Tugas Struktur Bangunan Gedung Iqbal.pptx

  • Uploaded by: Iqbal Patrianusa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Struktur Bangunan Gedung Iqbal.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,577
  • Pages: 46
TUGAS STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG DOSEN PENGAMPU: ELHUSNA S.T M.T DIBUAT OLEH: NAMA NPM

: IQBAL PATRIANUSA : G1B018110

Perencanaan Struktur Bawah (Sub Structure) Struktur bawah (sub structure) merupakan bagian struktur yang mempunyai fungsi meneruskan beban ke tanah pendukung (PBBI, 1971). Struktur bawah (sub structure) berfungsi untuk mendukung/menyangga struktur atas dan menghubungkan antara keseluruhan bangunan dengan tapak. Bagian sub structure, yaitu segala bagian bangunan yang ada didalam/dibawah tanah, yakni pondasi tempat seluruh bangunan itu bertumpu dan tanah tempat pondasi bertumpu (Utomo, 2013). Keseimbangan struktur akan terjamin jika perencanaan struktur bagian bawah dilakukan secara optimal. Lapisan tanah diharuskan dapat menahan beban seluruh struktur agar tidak terjadi penurunan diluar batas ketentuan yang dapat menyebabkan kegagalan struktur.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG Struktur bawah gedung umumnya terdapat beberapa pekerjaan, yaitu:  Pile cap  Pondasi  Tie beam  Sloof SUMBER https://civilengginering.wordpress.com/2016/03/28/strukturatas-upper-structure-dan-struktur-bawah-lower-structure/

Struktur Bawah Bangunan 1.

Pondasi

Salah satu bagian struktur bawah adalah pondasi. Pondasi merupakan suatu bagian dari konstruksi bangunan yang bertugas meletakan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper stucture) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya (Gunawan, 2012). Hardiyatmo (1996) menyatakan bahwa jenis pondasi yang digunakan harus mempertimbangkan berbagai hal berikut: • Beban total yang bekerja pada struktur. • Kondisi tanah di bawah bangunan. • Faktor biaya.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Struktur Bawah Bangunan 2.

Pile cap

Pile cap merupakan bagian dari struktur pengikat pondasi sebelum kolom berdiri diatasnya. Pile cap berfungsi untuk menerima dan menyalurkan beban kolom menuju pondasi dalam. Pile cap bertujuan agar kolom berada di titik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Pile cap memiliki bentuk yang bervariasi. Jumlah kolom yang diikat pada pile cap bergantung pada kebutuhan atas beban yang akan diterima.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Struktur Bawah Bangunan 3. Sloof Sloof merupakan komponen struktur bangunan yang berfungsi untuk meratakan gaya beban dan penahan gaya reaksi tanah. Pekerjaan sloof meliputi pekerjaan penulangan, pemasangan bekisting, pengecoran, pembongkaran bekisting dan perawatan

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Struktur Bawah Bangunan 4. Tie beam Tie beam adalah balok yang terletak atau bertumpu pada permukaaan tanah. Tie beam merupakan penghubung antara pile cap yang satu dengan pile cap yang lainnya. Fungsi tie beam adalah sebagai berikut: • Meratakan gaya beban bangunan. • Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah. • Bila ada penurunan tanah pada bagian bangunan, dengan adanya tie beam maka penurunan tanahnya akan sama. • Sebagai peningkatan kekakuan antar pile cap.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Tie Beam 1. Pekerjaan Penulangan Pekerjaan penulangan tie beam pada proyek ini terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu:  Tipe Tb 1 dengan ukuran 25/50 dengan penulngan tumpuan dan momen lapangan D16 mm, sengkang P8-125 mm. Jumlah tulangan pokok 8 (delapan) buah tulangan.  Tipe Tb2 dengan ukuran 20/35 dengan penulngan tumpuan dan momen lapangan D16 mm, sengkang P8-125 mm. Jumlah tulangan pokok 4 (empat) buah tulangan. Pekerjaan penulangan tie beam dilakukan langsung di atas papan mal dan dirangkai sesuai dengan gambar rencana. Semua besi yang dipakai untuk tulangan terlebih dahulu dibentuk dan dipotong di lokasi kerja. Sebelum diadakan pemotongan, besi terlebih dahulu diluruskan oleh 2 (dua) orang yang berdiri diatas tanah. Besi yang diluruskan diletakkan diantara potongan besi dan diluruskan dengan menggunakan kunci khusus.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Tie Beam

Gambar 4.1 Pekerjaan Penulangan Tie Beam

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Tie Beam

Gambar 4.2 Penulangan Tie Beam

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Tie Beam • 2. Pekerjaan Pemasangan Bekisting Bekisting berfungsi sebagai tempat mencetak sloof yang akan dicor dan tempat dipasangnya pembesian. Bekisting untuk sloof terbuat dari papan. Pemasangan harus benar-benar kuat dan kokoh agar setelah dibongkar akan memberikan bidang yang rata. Pada permukaan cetakan diberi pelumas berupa oli untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pekerjaan pemasangan bekisting dikerjakan oleh sekitar 7-8 orang tenaga kerja.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Tie Beam

Gambar 4.3 Pekerjaan Pemasangan Bekisting

Gambar 4.3 Pekerjaan Pemasangan Bekisting

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Tie Beam • 3. Pekerjaan Pengecoran Pengecoran dimulai setelah bekisting diberi pelumas dan dibersihkan dari kotoran-kotoran dan di pasang beton decking pada setiap sisi tulangannya. Pengecoran dilakukan setelah pemasangan bekisting dilakukan pengecekan garis lurus horizontal menggunakan selang timbang. Pengecoran sloof menggunakan site mix dengan mutu beton K-225. Pelaksanaan pengecoran ini dilakukan secara manual. Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan concrete mixer lalu beton segar diangkut dan dituangkan kedalam cetakan bekisting. Penuangan mortar dilakukan terus menurus di mana tiap lapisan diratakan dengan sendok perata kemudian dipadatkan secara merata ke dalam tempat-tempat di sekitar tulangan dan kesudut-sudut acuan menggunakan concrete vibrator.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Tie Beam

Gambar 4.4 Pekerjaan Pengecoran Tie Beam

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Tie Beam • 3. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Pekerjaan pembongkaran bekisting tie beam dilakukan setelah beton berumur ± 1 (satu) hari. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 (tiga) orang pekerja. Pekerjaan dilakukan secara hati-hati, agar tidak merusak permukaan beton yang telah dicor (Gambar 4.10).

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Tie Beam

Gambar 4.5 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof Pekerjaan sloof dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1.

Pekerjaan Penulangan

Pekerjaan penulangan sloof pada proyek ini terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu:  Tipe S1 dengan ukuran 20/50 dengan penulangan tumpuan dan momen lapangan D16 mm, sengkang P8-125 mm. Jumlah tulangan pokok 6 (enam) buah tulangan.  Tipe S2 dengan ukuran 15/30 dengan penulangan tumpuan dan momen lapangan D16 mm, sengkang P8-125 mm. Jumlah tulangan pokok 4 (empat) buah tulangan.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof Pekerjaan penulangan dilakukan langsung di atas papan mal dan dirangkai sesuai dengan gambar rencana. Semua besi yang dipakai untuk tulangan terlebih dahulu dibentuk dan dipotong di lokasi kerja. Sebelum diadakan pemotongan, besi terlebih dahulu diluruskan oleh 2 (dua) orang yang berdiri diatas tanah. Besi yang diluruskan diletakkan diantara potongan besi dan diluruskan dengan menggunakan kunci khusus. Semua besi tulangan yang dipakai harus ditekuk dan dibentuk sesuai dengan yang tertera pada gambar. SK SNI-T-15-1991-03 menyebutkan pada saat beton dicor, besi harus bebas dari kotoran, karat serta bahan-bahan lain yang dapat menyebabkan kurangnya daya ikat besi tulangan terhadap beton. Tulangan-tulangan yang telah dibentuk diangkat ke atas papan mal untuk dirangkai. Untuk pengikat digunakan kawat bendrat berdiameter 1 mm. Setelah penulangan selesai kemudian dipasang beton decking atau beton tahu pada setiap sisi tulangan untuk mendapatkan selimut beton dengan tebal 2,5 cm.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof

Gambar 4.6 Pekerjaan Penulangan Sloof

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof 2. Pekerjaan Pemasangan Bekisting Bekisting berfungsi sebagai tempat mencetak sloof yang akan dicor dan tempat dipasangnya pembesian. Bekisting untuk sloof terbuat dari papan. Pemasangan harus benar-benar kuat dan kokoh agar setelah dibongkar akan memberikan bidang yang rata. Pada permukaan cetakan diberi pelumas berupa oli untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pekerjaan pemasangan bekisting dikerjakan oleh sekitar 7-8 orang tenaga kerja.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof

Gambar 4.7 Pekerjaan Bekisting Sloof

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof 3. Pekerjaan Pengecoran Pengecoran sloof menggunakan beton site mix, dimana pengadukan dilakukan di lokasi pekerjaan dengan mutu beton K-225. Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan komposisi 1 PC: 3 pasir : 5 split dimana untuk pengadukan 1 concrete mixer dengan kapasitas satu zak semen atau 50 kg yang terdiri dari 1 zak semen, dengan air ± 4-6 ember dengan kapasitas ember 21,5 liter, ukuran kotak pasir sisi atas 40 cm, sisi bawah 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 26,13 cm dengan kapasitas ± 95,25 kg dan ukuran kotak split sisi atas 40 cm, sisi bawah 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 24,52 dengan kapasitas ± 137,05 kg.

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof Adukan beton site mix dilakukan dengan menuangkan adukan terlebih dahulu

ke dalam wadah penampung dan diteruskan sampai ke gerobak dorong (Gambar 4.3). Pengecoran dimulai setelah bekisting diberi pelumas dan dibersihkan dari kotoran-kotoran dan di pasang beton decking pada setiap sisi tulangannya. Pengecoran dilakukan setelah pemasangan bekisting dilakukan pengecekan garis lurus horizontal menggunakan selang timbang. Pengecoran sloof menggunakan site mix dengan mutu beton K-225. Pelaksanaan pengecoran (Gambar 4.4) ini dilakukan secara manual. Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan concrete mixer dengan kapasitas 1 sak semen kemudian dituangkan ke dalam gerobak dorong kemudian, diangkut dan dituangkan kedalam cetakan bekisting. Penuangan mortar dilakukan terus menurus di mana tiap lapisan diratakan dengan sendok perata kemudian dipadatkan secara merata ke dalam tempat-tempat di sekitar tulangan dan kesudut-sudut acuan menggunakan concrete vibrator. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan rongga-rongga udara yang terperangkap dalam campuran mortar guna mencapai kepadatan yang maksimum. SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof

Gambar 4.8 Tempat Penyaluran Adukan Mortar

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof

Gambar 4.9 Pekerjaan Pengecoran Sloof

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof 3. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Pekerjaan pembongkaran bekisting sloof dilakukan setelah beton berumur ± 1 (satu) hari. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 (tiga) orang pekerja. Pekerjaan dilakukan secara hati-hati, agar tidak merusak permukaan beton yang telah dicor (Gambar 4.5).

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Sloof

Gambar 4.10 Sloof setelah dicor

SUMBER LAPORAN KP LOZIARDO KUNCAYO (G1B014053)

Pekerjaan Pile Cap Pekerjaan Pile Cap dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Penulangan Pile Cap Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal : a. Ukuran diameter baja tulangan. b. Kualitas baja tulangan yang digunakan. c. Penempatan / pemasangan baja tulangan. SUMBER https://sipilusm.wordpress.com/2010/04/09/pekerjaan-pile-cap-dantie-beam-pada-gedung-baru-universitas-semarang/

Pekerjaan Pile Cap 2. Bekisting Pile Cap dan Tie Beam Setelah pembesian pile cap selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh bekisting tie beam. Bekisting dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat. Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya. 2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana digunakan kayu multipleks. 3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting. 4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan. SUMBER https://sipilusm.wordpress.com/2010/04/09/pekerjaan-pile-cap-dan-tie-beampada-gedung-baru-universitas-semarang/

Pekerjaan Pile Cap 3. Pengecoran Pile Cap Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu. Langkah-langkah tersebut antara lain: • 1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air. • 2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam • 3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan. • 4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat. • 5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran. • 6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester. SUMBER https://sipilusm.wordpress.com/2010/04/09/pekerjaan-pile-cap-dan-tie-beam-pada-gedung-baruuniversitas-semarang/

Pekerjaan Pile Cap 4. Pembongkaran Bekisting Pile Cap Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah pengecoran, dengan syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain.

SUMBER https://sipilusm.wordpress.com/2010/04/09/pekerjaanpile-cap-dan-tie-beam-pada-gedung-baru-universitas-semarang/

Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Pondasi dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pekerjaan Pengukuran Pekerjaan pengukuran merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum pembangunan dilaksanakan. Pekerjaan pengukuran dalam hal ini yaitu menentukan titik As bangunan. As bangunan diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu hubungan garis dan bangunan dengan bangunan lain yang menjadi acuan atau sebagai titik pengambilan awal, seperti titik BM (bench mark), jalan raya atau bangunan eksisting di area site yang menjadi acuan sesuai dengan gambar site plan yang telah direncanakan. As bangunan yang pertama tersebut merupakan titik koordinasi semua As kolom struktur bangunan. SUMBER http://civilianiskian.blogspot.com/2014/04/tahapantahap-pelaksanaan-pekerjaan.html

Pekerjaan Pondasi 2. Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan galian tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang atau saluran yang lebih rendah dari permukaan tanah awal. Pekerjaan galian pada proyek dapat dilakukan dengan sistem zonase yaitu pembagian areal menjadi beberapa zone.

SUMBER http://civilianiskian.blogspot.com/2014/04/tahapantahap-pelaksanaan-pekerjaan.html

Pekerjaan Pondasi 3. Pekerjaan Dewatering Pekerjaan dewatering adalah pekerjaan pengeringan air. Pekerjaaan ini bertujuan untuk mengeringkan air rembesan maupun air permukaan (air hujan dan air banjir) yang masuk ke dalam area galian. Teknik dewatering yang dilakukan pada proyek adalah dengan pemompaan. Pemompaan dilakukan dengan memasang pompa pada titik sumber air yang kemudian disalurkan dengan menggunakan pipa-pipa menuju ke sungai yang terletak di samping lokasi proyek. SUMBER http://civilianiskian.blogspot.com/2014/04/tahapantahap-pelaksanaan-pekerjaan.html

PELAT Pelat : elemen bidang tipis yang menahan beban-beban transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan

SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

PELAT Menurut geometri dan arah tulangan, cara analisis plat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Plat satu arah / one way slab (sistem perencanaan plat dengan tulangan pokok satu arah) 2. Plat dua arah / two way slab (sistem perencanaan plat dengan tulangan pokok dua arah) Pelat satu arah dan pelat dua arah dapat dibedakan dari nilai rasio perbandingan sisi panjang (ly) dan sisi pendek (lx) dari pelat. SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

Pelat satu arah ; apabila :

1m

ly/lx > 2,0 (a). Sistem pelat satu arah

Pelat dua arah ; apabila : 1,0 ≤ ly/lx ≤ 2,0 (b). Sistem pelat dua arah

SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

PELAT SATU ARAH • Pelat satu arah adalah pelat yang didukung pada dua tepi yang berhadapan sehingga lenturan hanya timbul dalam satu arah. • Apabila perbandingan sisi panjang dengan sisi pendek lebih besar dari 2 pada pelat yang ditumpu pada empat sisi, maka pelat ini dapat dianggap pelat satu arah. • Pelat dapat memikul beban merata ataupun beban terpusat. Tulangan pokok pelat satu arah dipasang pada arah tegak lurus dukungannya. Analisis dan perencanaan pelat dilakukan untuk setiap satuan lebar pelat. • Pada pelat satu arah, selain tulangan pokok harus dipasang tulangan susut dan suhu yang arahnya tegak lurus tulangan pokok. SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

PELAT SATU ARAH Momen Pelat Satu Arah • Distribusi gaya dalam yang bekerja pada pelat satu arah dapat ditentukan dengan mekanika teknik statis tertentu atau statis tak tentu. Selain itu untuk menentukan gaya-gaya dalam dapat digunakan Metode pendekatan pada SNI 03 2847 2002 Pasal 10.3 • Analisis pelat satu arah pada dasarnya sama dengan analisis balok, dimana lebar pelat diambil 1 m dan tingginya setebal pelat

SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

PELAT DUA ARAH • Pelat dua arah adalah pelat yang didukung pada keempat sisinya, sehingga lenturan terjadi dalam dua arah. • Persyaratan jenis pelat lantai dua arah jika perbandingan dari benang panjang terhadap bentang pendek kurang dari 2

SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

PELAT DUA ARAH Jenis pelat dua arah: 1. Pelat lantai dengan balok-balok

2. Pelat lantai cendawan

SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

PELAT DUA ARAH 3. Pelat lantai datar

SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

PELAT DUA ARAH Metode Analisis Struktur Pelat Dua Arah • Metode pendekatan PBI 71 • Metode disain langsung (Koefisien Momen) • Metode portal ekivalen • Metode garis luluh (Yield line theory)

SUMBER :http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/8.-Pelat.pdf

Related Documents


More Documents from "Jeiniver Manarisip"