Uas Pipemas.docx

  • Uploaded by: Nadya Candra
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uas Pipemas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,220
  • Pages: 8
PASAR :  Tempat bertemunya penjual dan pembeli disuatu tempat.  Orang-orang/ Organisasi yang mempunyai kebutuhan produk yang dipasarkan produsen dan memiliki daya beli guna memenuhi kebutuhannya. Dalam pengertian ini, produsen memperoleh petunjuk bagaimana harus memasarkan produknya dan dapat pula mengetahui segmen pasar sasarannya(Gitosudarmo,2000). PEMASARAN :  Suatu proses penyampaian barang (produk) Dari produsen ke konsumen (Tornek And Robinson,1990)  Suatu proses social dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (Production of value) Dengan orang atau kelompok lain(Kotler,dkk1999) No. Kriteria Penjualan Pemasaran 1 Titik berat Produk Permintaan 2 Orientasi Volume Penjualan Keuntungan 3 Perencanaan Short-run Long-run 4 Dasar Keinginan penjual Kebutuhan pembeli 1. PERBEDAAN PEMASARAN PERTANIAN & NON PERTANIAN PEMASARAN PERTANIAN :  Serangkaian kegiatan ekonomi berturut-turut yang terjadi selama perjalanan komoditas hasil pertanian mulai dari produsen primer sampai ke tangan konsumen (FAO,1958).  Pelaksanaan dari semua kegiatan usaha yang terlibat dalam arus komoditas dan pelayanan dari titik awalnya produksi pertanian sampai ditangan konsumen yang terakhir (Kohls Dan Downey).  Kegiatan yang terjadi diantara usaha tani dan konsumen atau terjadi setelah kegiatan usahatani dan produksi (Breimeyer,1973)  Semua Aktivitas perdagangan yang meliputi aliran barang dan jasa secara fisik dari pusat produksi pertanian ke konsumen pertanian (John Philips,1968)  Ada Peneliti yang berpendapat bahwa pemasaran pertanian bukan saja terjadi setelah kegiatan usahatani dan produksi namun juga penyediaan input usahatani.  Suatu proses aliran komoditas pertanian kepada konsumen disertai pemindahan kepemilikan, guna waktu dan guna tempat yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, baik input maupun produk pertanian tersebut.  Pentingnya pemasaran pertanian : Karena pertanian memiliki karakteristik yang sangat khas dan berbeda dengan produk non pertanian sehingga memerlukan penanganan yang khusus. PEMASARAN NON PERTANIAN :  Lokasi produsen terkonsentrasi  barang yang dihasilkan dapat direncanakan secara cermat, mengenai jumlah, mutu dan waktu pembuatan barang.



Produsen Umumnya menghasilkan barang dalam jumlah besar, sehingga produsen dapat mendistribusikannya.  Sifat distributif : Penurunan volume yang ditransaksikan dari produsen sampai Ke konsumen. PEMASARAN PERTANIAN :  Produk Dihasilkan secara terpisah.  Produk Umumnya berupa bahan mentah yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut.  Jumlah Produk relatif sedikit sehingga untuk menutup biaya-biaya yang diperlukan lembaga pemasaran dalam melakukan fungsi -fungsi pemasaran diperlukan volume perdagangan yang cukup besar.  Dari Proses konsentrasi (pengumpulan Produk -Produk pertanian dari petani) dan diakhiri dengan distribusi (penjualan Produk agar sampai kepada konsumen) Perbedaan Pertanian Non pertanian Lokasi prodosen Terpencar-pencar Terkonsentrasi Volum barang yang dihasilkan Jumlah relative kecil Jumlah besar Penentuan jumlah, mutu, dan Disesuaikan Cermat waktu pembuatan Barang yang dihasilkan Bahan mentah Barang setengah jadi/jadi Sifat pemasaran Konsentrasi distributif Distributif 2. MARKETING MIX 1. Produk (Product)  Segala Sesuatu yang dihasilkan perusahaan dan ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen  Dapat Berupa barang fisik, Jasa, Orang atau pribadi, tampat, Organisasi, Dan ide.  Variabel : konsep, siklus, jenis, merk, Kemasan produk. Konsep  Teknis :Terkait dengan fungsi produk langsung  Non Teknis : Terkait dengan fungsi produk tidak langsung  Konsep Produk akan menentukan desain, kemasan, merek dan label  Konsep Produk terpenuhi maka konsumen puas dan membeli secara kontinu Siklus Jenis  Barang Konsumsi : Barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen setiap hari a) Barang Konvenen : Barang kehidupan sehari hari b) Barang Shopping : Barang kehidupan sehari-Hari namun pembelian jarang c) Barang Mewah : Barang kebutuhan sehari-hari namun frekuensi pembelian kecil  Barang Industrial : Barang untuk alat usaha atau dijual kembali dalam menjalankan bisnis. Jenis : a) Bahan Baku b) Bahan pembantu

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

d) Mesin Dan peralatan Merk  nama, istilah, tanda, symbol untuk mengidentifikasi produk dan membedakannya dari produk pesaing  Fungsi: 1. Memudahkan Penjual memproses pesanan dan menelusuri masalah. 2. Melindungi produk yang unik dari kemungkinan ditiru pesaing. 3. Ciri khas mempermudah konsumen menemukan produk kembali. 4. Membangun Citra perusahaan, Sebagai landasan untuk mengadakan difernsiasi harga maupun produk. Kemasan  Proses perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) Untuk suatu produk. Pelayanan  Ciri pembentuk citra produk yang sulit dijabarkan karena bersifat intangible (tidak berwujud) biasanya terdapat pada produk jasa. Harga(Price)  Uang Yang dibayarkan konsumen kepada produsen  Variabel: Daftar harga, Potongan harga, Syarat kredit dan periode pembayaran Distribusi(Place)  Kegiatan Perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen  Variabel : Lokasi , Transportasi , Persediaan barang distributor dan pengecer Promosi(Promotion)  Kegiatan Perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat produk dan meyakinkan konsumen  Variabel: advertensi/periklanan, Promosi penjualan, Personal selling, publisitas Manusia (People)  Manusia Menentukan kualitas produk  Variabel : Etos kerja, Pelayanan terhadap pelanggan Bukti Fisik (Physical Evidence)  Bukti Fisik sebuah usaha bisa dijadikan sebagai dasar penentuan harga karena terkait untuk menutup pembelian peralatan tersebut. Proses(Process)  Proses Pembuatan produk dari bahan mentah sampai barang jadi serta dari hilir sampai hulu Produktivitas

3.

HUBUNGAN STP

Strategi STP Strategi STP pada dasarnya digunakan untuk memposisikan suatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Dalam kasus ini, penulis mencoba mengaplikasikannya kepada pihak lain yang memiliki pengaruh bagi keberlangsungan perusahaan sesuai pengelompokan Five Force Model oleh Michael E. Porter, yaitu sisi supplier (petani) pabrik gula untuk memasukkan citra positif pada benak masyarakat petani Madura tentang bertanam tebu. Ada tiga elemen dalam strategi pemasaran yaitu segmenting, targeting dan positioning: 

 

Segmenting: Adalah upaya memetakan pasar (sasaran program) dengan memilahmilahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk. Targeting: Setelah memetakan pasar (sasaran program), tahap targeting seperti namanya adalah membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar. Positioning: Apabila target pasar (sasaran program) sudah jelas, positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya. Menurut Don E.Schwitz, positioning adalah bagaimana untuk meningkatkan sekaligus menempatkan produk yang kita buat terhadap pesaing kita dalam pikiran konsumen, dengan kata lain positioning dipakai untuk mengisi dan memenuhi keinginan konsumen dalam kategori tertentu.

Aplikasi Strategi STP pada Masyarakat Petani (Supplier) Madura Segmenting Secara umum, masyarakat Madura memiliki usaha pertanian yang dibagi menjadi beberapa kelompok utama, yaitu : 



Rumah tangga usaha pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, Perusahaan berbadan hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.

Di samping pengelompokan berdasarkan jenis usaha, penulis juga mengelompokkan pertanian di Madura berdasarkan geografi wilayah persebaran:

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Bangkalan sebanyak 140.671dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 19 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 3 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Kecamatan Kokop, Kecamatan Galis, dan Kecamatan Geger merupakan tiga Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masingmasing 13.781 rumah tangga, 13.624 rumah tangga, dan 13.436 rumah tangga. Sementara itu, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten Bangkalan untuk perusahaan sebanyak 19 unit dan lainnya 3 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Tanjung Bumi yaitu sebanyak 6 perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terdapat di Kecamatan Tragah, yaitu sebanyak 2 unit dan Kecamatan Geger, yaitu sebanyak 1 unit.

Dari tabel hasil sensus pertanian 2013, dapat diketahui bahwa terdapat 160.999 unit Rumah Tangga Usaha Pertanian dan 11 perusahaan pertanian yang tidak berbadan hukum. Adapun 3 kecamatan yang memiliki Rumah Tangga Usaha Pertanian, yaitu Ketapang (18214 unit), Kedungdung(17367 unit) dan Caplong (15308 unit).Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Pamekasan sebanyak 143.120 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 11 usaha dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan 10 usaha dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Kecamatan Batumarmar, Proppo, dan Palengaan merupakan tiga Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 16.665 rumah tangga, 15.463 rumah tangga, dan 14.922 rumah tangga. Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten Pamekasan untuk perusahaan sebanyak 11 unit dan lainnya 10 unit.

Targeting Berdasarkan informasi yang telah dihimpun pada bagian segmenting, dapat diketahui bahwa segmen yang memiliki potensi besar adalah segmen rumah tangga usaha pertanian. Maka dari itu, dalam karya tulis ini, penulis menyarankan bahwa sebaiknya perusahaan pengolahan tebu

membidik segmen rumah tangga usaha pertanian sebagai basis mitra kerjasama untuk memproduksi tanaman tebu. Adapun beberapa keuntungan memilih segmen ini : 1. Memiliki jumlah yang sangat besar. Hampir di setiap kecamatan di pulau Madura pertaniannya didominasi oleh Rumah Tangga Usaha Pertanian 2. Belum berbentuk usaha hukum. Perusahaan yang telah berbadan hukum tentunya akan memiliki rantai bisnis yang kompleks dan ketergantungan terhadap komoditas tertentu yang tinggi, hal ini menyebabkan sulitnya peralihan komoditas pertanian yang semula menjadi komoditas tebu. Sebagian besar, rumah tangga usaha pertanian belum memilki perusahaan berbadan hukum, hal ini akan memperlebar untuk proses persuasi peralihan menuju komoditas pertanian tebu 3. Lebih banyak didominasi oleh komunikasi informal. Dalam tatanan masyarakat Madura, sistem interaksi antar masyarakatnya berbentuk primordial dan berdasarkan opinion leader setempat, terutama dari kalangan agamis. Rekomendasi dari kalangan pesantren akan mempunyai andil dalam proses persuasi masyarakat, termasuk Rumah Tangga Usaha Pertanian

Meskipun dengan beberapa pertimbangan di atas, namun peneliti juga tetap menaruh perhatian pada beberapa hal yang mungkin berpotensi menjadi kendala dalam proses peralihan menuju komoditas tebu. Oleh karena itu, diperlukan beberapa langkah tepat agar program peralihan berjalan efektif. (Afian Febrianto_RS Toeloengredjo, OPI_Sekper) 4. STRATEGI Pertama .Strategi integrasi secara umum menggambarkan mengenai upaya kepemilikan usaha yang dapat membantu usaha yang sedang di jalankan yang membedakan hanyalah usaha siapa yang harus dimiliki. Strategi pertama integrasi depan,yakni upaya kepemilikian usaha yang dapat membantu distribusi produk. Di contohkan ketika Dell Computer membuka retail-retail komputernya di mall-mall agar orang dapat mencoba-coba komputernya sebelum membelinya.Kedua Integrasi belakang adalah upaya kepemilikian usaha yang dapat membantu pasokan untuk usaha Anda,di contohkan ketika Hilton Hotel membeli sebuah usaha manufaktur furniture untuk kebutuhan hotel yang lebih murah. Sedangakn integrasi horizontal adalah upaya kepemilikan usaha pesaing yang memungkinkan minimal mengurangi “serangan” terhadap usaha Anda,umumnya hal ini dilakukan dengan cara merger usaha. Kedua. Strategi intensif, Strategi ini meggambarkan bagaimana agar produk kita dapat menjangkau konsumen semaksimal mungkin baik dari segi konsumsi dan geografis. Pertama strategi mencari pangsa pasar adalah dengan menggunakan produk yang sudah ada kemudian di kembangkan cara pemasarannya untuk dapat menghasilkan citra. Di contohkan ketika Mc Donalds gencar berpromosi untuk menyampaikan bahwa produk mereka ama serta sehat untuk di konsumsi. Strategi yang kedua adalah pengembangan pasar. Hal ini umumnya “meletakan” produk di geografis yang berbeda untuk menjangkau konsumen baru. Strategi yang ketiga adalah pengembangan produk.Mengembangkan produk yanga ada kemudian di perbaiki baik dari segi kulitas,bentuk atau rasa (variasi. Ketiga. Strategi Diversifikasi. Strategi ini secara umum menggambarkan sebuah strategi dimana Anda mendirikan sebuah usaha lain,yang membedakan adalah apakah usaha

tersebut sejenis atau tidak. Strategi pertama adalah diversifikasi terkait,Anda membuat sebuah usaha yang sama dengan usaha yang Anda jalankan sekarang.Di contohkan pemilik sebuah hotel dengan segmentasi High End dengan fasilitas casino membuat usaha hotel yang juga mengarah pada segmentasi High End tanpa di fasilitasi casino. Strategi kedua adalah strategi diversifikasi tidak terkait, strategi ini dimana Anda mendirikan usaha yang berbeda dengan usaha yang Anda miliki sekarang. Di contohkan ketika Ford Motor mendirikan sebuah usaha di bidang bank industry. Keempat. Strategi defensif. Strategi ini menggambarkan ketika Anda harus mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan Anda atau ingin berhenti berbisnis dengan mewujudkan usaha Anda dengan nilai kekayaannya. Strategi pertama adalah penciutan, penciutan bisa dengan mengurangi jumlah karyawan yang cukup signifikan,atau menutup beberapa toko-toko retail di mall untuk mengurangi biaya operasional. Strategi kedua adalah dengan strategi divestasi. Menjual divisi dalam usaha Anda yang menurut Anda cukup merepotkan usaha Anda, Anda dapat menjual divisi dalam usaha Anda kepada perusahaan lain termasuk dengan kryawan yang bekerja dalam divisi tersebut. Strategi yang ketiga adalah likuidasi. Likuidasi dapat lakukan jika Anda benar-benar ingin menikmati nilai kekayaan usaha Anda,Anda dapat menjual aset-aset perusaahaan Anda. Hal ini juga dapat Anda lakukan ketika Anda ingin benar-benar berhenti berbisnis.

Strategi diversifikasi: Strategi diversifikasi merupakan strategi pertumbuhan dimana perusahaan memperluas operasionalnya dengan berpindah ke industri yang berbeda atau menghasilkan produk yang berbeda/ bervariasi. Strategi diversifikasi dapat dilakukan pada bidang usaha yang terkait (Diversifikasi terkait /concentric) maupun bidang usaha yang tidak terkait (Diversifikasi tak terkait /konglomerat) Strategi integrasi : Strategi integrasi dilakukan dengan memperluas operasi perusahaan dengan mengombinasikan perusahaannya dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan melakukan hal yang sama dengannya. Integrasi dapat dilakukan melalui merger antar perusahaan dalam industri yang sama. 5. PENGARUH PERILAKU KONSUMEN Stanciu (2010) yang dikutip dalam Rani (2014), mengidentifikasi bahwa faktor- faktor Yang mempengaruhi keputusan pembelian dikelompokkan menjadi: a. Faktor sosial-budaya: keluarga, status sosial, kelas sosial, kelompok acuan, budaya. b. Faktor psikologis: persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap, kepercayaan. c. Faktor ekonomi: 1) Makroekonomi : pergerakan ekonomi 2) Mikroekonomi : pendapatan d. Faktor Demografi 1) Makroekonomi : populasi dan distribusi geografi, pertumbuhan penduduk, umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga. 2) Mikroekonomi : jenis kelamin, status pernikahan, karakteristik psikis.

http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/M2ExMGM4MDVmY jliYmM5ZmVjZDBkYWU4OGM5OGViN2FmNjFkNzAzNg==.pdf

Related Documents

Uas
April 2020 50
Program Uas-bn & Uas
May 2020 48
Solution Uas
May 2020 29
Uas Penggas.xlsx
July 2020 15
Uas Pipemas.docx
November 2019 38
Kartu Uas
June 2020 28

More Documents from "mda Nurul Iman"