TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH PRODUK PETERNAKAN I.
Pendahuluan
Hasil pengujian laboratorium terhadap contoh produk peternakan sangat tergantung pada metode dan tata cara pengambilan contoh serta petugas pengambil produk peternakan. Jika pengambilan contoh dilakukan dengan cara yang tidak benar, maka untuk langkah selanjutnya berupa persiapan contoh/praparasi dan pengujian menjadi tidak akurat. Tata cara pengambilan contoh (sampling) didefinisikan sebagai prosedur tertentu yang diikuti bila suatu substansi, bahan atau produk diambil untuk keperluan pengujian sample yang representatif dan keseluruhannya. Dalam keadaan tertentu / khusus / darurat sample bisa saja tidak representatif tapi ditentukan oleh ketersediaan (SNI 17025-2000). Pengambilan contoh harus dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan metode pengambilan contoh yang berlaku (Pedoman BSN 503-2000 tentang Kriteria Petugas Pengambil Contoh).
II.
Definisi
1. Petugas Pengambil Contoh (PPC) adalah petugas dari laboratorium penguji yang disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Personel PPC untuk melaksanakan pengambilan contoh sesuai Pedoman BSN 504-2000. 2. Contoh primer adalah sejumlah jaringan yang diambil dari seekor hewan atau dari suatu bagian dari lot. 3. Lot adalah sejumlah unit contoh yang diproduksi dan ditangani pada kondisi yang seragam dalam periode waktu tertentu. 4. Bulk adalah total dari semua contoh primer yang diambil dari lot yang sama.
III.
Tujuan
Memberikan petunjuk tentang tata cara pengambilan contoh produk peternakan (daging, susu, telur dan hasil olahannya) untuk analisa residu, mikrobiologi dan organoleptik.
IV.
Petunjuk Umum
1. Setiap contoh harus disertai keterangan yang berisi tempat pengambilan, tanggal dan waktu pengambilan, nama dan alamat pemilik contoh, tujuan pemeriksaan, metoda pengambilan, alat yang digunakan, jenis dan jumlah contoh, umur/masa kadarluasa contoh serta cara pengiriman yang ditandatangani oleh petugas. 2. Setiap contoh harus tertutup dan disertai dengan label yang berisi nama/nomor contoh, deskripsi/jenis contoh, nama petugas pengambil contoh, nama dan alamat pengambil contoh, nama dan alamat pemilik contoh, keteranganbatch atau lot, suhu saat pengambilan serta uji yang akan dilakukan.
3. Setiap contoh minimum diambil ganda (double/duplo), untuk menjaga kemungkinan penyimpanan berbeda, menghindari bila jumlah/berat contoh kurang, menghindari terjadinya kerusakan pada contoh serta untuk analisa tertentu yang membutuhkan pengulangan.
V.
Petunjuk Teknis
A. Peralatan • Untuk pemeriksaan mikrobiologis, semua alat yang digunakan untuk pengambilan dan penangan setiap contoh harus steril dan bersih. • Untuk pemeriksaan residu semua alat harus kering dan bersih. • Untuk pemeriksaan organoleptik, semua alat tidak boleh memiliki rasa dan bau yang dapat mempengaruhi contoh. B. Wadah / Tempat Untuk Contoh • Contoh bentuk padat/setengah padat. Wadah/tempat harus memiliki mulut yang besar, berbentuk silendris, terbuat dari gelas (pyrex)/ steinless steel serta dapat disterilkan. Besar alat tergantung contoh, wadah harus dapat ditutup rapat dan disegel. • Contoh bentuk air. Wadah harus bersih dan kering, terbuat dari bahan tahan air dan tidak berkarat (gelas, stainless steel, plastik) dan dapat disterilkan. Bentuk dan ukuran sesuai jumlah contoh dan dapat ditutup rapat dan disegel. C. Tata Cara Pengambilan Contoh • Contoh daging/karkas segar dan beku dapat berupa contoh permukaan (swab/ulas, excision/tusuk, rinse technique/diiris) dan contoh jaringan (diiris pada jaringan yang diperlukan dengan kedalaman 0.5 - 1 cm dari permukaan jaringan atau mengambil seluruh jaringan). Contoh permukaan digunakan untuk pengujian mikrobiologis, sedangkan contoh jaringan digunakan untuk pengujian residu dan mikrobiologis. • Setiap lot contoh yang diperiksa untuk kesesuaian harus diambil secara terpisah. D. Tata Cara Pengambilan Contoh • Jika memungkinkan contoh diambil dari kemasan yang belum terbuka dan diambil secara utuh. • Jika contoh dalam kemasan yang besar dalam unit contoh harus diambil dengan alat steril secara aseptik, dengan cara : ¾ Mencuci/mengusap permukaan luar kemasan yang akan dibuka dengan alkohol 70%. ¾ Kemasan dibuka dengan gunting/pisau/alat pembuka steril. ¾ Contoh dalam kemasan besar, unit contoh diambil dari beberapa tempat dalam kemasan. ¾ Contoh berbentuk cair harus dikocok terlebih dahulu E. Pemberian Label Semua wadah contoh harus diberi tanda/label yang tidak mudah lepas. F. Pengiriman Contoh Contoh harus dibawa ke laboratorium sesegera mungkin dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pengambilan contoh. Untuk pengujian residu,
mikrobiologi dan organoleptik contoh daging tidak boleh ditambah bahan pengawet. Untuk mempertahankan kesegaran contoh susu dalam waktu 2448 jam pada suhu 0-100C dapat ditambahkan bahan pengawet (Asam Borat 0.4%, Kalium Bikhromat 0.2%, Formalin 40% 1 tetes per 100 ml, Lyofilisat 1 ml per 100 ml). Penyimpanan contoh segar sebaliknya pada suhu 0-40C sedangkan contoh beku harus tetap dalam keadaan beku harus tetap dalam keadaan beku (-200C), misal menggunakan dry ice.
VI.
Jumlah Minuman Contoh Primer Yang Diambil Dari Lot
No
Jenis Komoditi
∑ Min Contoh Primer per Lot
A
Diging dan produk unggas 1 Lot yang tidak dicurigai 2 Lot yang dicurigai B Produk susu dan telur 1 Produk dikemas atau dalam bulk yang dapat diasumsikan telah dicampur dengan baik atau homogen 2 Produk dikemas atau dalam bulk yang tidak dicampur dengan baik atau homogen Berat per Lot, Kg < 50 50-100 501-2000 > 2000 Jumlah Kemasan dalam Lot 1-25 26-100 101-250 > 250 15 Sumber : FAO/WHO 1993-1994
VII.
1
3 5 10 15 1 5 10
Klasifikasi dan Volume Contoh Yang Diambil
No
Jenis Komoditi
B C
Daging mamalia (daging diafragma, otot cervic, otot paha) Daging unggas (chilled, fresh, beku) Produk susu
D
Telur unggas
A
1 6-30
E Telur puyuh atau sejenisnya Sumber : FAO/WHO 1993-1994
∑ Min Contoh Laboratorium 500 g 500 g 250 ml 12 butir (ayam) 6 butir (angsa) 24 butir