TUGAS KRITIKAL ANALISIS TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
D I S U S U N OLEH : Nama
: Martua Raja Rangkuti
Nim
: 16 01 027
Jurusan
: Teknik Kimia
Dosen Pengampu : Ir. Rosmiati, M.Si
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN 2018
PEMBAHASAN Perkembangan industrialisasi yang sedang dilakukan khususnya peralihan pertanian
ke
industri
hilir
mengakibatkan
meningkatnya
pembangunan
infrastruktur seperti pengembangan daya dukung jalan, industri konstruksi perkantoran, permukiman, perdagangan, pergudangan serta konstruksi pabrik. Pembangunan infrastruktur khususnya bangunan bertingkat pada hakekatnya merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan pembangunan nasional. Dalam rangka menyediakan bangunan konstruksi yang layak dan berkualitas, selalu terdapat beberapa hambatan seperti kebutuhan modal, lahan yang sesuai peruntukan, konsultan perencana, kontraktor yang melibatkan banyak pekerja bangunan konstruksi, kepala tukang, tukang, dan kenek). Jakarta: Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhanuddin menyebut kecelakaan kerja yang marak terjadi di proyek infrastruktur karena pekerja kurang disiplin. Ia juga menilai ada faktor
kurangnya
pengawasan
terhadap
pekerja
konstruksi.
"Kejadian-kejadian (kecelakaan kerja) itu umumnya karena kedisiplinan para pekerja, kurangnya pengawasan. Sehingga sifatnya bukan karena teknologi atau hal-hal yang sifatnya rumit," kata Syarif di Gedung Kerta Niaga, Kota Tua, Jakarta, Sabtu, 28 April 2018. Ia membantah maraknya kecelakaan kerja lantaran proyek infrastruktur dikebut proses pembangunannya. Kendati ditarget rampung cepat, kata dia, kontraktor tak boleh mengabaikan prosedur keselamatan. Syarif ingin pekerja konstruksi jauh lebih siap dan berkualitas. Sebab, kata dia, percepatan pembangunan dan alokasi dana konstruksi harus ditopang kualitas dan
kualitas
pekerjaan
nya.
"Begitu juga dari standarisasi peralatan material metodologi. Ini semua dalam rangka upaya percepatan tanpa mengurangi kualitas," ujarnya. Kualitas pekerja konstruksi menjadi sorotan menyusul banyaknya terjadi kecelakaan kerja di proyek infrastruktur. Guru Besar Manajemen Konstruksi
1
Universitas Pelita Harapan (UPH) Manlian Ronald Simanjuntak menyebut, fenomena ini harus jadi momentum pemerintah mengkaji kembali regulasi pekerja konstruksi, utamanya soal sertifikasi pekerja konstruksi. Manlian berpendapat, semua pekerja konstruksi harus bersertifikasi. Jika merujuk learn of term international, kata dia, perkerja konstruksi dengan posisi mandor,
tukang
semen,
hingga
tukang
batu,
harus
bersertifikasi.
Menurut Manlian, perlu ada aturan setara undang-undang untuk mengatur sertifikasi pekerja konstruksi. Sebab, Undang-undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek yang ada saat ini, tidak mengakomodasi. Pasca-ambruknya overpass proyek jalan Tol Manado-Bitung, penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti masih berlangsung. Dugaan sementara ambruknya overpass akibat gempa yang terjadi pada Senin (16/4), sehingga mengakibatkan adanya perubahan konstruksi. Menurut Akademisi FT Unsrat Fabian J Manoppo, gempa yang pernah terjadi mungkin bisa menjadi faktor yang membuat daya kuat konstruksi berkurang. Proses evakuasi terhadap korban tertimbun longsoran bangunan proyek tol Manado-Bitung akhirnya selesai setelah tim penyelamat gabungan menemukan korban terakhir bernama Dadi asal Bandung. Dadi ditemukan tim evakuasi dalam kondisi sudah meninggal dunia pada Rabu, 18 April 2018, sekira pukul 02.30 WITA dini hari. Pada peristiwa ini dua orang korban dinyatakan meninggal. Keduanya atas nama Dadi asal Bandung dan Sugeng asal Blitar yang sudah lebih dulu ditemukan pada Senin, 17 April 2018 malam. "Sesuai laporan hanya tiga orang yang tertimbun longsor. Satu sudah ditemukan dengan selamat sejak Senin sore. Yang kedua dan yang ketiga juga sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Manado M. Arifin di lokasi Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Minut, Sulawesi Utara, dini hari tadi. Arifin menjelaskan, pencarian yang memakan waktu yang cukup lama lantaran posisi korban yang berada cukup dalam dan terjepit di bawah reruntuhan sehingga
menyulitlan
tim
untuk
2
mengevakuasi
korban.
"Akses untuk masuk dan kondisi korban yang terjepit. Jadi kami harus memotong kayu dan besi. Material itu dipotong sedikit demi sedikit sehingga tidak terjadi lagi
runtuhan,"
jelas
Arifin.
Dengan ditemukan korban ketiga ini, lanjut Arifin, proses evakuasi terhadap para korban
runtuhan
tol
pun
ditutup.
Proses evakuasi korban tertimbun longsoran material proyek tol Manado-Bitung, di Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Minut, Sulawesi Utara yang berlangsing sejal Senin kemarin hingga Rabu, 18 April 2018, dini hari tadi. Menurut saya faktor yang menyebabkan kecelakaan yang terjadi pada konstruksi Overpass Tol Manado – Bitung di sebabakan beberapa hal :
Faktor Rancangan bangunan atau arsitek bangunan Dimana rancangan nya nya asal dibuat semata tidak memikirkan hal yang akan terjadi kedepan nya atau mengurangi anggaran untuk rancangan ini supaya mendapat keuntungan yang banyak bagi perancang dalam artian kontraktor nya.
Faktor pekerja nya Faktor pekerja disisni juga berpengaruh terhadap apa yang terjadi kedepan nya, dimana bisa saja pekerja asal kerja begitu saja tidak mengikuti instruksi dan bisa juga karena mengejar target selesai nya, akibat nya pekerja nya itu juga yang dirugikan yaitu pekerja nya bisa meninggal dunia akan perbuatan nya sendiri.
Faktor Alam Faktor alam disisni mengacu pada cuaca dan kejadian yang lain nya yang terjadi pada alam, misalnya terjadinya gempa bumi, hujan turun dengan deras, dengan faktor ini konstruksi bisa saja tidak kuat dan mengalami ambruk yang mengakibatkan keselamatan pekerjanya di pertanyakan
Faktor Pengawasan Faktor pengawasan disini mengacu pada pengawasan pemerintah dalam hala pembangunan infrastuktur, dimana badan pengawasan yang bertanggung jawab akan hal ini lalai dalam melakukan tugas nya, atau bisa
3
jadi tidak melakukan tugas nya, dan kemudian kontraktor membuat bangunan nya tidak sesuai dengan SOP yang ada.
Kritikal analisis berdasarkan bab dalam pembahasan teknik keselamatan dan kesehatan kerja pada peristiwa di atas : I. KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja pada peristiwa di atas sangat merugikan kepada pekerja, dimana kecelakaan ini sangat – sangat bisa mempengaruhi mental seorang pekerja yang lain nya yang melihat kecelakaan ini karena kecelakaan ini menimbulkan kematian kepada pekerja lain nya. II. KECELAKAAN KERJA DAN PENANGGULANGANNYA Pada kecelakan peristiwa di atas penanggulangan kecelakaan nya relatif cepat dilakukan oleh petugas, dikarenakan karena mungkin adanya liputan media makanya penanggulangan nya relatif cepat untuk menjaga nama baik pemborong konstruksi tersebut. III. STATISTIK KECELAKAAN KERJA Statis nya disini kurang di jelaskan, dimana pada kecelakaan ini belum diketahui atau tidak dijelaskan sudah berapa kali terjadi dengan pemborong yang sama atau dengan orang yang bertanggung jawab akan pelaksaan konstruksi tersebut. IV. PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN KETENAGAKERJAAN Dalam undang – undang ketenagakerjaan sudah di jelaskan dengan terperinci tentang akan bahaya yang akan mendatangi tenaga kerja, dimana undang – undang ini memberikan perlindungan ataupun peraturan yang sudah diatur sedemikian rupa, apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan maka tenaga kerja tersebut akan mendapat kan biaya perobatan atau pun asuransi kesehatan maupun asuransi kematian sesuai dengan undang – undang yang berlaku yang di berikan penuh kepada perusahaan yang bersangkutan.
4
DAFTAR PUSTAKA
http://news.metrotvnews.com/peristiwa/gNQnx3Yb-kecelakaan-kerja-diproyek-infrastruktur-akibat-kurang-disiplin. http://news.metrotvnews.com/peristiwa/GNlAGB2b-regulasi-pekerjakonstruksi-akan-dievaluasi. http://www.metrotvnews.com/topic/2827. https://www.youtube.com/watch?v=1w470_wNO2g. http://www.tribunnews.com/nasional/2018/04/17/proyek-jalan-tolmanado-bitung-roboh-17-orang-korban-dua-masih-dicari.
5
LAMPIRAN
6