MAKALAH RISET KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
ADE PUTRA NPM. 1626010008
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU 2019
KATA PENGANTAR Pertama – tama kami panjatkan puji syukur terhadap Allah S.W.T yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah nya, sehingga masih dalam keadaan sehat walaffiat. Dan tak lupa pula Sholawat beserta salam saya sanjungkan kepada junjungan Nabi kita yaitu Nabi Muhammad S.A.W. yang telah membawa ajaran islam untuk umat manusia menuju jalan yang lurus dan benar demi mendapatkan keridho’an Allah S.W.T. Untuk memenuhi atau melengkapi standar kegiatan perkuliahan, maka di berikannya tugas atau karya tulis demi melatih mahasiswa dalam menuntut ilmu pada perguruan tinggi. Materi – materi yang di sajikan kami rangkum dari berbagai informasi yang kami dapat seperti media masa, buku, dan teman – teman yang ada di sekitar kami. Mungkin karya tulis yang telah kami susun ini masih banyak kekurangan – kekurangan dan untuk memperbaiki dari isi dalam makalah ini, kami sebagai penyusun mengharapkan saran di kritikan nya. Demi kemajuan kelompok dalam menyusun tugas karya tulis selanjutnya, sehingga dapat lebih bermanfaat lagi buat kelompok pribadi dan rekan – rekan yang lain.
Bengkulu,
Penulis
ii
Maret 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii DAFTAR ISI .............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2 C. Tujuan Penulisan ............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Riset Keperawatan) ......................................................................3 B. Peran perawat dalam riset keperawatan .........................................................3 C. Manfaat Riset Keperawatan ...........................................................................5 D. Tujuan riset keperawatan ...............................................................................6 E. Tahap persiapan ............................................................................................7 F. Tahap pelaksanaan ........................................................................................10 G. Tahap pengolahan dan analisa data ................................................................11 H. Langkah-Langkah Kegiatan Riset ..................................................................11 I. Permasalahan dan hambatan dalam riset keperawatan ..................................13 J. Tahap penulisan laporan ...............................................................................14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................16 B. Saran ...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Kajian ilmiah tentang ilmu keperawatan merupakan suatau keharusan bagi para perawat Indonesia saat ini. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum terdapat kejelasan yang secara empiris dapat diterima secara ilmiah oleh masyarakat non-keperawatan. Realitas suatu ilmu, dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: proses, produk, dan paradigma etis. Proses merupakan suatu kegiatan untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada tuntutan metode keilmuan (rasionalistis dan objektif); produk adalah segala proses keilmuan harus menjadi milik umum dan selalu terbuka untuk dikaji oleh orang lain; sedangkan paradigma etis artinya ilmu harus mengandung nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral yang ada di masyarakat. Pada bab ini penulis hanya akan memfokuskan pada kajian ilmiah ilmu keperawatan, dengan penekanan pembahasan pada berpikir logis dan ilmiah. Berpikir logis adalah berpikir lurus dan teratur terhadap suatu hal yang diyakini dari suatu objek atau fenomena. Yaitu suatu pokok permasalahan yang dikaji untuk membedakan tentang benar dan salah. Sedangkan berpikir ilmiah adalah cara berpikir yang didasarkan pada pendekatan ilmiah, yaitu melalui pendekatan metode ilmiah yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang prosedur untuk mendapatkan ilmu. Metode ilmiah tentang mempelajari cara identifikasi masalah, tujuan, hipotesis, metode, hasil dan kesimpulan yang berdasar atas kaidah ilmiah.
B.
Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Riset keperawatan? 2. Apa saja peran perawat dalam riset keperawtan? 3. Apa manfaat riset keperawatan? 4. Apa saja tujuan riset keperawatan?
1
5. Bagaimana tahap persiapan riset keperawatan? 6. Bagaimana tahap pelaksanaan riset keperawatan? 7. Bagaimana tahap pengelolaan dan analisa data riset keperawatan? 8. Bagaimana langkah-langkah riset keperawatan? 9. apa saja permasalahan / hambatan dalam riset keperawatan?
C.
Tujuan 1. Mahasiswa mampu memahami pengertian Riset keperawatan. 2. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam riset keperawtan. 3. Mahasiswa mampu menjaskan manfaat riset keperawatan. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan riset keperawatan. 5. Mahasiswa mampu tahap persiapan riset keperawatan? 6. Mahasiswa mampu tahap pelaksanaan riset keperawatan? 7. Mahasiswa
mampu
tahap
pengelolaan
dan
analisa
data
riset
keperawatan? 8. Mahasiswa mampu langkah-langkah riset keperawatan? 9. Mahasiswa mampu menyebukan apa saja permasalahan / hambatan dalam riset keperawatan.
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Riset Keperawatan) Penelitian keperawatan (nursing research) dibangun dari dua kata yaitu penelitian (research) dan keperawatan (nursing).Kata atau istilah penelitian disini merupakan terjemahan dari reseach, dalam bahasa inggris.Banyak ahli atau pengarang mengindonesiakan kata research menjadi riset. Kata” penelitian” dan “research” mempunyai makna yang sama dan selalu sama dipertukarkan. Meski begitu, adakalanya secara bahasa, kata riset lebih enak didengar.diIndonesia,
misalnya,
kita
kenal
riset
unggulan
terpadu
(RUT),Dewan riset nasional (DRN),menteri Negara riset dan teknologi (Meneg Ristek),riset unggulan kemitraan (RUK). Akan tetapi diIndonesia juga kita kenal penelitian tindakan kelas(PTK),penelitian terapan, badan penelitian dan pengembangan (balitbang),penelitian dan pengembangan (P&P) Dll. Katalain yang sering di pertukarkan dengan riset atau penelitian adalah studi (study) dan investigasi (investigation). Frasa “studi tentang” atau “penelitian tentang” sering kali kita baca, demikian juga “peneliti” atau “praiset” pada kasus-kasus tertentu sering disebut sebagai ingradual dengan kata penelitian atau riset. Kata “studi” atau “investigasi”, tampaknya lebih cocok di pakai pada peristiwa kerja penelitian ditingkat praktik dilapangan; sedangkan kata penelitian kata riset menggambarkan keseluruhan proses kegiatan tersebut (denim, 2003)
B.
Peran perawat dalam riset keperawatan 1. Peran sebagai perancang dan penghasil riset Adalah
proses
identifikasi
masalah
yang
memerlukan
studi,kemudian merancang suatu projek yang akan menjawab pertanyaan dalam penyelidikan. Merancang dan menghasilkan riset memerlukan keterampilan yang mendasar, kuratifdan pragmatik dalam menentukan ketepatan dan keterkaitan masalah untuk studi keperawatan.
3
Contoh: seorang perawat bekerja pada unit bedah memeperhatikan bahwa klien yang menantikan biopsy setelah didapatkan masa dalam payudara mengalami tingkat kecemasan mendekati panik. Perawat berminat mempelajari pengaruh protocol relaksasi progresif pada wanitawanita ini.Perawat merancang suatu studi yang didasrkan pada masalah yang diidentifikasi.Protocol dilaksanakan pada individu yang mau berpartisipasi dalam studi. 2. Peran sebagai replikator Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai replikasi suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta risetyang serupa dengan penyelidikan awal. Studi replikasi juga bisa menyangkut penggunaan sempel,tempat waktu yang berbeda,tetapi sesungguhnya sama. Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat riset dapat digeneralisasi dan menepakan validasi hasil riset. Contoh: seorang perawat yang bekerja dalam unit maternitas membaca sebuah laporan riset yag menggambarkan penggunan sentuhan terapeutik dapat meningkatkan relakasasi dan menyebabkan tidur pada pasien pascakoleksistektomi.Perawat berminat melakukan reflikasi studi dengan menggunakan sekelompok ibu-ibu pasca sectio-cesarea. 3. Peran sebagai pengumpul data Berpasrtisipasi dalam riset sebagai soran pengumpul data berarti bahwa perawat membantu dalam melaksanakan implementasi riset yang direncanakan oleh peneliti lain. Contoh: seorang dokter melakukan suatu riset untuk menentukan salah satu dari duatindakan yang pada kondisi ortopdik yang lebih efektif. Demikian pula, seorang prawat peneliti yang meneliti suatu rancangan prosedur baru untuk mengurangi insiden nyeri setelah amputsi anggota badan bagian bawah.Perawat dapat diminta oleh perawat peneliti atau peneliti dari disiplin kesehatan lainnya untuk berpartisipasi melaksnakan protocol riset.
4
C.
Manfaat Riset Keperawatan Perhatian utama dari para perawat adalah menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan terbaru kepada klien.Bagaimana peran perawat di lingkungan masyarakat terhadap fasilitas perawatan, atau salah satu dari banyak sekali lingkungan praktik, harapan pokok adalah bahwa perawat akan memberikan perawatan komprehensif dan akan terus menerus mencoba menggabungkan pengetahuan sekarang ini ke dalam protocol taktik sehari – hari. Harapan konsumenterhadap hambatan biaya perawatan kesehatan mengakibatkan tuntutan yang menantang.Perawat harus meningkatkan diri mereka sendiri untuk mencari strategi perawatan yang lebih baik dan lebih efektif dalam biaya, sementara tidak membahayakan kebutuhan pelayanan kesehatan klien. Riset keperawatan adalah kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat. Riset ini adalah proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari – hari dapat di jawab. Riset juga memberikan data yang mencatat ke efektifan dan kemanjuran asuhan keperawatan pasien yang di dasarkan pada informasi ini akan menjamin bahwa pelayanan yang di berikan perawat dan cara penyampaian di dasarkan pengetahuan keperawatan yang terus berkembang dan di perbaiki perawat yang bergantung pada riset keperawatan dalam mengarahkan praktik dapat menjadi percaya diri karena unsur penting dalam praktik keperawatan telah di peroleh. Adapun manfaat lain dari Riset keperawatan yaitu : 1. Memperkuat dasar-dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan praktik klinik,pendidikandan menejemen keperawatan 2. Peningkatan kualitas pelayanan keperawata melelui pemanfaatan hasil penelitian ilmiah. 3. Menghasilkan metodologi keperawatan sehari-hari . 4. Meningkatkan efisien dan efektifitas pembiayaan pelayanan keperawatan
5
5. Memahami fenomena secara profesional sehingga dapat menyususn perencanaan,memprediksi hasilpengambilan keputusandan meningkatkan perilaku sehat klien.
D.
Tujuan riset keperawatan Tujuuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebagai indikator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari penelitian berguna untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah terhadap masalah penelitian. Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang deklaratif yang biasanya dituliskan dalam bentuk kalimat aktif. Untuk suatu kejelasan tujuan, biasanya difokuskan pada satu atau dua variabel dan mengidentifikasi apakah variabel perlu dijabarkan lebih lanjut. Fokus tersebut bisa dalam bentuk identifikasi hubungan atau asosiasi diantara variabel atau untuk menentukan perbedaan diantara dua grup dengan variabel. Misalnya, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel X (identification) 2. Untuk menjelaskan keberadaan variabel X (description) 3. Untuk menentukan atau mengidentifikasi hubungan antara variabel X dan variabel Y (relational) 4. Untuk menetukan perbedaan anatara grup 1 dan grup 2 sehubungan dengan variabel X (difference) 5. Memperjelas deskripsi (gambaran) suatu fenomena keperawatan 6. Menjelaskan komponen dari suatu fenomena keperawatan 7. .Menjelaskan berbagai aspek yang mempengaruhi suatu fenomena 8. Mengidentifikasi sebab dan akibat terjadinya suatu fenomena 9. Mengidentifikasi keefektifan suatu intervensi terhadap suatu fenomena keperawatan
6
E.
Tahap persiapan Merupakan tahap menyusun perencanaan penelitian yang dituangkan dalam proposal penelitian. Proposal penelitian harus dibuat secara baik sehingga dapat memberi gambaran pada pembaca proposal tentang pentingnya penelitian, tujuan yang hendak dicapai, jalannya penelitian serta hasil akhir yang akan diperoleh. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan ini yang harus dituangkan dalam sebuah proposal penelitian. 1. Merumuskan masalah penelitian Penelitian diselenggarakan sebenarnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan (jangka panjang) dan menjawab masalah saat ini (jangka pendek). Pada tahap merumuskan masalah penelitian, seorang peneliti melakukan pengamatan dan penelusuran terhadap hal-hal yang masih belum terselenggara dengan baik dalam area keperawatan. Peneliti bisa membaca literatur, atau hasil-hasil penelitian orang lain yang berkaitan dengan area yang akan diteliti dan dengan pendekatan deduktif merumuskan masalah yang terjadi. Masalah keperawatan adalah kondisi yang memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahan. Lingkup masalah keperawatan (Nursalam, 2008) antara lain : a. Prioritas kesehatandan pencegahan penyakit pada masyarakat b. Pencegahan perilaku atau lingkungan yang bisa berdampak buruk pada kesehatan c. Menguji model praktik keperawatan d. Menentukan efektifitas intervensi keperawatan e. Mengkaji pendekatan yang efektif pada kasus atau kondisi tertentu f. Mengevaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada kasus tertentu g. Mengidentifikasi faktor-faktor bioperilaku yang berhubungan dengan keadaan atau kondisi tertentu h. Menentukan metode dokumentasi yang efektif i. Mengembangkan masalah dan metodologi riset keperawatan j. Menentukan efektifitas perawatan terhadap aspek biaya.
7
Masalah-masalah keperawatan menurut Sastroasmoro dan Ismail (1995) dalam Nursalam (2008) harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Feasible (dapat dijalankan) : ada subyeknya, ada dananya, ada waktu/alat/keahlian b. Interesting (menarik) : nyata, menarik, unik c. Novel (sesuatu yang baru) : mengkonfirmasi atau membantah hasil penelitian sebelumnya, melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian sebelumnya atau menemukan sesuatu yang baru. d. Ethical (etis) : tidak bertentangan dengan etika keperawatan, menghormati hak asasi manusia e. Relevant (sesuai) : bermanfaat bagi pengembangan IPTEK, dapat digunakan untuk meningkatkan asuhan dan kebijakan kesehatan, dapat dijadikan dasar/acuan penelitian selanjutnya. Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang didasarkan pada 5 hal yang harus dijawab berikut ini : 1) apa yang salah atau apa yang perlu diperhatikan pada situasi tsb; 2) dimana letak kesenjangannya; 3) informasi yang dibutuhkan untuk memperjelas masalah; 4) perlukah melakukan tindakan; dan 5) perubahan apa yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah (Burns dan Grove, 1998 dalam Nursalam, 2008). 2. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian Tujuan adalah alasan penelitian dilaksanakan yang menjelaskan tentang apa hasil yang ingin diketahui. Tujuan merupakan dasar yang penting untuk menentukan teori yang harus dipelajari, hipotesis yang akan dirumuskan, desain yag akan digunakan, sampel yang akan digunakan, variabel, alat ukur variabel dan bagaimana teknik analisanya. 3. Melaksanakan penelusuran dan penelaahan literatur Penelusuran
literatur
bertujuan
untuk
memperjelas
masalah
penelitian ditinjau dari aspek teoritisnya serta menambah luasnya pemahaman peneliti tentang masalah yang akan diteliti. Telaah literatur akan membantu peneliti merumuskan hipotesis atau pertanyaan
8
penelitian. Semakin lengkap teori yang menjelaskan suatu variabel maka akan semakin kuat juga hipotesis yang diajukan peneliti. Perlu dibedakan antara telaah pustaka dengan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka adalah teori-teori yang menjelaskan dimensi maslaah dan variabel penelitian sedangkan telaahan pustaka mencakup analisa peneliti tentang pustaka, berisi kritik, dan komentar terhadap pustaka serta perbandingan teori lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Telaah pustaka akan menjadi dasar peneliti dalam menjelaskan hasiil penelitian. (Telaah pustaka secara khusus akan dibahas pada Unit 4). 4. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti yang merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian. Manfaat hipotesis adalah : 1) memberikan arah pelaksanaan penelitian; 2) memfokuskan penelitian; dan 3) membuat penelitian lebih obyektif. Hamid (2000) dalam Dharma (2011) mengemukakan bahwa peneliti dapat merumuskan hipotesis berdasarkan 3 sumber , yaitu : 1) pengamatan terhadap fenomena; 2) analisis teori; dan tinjauan literatur pustaka. Hipotesis penelitian menurut Dharma (2011) memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Menyatakan hubungan atau prediksi hubungan antar variabelvariabel. Bentuk hubungan yang harus dinyatakan secara eksplisit dalam hipotesis dinyatakan dalam frase : lebih dari, kurang dari, berhubungan positif, berhubungan negatif, terdapat perbedaan, meningkatkan, menurunkan, mempercepat atau memperlambat. b. Dapat diuji. Pernyataan hubungan yang dituliskan tersebut harus dapat diobservasi, diukur dan dianalisa. Data hasil pengukuran harus dapat dianalisa dan digunakan untuk mendukung atau menolak hipotesis. c. Disusun berdasarkan teori. Karena itu harus didasarkan pada masalah yang nyata dan mengacu pada penelaahan sebelumnya.
9
Jenis hipotesis sendiri secara umum dapat dibagi 2, yaitu : 1) hipotesis kerja : pernyataan tentang prediksi hubungan antara variabelvariabel (disebut juga dengan hipotesis alternatif/Ha); dan 2) hipotesis statistik : hipotesis yang akan diuji secara statistik yang menyatakan tentang ketiadaan hubungan antar variabel-variabel. (disebut juga hipotesis null/H0). 5. Menentukan desain penelitian (akan dibahas secara khusus pada Unit 2) 6. Menentukan populasi dan sampel Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan (Riduwan, 2004). Jenis populasi terdiri dari : 1) populasi terbatas (memiliki sumber data yang jelas); dan 2) populasi tak terbatas/tak terhingga (populasi yang sumber datanya tidak jelas). Sedangkan berdasarkan sifatnya populasi dibagi menjadi : 1) populasi homogen (memiliki karakteristik yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya sevara kuantitas); dan 2) populasi heterogen (populasi yang memiliki karakteristik yang berbedabeda sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kualitas maupun kuantitas. Sampel adalah bagian dari populasi atau wakil dari populasi sebagai subyek penelitian untuk mewakili populasi (Riduwan, 2004). 7. Mengembangkan instrumen dan menentukan metode pengumpulan data 8. Uji validitas dan reliabilitas instrumen
F.
Tahap pelaksanaan Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data pada sampel terpilih sesuai tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya dan dilakukan oleh peneliti atau enumerator yang telah terlatih untuk melakukan pengukuran. Metode-metode dalam pengumpulan data mencakup : 1. Metode observasi : pengamatan, terdiri dari
10
a. Observasi sistematis : pengamatan menggunakan pedoman tertentu b. Observasi partisipatif : pengamatan dengan cara masuk dalam aktifitas subyek yang diamati 2. Metode wawancara, terdiri dari : a. Wawancara terstruktur : sesuai dengan daftar pertanyaan yang dtanyakan secara sistematis. b. Wawancara tidak terstruktur : kebebasan mengembangkan pertanyaan tanpa terikat pedoman wawancara. 3. Metode kuesioner atau angket
G. Tahap pengolahan dan analisa data Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Coding / tabulasi data atau mentranskripkan hasil wawancara 2. Menyajikan data dalam bentuk deskriptif 3. Melakukan uji hipotesis
H. Langkah-Langkah Kegiatan Riset Proses riset kegiatan dilakukan berdasarkan metodologi riset ilniah dengan muatan substansi ilmu pengetahuan keperawatan, yang terdiri atas tahapan (1) merumuskan masalah dan maksud riset; (2) tinjauan kepustakaan; (3) menyusun kerangka kerja teori/konsep; (4) merumuskan tujuan, pernyataan, dan hipotesa ; (5) menguraikan defenisi variabel riset; (6) membuat asumsi secara eksplisit; (7)mengindentifikasi keterbatasan riset; (8) memilih desain riset; (9) mengindentifikasikan popilasi dan sampel; (10) memilih metoda pengukuran dan menyiapkan instrumen; (11) menyusun rencana pengumpulan dan analisis data; (12) implementasi rencana riset; (13) mengkomunikasikan temuan riset. 1. Merumuskan masalah dan maksud riset . Masalah riset adalah situasi
yang membutuhkan penyelesaian masalah, peningkatan atau perubahan dan perbedaan yang terdapat antara keadaan yang sebenarnya dengan yang seharusnya. Maksud riset diterapkan didalam masalah
11
2. Tinjauan
kepustakaan. Tinjauaan
kepustakaan
dilakukan
untukmendapatkan gambaran tentang apa yang diketahui mengenai situasi tertentu dan kesenjangan pengetahuan yang terdapat dalam situasi tersebut. 3. Menyusun kerangka kerja teori/konsep. Kerangka kerja teori/konsep
adalah struktur logik dan abstrak yang bermakna dalam menuntun pengembangan studi dan memungkinkan peneliti untuk mengkaitkan temuan dengan tubuh pengetahuan keperawatan. 4. Merumuskan tujuan, pertanyaan, dan hipotesa. Tujuan, pertanyaan dan
hipotesa riset dirumuskan untuk menjembatani kesenjangan antara masalh riset yang dinyatakan secara abstrak dengan maksud dan deseain studi, rencana pengumpulan data serta analisis masalah. 5. Menguraikan definisi variabel riset. Variabel adalah konsep dari berbagai
tingkat keabstrakan yang diukur, dimanipulasi, atau dikendalikan dalam studi. Variabel dioperasionalkan dengan mengindentifikasi defenisi konsepsual dan operasional. 6. Membuat asumsi secara eksplisit. Asumsi adalah pernyataan yang
dianggap benar, walaupun pernyataan ini belum diuji secara ilmiah. Asumsi mempengaruhi logik suatu studi. 7. Mengindentifikasi keterbatasan riset. Keterbatasan studi baik yang
bersifat teoritis maupun metodologis dapat mengurangi kemampuan untuk menyimpulkan suatu temuan. 8. Memilih desain riset. Jenis desain riset mengarahkan pemilihan populasi,
prosedur
pemilihan
sampel,
metode
pengukuran
dan
rencana
pengumpulan dan analisis data. 9. Mengindentifikasikan populasi dan sampel. Populasi adalah semua
elemen yang memenuhi kriteria tertentu. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk studi tertentu dan anggota sampel disebut subjek. 10. Memilih metode pengukuran dan menyiapkan instrumen. Pengukuran
adalah proses pemberian angka kepada objek, kejadian atau situasi sesuai
12
peraturan/petunjuk. Komponen pengukuran berupa instrumen yang dipilih atau disusun untuk mengkaji variabel tertentu dalam studi. 11. Menyusun rencana pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data
yaitu kegiatan sistematik untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan maksud riset atau tujuan spesifik, pertanyaan atau hipotesa studi. Perencanaan analisis masalah juga mencangkup pemilihan uji statik yang sesuai untuk menganalisis data. 12. Implementasi rencana riset. Pada riset tertentu implementasi rencana
termasuk uji coba instrumen. 13. Mengkomunikasikan
teman
riset.
Riset
dikomunikasikan
dengan
mendisemisikan laporan riset pada antara lain, masyarakat keperawatan, profesi kesehatan lain atau bahkan jasa pelayanan kesehatan.
I.
Permasalahan dan hambatan dalam riset keperawatan Adapun masalah yang dihadapi oleh manusia atau peneliti,biasanya disebabkan oleh satu atau beberapa sumber, demikian juga di bidang keperawatan. Maslah-masalah penelitian keperawatan dan dari manapun sumbernya dapat diidentifikasi dengan berbagai cara. Dari manakah sumber masalah itu didapat?Secara sederhana masalah penelitian keperawatan bersumber dari dalam diri peneliti dan dari luar dirinya. Turney dan Noble mengemukakan
bahwa
ada 5 sumber
masalah
penelitian
empiris,termasuk masalah penelitian keperawatan, yaitu: 1. Pengelaman pribadi Banyak masalah yang diselidiki dalam bidang keperawatan diperoleh dari pengalaman harianpeneliti, baik pengalaman pribadinya sendiri maupun dalam pengalaman pribadi dalam menjalankan praktik kerja keperawatanatau pengalaman yang diperolehnya melalui pengalaman terhadap tatanan keperawatan tertentu. Pengalaman pribadi dapat berupa pengalaman kekinian,atau masa lampau.
13
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan Berdasarkan informasi yang diperoleh secara tidak sengaja itu, peneliti dapat merumuskan penelitian dengan latarbelakang dan tujuan, serta hasil akhir yang diharapkan.Dimanapun, darimanapundan kapanpun peneliti berpeluang memperoleh keterangan penting dan menarik untuk dijadikan fokus penelitian,sesungguhnya dia tidak sengaja “menyiapkan diri” untuk mencari informasi atau keterangan tertentu. 3. Kerja dan kontrak profesional Permasalahan yang diperoleh mealui kerja dan kontak profesional biasanya paling cocok untuk keperluan menyusun rancangan penelitian kebijakan untuk memecahkan masalah keperawatan. 4. Pengujian dan pengembangan teori Tujuan penelitian antara lain dimaksudkan untuk melahirkan teoriteori baru mengenai perilaku keperawatan. Sebaliknya teori-teori mengenai keperawatan dan perilaku keperawatan dapat dijadikan acuan dasar untuk merumuskan masalah penelitian.Masalah yangbersumber dari pengujian dan pengembangan teori ini sering kali dilakukan melalui penelitian replikatif. Dalam penelitian replikatif atau replikasiseorang peneliti menggunakan rancangan penelitian sebelumnya (biasanya penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain) persis samanamun berbeda responden, waktu dan tempat penelitian. 5. Analisis literature profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Masalah
penelitian
keperawatan
banyak
diperoleh
melalui
penelaahan terhadap literature dan laporan atau jurnal hasil penelitian.
J.
Tahap penulisan laporan Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan laporan hasil penelitian sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan penelitian. Laporan penelitian adalah sebuah karya tulis ilmiah. Kedudukannya bisa menjadi syarat kelulusan dari studi (skripsi/thesis/disertasi) maupun syarat kenaikan pangkat atau laporan pertanggungjawaban kegiatan / penggunaan dana. Laporan
14
penelitian ada yang disimpan sebagai koleksi saja dan ada juga yang dipublikasikan sebagai bentuk pertanggung jawaban peneliti terhadap keilmuannya. Dalam menyusun naskah publikasi, terdapat perbedaan sistematika dengan laporan penelitian sehingga perlu dicermati sistematika yang berlaku pada masing-masing institusi maupun jurnal publikasi.
15
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan Riset keperawatan adalah penerapan penyelidikan secara ilmiah terhadap fenomena mengenai perhatian keperawatan klien, individu, keluarga, masyarakat dan pengalaman kesehatan. Riset keperawatan juga merupakan kunci untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang tepat. Riset di sini adalah merupakan proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari – hari agar dapat di jawab dan di ambil suatu kesimpulan.
B.
Saran 1. Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik/saran demi kesempurnaan makalah ini. 2. Diharapkan kepada pembaca untuk membaca buku atau referensi lain yang berkaitan dengan Riset Keperawatan
.
16
DAFTAR PUSTAKA
Denim,sudarwan, ( 2003 ).Riset Keperawatan.EGC,Jakarta Dharma, K. K. (2011) Metodologi Penelitian Keperawatan; Pedoman melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans Info Media. ISBN : 978-602-202-025-7. Nazir, M. (2003) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. ISBN : 979-450173-5. Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman skripsi, thesis dan instrumen penelitian keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. ISBN : 978-979-3027-562. Nursalam,( 2003 ).Konsep dan Penerapan keperawatan.salemba medika.Jakarta
metodologi
penelitian
ilmu
Riduwan (2004) Metodologi dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan kesatu. Bandung : Alfabeta. ISBN : 979-8433-11-7.
17