Tata Bahasa Indonesia.pptx

  • Uploaded by: Hoer Nur Aziz
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tata Bahasa Indonesia.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,368
  • Pages: 23
BAHASAINDONESIA INDONESIA TATATATA BAHASA

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA

OLEH FARID MA’RUF, M.Pd

KELAS FRASA

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

FRASA BERSIFAT AMBIGU

Jalan K.H.A. DAHLAN No. 20 CIAMIS JAWA BARAT

TATA BAHASA INDONESIA

TATA BAHASA

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

Tata bahasa adalah aturan berbahasa. Seorang berpendidikan sudah tentu menggunakan bahasa beraturan sehingga mudah diikuti dan tidak menimbulkan salah pengertian dalam berkata ataupun dalam menulis. Tata bahasa meliputi fonologi, morfologi dan sintaksis.

TATA BAHASA INDONESIA

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

FONOLOGI

Fonologi (phone/ bunyi dan logos / ilmu) adalaah bagian tata bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Bunyi tersebut ada fonetik (yang dipelajari bagaimana bunyi dihasilkan) ada fonemik (mempelajari bagaimana bunyi terbentuk untuk membedakan arti).

TATA BAHASA INDONESIA

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

FONOLOGI

Alat ucap yang menghasilkan bunyi adalah udara, artikulator dan titik artikulasi. Artikulator adalah alat ucap yang dapat digerakkan untuk menghasilkan bunyi. Misalnya lidah dan bibir bawah, rahang bawah. Titik artikulasi adalah alat ucap yang tidak dapat digerakkan untuk mengasilkan bunyi. Misalnya saja rahang atas, anak tekak, gigi atas, langit-langit.

TATA BAHASA INDONESIA

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

2.1

MORFOLOGI

Morfologi adalah bagian tata bahasa yang mempelajari kata dan proses pembentukan kata. Sebuah kata sudah mempunyai makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna berdasarkan kamus.

TATA BAHASA INDONESIA

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

2.1

MORFOLOGI

Makna gramatikal adalah makna yang muncul setelah dibentuk. Makna awalan di- dalam kata 'Lantai disapu adik. ... di- artinya dikenai perbuatan ... (sapu) Imbuhan me- (sapu) menjadi menyapu. Arti gramatikal awalan me- dalam kalimat tersebut adalah mengenai perbuatan ... sapu.

TATA BAHASA INDONESIA

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

Kata Dasar Asuh baca bangun buat cetak edar potong rawat tulis ukir

2

MORFOLOGI

2.1

Pelaku

Proses

pengasuh pengasuhan pembaca pembacaan pembangun pembangunan pembuat pembuatan pencetak pencetakan pengedar pengedaran pemotong pemotongan perawat perawatan penulis penulisan pengukir pengukiran

Hal/Tempat Perbuatan

Hasil

perasuhan mengasuh membaca membangun membuat perbuatan mencetak percetakan mengedar peredaran memotong perpotongan merawat perawatan menulis mengukir

asuhan bacaan bangunan buatan cetakan edaran potongan rawatan tulisan ukiran.

TATA BAHASA INDONESIA 1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

SINTAKSIS

Sintaksis adalah bagian tata bahasa yang menganalisis tata kalimat. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (sun-tattein) yang berarti mengatur bersama-sama. Manaf (1993:3) menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa/frase, klausa, kalimat.

TATA BAHASA INDONESIA 1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

SINTAKSIS

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

TATA BAHASA INDONESIA 1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI

2

3

ENDOSENTRIS

FRASA

Frasa memiliki dua konstruksi, yakni konstruksi endosentrik dan eksosentrik. Perhatikan

kalimat

berikut!

SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

Perawat itu ruangan.

telah

memeriksa

di

TATA BAHASA INDONESIA 1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

3

ENDOSENTRIS

FRASA

Kalimat di atas terdiri atas frasa perawat itu, telah memeriksa, dan di ruangan. Menurut distribusinya, frasa perawat itu dan telah memeriksa merupakan frasa endosentrik. Sebaliknya, frasa di ruangan merupakan frasa eksosentrik.

TATA BAHASA INDONESIA 1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

3

A ENDOSENTRIS

B FRASA

Frasa perawat itu dapat diwakili kata perawat. Kata perawat adalah inti frasa bertingkat perawat itu. Demikian juga frasa telah memeriksa dapat diwakili kata memeriksa. Akan tetapi, frasa di ruangan tidak dapat diwakili baik oleh kata di maupun kata ruangan. Hal ini disebabkan frasa di ruangan tidak memiliki distribusi yang sama dengan kata di dan ruangan. Kedua kata tersebut merupakan inti sehingga mempunyai kedudukan yang sama.

TATA BAHASA INDONESIA 1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

3

A ENDOSENTRIS

B FRASA

1. Frasa Endosentrik yang Koordinatif Frasa ini dihubungkan dengan kata dan dan atau. Contoh: Gedung dan tamannya //sedang dibangun. 2. Frasa Endosentrik yang Atributif Frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Contoh: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu // milik Haji Abdulah.

TATA BAHASA INDONESIA 1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

2

3

A ENDOSENTRIS

B FRASA

3. Frasa Endosentrik yang Apositif Secara semantik unsur yang satu pada frasa endosentrik apositif mempunyai makna sama dengan unsur yang lain. Unsur yang dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur keterangan merupakan aposisi. Contoh: Alfia, putri Pak Bambang, berhasil menjadi pelajar teladan.

TATA BAHASA INDONESIA 1

2

3

4

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

6

5 2

7 KELAS FRASA

Kelas Frasa Frasa dibagi menjadi enam kelas kata. Pembagian frasa meliputi frasa benda, kerja, sifat, keterangan, bilangan, dan depan.

TATA BAHASA INDONESIA 1

2

3

4

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

6

5 2

7 FRASA BENDA ATAU NOMINA

1. Frasa Benda atau Frasa Nomina Frasa benda atau frasa nomina adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda yaitu kata benda. Contoh: a. Dita menerima hadiah ulang tahun. b. Dita menerima hadiah. Frasa hadiah ulang tahun dalam kalimat distribusinya sama dengan kata benda hadiah. Oleh karena itu, frasa hadiah ulang tahun termasuk frasa benda atau frasa nomina.

TATA BAHASA INDONESIA 1

2

3

4

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

6

5 2

7 FRASA KERJA ATAU VERBA

2. Frasa Kerja atau Frasa Verba Frasa kerja atau frasa verba adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba. Contoh: Adik sejak tadi akan menulis dengan pensil baru. Frasa akan menulis adalah frasa kerja karena distribusinya sama dengan kata kerja menulis dan unsur pusatnya kata kerja, yaitu menulis.

TATA BAHASA INDONESIA 1

2

3

4

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

6

5 2

7 FRASA SIFAT

3. Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva Frasa sifat atau adjektiva adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat. Frasa sifat mempunyai inti berupa kata sifat. Kesamaan distribusi itu dapat dilihat pada jajaran berikut. Contoh: a. Lukisan yang dipamerkan itu memang bagus-bagus. b. Lukisan yang dipamerkan itu – bagus-bagus.

TATA BAHASA INDONESIA 1

2

3

4

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

6

5 2

7 FRASA KETERANGAN

a. Frasa keterangan sebagai keterangan. Frasa keterangan biasanya mempunyai keleluasaan berpindah karena berfungsi sebagai keterangan. Oleh karena itu, frasa keterangan dapat terletak di depan atau di belakang subjek atau di awal dan di akhir kalimat.

TATA BAHASA INDONESIA 1

2

3

4

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

6

5 2

7 CONTOH FRASA KETERANGAN

Contoh: 1) Tidak biasanya dia pulang larut malam. 2) Dia tidak biasanya pulang larut malam. 3) Dia pulang larut malam tidak biasanya. b. Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja. Contoh: Saya tidak hanya bertanya, tetapi juga mengusulkan sesuatu.

TATA BAHASA INDONESIA 1

2

3

4

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

6

5 2

7 FRASA BILANGAN

5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia Frasa bilangan adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan. Contoh: Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.

TATA BAHASA INDONESIA 1

2

3

4

1

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

6

5 2

7 FRASA DEPAN

6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional Frasa depan adalah frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas. Contoh: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.

TATA BAHASA INDONESIA

FRASA YANG BERSIFAT AMBIGU

TATA BAHASA FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS FRASA KELAS FRASA FRASA BERSIFAT AMBIGU

Ambiguitas terkadang ditemui dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan makna. Contoh: Kambing hitam dan mobil tetangga baru.

Related Documents


More Documents from "Pley Dungs"

Tata Bahasa Indonesia.pptx
November 2019 31
Weber.docx
April 2020 6
Keperluan.docx
April 2020 6
Metinvaran Paper
April 2020 43
Industrial Pollution
November 2019 55