Tugas Tik.docx

  • Uploaded by: Fitria Andriana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Tik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,161
  • Pages: 15
LARINGITIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah TIK Dosen Pengampu : Rismawan Adi Yunanto,S. Kep, Ns.

Oleh : Fitria Wiwik Andriana NIM

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN UNIVERSITAS BONDOWOSO 2016/2017

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat serta hidayah-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi yang merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan dalam Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Mata kuliah TIK merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang bagaimana melakukan aplikasi teknologi informatika dalam dunia keperawatan. Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, makalah ini akan mengalami banyak hambatan. Oleh karena itu tidak berlebihan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes, sebagai Ketua Program Studi DIII Keprawatan Universitas Bondowoso 2. Ns. Rismawan Adi Yunanto, S. Kep., sebagai dosen pengampu penulisan makalah ini. 3. Semua pihak yangtelah membantu pengerjaan makalah ini. Semoga segala sumbangsih yang diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan langkah penulis selanjutnya.

Bondowos 11 Oktober 2016

Fitria Wiwik Andriana

DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1.1

LATAR BELAKANG ...................................................................................

1.2

TUJUAN ...................................................................................................

1.3

MANFAAT ...............................................................................................

BAB 2 KONSEP PENYAKIT .......................................................................... 2.1 DEFINISI ................................................................................................... 2.2 ETIOLOGI .................................................................................................. 2.3 EPIDEMIOLOGI ......................................................................................... 2.4 PATOGENESIS/PATOFISIOLOGI ................................................................ 2.5 MANIFESTASI KLINIS (TANDA DAN GEJALA ............................................. 2.6 KOMPLIKASI ............................................................................................. 2.7 PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER .................................. 2.8 PENATALAKSANAAN ................................................................................ 2.9 PROGNOSIS .............................................................................................. BAB 3 PENUTUP ....................................................................................... 3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 3.2 SARAN ...................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN ...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Laringitis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada daerah laring. Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang dapat terjadi baik akut maupun kronik.Laringitis akut biasanya terjadi mendadak dan berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih 3 minggu.Bila gejala telah lebih dari 3 minggu dinamakan laringitis kronis.Penyebab dari laringitis akut dan kronis dapat bermacam-macam bisa disebabkan karena kelelahan yang berhubungan dengan pekerjaan maupun infeksi virus.Pita suara adalah suatu susunan yang terdiri dari tulang rawan, otot dan membran mukos yang membentuk pintu masuk dari trakea.Biasanya pita suara akan membuka dan menutup dengan lancar,membentuk suara melalui pergerakan. Bila terjadi laringitis, makan pita suaraakan mengalami proses peradangan, pita suara tersebut akan membengkak, menyebabkan perubahan suara. Akibatnya suara akan terdengar lebih serak.Berdasarkan hasilstudilaringitis terutama menyerang pada usia 18-40 tahun untuk dewasa sedangkan pada anak-anak umumnya terkena pada usia diatas 3 tahun.

1.2 Tujuan  Untuk mengetahui latar belakang tentang penyakit Laringitis.  Untuk mengetahui komplikasi dan gejala pada penyakit Laringitis.  Untuk mengetahui diagnosis pada penyakit Laringitis.

1.3 Manfaat  Menambah wawasan terutama di bidang kesehatan  Lebih menjaga dan mensyukuri nikmat Tuhan yang berupa kesehatan  Dapat mendalami penyakit Laringitis  Dapat melakukan pencegahan dan penanggulanan penyakit laryngitis.

BAB II KONSEP PENYAKIT

2.1 DEVINISI Laringitis adalah radang laring yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza , rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella catarrhalis,

Streptococcus

pyogenes,

Staphylococcus

aureus

dan

Streptococcus pneumoniae.

2.2 ETIOLOGI 1. Laringitis akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti influenza atau common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae. 2. Penyakit ini dapat terjadi karena perubahan musim / cuaca 3. Pemakaian suara yang berlebihan 4. Trauma 5. Bahan kimia 6. Merokok dan minum-minum alkohol 7. Alergi

2.3 EPIDEMIOLOGI Di USA, faringitis terjadi lebih sering terjadi pada anak-anak dari pada pada dewasa. Sekitar 15 – 30 % faringitis terjadi pada anak usia sekolah, terutama usia 4 – 7 tahun, dan sekitar 10%nya diderita oleh dewasa. Faringitis ini jarang terjadi pada anak usia <3 tahun.Penyebab tersering dari faringitis ini yaitu streptokokus grup A, karena itu sering disebut faringitis GAS (Group A Streptococci). Bakteri penyebab tersering yaitu Streptococcus

pyogenes. Sedangkan, penyebab virus tersering yaitu rhinovirus dan adenovirus. Masa infeksi GAS paling sering yaitu pada akhir musim gugur hingga awal musim semi.

2.4 PATOGENESIS / PATOFISIOLOGI Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin sekunder. Laringitis biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis. Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak,defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring dengan menurunnya dayatahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya.Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan sehingga menyumbat saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan memacu terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsang peningkatan suhu tubuh.

2.5 MANIFESTASI KLINIS (TANDA DAN GEJALA) 1. Gejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai suara yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah5 dari suara yang biasa / normal dimana terjadi gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan sehingga menimbulkan suara menjada parau bahkan sampai tidak bersuara sama sekali (afoni). 2. Sesak nafas dan stridor 3. Nyeri tenggorokan seperti nyeri ketika menalan atau berbicara. 4. Gejala radang umum seperti demam, malaise 5. Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental

6. Gejala commmon cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari 38 derajat celsius. 7. Gejala influenza seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu yang sangat berarti yakni lebih dari 38 derajat celsius, dan adanya rasa lemah, lemas yang disertai dengan nyeri diseluruh tubuh . 8. Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukasa laring yang hiperemis, membengkak terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga didapatkan tanda radang akut dihidung atau sinus paranasal atau paru 9. Obstruksi jalan nafas apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi gelisah, air hunger, sesak semakin bertambah berat, pemeriksaan fisik akan ditemukan retraksi suprasternal dan epigastrium yang dapat menyebabkan keadaan darurat medik yang dapat mengancam jiwa anak.

2.6 KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi yaitu laringitis kronik. Selain itu, dapat terjadi perubahan suara jika gejala suara serak tersebut terjadi selama 2 – 3 minggu. Perubahan suara ini dapat diakibatkan oleh refluks asam lambung atau pajanan terhadap bahan iritan. Hal tersebut berisiko untuk menimbulkan keganasan pada pita suara. Pada pasien yang berusia lebih tua, laringitis bisa lebih parah dan dapat menimbulkan pneumonia. Penyakit croup jarang menimbulkan komplikasi, namun beberapa komplikasi yang terjadi berkaitan dengan obstruksi jalan napas, yaitu respiratory distress, hipoksia, atau superinfeksi bakteri. Kortikostreoid dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi. Pemberian epinefrin aerosol menimbulkan efek konstriksi pada mukosa dan dapat mengurangi edema.

Beberapa komplikasi lain dari faringitis ini yaitu: 

Demam scarlet, yang ditandai dengan demam dan bintik kemerahan



Demam reumatik, yang dapat menyebabkan inflamasi sendi atau kerusakan pada katup jantung. Pada negar berkembang, sekitar 20 juta orang mengalami demam reumatik akut yang mengakibatkan kematian. Demam reumatik merupakan komplikasi yang paling sering terjadi dari faringitis.



Glomerulonefritis; Komplikasi berupa glomerulonefritis akut merupakan respon inflamasi terhadap protein M spesifik. Kompleks antigen-antibodi yang terbentuk berakumulasi pada glomerulus ginjal yang akhirnya menyebabkan glomerulonefritis ini.



Abses peritonsilar biasanya disertai dengan nyeri faringeal, disfagia, demam, dan dehidrasi.



Shok

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah faringitis yaitu: 

Hindari penggunaan alat makan bersama pasien yang terkena faringitis, memiliki demam, flu, atau mononukleosis

2.7



Mencuci tangan secara teratur



Tidak merokok, atau mengurangi pajanan terhadap asap rokok



Menggunakan pelembab ruangan jika ruangan kering

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER a. Primer Jangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara, minum banyak air karena cairan akan membantu menjaga agar lendir yang terdapat pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan, batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah tenggorokan kering. jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan

karena berdehem akan menyebabkan terjadinya vibrasi abnormal pada pita suara, meningkatkan

pembengkakan dan berdehem

juga

akan

menyebabkan tenggorokan memproduksi lebih banyak lendir. b. Sekunder Menghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri / minyak mint bilaada muncul sumbatan dihidung atau penggunaan larutan garam fisiologis (saline 0,9 %) yang dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal Spray. Pemberian parasetamol atau ibuprofen jika hidung tersumbat dapat diberikan dekongestan nasal seperti fenilpropanolamin (PPA), efedrin, pseudoefedrin, napasolin dapat diberikan dalam bentuk oral ataupun spray.Pemberian antibiotika yang adekuat yakni : ampisilin 100 mg/kgBB/hari, intravena, terbagi 4 dosis atau kloramfenikol : 5mg/kgBB/hari, intra vena, terbagi dalam 4 dosis atau sefalosporin generasi 3 (cefotaksim atau ceftriakson) lalu dapat diberikan kortikosteroid intravena berupa deksametason dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, diberikan selama 1-2 hari c. Tersier Di periksa ke dokter untuk melakukan Pengisapan lendir dari tenggorok atau laring, bila penatalaksanaan ini tidak berhasil maka dapat dilakukan endotrakeal atau trakeostomi bila sudah terjadi obstruksi jalan nafas.

2.8 PENATALAKSANAAN

Umumnya penderita penyakit ini tidak perlu masuk rumah sakit, namun ada indikasi masuk rumah sakit apabila : · Usia penderita dibawah 3 tahun · Tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau axhausted · Diagnosis penderita masih belum jelas · Perawatan dirumah kurang memadai

2.9

PROGNOSIS Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini dapat menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomiaik

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan Laringitis akut merupakan kelainan pada laring yakni peradangan akut pada laring yang biasanya kelanjutan dari penyakit rhinofaringitis atau common cold. Penyakit ini pada orang dewasa merupakan penyakit yang ringan saja namun tidak bagi penderita anak kurang dari 3 tahun. Hal ini dikarenakan pada anak dapat menimbulkan udem laring dan subglotis sehingga obstruksi jalan nafas yang sangat berbahaya dalam waktu beberapa jam saja penderita akan mengalami obstruksi total jalan nafas sementara itu pada orang dewasa tidak terjadi secepat pada anak. Laringitis akut ini dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti influenza atau common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza , rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae,

Branhamella

catarrhalis,

Streptococcus

pyogenes,

Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae. Penyakit ini dapat terjadi karena perubahan musim / cuaca, pemakaian suara yang berlebihan, trauma, bahan kimia, merokok dan minum-minum alkohol dan alergi. Adapun gejala klinis yang sering kita temukan pada laringitis akut ini adalah suara parau bahkan sampai hilangnya suara atau afoni, sesak nafas bahkan stridor, nyeri tenggorokan, nyeri menelan dan berbicara, gejala common cold dan inflenza, dan pada pemeriksaan fisik kita akan menemukan mukasa laring yang hiperemis, membengkak terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga didapatkan tanda radang akut dihidung atau sinus paranasal atau paru. Obstruksi jalan nafas akan ditemukan apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi gelisah, air hunger, sesak semakin bertambah berat, dan pada pemeriksaan fisik akan ditemukan retraksi suprasternal dan epigastrium yang dapat menyebabkan keadaan darurat medik yang dapat mengancam jiwa anak.

Untuk penatalaksaan dari laringitis akut ini adalah pemberia antibiotikn yang adekuat dan kortikosteroid. Umumnya penderita laringitis akut tidak perlu dirawat dirumah sakit namun ada indikasi dirawat di rumah sakit apabila penderitanya berumur kurang dari setahun, tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau 9 axhausted, diagnosis penderita masih belum jelas dan perawatan dirumah kurang memadai. Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini dapat menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomi.

3.2

SARAN a. Sebagai manusia sangat kami sadari bahwasannya makalah ini tidak luput dari kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya makalah berikutnya. b. Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Universitas Bondowoso dapat memahami penyakit Laringitis dengan baik serta hubungannya dengan ilmu keperawatan yang tengah ditekuni. Hal tersebut ditujukan agar mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Universitas Bondowoso dapat memiliki kompetensi yang tinggi dalam perawatan terhadap macam-macam penyakit dan cara pencegahannya. Serta mampu untuk menjalankan peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan ataupun komunitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hermani B,Kartosudiro S & Abdurrahman B, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung

Tenggorok

Kepala

Leher,

edisi

ke

5,

Jakarta:FKUI,2003,190-200 2. Abdurrahman MH, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Edisi ke2, Jakarta:FKUI,2003,931& Obat, Bandung:Mizan Media Utama,2006,13-20 3. Anonim.

Laringitis

akut.

Diakses

http://www.mercksource.com/pp/us/cnshl splits,jps?pg=000111294.htm [diakses 9 januari 2009]

dari dorlans

LAMPIRAN

a. Sistem Anatomi pada Laring

1. Gambar Laring

2. Sistem Anatomi Laring

b. Laringitis

4. Rongga mulut yang terserang Lringitis

5. Struktur rongga mulut yang terserang Laringitis

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"