 m, mess ukuran 12 sudah termasuk MCK 1.488
2.976
Pembangunan jalan, pagar dan drainase Pembangunan jalan yang direncanakan menggunakan batu koral dan agregat terdiri dari 1 type jalan dengan lebar jalan ROW 6 meter. Jalan yang dibangun haruslah stabil dan kuat sehingga tidak terjadi penurunan badan jalan/amblas ketika kendaraan berada di atasnya. Untuk pembangunan pagar digunakan beton/tembok dengan tinggi 3 m dari tanah. Sedangkan saluran drainase di sisi kiri dan kanan badan jalan dan mengeliling bangunan bermanfat untuk penyaluran air larian dari air buangan dan air limpasan hujan ke settling pond dan kolam ikan sebelum masuk ke badan air permukaan umum. Permukaan jalan harus memiliki kemiringan tertentu (2 %) untuk memperlancar air hujan masuk ke dalam saluran.
.
Drainase yang akan dibangun memiliki dimensi lebar 0,5 meter dan kedalaman 0,5 meter
System penyediaan air (Plumbing sistem)
Plumbing Sistem dimanfaatkan untuk penyediaan atau pengeluaran air ke tempattempat yang dikehendaki tanpa ada ganguan atau pencemaran terhadap daerahdaerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air, yakni melalui kran, kloset, wastafel, dan lain-lain. Untuk bahan plumbing dapat digunakan pipa besi tuang (galvanize), pipa PVC, dan pipa tembaga (untuk air panas). Plumbing sistem menggunakan sistem vertikal dan horizontal melalui sumber air memanfaatkan air permukaan dari sungai Cimerang yang diolah dengan metode fisika-kimia agar menghasilkan air bersih layak pakai yang ditampung dalam reservoir. Sedangkan untuk air minum menggunakan air dalam kemasan (gallon) yang di beli dari pasaran. Saluran pembuangan air bekas dan air kotor berasal dari westafel, MCK, pencucian alat dan lain-lain dialirkan menuju saluran menuju settling pond dan kolam ikan. Sedangkan, pembuangan tinja berasal dari kloset dialirkan menuju septic tank. Dan saluran air hujan, penyiraman taman di alirkan menuju sumur resapan dan lubang biopori melalui drainase.
gambar 2.6. Skema penggunaa air bersih
Pembangunan septictank Septic tank dibuat sesuai standar yang disyaratkan agar tidak menyebabkan bau dan
tidak mengalami kebocoran yang menyebabkan penurunan kualitas air tanah. Gambar 2.7. Rencana pemasangan Septictank Septic tank ini direncanakan dapat menampung semua limbah buangan tinja yang dihasilkan dari karyawan.
Pembangunan sarana prasarana
Sarana persampahan yang disediakan oleh pemrakarsa adalah sarana persampahan yang dibuat secara permanen dan non-permanen. Tong sampah terpilah organic dan anorganik yang non-permanen akan disiapkan pada masingmasing ruangan sebanyak 5 unit tong sampah terpilah untuk sampah organic dan anorganik. Sedangkan tong sampah B3 akan dibangun tempat penyimpanan sementara limbah B3 di areal kegiatan beserta TPSS secara permanen. Disamping itu, dibuatkan juga untuk limbah bangkai ayam yaitu kolam pemusnahan untuk memusnahkan bangkai ayam dengan cara di bakar terus dikubur.
Tempat penyimpanan sementara limbah B3 (TPS B3)
Tempat penyimpanan sementara limbah B3 atau lebih dikenal dengan nama TPS B3 dibangun dengan ukuran 2 x 3 m. Dengan luas 6 m TPS B3 dapat menampung limbah B3 baik cair dan padatan yang dihasilkan dari kegiatan peternakan. TPS B3 disesuaikan dengan ketentuan perundangan yang berlaku dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya.
Penggunaan jaringan listrik
Kebutuhan tenaga listrik bersumber dari PT. PLN Sukabumi sebesar 5 KVA dengan serta lampu LED emergency untuk penerangan pertama saat terjadi mati listrik. Penggunaan genset dilakukan pada saat terjadi mati listrik dari PLN.
Penggunaan alat pemadam kebakaran
Penyediaan dan pemasangan alat pemadam kebakaran untuk kegiatan peternakan digunakan APAR. Pemasangan APAR berkapasitas 3 Kg sebanyak 5 unit diletakan pada tempat yang strategis setiap lantai bangunan khususnya di dalam ruangan.
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang terbuka hijau (RTH) harus sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan. Proporsi RTH pada wilayah kota sebesar 30 % dari luas wilayah kota. Seluas 20 % diperuntukan RTH publik dan sebesar + 10 % untuk RTH privat. Yang termasuk RTH publik diantaranya taman kota, taman pemakaman umum, jalur hijau, dan lainnya. Sedangkan RTH privat antara lain kebun atau halaman rumah milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Oleh karena itu, RTH kegiatan peternakan ayam pedaging ini sebesar 25 % dari luas lahan sehingga sudah melebihi batas minimal Pemerintah sebesar 10 %. Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) haruslah berfungsi sebagaimana mestinya dapat menyimpan air tanah, menjaga kualitas udara, peredam kebisingan, dan penyeimbang estetika lingkungan hidup. Konsep RTH berdasarkan fungsi dan luasan lebih condong pada RTH mikro dengan fungsi RTH : o Ameliorasi iklim, artinya dapat mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro. Ruang terbuka hijau menghasilkan O2 dan uap air (H2O) yang menurunkan, serta menyerap CO2 yang bersifat gas rumah kaca sehingga dapat menaikkan suhu udara dan berpengaruh pada iklim mikro setempat o Memberikan perlindungan terhadap terpaan angin kencang dan peredam suara. Tanaman berfungsi sebagai pematah angin ( windbreak) dan peredam suara (soundbreak) o Memberikan perlindungan terhadap terik sinar matahari. Kehadiran tanaman dalam ruang terbuka hijau akan mengintersepsi dan memantulkan sinar matahari
o Memberikan perlindungan terhadap asap dan gas beracun, serta penyaring udara kotor dan debu o Mencegah erosi. Arsitektur tanaman (pilotaxi) berupa pohon akan mempengaruhi sifat aliran batang (steam flow) air hujan yang tertampung oleh tajuk, sehingga dapat mempengaruhi tata air dan erosi lahan o Membantu peresapan air hujan sehingga memperkecil erosi dan banjir serta membantu penanggulangan intrusi air laut. Tanaman dalam ruang terbuka hijau yang diperuntukkan untuk mencegah intrusi air laut adalah jenis tanaman yang berkemampuan dalam menyerap, menyimpan, dan memasok air, dll. Oleh karena itu, direkomendasikan menanam pohon rindang di sekeliling areal kegiatan. Dibawah ini merupakan pohon yang dapat di gunakan untuk RTH yang dapat di pilah dan di pilih sesuai keadaan di lokasi kegiatan.
Table 2.15. Jenis Tanaman untuk RTH Fungsi
NO
Nama Tanaman
Dimensi
1
Trembesi
Tinggi 5 meter
Penyerap CO 28 ton/thn Pohon peneduh
2
Bambu
Tinggi 5 meter
Penyerap CO 12 ton/thn Pohon peneduh
3
Cassia
Tinggi min 3m
Penyerap CO 5.295,47Kg/thn
4
Kenanga
Tinggi min 3m
Penyerap CO 756,59 Kg/thn
5
Pingku
Tinggi min 3m
Penyerap CO 720,49 Kg/thn
6
Beringin
Tinggi 5 meter
Penyerap CO 535,9 Kg/thn Pohon peneduh
7
Krey payung
Tinggi min 3m
Penyerap CO 404,83 Kg/thn Pohon peneduh
8
Matoa
Tinggi min 3m
Penyerap CO 329,72 Kg/thn
9
Mahoni
Tinggi min 3m
Penyerap CO 295,73 Kg/thn Pohon peneduh
10
Saga
Tinggi 5m
Penyerap CO 221,18 Kg/thn Pohon peneduh
11
Bungur
Tinggi min 3m
Penyerap CO 160,14 Kg/thn
12
Jati
Tinggi 5m
Penyerap CO 135,27 Kg/thn
13
Nangka
Tinggi min 3m
Penyerap CO 126,51 Kg/thn
14
Johar
Tinggi min 3m
Penyerap CO 116,25 Kg/thn
15
Flamboyan
Tinggi 5m
Penyerap CO 42,2 Kg/thn Pohon peneduh
16
Sawo kecik
Tinggi 5m
Penyerap CO 36,19 Kg/thn Pohon peneduh
17
Tanjung
Tinggi min 3m
Penyerap CO 34,29 Kg/thn Pohon peneduh
18
Bunga merak
Tinggi min 3m
Penyerap CO 30,95 Kg/thn
19
Puring
Tinggi 0,5m
20
Lidah mertua
4/5 helai
Penyerap CO 20-30 gr/hari Penyerap timbal dan polutan Penyerap formaldehid, nitrogen oksida dan polutan lainnya
21
Spider plant
22
Bunga lily
-
23
Sri rezeki
-
Penyerap formalin, xylene, CO Mengurangi racun dalam ruangan yang menyebabkan kanker Menyerap trikloroetilen, benzen
24
Hanjuang
25
Kerisik
26
Cemara
27
Palem
Panjang daun 20 cm
Menyerap polutan bensin
Menyerap bau
Tinggi 3m
Peredam bising
Tinggi 5m
Peredam bising
Tinggi min 1m -
Sumur Resapan dan Biopori
Pengelola peternakan harus membuat sumu resapan dengan ukuran 1 x 1 x 2 m sesuai dengan SNI dengan daya tampung air pada sumur resapan adalah 2 m Sumur resapan yang akan dibuat untuk rencana pembangunan peternakan sebanyak 5 unit yang akan ditempatkan pada titik-titik limpasan air hujan yang menyebabkan genangan air. Sumur resapan akan dikombinsasikan dengan lubang biopori berdiameter 10 cm dan tinggi/kedalaman 100 cm, sehingga volume biopori ¼ x x t sebesar 7.850 cm setara 0,008 m sebanyak 616 unit lubang biopori 2.8. Tahap Operasi Tahap operasi meliputi, mobilisasi tenaga kerja dan kegiatan peternakan.
2.8.1. Mobilisasi Tenaga Kerja Tenaga yang dibutuhkan untuk kegiatan peternakan sebanyak 7 orang. Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung dengan kegiatan. Adapun posisi tenaga kerja yang dibutuhkan terdiri dari : Table 2.16. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Operasi No Departemen Pendidikan Jumlah Jenis kelamin Asal L P 1 Kepala kandang Sarjana 1 1 Sukabumi 2 Admin Diploma 1 1 1 Sukabumi 3 Anak kandang 6 6 Warga sekitar 4 Keamanan 2 2 Warga sekitar Jumlah 10 9 1
Adapun jam kerja terbagi dalam 2 sift dalam waktu operasi 24 jam setiap hari kerja. Sift 1 mulai dari pukul 07.00 15.00 WIB dan sift 2 mulai jam 15.00 23.00 WIB. Setiap karyawan memiliki hak libur selama 1 hari dalam satu minggu yang waktunya di jadwalkan oleh pihak pengelola. Selain itu, diberlakukannya jadwal piket tengah malam secara bergiliran dan masuk dalam kategori lembur. Untuk jam keamanan berlaku malam hari sampai esok pagi.
2.8.2. Kegiatan Peternakan Air bersih dibutuhkan untuk kegiatan peternakan dan kebutuhan dasar karyawan serta untuk penyiraman dan pencucian. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut memanfaatkan air sungai Cimerang yang diolah menjadi air bersih. Kabutuhan air bersih untuk karyawan dihitung jika 1 orang menghabiskan 0,01 m per hari antara lain : Kebutuhan air bersih = A x B Dimana : A adalah jml orang B adalah rata-rata penggunaan air Kebutuhan air bersih karyawan = A x B = 10 x 0,01 m
No 1. 2. 3. 4.
Jenis kebutuhan Karyawan Penyiraman taman Ternak Pencucian kandang
= 0,1 m /hari Table 2.17. Kebutuhan air bersih jumlah Satuan 0,1 m3 1 m3 157,52 m3 10 m3
Periiode Harian Harian Periode Akhir periode
Limbah cair yang dihasilkan berasal dari aktivitas karyawan, produksi, boiler, pencucian, penyiraman, mushola dan fasilitas umum lainnya. Dapat diperkirakan timbulan limbah cair domestik adalah 80% dari jumlah total kebutuhan air jika dihitung adalah : Limbah cair domestic
= (0,1 + 1) 80% = 0,88 m /hari
Limbah cair domestic akhir periode
= 10 x 80 % = 8m
Limbah cair yang dihasilkan dari setiap kegiatan tersebut di alirkan melalui saluran tersendiri, untuk limbah domestik karyawan terbagi dalam dua jaringan yakni, jaringan limbah tinja menuju septic tank dan air kotor menuju IPAL. Sedangkan pencucian kandang melalui saluran air kotor dan bekas menuju IPAL sebelum masuk pengolahan bakteri (digester), kolam pengendapan, dan kolam pemisahan ( filter ). Sedangkan limpasan air hujan dan penyiraman taman dialirkan melalui drainase ke sumur resapan dan lubang biopori. Timbulan gas amoniak Dampak negative dari kegiatan perternakan terutama masalah bau yang berasal dari limbah kotoran ternak, yakni gas amoniak (NH3) . Reaksi pembentukan amoniak dipengaruhi oleh kadar protein dalam pakan dan kotoran ternak. Semakin besar kandungan protein pada pakan akan semakin besar pula gas amoniak yang dihasilkan. Namun, di sisi lain kandungan protein pada pakan juga akan mempengaruhi bobot ternak. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik tentunya berbanding lurus dengan bobot ternak. Oleh karena itu, kandungan protein sangat penting untuk pertumbuhan ternak (dampak positif) dan sebagai sumber utama penghasil gas amoniak (dampak negative). Untuk meminimalisir reaksi gas amoniak maka ditambahkan probiotik ke dalam pakan atau minum ternak. Probiotik tersebut dapat memaksimalkan metabolisme protein dalam tubuh ternak dan akan mengurangi gas amoniak yang keluar bersama kotoran (ekskresi) . Timbulan sampah / limbah padat Sampah yang ditimbulkan dari kegiatan peternakan berupa sampah organic, anorganik dan B3. Hasil timbulan sampah tersebut di dominasi sampah organic diantaranya dari aktivitas karyawan dan ternak. Sedangkan sampah anorganik di timbulkan dari aktivitas karyawan. Sampah organik dihasilkan dari sisa-sisa makanan, tumbuhan, pakan dan kotoran ternak. Sedangkan sampah anorganik berasal dari sisasisa bungkus makanan, minuman, dan lain-lain. Adapun sampah B3 yang umum di temukan antara lain dari limbah lampu, pecahan kaca, solar, kemasan obat-obatan, dan lain-lain.
Volume sampah yang ditimbulkan dari kegiatan karyawan jika di asumsikan sebesar 0,54 l/karyawan/hari maka besarnya volume sampah yang dihasilkan sebanyak 5,4 l/hari setara dengan 0,0054 m /hari. Maka besarnya volume timbulan sampah yang dihasilkan adalah : Table 2.18. volume timbulan sampah No Kegiatan Volume satuan Jumlah karyawan Jumlah (L/hari) Konversi ke (L/hari) (orang) m3/hari 1 karyawan 0,54 10 5,4 0,0054 Jumlah 5,4 0,0054
Dengan adanya timbulan sampah tersebut Peternakan Ayam Pedaging menyediakan tong sampah terpilah organic dan anorganik sebanyak 5 unit untuk menampung dan mengelola sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan. Sampah organic dikelola dengan melakukan pengomposan dalam komposter berukuran 1 m x 1 m. Sedangkan, sampah anorganik ditampung pada TPSS berukuran 2 x 2 m untuk dapat dimanfaatkan kembali dan sisanya dibuang ke TPA. Timbulan limbah B3 Timbulan limbah B3 sebagian besar berasal dari aktivitas laboratorium hewan dengan penggunaan bahan kimia dan obat-obatan baik berupa padat maupun cair serta sisa oli bekas dari mesin bermotor. Timbulan limbah B3 padat seperti pecahan kaca, pial, botol, suntikan, jarum suntik, alumunium voil, dan lain-lain diperkirakan mencapai 20 Kg/periode. Sedangkan limbah B3 cair seperti oli bekas diperkirakan sebesar 10 L/bulan. No 1 2
Jenis limbah Padatan Cairan
Volume 20 Kg 10 Liter
Periode periode bulanan
Timbulan limbah B3 harus dikelola secara khusus ditempatkan di TPS B3 sebagai tempat penyimpanan sementara limbah B3. Adapun untuk pengelolaan limbah B3 ini harus dikerjasamakan dengan pihak ketiga perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan pengolah/pemusnah limbah B3. Penggunaan limbah kotoran ternak Volume timbulan limbah ternak dengan populasi 40.000 ekor diperkirakan adalah 6.000 Kg/hari atau 6 ton/hari.
Jumlah populasi 40.000 Jumlah
Table 2.20. Volume Kotoran Ternak Volume kotoran Jumlah total (kg/ekor/hari) (kg/hari) 0,15 6.000
Jumlah total (ton/hari) 6 6
Untuk menangani limbah kotoran ternak dilakukan dengan cara pemberian kapur dan sekam pada kotoran ternak. Kotoran ternak di tampung dalam ruang penampungan sementara kotoran ternak yang berada di bawah kandang. Penambahan kapur sebesar 1 % dari jumlah total limbah kotoran ternak selama 14 hari akan menurunkan kadar nitrogen dan sulfida sebagai sumber penyebab bau dalam bentuk senyawa amoniak (NH3) dan hydrogen sulfida (H2S). Kapur dan sekam dicampur aduk dengan kotoran sampai merata agar proses pengomposan berjalan sempurna. Kotoran ternak ini akan di jadikan pupuk kandang organic melalui proses dekomposisi yang akan dikerjasamakan dengan warga sekitar lokasi kegiatan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organic dalam bidang pertanian. Pengambilan kotoran ternak dilakukan dalam waktu 14 hari sekali keluar areal lokasi kegiatan setelah kotoran ternak tersebut menjadi pupuk organic oleh pengelola yang melibatkan pemrakarsa dan warga masyarakat. Penanganan bangkai ternak Bangkai ternak diperkirakan mencapai 2.000 ekor berdasarkan factor resiko kematian sebesar 5 % dari jumlah populasi sebanyak 40.000 ekor. Penanganan bangkai ayam dilakukan dengan cara : 1. Pengontrolan kandang untuk memeriksa ayam yang mati 2. Pengambilan ayam yang mati di dalam kandang petugas diwajibkan menggunakan pakaian khusus karena tidak diperbolehkan kontak langsung dengan ayam yang mati 3. Bangkai ayam mati dikeluarkan dari kandang dan ditampung pada banker 4. Bangkai ayam yang mati di bakar pada akhir kegiatan harian dan di saksikan oleh masyarakat Penanganan flu burung Salah satu ciri ternak terjangkit flu burung adanya ayam mati mendadak. Setelah itu di periksa ciri-ciri ayam terjangkit flu burung. Ketika terjadi suspek seperti itu maka pengambilan ayam yang mati mendadak tersebut dapat dilakukan sama seperti penanganan bangkai ternak. Namun untuk pencegahan penularan dan penyebaran flu burung ini dapat dilakukan melalui : 1. Peningkatan biosekuriti ; desinfektan alat dan fasilitas peternakan serta alat pelindung kerja karyawan (anak kandang) 2. Depopulasi (pemusnahan selektif); pemusnahan ayam sehat yang berdekatan dengan ayam mati terinfeksi flu burung 3. Disposal; pemusnahan (pembakadan dan penguburan) ayam mati dan pakan yang tercemar 4. Vaksinasi; pemberian vaksin terhadap ayam yang sehat dalam satu kandang yang ditemukan ayam mati terjangkit flu burung 5. Melaporkan terjadinya kasus flu burung kepada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sukabumi
6. Mendapatkan pelatihan atau pembekalan penanganan flu burung oleh Dinas terkait di Kabupaten Sukabumi
Potensi terjadinya kebakaran Sumber energy listrik tegangan tinggi sebesar 5 KVA berpotensi terjadinya kebakaran bila terjadi konsleting listrik. Oleh karena itu, disediakan APAR berkapasitas 3 Kg sebanyak 5 unit dan alarm peringatan bencana. Disamping itu, adanya pintu darurat dan jalur evakuasi bencana menuju titik kumpul. Aspek Transportasi Kebutuhan transportasi merupakan aspek yang sangat penting untuk kegiatan Peternakan Ayam Pedaging. Kendaraan operasional digunakan untuk pengangkutan DOC, pakan, hasil panen, dan limbah kotoran serta sekam. Kendaraan operasional rencananya sewa truk kepada pihak ketiga. Selain kendaraan operasional aspek transportasi juga digunakan karyawan yang menggunakan mayoritas sepeda motor yang keluar masuk lokasi kegiatan setiap harinya. Kegiatan transportasi ini menyediakan petugas parkir dan tanda warning symbol di pintu keluar masuk kendaraan peternakan. No 1 2 3 4
Pengguna Karyawan Pakan Panen Limbah ternak
Jenis kendaraan Sepeda motor Truk Truk Truk Table 2.21. Durasi Kendaraan
Durasi Setiap hari seminggu Akhir periode Setiap hari
Lahan tertutup bangunan (run off) Adanya luas lahan terbangun seluas 2.000 m dari luas total 4.973 m akan menyebabkan peningkatan limpasan air hujan di areal lokasi. Besarnya debit aliran limpasan air hujan dapat di hitung dengan menggunakan rumus rasional, Q = 0,00278 C.A.I Dimana: Q = Total Debit Limpasan C = Koefisien air limpasan A = Rencana luas lahan terbangun I = Intensitas hujan Table 2.22. koefisien limpasan
Tipe area Pegunungan yang curam Tanah yang bergelombang dan hutan
Koefisien run off 0,75 - 0, 90 0,50 - 0, 75
Atap yang tidak tembus air
0,75 - 0, 90
perkerasan aspal, beton
0,80 - 0, 90
Tanah padat sulit diresapi
0,40 - 0, 55
Tanah agak mudah diresapi
0,05 - 0, 35
Taman lapangan terbuka Kebun
0,05 - 0, 25 0,05 - 0, 20
Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha) Daerah rekreasi Daerah Industri Daerah perniagaan
0,70 - 0, 80 0,20 - 0, 30 0,80 - 0, 90 0,90 - 0, 95
Jika diketahui :
Luas lahan terbangun adalah 2.000 m (0,2 Ha) Intensitas curah hujan berdasarkan hasil analisa hidrologi untuk Desa Cimerang 2.115 mm/tahun atau rata-rata 5,9 mm/hari.
Maka : Perkiraan debit limpasan air hujan di daerah tanah yang bergelombang dan atap yang tidak tembus air adalah: Q = 0,00278C.A.I = 0,00278 x 0,75 x 0,2 x 5, 9 = 0,0024 m /s = 207,36 m /hari Q = 0,00278C.A.I = 0,00278 x 0,9 x 0,2 x 5, 9 = 0,0029 m /s = 250,56 m /hari Dengan demikian dapat disimpulkan debit limpasan air hujan berkisar antara 0,0024 -0,0029 m /s (207,36 250,56 m /hari). Oleh karena itu, saluran drainase harus mampu menampung dan mengalirkan dengan baik limpasan air tersebut. Kemudian dibuatkan sumur resapan sesuai SNI dan peraturan pemerintah sebanyak 5 unit bervolume 2 m dan lubang biopori sebanyak 616 unit yang disebar di areal peternakan yang rawan akan genangan air hujan untuk menghindari terjadinya banjir di lokasi kegiatan.
BAB 3 Dampak lingkungan yang ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dari komponen-kompenen kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi pada rencana kegiatan Peternakan Ayam Broiler (Pedaging) yang terletak di Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi akan menimbulkan dampak terhadap komponen-komponen lingkungan hidup, baik dampak positif (+) maupun dampak negatif (-) dari tahapan kegiatan yang meliputi :
Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan lahan, dan pengurusan perizinan. Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pematangan lahan, mobilisasi peralatan dan material, dan pembangunan sarana dan prasarana; Tahap operasi, meliputi: mobilisasi tenaga kerja operasional, Kegiatan peternakan. Prakiraan dampak dari tahapan tersebut diatas diuraikan dibawah ini :
3.1.Tahap Pra Konstruksi Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi adalah sebagai berikut : 1. Persepsi masyarakat Sumber dampak Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan di Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi untuk mendapatkan persetujuan izin warga. Jenis dampak Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan peternakan ayam pedaging. Besaran Dampak Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap rencana pembangunan peternakan ayam pedaging.
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Melakukan komunikasi, sosialisasi, observasi Lokasi UKL Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi. Periode UKL Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan izin warga. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi Lokasi UPL Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Periode UPL Sekali pada saat pembuatan izn tetangga dan Rekomendasi Camat Institusi penglolaan dan pemantauan lingkungan hidup Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya Keterangan Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi setuju dengan adanya rencana pembangunan Peternakan Ayam Pedaging oleh Pemrakarsa serta mendapatkan persetujuan tertulis dari kegiatan peternakan boiler Fajar Surya Bayuaji dan peternakan boiler Handoko. 2. Pembebasan Lahan Sumber Dampak Adanya kegiatan jual beli lahan untuk rencana kegiatan Peternakan Ayam Pedaging. Pembebasan lahan dimaksudkan untuk memastikan hak kepemilikan lahan tidak dalam keadaan sengketa lahan.
Jenis Dampak Terjadinya perselisihan sengketa lahan seluas 4.973 m sehingga menyebabkan keresahan warga masyarakat Upaya Pengelolaan Lingkungan HIdup (UKL)
Melakukan pengukuran luas lahan Melakukan transaksi jual beli hingga balik nama sertifikat Memagar batas-batas lahan
Lokasi UKL Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Periode UKL Sekali pada proses jual beli dan balik nama sertifikat milik lahan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Lokasi UPL Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Periode UPL Pada tahap pra konstruksi pada saat balik nama sertififikat hak milik lahan Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, BPN Sukabumi Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, BPN Sukabumi
Keterangan Transaksi jual beli lahan sedang dilaksanakan dan dalam proses balik nama
3.2. Tahap Konstruksi Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap konstruksi adalah sebagai berikut : 1. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Dampak Untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan sesuai rencana teknis membutuhkan tenaga kerja konstruksi. Jenis Dampak Terserapnya tenaga kerja lokal Besaran Dampak Tenaga kerja konstruksi sebanyak 10 orang. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung Lokasi UKL Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Periode UKL Pada saat rekrutmen tenaga kerja konstruksi Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Melakukan wawancara dan observasi dengan pekerja dan penduduk sekitar Lokasi UPL Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Periode UPL Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans
Keterangan Pekerja didatangkan dari Sukabumi atau luar Sukabumi dan kepala proyek bagian dari internal perusahaan. 2. Pematangan Lahan Sumber Dampak Penggunaan lahan berupa tegalan kebun campuran dan ilalang yang tidak produktif seluas 4.973 m . Pematangan dilakukan untuk pembersihan, perataan, pengurugan, pemotongan, dan penggalian untuk pondasi bangunan sesuai rencana teknis. Jenis Dampak
Peningkatan kadar debu Peningkatan kebisingan Penurunan estetika lingkungan Terganggunya flora dan fauna lingkungan sekitar Peningkatan run off pada saat turun hujan
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m dan debu maksimum 350 mm /m per hari (PP. 41 tahun 1999) Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA. Volume tanah galian dan urugan yang berceceran tidak beraturan Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan Perkiraan perubahan limpasan air hujan dari kebun campuran menjadi tanah padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional Q = 0,00278C.A.I adalah sebesar 0,0028 m3/s.
Table 3.1. Perub Komponen Luas lahan (Ha) ahan Debit Intensitas hujan (mm/jam) LImp Koefisien air limpasan asan air hujan tahap konstruksi
Sebelum pematangan 0,4973 5,9 0,05
Sesudah pematangan 0,4973 5,9 0,4
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Pembersihan sisa tanah galian dimanfaatkan untuk urugan dan pemadatan Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang di lindungi Membuat trap lumpur/kolam pengendapan Membuat saluran drainase
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan Areal pagar batas lahan Areal lokasi kegiatan Areal lokasi kegiatan Areal lokasi kegiatan Trap lumpur/kolam pengendapan Saluran drainase
Periode UKL
Pada saat musim kemarau Sebelum pematangan lahan dilakukan Selama kegiatan pematangan lahan Selama kegiatan pematangan lahan Pada saat melakukan pematangan lahan Selama kegiatan berlangsung pada saat turun hujan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji kualitas udara/kadar debu Uji intensitas tingkat kebisingan Pengamatan visual Pengamatan visual Pengamatan visual pada saat turun hujan
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan Saluran drainase Areal lokasi kegiatan Trap lumpur/kolam pengendapan
Periode UPL Selama kegiatan pematangan lahan berlangsung Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, BLHD Kab. Sukabumi Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, BLHD Kab. Sukabumi
Keterangan : 3. Mobilisasi Peralatan dan Material Sumber Dampak Adanya mobilisasi alat berat, material bangunan, dan perlengkapan lainnya yang di datangkan baik dari dalam maupun dari luar daerah. Jenis Dampak
Peningkatan kadar debu Peningkatan kebisingan Peningkatan arus lalu lintas Penurunan kualitas badan jalan
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m dan debu maksimum 350 mm /m per hari (PP. 41 tahun 1999) Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk RTH sebesar 50 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan. Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan Purabaya Panjang jalan yang terkotori lumpur dari kendaraan proyek
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UPL)
Penyiraman secara periodik pada musim kemarau Pemagaran sekeliling areal lokasi kegiatan Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari Penempatan petugas pengatur lalu lintas di pintu keluar masuk lokasi Pembuatan kolam pengendapan pembersihan ban kendaraan Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar areal lokasi
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan Areal lokasi kegiatan Jalan Purabaya Pintu keluar masuk lokasi proyek
Periode UKL Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material Upaya Pematauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji kualitas udara/kadar debu Uji intensitas tingkat kebisingan Pengamatan visual Pengamatan visual
Lokasi UPL
Areal kegiatan Areal kegiatan Jalan Purabaya Jalan Purabaya
Periode UPL Pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat bongkar muat Institusi Pengelolaan dan Pemantaua Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : BLHD, Dishub, Dinas Ke-PU-an Penerima laporan : BLHD, Dishub, Dinas Ke-PU-an
Keterangan Peralatan akan didatangkan secara bertahap dan terencana sesuai jadwal yang sudah di tetapkan tim teknis. 4. Pembangunan Sarana dan Prasarana Peternakan Sumber dampak Adanya lahan pembangunan sarana dan prasarana
Jenis Dampak
Peningkatan kadar debu Peningkatan intensitas kebisingan Penurunan estetika lingkungan Potensi kecelakaan kerja
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m dan debu maksimum 350 mm /m per hari (PP. 41 tahun 1999) Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk peternakan sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan. Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Penyiraman secara periodic pada musim kemarau Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang hari Penyediaan tempat pembuangan sampah sementara Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau di jual Pemakaian peralatan septic kerja konstruksi sesuai SNI Penyediaan P3K
Lokasi UKL Areal lokasi kegiatan Periode UKL Selama kegiatan pembangunan di kerjakan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji kualitas udara/kadar debu Uji tingkat kebisingan
Lokasi UPL Areal lokasi kegiatan Periode UPL Sekali pada tahap konstruksi bangunan dikerjakan
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : BLHD, Distarkimsih, BPPT&PM Penerima laporan : BLHD, Distarkimsih, BPPT&PM
Keterengan Luas lahan 4.973 m dengan luas bangunan sebesar 2.976 m , RTH 2.933 m dan jalan, parkir, pagar sebesar 512 m 3.2.Tahap Operasi Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap operasi adalah sebagai berikut : 1. Mobilisasi Tenaga Kerja Sumber Dampak Mobilisasi tenaga kerja tahap operasi untuk kegiatan Peternakan Ayam Pedaging. Jenis Dampak Terserapnya tenaga kerja lokal dan berwirausaha yang berasal dari masyarakat sekitar. Besaran Dampak Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasional adalah sebanyak 10 orang dan jumlah warga yang membuka usaha di sekitar lokasi. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL)
Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar lokasi kegiatan sesuai keahlian dan kemampuannya Memberikan upah/gaji sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan profesional dan proporsional.
Lokasi UKL Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Periode UKL Selama operasional peternakan
Upaya Pemanatauan Lingkungan Hidup (UPL) Melakukan wawancara dan komunikasi dengan karyawan dan penduduk sekitar lokasi kegiatan Lokasi UPL Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Periode UPL Selama operasional peternakan dilakukan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans, BLHD Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans, BLHD
Keterangan Rekrutmen tenaga kerja akan memprioritaskan penduduk warga sekitar lokasi sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya. 2. Kegiatan Peternakan Ayam Sumber Dampak Operasional Peternakan Ayam Pedaging akan menghasilkan berbagai dampak positif dan negatif terhadap komponen lingkungan. Janis Dampak
Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestik akibat adanya aktivitas karyawan dan penyucihamaan kandang Penurunan kualitas air tanah yang diakibatkan oleh rembesan septictank dari sisa MCK pada Toilet Penurunan kuantitas air tanah karena penggunaan sumur bor sebagai sumber air bersih utama Penurunan kualitas udara dilingkungan peternakan Penggunaan genset Timbulan gas amoniak dan sulfide Peningkatan volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan roda 4 serta truk yang keluar masuk lokasi parkir dan jalan Purabaya Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan. Timbulan limbah B3 Timbulan limbah kotoran ternak Timbulan bangkai ternak
Potensi wabah flu burung Potensi terjadinya kebakaran di areal peternakan. Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan Peningkatan run off limpasan air.
Besaran Dampak
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88 m3 /hari dan pada akhir periode sebesar 8 m /hari. Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88m3/hari dan pada akhir periode sebesar 8 m /hari Besarnya debit kebutuhan air bersih untuk aktivitas karyawan dan kegiatan lainnya sebesar 1,1 m /hari, ternak 157,52 /periode; dan akhir periode 10m3 Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m dan debu maksimum 350 mm /m per hari (PP. 41 tahun 1999) Gas amoniak dan sulfida dipengaruhi kadar protein dalam kotoran ternak dan badan ternak Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk peternakan sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan. Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal peternakan akan berpotensi terhadap kemacetan dan gangguan lalu lintas. Limbah padat dan sampah yang dihasilkan sebanyak ± 0,0054 m /hari. Limbah B3 yang dihasilkan untuk padatan sebesar 20 Kg/hari dan cairan 10 L/bulan Jumlah limbah kotoran ternak mencapai 6 ton/hari Jumlah kerugian yang di akibatkan dari bencana kebakaran Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan Perkiraan limpasan air hujan untuk areal tanah yang bergelombang dan atap tidak tembus air diperkirakan sebesar 207,36 250,56 m /hari.
Upaya Pemantauan Liingkungan Hidup (UPL)
Pembuatan jaringan saluran pembuangan air kotor dan air bekas Membuat IPAL Membuat kolam ikan sebagai bak control Membuat septic tank sesuai standar penyedotan septic tank Membuat areal ruang terbuka hijau Pemasangan meteran air Membuat sumur resapan 2 m sebanyak 5 unit Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit Menanaman pohon penyerap CO paling baik Membuat taman dengan pohon pelindung berdaun lebar untuk menyerap polusi Penanaman pohon keresik Pemasangan jaring dengan ukuran 150 mesh pada blower Pemasangan cerobong genset
Pemberian probiotik starbio pada pakan ternak Pemberian kapur, EM4, sekam,dedak pada kotoran ayam Penyediaan RTH Pemasangan jarring dengan ukuran 150 mesh Pengangkutan kotoran ternak tepat waktu 14 hari sekali Pemagaran disekeliling areal peternakan Penanaman pohon pelindung dan peneduh dengan tinggi minimal 3 meter Memasang peredam suara dan cerobong di ruang genset Penempatan petugas parkir lalu lintas pemasangan warning symbol Pembuatan areal parkir karyawan dan areal bongkar muat Menyediakan tong sampah terpilah organik, anorganik sebanyak 10 unit Membuat TPS B3 Menjalin kerjasama dengan pengolah limbah B3 Penggunaan probiotik starbio dan EM4 pada pakan dan minuman Pemberian kapur 1 % dan sekam pada kotoran Membuat tempat penampung sementara kotoran ternak Pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organic Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur Membuat banker tempat pemusnahan bangkai ternak Peningkatan biosekuriti Penjarangan ayam Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur Pemberian vaksin AI pada ternak Melaporkan kasus flu burung kepada Dinas terkait Penyediaan APAR 3 Kg sebanyak 20 unit Pemasangan alarm bencana Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat Menerapkan SOP Pemakaian alat pelindung kerja Penyemprotan desinfektan Menyediakan P3K Mendapatkan pelatihan penanganan flu burung Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan Membuat RTH Membuat saluran drainase Membuat sumur resapan 2 m sebanyak 5 unit Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
Lokasi UKL
Saluran buangan air kotor IPAL Kolam resapan Septic tank
Sumur bor Sumur resapan Lubang biopori RTH blower Ruang genset Tempat penampungan kotoran ternak RTH blower pagar batas areal peternakan RTH Ruang genset Jalan Purabaya Areal parkir Areal bongkar muat barang Tong sampah TPSS TPS B3 Feeder kandang Tempat penampungan kotoran ternak Areal lokasi kegiatan Areal lokasi kegiatan Areal lokasi kegiatan Areal lokasi kegiatan Pintu keluar masuk kandang RTH Drainase Sumur resapan Lubang biopori
Periode UKL Setahun sekali Setiap hari Setiap hari Setiap musim hujan Sekali pada saat penanaman dan pembangunan ruang genset dan blower 2 minggu sekali Setiap hari Setiap hari Setiap mati listrik Setiap hari Setiap angkut barang Setiap hari Setiap 2 x dalam seminggu Setiap 3 bulan sekali Setiap hari kerja 2 minggu sekali Ketika terjadi kasus ayam mati
Setiap hari untuk biosekuriti Ketika terjadi kasus ayam mati mendadakterjangkit flu burung Ketika terjadi kebakaran Setiap hari Pada saat musim hujan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengukuran kualitas air permukaan Pengukuran kualitas air tanah Pengamtan visual terhadap sumur warga Pengukuran kualitas air bersih Pengukuran kualitas udara Pengukuran kualitas udara (amoniak dan hydrogen sulfide) Melakukan jejak pendapat warga melalui kuisioner tertulis Pengukuran intensitas kebisingan Uji peroximat kotoran ayam Pengamatan visual Pengecekan ayam mati Pengamatan visual Pengecekan ayam mati Pengecekan sumber arus kelistrikan Pengamatan visual Medical check up karyawan Pengamatan visual
Lokasi UPL
Saluran buangan air kotor IPAL Kolam resapan Septic tank RTH Meteran air Sumur resapan Lubang biopori RTH blower Ruang genset Areal lokasi kegiatan Warga sekitar lokasi Pagar batas areal peternakan RTH Ruang genset Jalan Purabaya Areal parker
Tong sampah TPSS TPS B3 Areal sekitar kandang Areal lokasi kegiatan Pintu keluar masuk kandang RTH Drainase Sumur resapan Lubang biopori
Periode UPL
3 bulan sekali 3 bulan sekali Setiap hari Setiap musim hujan 3 bulan sekali 3 bulan sekali 2 minggu sekali Sebulan sekali Setiap hari Setiap angkut barang Setiap hari Setiap 2 x dalam seminggu Setiap 3 bulan sekali 2 minggu sekali Setiap hari Ketika terjadi kasus ayam mati mendadak terjangkit flu burung Ketika terjadi kebakaran Pada saat musim hujan
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : BLHD, Dinas Kebersihan, Dishubkominfo, Disnak, Dinkes Penerima laporan : BLHD, Dinas Kebersihan, Dishubkominfo, Disnak, Dinkes Keteraangan Operasional Peternakan Ayam Pedaging akan menyesuaikan dan mengikuti perkembangan peraturan dan perundangan Pemerintahan Indonesia serta melaporkan kegiatan setiap 6 bulan sekali.
Sumber dampak
A. Sosialisasi kepada masyaraka
Jenis dampak
Besaran dampak
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Lokasi
Periode
Bantuk
Lokasi
Periode
Melakukan komunikasi, sosialisasi dan observasi
Warga Kp.
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatk persetujuan izin warga
Observasi wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT.04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Sekali pada pembuat an izn tetangga dam Rekomendasi Camat
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Pelaksana : Pemrakarsa
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung Warga Kp. Padaringan RT.01 / 04 dan warga Lembur Pasir RT.04 / 02 Desa Cimerang Kecamata Purabaya Kabupate Sukabumi setuju dengan adanya rencana pembangu
Pra konstruksi Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana pembangun peternakan ayam pedaging
Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap rencana pembangu peternakan ayam pedaging
Padaringan RT. 01/04 dan Kp.Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Pengawas : Cimerang, Kec. Purabaya Penerima laporan : Desa Cimerang, Kec.Purabaya
Peternakan Ayam
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Bantuk
Lokasi
Periode
Lokasi
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Periode Pedaging oleh Pemrakars a serta mendapat persetujua n tertulis kegiatan peternaka n boiler Fajar Surya Bayuaji peternaka n boiler Handoko
Pembebas an lahan
Terjadinya perselisihan sengketa lahan seluas 4.973 m2 sehingga menyebabk keresahan warga masyarakat
Jumlah kerugian yang dialami diakibatn dari transaksi jual lahan
Melakukan pengukuran luas lahan
Melakukan transaksi jual beli hingga balik nama sertifikat
Memagar batasbatas lahan
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Sekali pada proses jual beli dan balik nama sertifikat hak milik
Observasi visual dan pencatatan data-data kepemilikan lahan
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04Desa Cimerang Kecamatn Purabaya Kabupaten Sukabumi
Pada tahap pra konstruksi pada saat balik nama sertifikat
Pelaksana :Pemrakarsa Pengawas : Cimerang, Kec. Purabaya, BPN Sukabumi Penerima laporan : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BPN Sukabumi
Transaksi jual beli lahan sedang dilaksanakan dan proses balik nama sertifikat hak milik
Sumber dampak
B.
Jenis dampak
Besaran dampak
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Lokasi
Periode
Bantuk
Lokasi
Periode
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaska n warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung
Warga Kp. Padaringan RT.01/04 dan Kp.Lembur Pasir RT.04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Pada saat rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Melakukan wawancara dan observasi dengan pekerja dan penduduk sekitar
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Sekali pada rekrutmen tenaga kerja konstruk
Selama kegiatan pematangan lahan berlangs
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Konstrksi
Mobilisasi tenaga kerja
Pematanga n lahan
Terserapnya tenaga kerja lokal
Peningkata n kadar debu
Tenaga kerja sebanyak 10 orang
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksim um 350 mm3 / m2 per hari (PP 41 tahun 1999)
Penyiraman lahan secara periodik pada musim kemarau
Areal lokasi kegiatan
Pada
saat musim kemarau
Uji kualitas udara/ka dar debu
Areal lokasi kegiatan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, Disnakertrans Penerima laporan : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, Disnakertrans Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH Penerimas laporan : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH
Keterangan
Sumber dampak
Jenis dampak
Peningkatan kebisingan
Besaran dampak
Kebisingan melebihi baku mutu Kepmen LH No.48/1996 tentang baku mutu kebisingan untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA. Penurunan Volume tanah galian estetika dan urugan lingkungan yang berceceran tidak beraturan Tergangguny Jumlah flora dan fauna a flora dan yang fauna terganngu / lingkungan mati akibat sekitar dari kegiatan pematangan lahan
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Bantuk
Lokasi
Periode
Lokasi
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari
Areal pagar batas lahan Areal lokasi kegiatan
Sebelum pematanga n lahan ilakukanSe lama kegiatan pematan gan lahan
Uji intensitas tingkat kebisingan
Areal lokasi kegiatan Areal pagar batas lahan
Pembersihan sisa tanah galian dimanfaatkan untuk urugan dan pemadatan
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pematanga n lahan
Pengamatan Areal lokasi visual kegiatan
Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang dilindungi
Areal lokasi kegiatan
Pada saat melakukan pematanga n lahan
Pengamatan Areal lokasi visual kegiatan
Periode
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Sumber dampak
Jenis dampak
Mobilisasi alat dan material bangunan
Peningkat run off pada saat turun hujan
Penurunan kualitas udara
Besaran dampak
Perkiraan perubahan limpasan air hujan dengan menggu nakan metode rasional Q = 0,00278 C.A.I adalah sebesar 0,0028 m3 /s Kualitas udara melebihi baku mutu diameter debu lebih dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksim um 350 mm3 / m2 per hari (PP 41 tahun 1999)
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Bantuk
Membuat trap lumpur/kolm pengendapa n Membuat saluran drainase
Penyiram an secara periodik
Lokasi
Trap lumpur/kola m pengendapa n Saluran drainase
Areal lokasi kegiatan
Periode
Selama kegiatan berlangs ung pada saat turun hujan
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut
Pengama tan visual pada saat turun hujan
Lokasi
Pengukuran kualitas udara
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Periode
Trap lumpur/k olam pengendapa n Saluran drainase
Areal lokasi kegiatan
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Dishub, Dinas ke-PUan Penerima laporan : : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Dishub, Dinas ke-PUan
Peralatan akan didatangk an secara bertahap dan terencana sesuai jadwal yang sudah di tetapkan tim teknis
Sumber dampak
Jenis dampak
Peningkatan kebisingan
Peningkatan volume lalu lintas
Penurunn kualitas badan jalan
Besaran dampak
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk areal industry sebesar 50 dBA (Kepmen LH No. 48 thn 1996 tentang baku mutu kebisingan) Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan Purabaya
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Bantuk
Lokasi
Periode
Lokasi
Pemagaran Areal lokasi disekeliling kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi dilakukan pada siang hari
Pengukuran intensitas kebisingan
Areal lokasi kegiatan
Pengangkutan Jalan alat terjadwal Purabaya dan dilakukan pada siang hari Penempatan petugas lalu lintas di pintu keluar masuk Panjang jalan Pembuatan Pintu keluar yang terkotori kolam masuk proyek lumpur dari pengendapan kendaraan pembersihan ban proyek kendaraan Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar lokasi proyek
Pengamatan visual
Jalan Purabaya
Pengamatan visual
Jalan purabaya
Periode
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Sumber dampak
Pembangu nan sarana prasarana
Jenis dampak
Besaran dampak
Kualitas udara melebihi baku mutu diameter debu lebih rendah dari 10 sampai maksimal 150μg/m3 dan debu maksimum 350mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999) Peningkatan Kebisingan kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk areal industry peternakan sebesar 70 dBA (Kepmen LH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan)
Penurunan kulaitas udara
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Lokasi
Periode
Bantuk
Lokasi
Periode
Areal lokasi kegiatan
Selama pekerjaan dilakukan
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada tahap konstruksi bangunan dikerjaka
Penyiraman secara periodic pada musim kemarau
Pengukura n kualitas udara
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Distarkimsih, BPPTPM Penerima laporan : BLH, Distarkimsih, BPPT-PM
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang hari
Pengukuran tingkat kebisingan Pengamatan visual
Keterangan
Luas lahan 4.973m2 dengan bangunan sebesar 2.976m2, RTH 2.933m2 dan jalan, parkir, pagar sebesar 512m2
Sumber dampak
Jenis dampak
Penururnan estetika lingkungan
Kecelakaan kerja
C.
Besaran dampak
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Bantuk
Lokasi
Periode
Volume sisa Penyediaan tanah dan tempat bangunan yang pembuangan berserakan sementara Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau diijual Jumlah Pemakaian tenaga kerja peralatan septic yang celaka kerja konstruksi dan sakit sesuai SNI Penyediaan P3K
Lokasi
Periode
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya KabupatenS ukabumi
Selama operasional peternakan dilakukan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Medical check up
Konstrksi
Mobilisasi tenaga kerja
Terserapnya tenaga kerja dan wirausaha lokal yang berasal dari warga masyarakat
Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasional adalah sebanyak 10 orang dan jumlah warga yang membukak usaha di sekitar lokasi
Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar lokasi kegiatan sesuai keahlian dan kemampuann Memberikan upah/gaji sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan professional dan proporsional
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Selama operasional peternakan
Melakukan wawancara dengan pekerja dan penduduk sekitar
Pelaksana ; Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Disnakertrasn Penerima laporan : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Disnakertrans
Rekrutmen tenaga kerja akan mempriori taskan penduduk warga sekitar lokasi sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya
Sumber dampak
Kegiatan peternakan ayam pedaging
Jenis dampak
Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestic akibat adanya aktivitas karyawan penyuciha maan kandang
Penurunan kualitas air tanah yang diakibatka n oleh rembesan septictank dari sisa MCK pada toilet
Besaran dampak
Limbah domestic yang dihasilkan dari kegiatan karyawaan sebesar 0,88m3/har i dan pada akhir periode sebesar 8m3/hari.
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Lokasi
Bantuk
Pembuatan jaringan saluran pembuangan air kotor dan air bekas Membuat IPAL
Saluran buangan air kotor
Periode
Setiap hari
Pengukuran
Lokasi
kualitas air permukaan
IPAL Kolam resapan
Saluran buangan air kotor
3 bulan sekali
domestik septictank sesuai yang standar dihasilkan penyedotan dari kegiatan septic tank karyawan Membuat areal sebesar ruang terbuka 0,88m3/hari hijau (RTH) dan pada akhir periode sebesar 8m3/hari
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Disnak, Dishubkominfo, Dinas Kebersihan, Dinkes
IPAL Kolam resapan
Penerima laaporan : BLH, Disnak, Dishubkominfo, Dinas Kebersihan, Dinkes
Septictank RTH
Setahun sekali Setiap hari
Pengukuran kualitas air tanah
Septictank RTH
Keterangan
Periode
Membuat kolam ikan sebagai bak control
Limbah cair Membuat
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
3 bulan sekali
Operasional Peternakan Ayam Pedaging akan menyesuaikan dan mengikuti perkembangan peraturan dan perundangundangan Pemerintahan Indonesia serta melaporkan kegiatan setiap 6 bulan sekali.
Sumber dampak
Jenis dampak
Penurunan kuantitas air tanah karena penggunaan sumur bor sebagai sumber air bersih utama
Penurunan kualitas udara dilingkungan peternakan Penggunaan genset
Besaran dampak
Besarnya debit kebutuhan air bersih untuk aktivitas karayawan dan kegiatan lainnta sebesar 1,1m3/hari, ternak 157,52 m3/periode; dan akhir periode 10m2 Kualitas udara melebihi baku mutu diameter debu lebih rendah dari 10 sampai maksimal 150μg/m3 dan debu maksimum 350mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk
Lokasi
Bantuk
Pemasangan meteran air Membuat sumur resapan 2m3 sebanyak 5 unit Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
Sumur bor Sumur resapan Lubang biopori
Setiap hari Pengamatan visual Setiap musim terhadap hujan sumur warga Pengukuran kualitas air bersih
Sumur bor Sumur resapan Lubang biopori
Menanam pohon penyerap CO2 paling baik Membuat taman dengan pohon pelindung berdaun lebar untuk menyerap polusi Penanaman pohon kresik Pemasangan jarring dengan ukuran 150mesh pada blower Pemasangan cerobong genset
RTH Blower Ruang genset
Sekali pada Pengukuran saat kualitas penanaman udara dan pembangunan runag genset dan blower
RTH 3 bulan sekali Blower Ruang genset
Periode
Lokasi
Periode Setiap hari Setiap musim hujan 3 bulan sekali
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Sumber dampak
Jenis dampak
Timbulan gas amoniak dan sulfide
Peningkatan intensitas kebisingan dari operasi genset dan mobilitas kendaraan angkut
Besaran dampak
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Bentuk Gas amoniak Pemberian dan sulfida probiotik starbio dipengaruhi pada pakan ternak kadar protein Pemberian kapur, dalam kotoran EM4, sekam ternak dan dedak pada badan ternak kotoran ayam Penyediaan RTH Pemasangan jarring dengan 150mesh Pengankutan kotoran ternak tepat waktu 14 hari sekali Kebisingan Pemagaran tidak melebihi disekeliling areal baku mutu peternakan untuk areal Penanaman industry pohon pelindung peternakan dengan tinggi sebesar 70 minimal 3m dBA (Kepmen Memasang LH No. peredam suara 48/1996 dan cerobong di tentang baku ruang genset mutu kebisingan)
Lokasi
Periode
Bantuk
Lokasi
Periode
Tempat penampun gan kotoran ternak RTH Blower
2 minggu sekali Setiap hari
Pengukuran kualitas udara (amoniak dan hydrogen sulfide) Melakukan jejak pendapat warga melalui kuisioner tertulis
Areal lokasi kegiatan Warga sekitar lokasi
2 minggu sekali
Pagar batas areal peternakan RTH Ruang genset
Setiap hari Setiap mati listrik
Pengukuran intensitas kebisingan
Pagar batas awal peternakan RTH Ruang genset
Sebulan sekali
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak
Periode
Bantuk
Lokasi
Periode
Penempatan petugas Jalan purabaya parker lalu lintas Areal parker Pemasangan warning Areal bongkar symbol muat barang Pembuatan areal parker karyawan dan areal bongkar muat
Setiap hari Setiap angkut barang
Pengamatan visual
Jalan purabaya Areal parkir Areal bongkar muat
Setiap hari Setiap angkut barang
Menyediakan tong sampah terpilah organik, anorganik sebanyak 10 unit Membuat TPSS Membuat komposter Membuat TPS B3 Menjalin kerjasama dengan pengolah limbah B3
Tong sampah TPSS
Setiap hari Setiap 2x dalam semingu
Pengamatan visual
Tong sampah TPSS
Setiap hari Setiap 2x dalam seminggu
TPS B3
Setiap 3 bulan sekali
Pengamtan visual
TPS B3
Setiap 3 bulan sekali
Bentuk
Peningkatan volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan 4 serta truk yang keluar masuk lokasi parkir dan jalan purabaya
Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan
Timbulan limbah B3
Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal peternakan akan berpotensi terhadap kemacetan dan gangguan lalu lintas Limbah padat dan sampah yang dihasilkan sebanyak ±0,0054m3 /hari Limbah B3 yang dihasilkan untuk padatan sebesar 20 kg/hari dan cairan 10 L/bulan
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk
Lokasi
Periode
Bantuk
Lokasi
Periode
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan
Keterangan
Timbulam limbah kotoran ternak
Jumlah limbah kotoran ternak mencapai 6ton/hari
Timbulan bangkai ternak
Ayam mati diperkirakan sebanyak 2.000 ekor atau 5% dari 40.000 ekor
Potensi wabah flu burung
Jumlah ayam mati mendadak terjangkit flu burung
Penggunaan probiotik Feeder starbio dan EM4 pada Kandang pakan dan minuman Tempat Pemberian kapur 1% penampungan dan sekam pada kotoran ternak kotoran Membuat tempat penampung sementara kotoran ternak Pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organik Pemusnahan ayam Areal lokasi mati dengan cara kegiatan dibakar dan dikubur Membuat banker tempat pemusnahan bangkai ternak Penigkatan biosekuriti Areal lokasi kegiatan Pennjaragan ayam Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur Pemberian vaksin AI pada ternak Melaporkan kasus flu burung kepada dinas
Setiap hari kekrja 2 minggu sekali
Pengamatan visual Uji peroximat kotoran ayam
Areal sekitar kandang
2 minggu sekali
Ketika terjadi lasus ayam mati
Pengamatan visual Pengecekan ayam mati
Areak lokasi kegiarn
Setiap hari
Setiap hari untuk biosekuriti Ketika terjadi kasus ayam mati mendadak terjangkit flu burung
Pengamatan visual Pengecekan ayam mati
Areal lokasi kegiatan
Ketika terjadi kasus ayam mati mendadak terjangkit flu burung
Sumber dampa k
Jenis dampak
Besaran dampak
Bentuk
Potetnsi terjadinya kebakaran di areal peternakan
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan
Peningkatan run off limpasan air
Jumlah kerugian yang di akibatkan dari bencan kebakaran
Upaya Pemantauan lingkungan hidup
Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup
Penyediaan APAR 3 kg sebanyak 20 unit Pemasangan alarm bencana Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat Jumlah pekerja Menerapan SOP yang mengalami Pemakaian alat kecelakaan kerja pelindung kerja dan gangguan Penyemprotan kesehatan disinfektan Menyediakan P3K Mendapatkan pelatihan penanganan flu burung Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan Perkiraan limpasan Membuat RTH air hujan untuk Membuat saluran areal tanah yang drainase bergelombang dan Membuat sumur atap tidak tembus resapan 2m3 sebanyak 5 diperkirakan unit sebesar 207,36 – Membuat lubang 250.56 m3/hari biopori sebanyak 616 unit
Periode
Bantuk
Lokasi
Periode
Ketika terjadi kebakaran
Pengecekan sumber arus kelistrikan
Areal lokasi kegiatan
Ketika terjadi kebakaran
Areal lokasi kegiatan Pintu keluar masuk kandang
Setiap hari
Pengamatan visual Medical check up karyawan
Areal lokasi kegiatan Pintu keluar masuk kandang
Setiap hari
RTH Drainase Sumur resapan Lubang biopori
Pada saat musim hujan
Pengamatan visual
RTH Drainase Sumur resapan Lubang biopori
Pada saat musim hujan
Lokasi
Areal kegiatan
lokasi
Institusi Pengelolaan dan Pemantaua n
Keteranga n
BAB 3 JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum lingkungan hidup. Dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut, maka setiap rencana kegiatan atau usaha wajib memliki izin lingkungan termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mewajibkan setiap rencana kegiatan/usaha memiliki izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ( PPLH ). Adapun rencana kegiatan peternakan ayam boiler bersifat permanen maka dari itu rencana kegiatan tersebut diwajibkan memiliki izin PPLH diantaranya adalah A. Izin pembuangan limbah cair B. Izin penampungan sementara limbah B3
DAFTAR PUSTAKA
http://alamendah.org/2010/09/01/tanaman-penyerap-karbondioksida/
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/03/09/ukl-upl-celah-bagi-kerusakanlingkungan-hidup-540449.html http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0107 .pdf
http://tehniksumurresapan.blogspot.com/2013/02/standard-sumur-resapan.html
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=menghitung%20beban%20 pencemaran%20air&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDEQFjAC&url=http %3A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F37627%2F1%2F05Dyah.pdf&ei=14rCUe 2cLIy3rAfN1IGwBw&usg=AFQjCNGTctpRA-vylb4JnQ6hNqL9T5sPRg http://www.slideshare.net/kebonbawang/cara-beternak-ayam-kampung-pedagin
Kementerian Lingkungan Hidup RI Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, “Teologi Lingkungan : Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif Islam” cetakan kedua, 2012; Penelitian Endes N. Dahlan IPB Publishing, 2008 Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan.2000. “Budidaya Ayam Ras Pedaging”. BAPPENAS.
Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, Februari 2008 Soemarwoto, Otto. 2004. “Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan”