BAHASA INDONESIA
NAMA: FIKY JULIO SERANG NIM: 17302196 TATA MAKNA A.
Makna Leksikal dan Makna Gramatikal Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat). Contoh: rumah : bangunan untuk tempat tinggal manusia makan : mengunyah dan menelan sesuatu makanan : segala sesuatu yang boleh dimakan Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan). Contoh: berumah : mempunyai rumah rumah-rumah : banyak rumah rumah makan : rumah tempat makan rumah ayah : rumah milik ayah
B.
Makna Denotasi dan Konotasi Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya. Contoh: merah : warna seperti warna darah. ular : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik. Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu. Contoh: Makna dasar Makna tambahan (denotasi) (konotasi) merah : warna …………………………………………………………. berani; dilarang ular : binatang ………………………………………………………. menakutkan/ berbahaya Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi. Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif. Contoh: Konotasi positif Konotasi negatif suami istri laki bini tunanetra buta pria laki-laki Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.
C.
Hubungan Makna Sinonim Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Contoh: a. yang sama maknanya
b.
sudah – telah sebab – karena amat – sangat yang hampir sama maknanya untuk – bagi – buat – guna cinta – kasih – sayang melihat – mengerling – menatap – menengok
Antonim Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi. Contoh: besar >< kecil ibu >< bapak bertanya >< menjawab Homonim Homonim ialah dua kata atau lebih yang ejaannya sama, lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda. Contoh: bisa I : racun bisa II : dapat kopi I : minuman kopi II : salinan Homograf Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama, ucapannya berbeda, dan maknanya berbeda. Contoh: tahu : makanan tahu : paham teras : inti kayu teras : bagian rumah Homofon Homofon ialah dua kata atau lebih yang tulisannya berbeda, ucapannya sama, dan maknanya berbeda. Contoh: bang dengan bank masa dengan massa Polisemi Polisemi ialah suatu kata yang memilki makna banyak. Contoh: a. Didik jatuh dari sepeda. b. Harga tembakau jatuh. c. Peringatan HUT RI ke-55 jatuh hari Minggu. d. Setiba di rumah dia jatuh sakit. e. Dia jatuh dalam ujiannya. Hiponim Hiponim ialah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinatnya/ hipernim (kelas atas). Contoh: Kata bunga merupakan superordinat, sedangkan mawar, melati, anggrek, flamboyan, dan sebagainya merupakan hiponimnya. Hubungan mawar, melati, anggrek, dan flamboyan disebut kohiponim. Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar. Contoh : "Di mana 'tempat kencing'nya?" dapat diganti dengan "Di mana 'kamar kecil'nya?". Kata "tempat kencing"(dalam bahasa sehari-hari biasa juga disebut WC) tidak cocok jika akan digunakan untuk percakapan yang sopan. Kata "kamar kecil" dapat menggantikannya. Kata "kamar kecil" ini konotasinya lebih sopan daripada kata "tempat kencing". Jadi dalam eufemisme terjadi pergantian nilai rasa dalam percakapan dari kurang sopan menjadi lebih sopan.