LAPORAN KASUS UJIAN
Disusun Oleh: Albert Shanto 406172106 Pembimbing: dr. Al Bachri Husin, Sp.KJ
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 21 Oktober 2018
BAB I IDENTITAS PASIEN
No. Rekam Medis
: 11.21.3XX
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 20 Februari 2010 Kelas Perawatan
: III
Dokter yang merawat
: dr. R, SpKJ
Riwayat Perawatan
: Perawatan ke – II
Catatan Perawatan di Sanatorium Dharmawangsa: 1. Rumah Sakit Jiwa Grogol (1999 - 2001) 2. Sanatorium Dharmawangsa (2001 - 2003) 3. Rumah Sakit Jiwa Jambi (2003 - 2010) 4. Sanatorium Dharmawangsa (2010 - sekarang)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
2
Nama
:
Tn. J
Jenis Kelamin
:
Pria
Umur
:
51 tahun
Tempat / Tanggal Lahir :
Jambi, 19 Juni 1967
Bangsa / Suku
:
Indonesia / Tionghoa
Agama
:
Buddha
Pendidikan terakhir
:
Universitas ( Tidak Tamat )
Pekerjaan
:
Membantu usaha keluarga
Status Pernikahan
:
Bercerai
Alamat
:
Cempaka Putih, Kota jambi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
3
BAB II STATUS PSIKIATRI Anamnesis diperoleh melalui alloanamnesis dan autoanamnesis: I.
II.
AUTOANAMNESIS Hari/ tanggal
: Jumat, 12 Oktober 2018
Waktu
: 09.30 WIB - selesai
Tempat
: Di Aula Sanatorium Dharmawangsa
ALLOANAMNESIS Didapat dari
: Tn. N
Jenis Kelamin
: Pria
Umur
: 37 tahun
Bangsa/Suku
: Indonesia
Pekerjaan
: Perawat Sanatorium Dharmawangsa
Pendidikan terakhir
: Sarjana Keperawatan
Hubungan dengan pasien
: Perawat pasien
Hari/tanggal wawancara
: Jumat, 12 Oktober 2018
Waktu/tempat wawancara
: 10.30 WIB / Ruang Perawat
Keluhan Utama Pasien sering mengamuk dan marah – marah.
Riwayat Penyakit Sekarang Tertanggal 20 Februari 2010, pasien untuk kedua kalinya menjalani perawatan di Sanatorium Dharmawangsa dengan keluhan pasien suka mengamuk dan marah – marah tidak terkontrol terutama saat pasien tidak memiliki uang. Perilaku pasien sudah membuat keluarga dan lingkungan sekitar resah sehingga pasien dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa. Pasien mengaku sering melihat seorang pria berbadan tegap, berkumis putih, berambut putih, dan berjenggot putih yang tiba – tiba muncul. Pria itu selalu memperhatikan pasien, meminta uang, makanan dan rokok; serta Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
4
mengancam ingin membunuh pasien. Pasien mengatakan jika melihat pria itu, pasien berusaha mengabaikannya dengan cara tidur. Menurut perawat keadaan pasien juga mulai tampak stabil, jarang marah-marah ataupun berbicara sendiri dalam dua tahun terakhir. Pasien sudah mulai dapat mengikuti kegiatan yang ada dan membantu perawatperawat bila diminta. Pasien juga sudah teratur minum obat namun pasien kadang lebih memilih untuk menyendiri dengan cara tidur jika keluhan melihat sosok pria berbadan tegap, berkumis putih, berambut putih, dan berjenggot putih yang tiba – tiba muncul.
Riwayat Penyakit Sebelumnya 1. Riwayat Penyakit Psikiatri Sejak tahun 1989 mulai menjalani pendidikan di Universitas Trisakti pada Jurusan Teknik Arsitektur. Setelah melewati tiga semester, tepatnya pada tahun 1990. Pasien merasa tertekan dan kesulitan untuk mengikuti materi perkuliahan. Sejak saat itu pasien mulai mendengar suara yang mengganggu pikiran pasien dengan nada mengancam. Kemudian pada tahun 1991, pasien memilih untuk pindah ke jurusan lain yaitu teknik informatika di Universitas Bina Nusantara. Namun keluhan mendengarkan suara - suara tersebut masih dirasakan pasien. Hingga pada tahun 1992, Ayah pasien meninggal dunia dan membuat pasien
terpukul.
Karena
masalah
keuangan,
akhirnya
pasien
memutuskan tidak melanjutkan pendidikannya dan pulang ke Jambi untuk membantu usaha keluarga. Semenjak saat itu, keluhan terhadap suara – suara yang dirasakan pasien semakin memberat. Keadaan pasien mulai dikeluhkan oleh keluarganya karena suka marah-marah, bicara kecil sendiri dan pernah mencoba membawa kabur motor dan mobil orang yang sedang terparkir di sekitar rumah pasien. Pasien kemudian dibawa berobat ke Rumah Sakit Jiwa Grogol pada tahun 1999, dan dirawat selama 2 tahun lalu dibawa pulang oleh keluarga karena kondisinya mulai menunjukkan perbaikan. Pasien sering kumat karena tidak rutin minum obat sehingga pihak keluarga Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
5
membawa pasien ke Sanatorium Dharmawangsa sejak tahun 2001 2003, lalu pindah ke Rumah Sakit Jiwa Jambi dan dirawat selama tujuh tahun yaitu pada 2003 - 2010. Selama perawatan di Rumah Sakit Jiwa Jambi, pasien menunjukkan perbaikan di awal namun mulai sering kambuh karena tidak patuh minum obat dan pasien pernah mencoba kabur dari rumah sakit. Pasien sempat dibawa pulang oleh keluarga pada tahun 2010. Tidak lama setelah pasien pulang, pasien dibawa kembali ke Sanatorium Dharmawangsa tahun 2010 karena Rumah Sakit Jiwa Jambi mengaku tidak dapat mengatasi kondisi pasien dan sejak saat itu dirawat sampai sekarang. Alasan keluarga membawa pasien ke Sanatorium Dharmawangsa adalah pasien sering mengamuk dan marah – marah tidak jelas, sehingga membuat lingkungan sekitar terasa terganggu. Pasien juga mengaku ada seorang pria tegap ingin membunuhnya. Menurut perawat saat halusinasinya muncul, pasien cenderung menjadi pendiam, murung, menyendiri di kamar, tidak mau makan dan mandi serta hanya ingin tidur saja. 2. Riwayat Kondisi Medik Umum Sebelum timbul gejala, pasien tidak pernah mengalami trauma kepala maupun riwayat perawatan di rumah sakit. Dan saat ini pasien mengkonsumsi obat-obatan psikotropika. 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA) Pasien pernah mengkonsumsi rokok dan alkohol. Sedangkan untuk penggunaan obat-obatan terlarang disangkal.
Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak ke tujuh dari sepuluh bersaudara. Pasien mempunyai kakak kandung yaitu Tn. Jh yang memiliki gangguan kejiwaan dan sekarang dirawat di Sanatorium Dharmawangsa bersama pasien. Pasien juga mempunyai seorang paman dari pihak ayahnya yang memiliki gangguan jiwa seperti pasien.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
6
Pohon Keluarga Kandung Pasien:
Keterangan : : Laki – laki
: Menikah
: Wanita : Laki – laki dengan gangguan kejiwaan
: Laki – laki yang telah meninggal
: Wanita yang telah meninggal
Susunan Anggota Keluarga Kandung Pasien : 1. Nama
: Tn. SC (Alm.)
Pekerjaan
: Dagang
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SD
Hubungan dengan pasien
: Ayah
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
7
2. Nama
: Ny. R
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SD
Hubungan dengan pasien
: Ibu
3. Nama
: Ma
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SMA
Hubungan dengan pasien
: Kakak kandung
4. Nama
: Mi
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SMA
Hubungan dengan pasien
: Kakak kandung
5. Nama
: Mm
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SMA
Hubungan dengan pasien
: Kakak kandung
6. Nama
: Jh (gangguan jiwa)
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SMA
Hubungan dengan pasien
: Kakak kandung
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
8
7. Nama
: Jkr
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SMA
Hubungan dengan pasien
: Kakak kandung
8. Nama
: Mti
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Buddha
Pendidikan
: Sarjana
Hubungan dengan pasien
: Kakak kandung
9. Nama
: J (pasien)
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Agama
: Buddha
Pendidikan
: Sarjana (tidak tamat)
Hubungan dengan pasien
: -
10. Nama
: Ji
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SMA
Hubungan dengan pasien
: Adik kandung
11. Nama
: Jk
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SMA
Hubungan dengan pasien
: Adik kandung
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
9
12. Nama
: Mra
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Buddha
Pendidikan
: SMA
Hubungan dengan pasien
: Adik kandung
Riwayat Kehidupan Pribadi : 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal Berdasarkan alloanamnesis, pasien lahir cukup bulan dalam keadaan normal. Selama kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien lahir secara spontan pervaginam atas pertolongan dokter di Rumah Sakit. 2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun) Waktu bayi, pasien tumbuh sehat dan normal sesuai dengan usianya. Hubungan dengan anggota keluarga yang lain baik. Tidak ada riwayat sakit yang cukup berat. 3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya, bersosialisasi dengan baik dengan teman seusianya. Pasien memiliki banyak teman. Pasien dan teman-temannya lebih sering bermain di luar rumah, seperti bermain layang-layang dan bermain sepak bola serta berenang. Riwayat pendidikan pasien pada usia ini tidak bermasalah. Pasien selalu naik kelas dan tidak mengalami hambatan apapun dalam belajar. 4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja Pasien semasa juga memiliki banyak teman. Pasien juga tidak punya masalah dalam sekolahnya. Nilai-nilai pasien pada masa SMP dan SMA cukup baik. 5. Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat Pendidikan SD
Xaverius, Jambi
6 tahun
Prestasi normal
SMP
Xaverius, Jambi
3 tahun
Prestasi normal
SMA
Xaverius, Jambi
3 tahun
Prestasi normal
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
10
PT
Universitas
Trisakti,
Jurusan 3 semester Tidak tamat
Teknik Arsitektur Universitas
Bina
Nusantara, 2 semester Tidak tamat
Jurusan Teknik Informatika
Semenjak kuliah, pasien mulai merasa tertekan dengan materi perkuliahan dan mulai sulit untuk mengimbangi. Dan mulai mengalami halusinasi, baik auditorik dan visual, dan mulai ada waham, sehingga pasien tidak dapat melanjutkan kuliahnnya. Diduga karena pasien mengalami stress akibat tekanan dari materi perkuliahan. b. Riwayat Pekerjaan Setelah ayah pasien meninggal, pasien berhenti kuliah dan membantu usaha ayahnya yaitu toko onderdil di Jambi. c. Riwayat Psikoseksual / Pernikahan Pasien sudah pernah menikah, namun sudah bercerai. Pasien juga dikaruniai seorang putri. Sekarang keberadaan mantan istrinya tidak diketahui. Riwayat hubungan seksual di luar pernikahan disangkal. d. Riwayat Kehidupan Beragama Pasien menganut kepercayaan Buddha. Selama di Sanatorium Dharmawangsa pasien tidak pernah beribadah karena kesulitan untuk pergi ke Vihara. Tetapi pasien tetap memiliki keinginan untuk beribadah. e. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum sebelumnya. f. Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang : Pasien (Tn. J) termasuk salah satu pasien yang kooperatif di Sanatorium Dharmawangsa. Pasien mau berinteraksi dengan perawat untuk mencatat tekanan darah pasien lain. Pasien juga membantu perawat untuk mengganti sprai kasur, membersihkan kamar-kamar, mengangkut barang. Pasien sudah mau mengikuti kegiatan yang ada di Sanatorium Dharmawangsa seperti karaoke dan senam pagi. Hubungan Tn. J dengan pasien lain termasuk baik tapi terkadang pasien memilih menyendiri di Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
11
kamar saat pasien merasa melihat seorang pria tegap dengan rambut, kumis dan janggut putih, serta saat mendengar suara yang meminta uang dan rokok kepadanya. Bahkan sampai mengancam akan membunuh pasien. Selama di Sanatorium Dharmawangsa, pembiayaan pasien ditanggung oleh saudara-saudaranya. g. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Pasien memiliki keinginan untuk sembuh dan agar dapat segera pulang kerumah dan berkumpul dengan keluarga lagi. Meskipun kondisi pasien seperti ini namun pasien tetap merasa bersyukur atas kehidupannya saat ini. Pasien juga mau berhenti untuk merokok dan minum kopi agar dapat cepat sembuh.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
12
BAB III PEMERIKSAAN STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Pasien seorang laki-laki berusia 51 tahun, penampilan sesuai dengan usianya, postur tubuh ideal, kulit berwarna sawo matang bersih, rambut hitam pendek, berpakaian sederhana dan rapi, kebersihan diri baik. Pasien tampak tenang. Kesadaran pasien baik dan dapat berkomunikasi dengan lancar. Bila diajak bicara pasien mau merespon dengan menjawab sesuai apa yang ditanyakan. Pasien sangat kooperatif dan mau bercerita tentang dirinya. 2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara: Sebelum wawancara pasien sedang duduk di Aula Sanatorium Dharmawangsa. Pasien sedang duduk, dan pasien juga tampak menjalin komunikasi apabila diajak bicara oleh pasien lain.
Selama wawancara: Pasien cukup kooperatif, tenang dan santai selama wawancara. Pasien juga mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ditanya. Pasien perhatian, bicara dengan baik dan dapat dimengerti. Selama wawancara, pasien cukup terbuka dan bersemangat untuk membagikan pengalaman hidupnya.
Setelah wawancara: Setelah wawancara pasien biasanya kembali melakukan aktivitas bersama pasien lain seperti ngobrol, menonton TV dan mendengarkan musik bersama.
3. Sikap terhadap Pemeriksa Pasien bersikap sopan dan kooperatif terhadap pemeriksa. 4. Pembicaraan Wawancara berlangsung cukup lancar dan kontak mata baik selama wawancara. Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
13
5. Karakteristik dalam Berbicara Kuantitas pembicaraan pasien cukup banyak, arus bicara normal, volume suara sedang, dan artikulasi jelas. Secara garis besar, jawaban pasien masih sesuai dengan pertanyaan pemeriksa. B. Alam Perasaan 1. Mood
: Eutimik
2. Afek
: Appropriate
3. Keserasian
: Serasi
C. Fungsi Intelektual 1. Sensorium / Taraf Kesadaran dan Kesigapan Compos Mentis 2. Fungsi Kognitif a. Intelegensi dan kemampuan Informasi Cukup, sesuai dengan tingkat pendidikannya. b. Orientasi Waktu: Baik, pasien mengenal jam, tanggal dan hari pemeriksaan. Tempat: Baik, pasien mengetahui tempat dimana dia tinggal sekarang; serta lokasi tempat – tempat yang pernah dikunjungi pasien. Orang: Baik, pasien mengenal dokter muda yang mewawancarainya dan mengenal teman-teman di lingkungannya saat ini. 3. Daya Ingat a. Daya ingat segera Baik, pasien dapat mengulang dengan segera kata yang baru saja diucapkan. b. Daya ingat jangka pendek Baik, pasien dapat mengingat apa yang dimakan pada pagi hari. c. Daya ingat jangka panjang Baik, pasien dapat mengingat nama anggota keluarga dari yang tertua hingga termuda. 4. Konsentrasi dan perhatian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
14
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan seksama. 5. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung Baik, pasien dapat membaca apa yang ditulis dokter muda dan dapat menuliskan dengan baik seluruh nama anggota keluarganya. Pasien juga dapat berhitung dengan benar 6. Kemampuan Visuospasial Baik, pasien dapat menggambarkan jam dan waktu dengan tepat 7. Pikiran Abstrak Baik, pasien mengetahui arti peribahasa “Besar Pasak daripada Tiang“ 8. Kemampuan menolong diri sendiri Baik, pasien masih dapat pergi ke kamar mandi, makan, membaca koran, dan mengambil barang-barang keperluannya sendiri. Pasien dapat melakukan semua aktivitasnya tanpa bantuan orang lain. 9. Intelegensia Baik, karena pasien sering menonton TV sehingga mengetahui informasi dan berita-berita terbaru. Intelegensia pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya. D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi a. Halusinasi Auditorik
: Ada :
Pasien mendengar suara seseorang yang meminta uang, rokok, serta makanan kepada pasien. Bahkan akan membunuh pasien. b. Halusinasi Visual: Pasien melihat seorang pria tegap dengan rambut, kumis dan janggut putih yang terus muncul disekitar pasien. 2. Ilusi
: Tidak ada
3. Depersonalisasi
: Tidak ada
4. Derealisasi
: Tidak ada
E. Pikiran 1. Bentuk Pikir a. Produktivitas
: Cukup, spontan dan lancar
b. Kontinuitas
: Cukup
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
15
c. Hendaya berbahasa
: Tidak terganggu
d. Asosiasi Longgar
: Tidak ada
e. Flight of ideas
: Tidak ada
f. Inkoherensi
: Tidak ada
g. Verbigerasi
: Tidak ada
h. Perseverasi
: Tidak ada
i.
: Tidak ada
Ambivalensi
2. Isi pikir a. Fobia
: Tidak ada
b. Obsesi
: Tidak ada
c. Kompulsi
: Tidak ada
d. Waham
: Ada
Waham Kejar -
Pasien merasa bahwa pria tegap dengan rambut, kumis dan janggut putih hendak membunuhnya.
e. Thought insertion
: Tidak ada
f. Thought withdrawal
: Tidak ada
g. Thought broadcasting
: Tidak ada
F. Pengendalian Impuls Selama wawancara tidak ditemukan adanya gangguan impuls pada pasien. Pasien dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Pasien dapat berlaku sopan. G. Uji Daya Nilai a) Kemampuan menilai realita (RTA)
: Terganggu
b) Discriminative insight
: Terganggu (tilikan derajat I)
c) Discriminative judgement
: Tidak terganggu
d) Social judgement
: Tidak terganggu
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
16
H. Tilikan Pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan berkeinginan untuk rutin minum obat agar sembuh. Tetapi pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya. (tilikan derajat IV). I. Taraf Dapat Dipercaya Dari hasil yang didapatkan selama wawancara, pasien cukup konsisten dalam menjawab pertanyaan. Kesan pasien dapat dipercaya. J. Observasi Tingkah Laku Pasien Sehari-hari Pasien cukup bersosialisasi dengan pasien lain, dan cenderung memulai komunikasi dengan pasien lain. Pasien biasanya terlihat duduk di Aula Sanatorium Dharmawangsa atau di halaman dengan pasien lain. K. Kelainan Dorongan Instingual dan Perbuatan 1. Hipobulia
: Tidak ada
2. Stupor
: Tidak ada
3. Echopraxia
: Tidak ada
4. Echolalia
: Tidak ada
5. Piromania
: Tidak ada
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
17
BAB IV PEMERIKSAAN UMUM A. Status Internis a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis, GCS 15
c. Keadaan gizi
: Baik
d. Suhu
: 36.8
e. Pernapasan
: 18 kali/menit
f. Nadi
: 88 kali/menit
g. Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
h. Berat Badan
: 60 kg
i. Tinggi Badan
: 168 cm
B. Pemeriksaan Fisik a. Kepala
: Bentuk normosefal, tidak teraba benjolan, rambut hitam terdistribusi merata dan tidak mudah dicabut.
b. Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c. Hidung
: Bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis.
d. Telinga
: Bentuk normal, tidak ada sekret berlebihan.
e. Mulut
: Kebersihan mulut kurang baik, lidah kotor, bibir tidak kering.
f. Jantung Inspeksi
: Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: Iktus kordis teraba pada ICS V MCLS
Perkusi
: Jantung dalam batas normal
Auskultasi
: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
g. Paru-paru Inspeksi
: Simetris dalam diam dan pergerakan
Palpasi
: Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
: Vesikuler, rhonki (-)/(-), wheezing (-)/(-)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
18
h. Abdomen Inspeksi
: Tampak datar
Palpasi
: Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
i. Ekstremitas Tidak terdapat edema dan deformitas, akral hangat. j. Status Neurologis
Kesadaran neurologis
: Compos Mentis
Rangsangan meningeal
: (-)
Tanda – tanda peningkatan TIK : (-)
Nn. Craniales
: Baik, tidak ada kelainan
Pupil
: Bulat, isokor, 3 mm, RC (+)/(+)
Sensibilitas
: Baik, tidak ada kelainan
Motorik
: Baik, tidak ada kelainan
Fungsi cerebellum dan koordinasi: Baik
Fungsi luhur
: Baik
Refleks fisiologis
: (+)/(+)
Refleks patologis
: (-)/(-)
Susunan saraf vegetatif
: Baik
Kesan: Tidak ada kelainan yang bermakna pada pemeriksaan fisik dan neurologis. C. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh Sanatorium Dharmawangsa pada tanggal 28 Juni 2016 dengan hasil sebagai berikut:
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
19
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Hemoglobin
14.6
g/dL
13-16
Leukosit
5.4
ribu/uL
5-10
Basofil
0
%
<1
Eusinofil
3
%
1-3
Batang
2
%
2-6
Segmen
57
%
50-70
Limfosit
32
%
20-40
Monosit
6
%
2-8
Laju Endap Darah
5
mm/jam
< 15
Jumlah eritrosit
5
jt/uL
4.5-5.5
Jumlah hematokrit
44
%
40-48
Jumlah trombosit
290
ribu/uL
150-400
MCV
88
Fl
80-96
MCH
29
Pg
27-31
MCHC
33
g/dL
32-36
7.9
g/dL
6-8.4
Albumin
5
g/dL
3.5-5.2
Globulin
2.9
g/dL
2.3-3.5
SGOT
27
u/L
< 37
SGPT
22
u/L
< 40
Trigliserida
206
mg/dL
< 200
Cholesterol total
188
mg/dL
< 200
Hematologi
Hitung jenis
Kimia Darah Fungsi hati Protein total
Lemak
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
20
HDL
44
mg/dL
35-55
LDL
106
mg/dL
< 130
106
mg/dL
70-110
Ureum
23
mg/dL
10-50
BUN
11
mg/dL
7-22
1.11
mg/dL
0.5-1.4
6
mg/Dl
3.4-7
Karbohidrat Glukosa puasa Fungsi Ginjal
Creatinine Lain-lain Asam urat
Kesan: terdapat hipertrigliserida.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
21
BAB V IKHTISAR Pasien adalah laki – laki berumur 51 tahun, beragama Buddha, suku Tionghoa, lahir dan besar di Jambi. Penampilan sesuai dengan usianya, postur tubuh ideal, tinggi badan sekitar 168 cm dan berat badan 60 kg, kulit berwarna sawo matang bersih, rambut hitam pendek, berpakaian sederhana dan rapi, kebersihan diri baik dan terawat. Pasien adalah anak ke tujuh dari sepuluh bersaudara. Pasien mengaku mempunyai hubungan yang harmonis dengan anggota keluarga lainnya. Pasien mempunyai kakak kandung yang memiliki gangguan kejiwaan dan sekarang dirawat di Sanatorium Dharmawangsa bersama pasien. Pasien juga mempunyai seorang paman dari pihak ayahnya yang memiliki gangguan jiwa seperti pasien. Pasien sudah menikah dan akhirnya bercerai. Dari pernikahannya pasien dikaruniai seorang anak perempuan. Pasien pertama kali mengalami gejala halusinasi pada tahun 1990, saat pasien sedang menjalani pendidikan perguruan tinggi di Universitas Trisakti jurusan Teknik Arsitektur. Kemudian pada tahun 1992, ayah pasien meninggal dunia. Hal ini membuat pasien terpukul, dan menyebabkan gejala halusinasi yang dialami pasien memberat. Pada tahun 1999 - 2001, untuk pertama kalinya pasien dirawat di Rumah Sakit Jiwa Grogol. Kemudian setelah dirawat selama dua tahun, pihak keluarga membawa pasien pulang ke Jambi. Namun pada tahun 2001 – 2003, pasien dirawat kembali di Sanatorium Dharmawangsa. Dan dialihkan ke Rumah Sakit Jiwa Jambi sejak tahun 2003 – 2010. Dan tertanggal 20 Februari 2010, pasien dirawat kembali di Sanatorium Dharmawangsa hingga sekarang. Pasien dirawat dengan keluhan suka mengamuk dan marah-marah tidak terkontrol terutama jika pasien tidak mempunyai uang. Setelah lima tahun perawatan, keadaan pasien sudah membaik. Pasien mengatakan ada seorang pria berbadan tegap berambut putih, berjenggot putih, dan berkumis putih yang selalu berada disekitarnya dan selalu memperhatikannya. Pria itu selalu memperhatikan pasien, meminta uang, makanan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
22
dan rokok; serta mengancam ingin membunuh pasien. Pasien mengatakan jika melihat pria itu, pasien berusaha mengabaikannya dengan cara tidur. Selama berada di Sanatorium Dharmawangsa, pasien aktif dalam kegiatan sehari hari seperti karaoke dan bermain ping pong. Pasien juga sering memanggil dokter muda dan perawat yang lewat. Ketika diajak berbicara, pasien berbicara koheren, mood eutimik, dan afek sesuai (appropriate). Tidak ditemukan kesulitan dalam wawancara dengan pasien karena pasien cukup kooperatif. Pasien patuh dalam mengonsumsi obat dan pasien mengaku dan menyadari bahwa dirinya sakit dan berkeinginan untuk sembuh sehingga bisa pulang dan bertemu dengan keluarganya. Tetapi pasien tidak mengerti penyebab penyakitnya. Pasien tampak memiliki kebersihan diri yang terjaga dan memiliki kesadaran yang baik. Pasien kooperatif dan memiliki perilaku yang baik saat wawancara. Pasien juga menunjukkan konsentrasi dan perhatian saat berkomunikasi sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Dari pemeriksaan status mental didapatkan halusinasi auditorik, halusinasi visual, waham kejar, RTA yang terganggu, dan discriminative insight derajat IV. Dari hasil pemeriksaan fisik tidak menunjukkan kelainan yang bermakna. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan hipertrigliserida.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
23
BAB VI DIAGNOSIS AXIS I : 1.
Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara klinik bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu: A. Adanya hendaya dalam daya nilai:
RTA
: Terganggu
Discriminative insight
: Terganggu
Discriminative judgement
: Tidak terganggu
Social judgement
: Tidak terganggu
B. Lingkungan mengeluh C. Aktivitas sehari-hari terganggu D. Kebersihan diri terganggu E. Adanya gejala psikopatologi (Halusinasi, Waham) Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS. 2.
Berdasarkan: a) Kesadaran
: Compos mentis
b) Orientasi
: Baik
c) Daya ingat
: Baik
d) Kemunduran intelektual
: Tidak ada
e) Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. f) Penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada Maka dapat disimpulkan bahwa pasien TIDAK menderita suatu GANGGUAN MENTAL ORGANIK serta TIDAK menderita suatu GANGGUAN MENTAL DAN GANGGUAN PERILAKU AKIBAT ZAT PSIKOAKTIF. 3.
Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari autoanamnesis, didapatkan: A. Halusinasi auditorik, Halusinasi visual, Waham kejar B. Berlangsung lebih dari 1 bulan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
24
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SCHIZOPHRENIA 4.
Berdasarkan adanya:
Memenuhi kriteria umum diagnosis Schizoprenia.
Halusinasi auditorik dan visual yang menonjol.
Waham kejar yang menonjol.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik tidak menonjol.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SCHIZOPHRENIA PARANOID (F20.0).
AXIS II :
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis diketahui bahwa pasien tidak memiliki Retardasi Mental dan Gangguan Kepribadian.
AXIS III : Kondisi medis umum pasien dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 28 Juni 2016 didapatkan hasil hipertrigliserida.
AXIS IV : Tidak ada masalah psikososial dan masalah lingkungan yang bermakna dalam satu tahun terakhir.
AXIS V : GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE 100-91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi 90-81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa. 80-71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, sosial, sekolah dll.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
25
70- 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik 60- 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang 50- 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat 40- 31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi 30- 21 = Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang 20- 11 = Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri 10- 01 = Seperti diatas persisten dan lebih serius 0 = Informasi tidak adekuat
Berdasarkan sekala Global Assessment of Functioning (GAF) pada kasus ini, saat dievaluasi memiliki taraf penyesuaian tertinggi dalam satu tahun terakhir berada dalam rentang 70-61, yaitu beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Sedangkan Skala Global Assesment of Functioning (GAF) pada kasus ini yang dinilai pada masa saat ini (current) berada dalam rentang 80 - 71, yaitu gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, sosial, sekolah dll. (Pasien dapat bersosialisasi dengan baik (baik pasien, lain, perawat atau dokter muda, juga aktif dalam mengikuti kegiatan).
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
26
BAB VII DIAGNOSIS MULTI AXIAL Aksis I
: F 20.0 Skizofrenia Paranoid.
Aksis II
: Tidak ditemukan adanya retardasi mental dan gangguan kepribadian.
Aksis III
: Tidak ditemukan kelainan pada kondisi medis umum. Hipertrigliserida ( berdasarkan Pemeriksaan Lab - 28 Juni 2016)
Aksis IV
: Tidak ada masalah psikososial dan masalah lingkungan yang bermakna dalam satu tahun terakhir.
Aksis V
: Current 80-71 : Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, sosial, sekolah dll HLPY 70–61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
27
BAB VIII FORMULASI TERAPI A. Rawat Inap B. Psikofarmaka
C.
Antipsikotik
Aripiprazole 1x10 mg P.O (pagi dan siang)
Olanzapine 1x10mg P.O (malam)
Non farmakologi
Psikoterapi (Supportive Therapy)
Pengawasan minum obat agar gejala dan keluhan berkurang.
Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur.
Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat beraktivitas seoptimal mungkin.
Terapi Psikososial
Family Counseling: memberi informasi kepada keluarga pasien tentang penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan serta motivasi dalam kepatuhan pengobatan pasien.
Occupational Therapy: mengikutsertakan pasien dalam kegiatan melatih keterampilan berupa kerajinan tangan.
Art/ music Therapy: mengikut sertakan pasien dalam kegiatan kesenian berupa melukis dan bernyanyi.
Terapi Perilaku (Behavioral Therapy)
Memperdengarkan musik, bernyanyi, dan mengembangkan hobi pasien, tujuannya untuk menghilangkan beban pikiran pasien.
Pasien diingatkan untuk rajin beribadah.
Pasien diingatkan menjaga kebersihan dirinya termasuk mandi.
Mendorong pasien untuk mengikuti kegiatan aerobic mingguan di Sanatorium Dharmawangsa.
D.
Menjaga asupan makanan/mengatur diet pasien.
Saran Evaluasi pemeriksaan laboratorium terbaru
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
28
BAB IX PROGNOSIS A. Faktor yang Memperingan:
Penyakit yang diderita tidak disebabkan oleh gangguan mental organik dan retardasi mental.
Selama perawatan pasien minum obat secara rutin dan teratur.
Tidak ada riwayat ketergantungan alkohol dan rokok.
Pasien memiliki keinginan untuk sembuh.
Pasien menunjukkan keinginan untuk bersosialisasi.
Tidak ada tanda dan gejala kelainan neurologis.
B. Faktor yang memperberat:
Awitan usia muda.
Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga.
Kurangnya peran aktif keluarga.
Riwayat pendidikan (tidak tamat kuliah).
Riwayat kehilangan orang terdekat (orang tua)
Riwayat bercerai (duda).
Perjalanan penyakit telah berlangsung kronis dan banyak relaps
Maka disimpulkan prognosis pasien adalah: Ad vitam
: Dubia ad bonam
Ad fungsional
: Dubia ad malam
Ad sanationam
: Dubia ad malam
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29
BAB X LAMPIRAN
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT PASIEN
6 5 4 3 2 1 0 1989 1990 1992 1999 2001 2002 2003 2005 2010 2015 2017
Keterangan : 1. 1989-1990
: Pasien mulai mendapatkan stressor dari kuliah namun masih berfungsi normal.
2. 1990-1992
: Mulai mendengar suara-suara (halusinasi auditorik).
3. 1992
: Ayah pasien meninggal. Pasien cukup terpukul. Pasien juga berhenti kuliah dan mulai sering marah-marah.
4. 1992-1999
: Pasien semakin aneh dan menyimpang. Mulai timbul halusinasi dan waham.
5. 1999
: Keluarga pasien mengeluh pasien sering ngamuk dan marahmarah tidak terkontrol dan akhirnya memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Grogol.
6. 1999-2001
: Pasien menunjukkan perbaikan lalu dibawa pulang oleh keluarganya ke Jambi.
7. 2001-2003
: Di Jambi pasien tidak mau minum obat sehingga kembali menunjukkan gejala seperti sebelum perawatan lalu dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa selama 2 tahun. Setelah itu pasien dibawa pulang lagi ke Jambi.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
30
8. 2003
: Pasien kembali menunjukkan gejala-gejala karena tidak mau minum obat. Keluarga membawa pasien ke RSJ Jambi karena merasa terganggu.
9.
2003-2010 : Pasien tidak patuh minum obat dan sering mencoba kabur dari RSJ Jambi.
10. 2010 - skrg : Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa dan kini menunjukkan perbaikan. Gejala berkurang dan kondisi pasien cukup stabil. Pasien juga dapat beraktivitas dengan aktif. Pasien mau rutin minum obat.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
31
WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara I ▪
Hari, tanggal : Jumat, 12 Oktober 2018
▪
Pukul
: 09.30 WIB
▪
Pakaian
: Kaos lengan pendek berwarna biru gelap, celana pendek
hitam ▪
Aktivitas
: Pasien sedang duduk di aula
▪
Tempat
: Aula Sanatorium Dharmawangsa
▪
Keterangan
: A (pemeriksa / dokter muda), B (pasien)
Tampak pasien sedang duduk menghadap kearah meja ping – pong, saat saya memasuki Aula Sanatorium Dharmawangsa B
: Haiii Dokter *menoleh ke arah dokter muda (Sebelumnya dokter muda dan pasien telah saling mengenal)
A
: Halo Pak J, lagi apa?
B
: Ngga ada, duduk aja dokter. Sambil tunggu cemilan
A
: Biasa jam berapa biasanya dikasih cemilannya?
B
: Jam 10 dok…
A
: Emangnya sekarang jam berapa?
B : Jam 9.35 *sambil menoleh kearah jam dinding di belakang pasien Orientasi waktu baik A
: Cemilan hari ini apa? Tau gak?
B
: Gak nentu juga, tiap hari beda – beda. Kadang pisang, ubi Daya ingat jangka pendek baik
A
: Kalau sarapan udah?
B
: Udah, tadi pagi sarapan indomie
A
: Biasa sarapan jam berapa emangnya?
B
: Jam 6 biasanya…
A
: Hari ini gak ada kegiatan?
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
32
B
: Biasanya ada senam jam 8, tapi hari ini ngga ada… Mungkin karena si H sedang cuti Daya ingat jangka pendek, Orientasi orang baik
A
: Oh karena sedang cuti… Keluarga ada yang sering datang gak liatin Pak J?
B
: Lumayan lah dok
A
: Siapa yang sering datang?
B
: Yang paling sering mama dengan Maria (adik bungsu pasien)
A
: Emang Pak J berapa bersaudara? Pak J anak ke berapa?
B
: Sepuluh *sambil menghitung dengan jari Kalau saya anak ke tujuh daya ingat jangka panjang baik
A
: Coba ditulis aja, urutannya bisa? *sambil menyodorkan pena dan kertas
B
: *pasien menulis nama saudaranya secara urut Kemampuan menulis baik
A
: Kalau mama datang biasa bawa apa aja?
B
: Kadang makanan dok, sama dikasih uang juga
A
: Dikasih uang berapa?
B
: Dua ratus ribu…
A
: Terus dipakai untuk apa uang nya?
B
: Untuk beli jajanan dok, titip sama orang beli di alfamart
A
: Biasa beli apa? Berapa harganya?
B
: Saya suka titip kacang. Harganya dua belas ribu…
A
: Terus uang kembaliannya dibalikin ke Pak J lagi?
B
: Iya… Kalau kasih seratus ribu, nanti dibalikin delapan delapan Berhitung baik
A
: Kalau 100 dikurangin 7 sampai 7 kali berapa aja hasilnya? Coba Pak J tulis di kertas ini *sambil menyodorkan kertas
B
: 93, 86, 79, 72, 65, 58, 51 *pasien sambil menulis di kertas Konsentrasi Baik
A
: Pak J tau sekarang sedang pegang apa?
B
: Ini pena, ini kertas
A
: Pak J sering ngobrol dengan mas itu? *saya sambil menunjuk kearah salah satu pasien
B
: Kadang – kadang aja, dia itu pake obat (obat terlarang)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
33
A
: Kalau Pak J pernah pake obat begitu juga?
B
: Nggak dok, saya gak pernah coba obat gituan… Penggunaan NAPZA disangkal dan sudah dikonfirmasi ke perawat
A
: Kalau Pak J dibawa kemari tau gak kenapa?
B
: Ya karena nakal aja…
A
: Nakal gimana Pak J?
B
: Ya nakal… Katanya aku suka marah - marah, minta duit gitu dok… Dulu pernah aku bawa motor mobil orang kabur
A
: Yang Pak J rasain waktu ngelakuin itu apa?
B
: Dak tau juga dok, cuma rasanya takut aja… Ya dokter jangan sampai seperti saya, kalian jalan hidupnya sudah bagus jadi dokter… Kalau saya jalan hidupnya nggak jelas… *Tampak pasien menasehati saya : Iya pak, Bapak juga harus jaga kesehatannya… Harus teratur minum obat…
A
Seorang perawat datang menghampiri kami dan mengatakan bahwa sudah waktunya jam besuk, dan meminta kami untuk pindah ke halaman. Dan Pak J berpindah masuk ke kamar. Kesan selama wawancara I: ▪
Kesadaran
: Compos Mentis
▪
Kontak mata
: Baik
▪
Kebersihan diri
: Baik
▪
Mood
: Eutimik
▪
Afek
: Appropriate
▪
Keserasian
: Sesuai
▪
Asosiasi longgar
: Tidak ada
▪
Koherensi
: Baik
▪
Thought of Echo
: Tidak ada
▪
Halusinasi
: Tidak ada
▪
Waham
: Tidak ada
▪
Orientasi waktu
: Baik
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
34
▪
Orientasi orang
: Baik
▪
Berhitung
: Baik
▪
Konsentrasi
: Baik
▪
Menulis
: Baik
Wawancara II ▪
Hari, tanggal : Sabtu, 13 Oktober 2018
▪
Pukul
: 11.00 WIB
▪
Pakaian
: Kaos putih, celana pendek coklat
▪
Aktivitas
: Pasien sedang duduk di ruang eka
▪
Tempat
: Ruang Eka
▪
Keterangan
: A (pemeriksa), B (pasien)
Tampak pasien sedang duduk berbincang dengan pasien lain bernama Pak Jo A
: Pak J *Saya sambil melambaikan tangan
B
: Oooiii *Pak J sambil melambaikan tangan
A
: Sudah makan?
B
: Sudah, hari ini makanannya enak dok… Makan nasi kuning…
A
: Oh nasi kuning… Minum obat sudah?
B
: Sudah dok, tadi pagi jam 6…
A
: Sehari minum obat berapa kali?
B
: Tiga kali… Pagi jam enam, Siang jam dua belas, sore jam enam Orientasi waktu baik
A
: Sehari minum obat berapa kali?
B
: Sehari minum 3 kali dok
A
: Semalam tidurnya bagaimana pak?
B
: Semalam tidur cuma sampai jam 3, habis itu ngga bisa tidur karena ada yang minta rokok dok… Dia bangunin gitu minta rokok… Halusinasi auditorik
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
35
A
: Siapa yang minta rokok?
B
: Ada orang badan tinggi; rambut, kumis, jenggot putih… Dia minta rokok… Halusinasi Visual
A
: Terus Pak J kasih?
B
: Nggak saya pura – pura tidur saja, tapi dia bangunin… Dia buka mata saya
A
: Wah dia sampai begitu bangunin Pak J… Terus sekarang dia ada disini?
B
: Sekarang nggak ada dok
A
: Oh.. Sering datang ya orang itu? Setiap hari?
B
: Ya setiap hari ada datang dia, cuma saya pura – pura tidur aja… Tapi dia pernah ancam mau bunuh saya… Waham kejar
A
: Terus Pak J gimana waktu diancam?
B
: Saya bawa tidur aja…
A
: Kalau sudah tidur jadi enakan? Dia pergi?
B
: Ya biasanya habis tidur dia sudah nggak ada Pak J pergi untuk mengambil minum di halaman, dan kembali lagi ke Ruangan Eka
A
: Pak J tau nggak kenapa Pak J disini? Disini dimana tau nggak?
B
: Disini ya Dharmawangsa… Ya berobat aja disini dok… Orientasi Tempat Baik
A
: Pak J tertekan nggak disini?
B
: Ya nggak juga la… Kalau disini ada yang rawat, tapi kalau bisa pulang ya mau pulang la… Di rumah ada keluarga, kangen juga la dengan mereka
A
: Ya kalau gitu Pak J harus minum obat ya biar sembuh…
B
: Iya teratur la kalau minum obat, sudah ada jam nya Tilikan IV
A
: Pak J coba eja kata “SALAK” terbalik
B
: K A L A S Perhatian Baik
A
: Bagus… Pak J kalau misalnya liat tag nama jatuh di halaman Bapak apain tag namanya?
B
: Ya nanti saya anterin ke ruangan perawat di dalam dok… Discriminative Judgement Baik
A
: Pak J dulu katanya kuliah arsitek ya?
B
: Iya dulu tahun 89
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
36
A
: Dulu presidennya siapa pak?
B
: Waktu itu Soeharto dok…
A
: Kalau sekarang?
B
: Sekarang ya Jokowi Intelegensia Baik
A
: Jokowi bagus nggak menurut Pak J?
B
: Baguslah, dia kerja ada hasilnya…
A
: Pak J suka liat dia d TV?
B
: Ya kadang saya nonton berita di TV
A
: Kaya sekarang gini dong ya…
B
: Ya paling habis ini kalau dok ke atas saya nonton, kalau nggak mau denger lagu dengan Jo
A
: Oh ya udah, lanjut lagi pak ngobrol dengan Pak Jo nya… Kemudian saya pamit kepada Pak J, dan Pak J tetap duduk di Ruangan Eka
sambil tersenyum kearah saya.
Kesan selama wawancara II: ▪
Kesadaran
: Compos mentis
▪
Kontak mata
: Baik
▪
Kebersihan diri
: Baik
▪
Mood
: Eutimik
▪
Afek
: Appropriate
▪
Keserasian
: Serasi
▪
Asosiasi longgar
: Tidak ada
▪
Koherensi
: Baik
▪
Discriminative Judgement
: Baik
▪
Tilikan
: IV
▪
Halusinasi auditorik
: Ada
▪
Halusinasi visual
: Ada
▪
Waham kejar
: Ada
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
37
▪
Orientasi tempat
: Baik
▪
Intelegensia
: Baik
▪
Perhatian
: Baik
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Sanatorium Dharmawangsa Periode 17 September – 20 Oktober 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
38