1. Uji asumsi klasik A. Uji normalitas
Gambar 1.1 -
Uji historigram
Deteksi normalitas data dapat dilakukan dengan melihat historigram jika data menunjukan distribusi normal maka regresi memenuhi asumsi normalitas. Dari data yang telah diteliti melalui historigram dapat disimpulkan data menunjukan gambar 1.1 distribusi normal maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
1
Gambar 1.2 -
Uji normalitas grafik
Deteksi normalitas data dapat dilakukan dengan melihat distribusi data. Yaitu melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik Jika data menyebar digaris diagonal maka regresi memenuhi asumsi normalitas. Dapat kita lihat dan simpulkan grafik pada gambar 1.1. terlihat data menyebar digaris diagonal. -
Uji statistik
Uji stastistik dilihat untuk menguji nomalitas residual adalah uji statistik nonparametric kolmogrov smirnov (K – S). Jika nilai asymp sig lebih dari atau sama dengan 0,05 maka data berdistribusi normal, jika asymp sig kurang dari 0,05 maka distribusi data tidak normal
2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
air baku N Normal
Parametersa,b
Most Extreme Differences
distribusi air
produksi air
bersih
bersih
12
12
12
Mean
4492005,0000
4033710,8333
4218819,1667
Std. Deviation
100112,96170
151055,26084
101924,22528
Absolute
,167
,208
,192
Positive
,167
,152
,192
Negative
-,165
-,208
-,161
,167
,208
,192
,200c,d
,162c
,200c,d
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
Tabel 1.1 Dari tabel diatas dapat diketahui nilai asymp sig (2 – tailed) pada air baku adalah 0,200 pada distribusi air bersih adalah 0,162 pada produksi air bersih adalah 0,200. Dan dapat disimpulkan dari semua variabel tidak ada < 0,05 maka data berdistribusi normal. B. Uji linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apaka dua variabel mempunyai hubingan yang linear tau tidak secar signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagi prasyarat dalam analisi korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan signifikan jika nilai sig pada deviation from linearity > 0,05.
3
dari data diatas ditemukan nilai sig pada deviation from linearity adalah 0,077 yang berarti nilai sig > 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel air baku dan distribusi air bersih terhadap produksi air bersih bersifat linear.
-
Uji multikolinearitas
Untuk menditeksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagi berikut : a.
Menganalisa tolerance, jika nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tetapi jika nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinearitas.
b.
Menganalisa VIF (variance inflation factor), jika nilial VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas, tetapi jika nilai VIF > 10,00 maka terjadi multikolinearitas. c. Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients
Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
-421207,049
420515,789
air baku
,746
,091
distribusi air bersih
,319
,060
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
-1,002
,343
,733
8,208
,000
,939
1,065
,473
5,300
,000
,939
1,065
Tabel 1.3 a. Nilai tolerance 0,939 untuk air baku dan distribusi air maka dapat disimpulkan nilai tolerance 0,939 > 0,10 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas pada data ini. b. Nilai VIF 1.065 untuk air baku dan distribusi air maka dapat disimpulkan nilai VIF 1,065 < 10,00 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas pada data ini
4
VIF
-
Uji heterosdastisitas
Uji hesterosdastisitas dapat diuji dengan uji Park yaitu dengan melihat nilai signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya hesterosdastisitas. Namun jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 terjadi hesterosdastisitas
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
232462372,947
Residual
3708832054,19
df
Mean Square
9 Total
3941294427,14
F
2
116231186,474
9
412092450,467
Sig. ,761b
,282
11
6 a. Dependent Variable: absolute residu
b. Predictors: (Constant), distribusi air bersih, air baku
Tabel 1.4 Dapat dilihat dari tabel diatas kalau nilai F adalah 0,282 dan nilai sig F adalah 0,761 dapat disimpulkan sig F > 0,05 secara simultan data tidak terjadi heterosdastisitas.
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-198425,783
291865,170
air baku
,034
,063
distribusi air bersih
,015
,042
Coefficients Beta
t
Sig. -,680
,514
,181
,544
,600
,123
,368
,722
a. Dependent Variable: absolute residu
Tabel 1.5 Dapat dilihat pada tabel diatas ditemukan pada variabel air baku nilai t adalah 0,544 dan nilai sig t adalah 0,600 yang berarti dapat disimpulkan sig t > 0,05 maka tidak terjadi heterosdastisitas secara parsial pada variabel air baku. Dan dilihat tabel diatas pada variabel distribusi air bersih
5
ditemukan nilai t 0,368 dan sig t adalah 0,722 yang berarti dapat disimpulkan nilai sig t > 0,05 maka tidak terjadi heterosdastisitas secara parsial pada distribusi air baku. -
Uji aoutokorelasi
a. Uji Durbin watson Uji durbin watson adalah uji autokorelasi yang menilai adanya autokorelasi pada residual. Uji durbin watsin akan mengahasilkan nilai durbin watson (DW) yang nanti akan dibandingkan dengan durbin watson tabel.
Model Summaryb
Model 1
R
R Square
,966a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,933
,918
29248,08018
Durbin-Watson 1,594
a. Predictors: (Constant), distribusi air bersih, air baku b. Dependent Variable: produksi air bersih
Tabel 1.6 d 1,594
dl 0,8122
Du
4 – dl
4 – du
1,579
3,1878
2,421
Tabel 1.7 Kesimpulan dari tabel 1.4 adalah nilai du < d < 4 – du maka tidak terjadi autokorelasi pada variabel ini.
6
Gambar 1.3 b. Uji runs Selain durbin watson test untuk mendeteksi adanya autokoreliasi juga dapat menggunakan metode pengujian Runs test. Runs test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.
Runs Test absolute residu Test Valuea
12893,19
Cases < Test Value
6
Cases >= Test Value
6
Total Cases Number of Runs
12 8
Z
,303
Asymp. Sig. (2-tailed)
,762
a. Median
7
Dari tabel diatas ditemukan nilai asymp sig (2 – tailed) adalah 0,762 yang berarti nilai asymp sig (2 – tailed) > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada tabel tersebut. 2. Uji hipotesis -
Uji t
Tabel 1.9 a. Pada variabel air baku (X1) nilai t adalah 8,208 dan nilai probalitas signifikan adalah 0,000 maka oleh karena sig < 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terjadi pengaruh antara air baku terhadap produksi air bersih. b. Pada variabel (X2) nilai t adalah 5,300 dan nilai dan nilai probalitas signifikansi adalah 0,000 maka oleh karena sig < 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terjadi pengaruh antara distribusi air bersih terhadap produksi air bersih
-
Uji F
8
Tabel 1.10 Dari tabel 1.7 ditemukan nilai F adalah 62,292 dengan probalitas signifikansi 0,000. Maka oleh karena nilai sig < 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terjadi pengaruh secara simultan antara air baku dan distribusi air bersih terhadap produksi air bersih. -
Uji koefesien determinasi
Tabel 1.11 Dari tabel 1.8 ditemukan nilai koefesien determinasi (R2) 0,933 atau jika dipersentasekan menjadi 93,3%. Artinya kontribusi air baku dan distribusi air bersih terhadap produksi air bersih sebesar 93,3 % sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
-
Uji regresi berganda
Untuk mengetahui pengaruh bahan baku (air baku) dan distribusi air bersih terhadap produksi air bersih diPDAM Kota Palangka raya maka digunakan regresi berganda dengan analisis
9
menggunakan software SPSS 23 for windows. Dari perhitungan dan analisis aplikasi tersebut diperoleh :
Y = – 421.207,049 + 0,746 X1+ 0,319X2 Persamaan regresi berganda diatas memiliki makna : 1. Kostanta sebesar – 421.207,049 mempunyai arti apabila semua variabel independen tidak berubah atau tetap, maka tingkat produksi air bersih diPDAM palangkaraya sebesar – 421.207,049 2. Air baku (X1) memiliki koefesien regresi sebesar 0,746 ini menujukan bahwa varianel air baku mempunyai hubungan positif dengan produksi air besih. Hal ini berarti apa bila terjadi peningkatan bahan baku sebesar 1 kubik M3 maka akan meningkatkan tingkat produksi air bersih sebesar 0,746 dengan asumsi variabel distribusi air bersih konstan atau tetap. 3. Distribusi air bersih (X2) memiliki koefesien regresi sebesar 0,319 ini menunjukan variabel distribusi air mempunyai hubungan positif dengan produksi air bersih. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan ditribusi air bersih sebesar 1 kubik M3 maka akan meningkatkan tingkat produksi air sebesar 0,319 denganan asumsi variabel air baku konstan atau tetap.
10