Respirasi.docx

  • Uploaded by: Alin melinda
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Respirasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 659
  • Pages: 3
1. Kondisi normal respirasi pada lansia Respirasi normal atau pernafasan normal untuk orang dewasa adalah 12-20 kali per menit. Laju pernapasan dapat mengalami peningkatan dengan olahraga, demam atau karena penyakit paru, atau kondisi medis lainnya.

2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut a. Penurunan Kondisi Fisik Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda ( multiple pathology ), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang (Nugroho, 2008). b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung, gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi : misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer. Factor psikologis yang menyertai lansia adalah : a.

Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia.

b.

Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.

c.

Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.

d.

Pasangan hidup telah meninggal.

e.

Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dan sebagainya. (Nugroho, 2008)

3. Penyakit lanjut usia di Indonesia berhubungan dengan gangguan sistem respirasi a. Paru-Paru Fungsi paru-paru mengalami kemunduran disebabkan berkurangnya elastisitas jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatn kontraksi otot pernafasan sehingga menyebabkan sulit bernafas. Infeksi sering diderita pada lanjut usia diantaranya Penumonia, kematian cukup tinggi sampai 40 % yang terjadi karena daya tahan tubuh yang menurun. Tuberkulosis pada lansia diperkirakan masih cukup tinggi. b. Nyeri Dada Nyeri dada yang berkaitan dengan kondisi pulmonary mungkin terasa tajam menusuk, dan intermiten atau mungkin pekak, sakit dan persisten. Nyeri biasanya terasa pada tempat terjadi patologi,tetapi mungkin dapat beralih keseimbangan tempat, misalnya leher, punggung, atau abdomen. Penyakit paru tidak selamanya menimbulkan nyeri dada karena paru-paru dan pleura viseral tidak mengandung saraf sensory dan tidak sensitif terhadap nyeri. c. Sesak Nafas Pada waktu melakukan kerja fisik dapat disebakan oleh : -

kelemahan jantung

-

gangguan sistem saluran pernafasan

-

karena BB berlebih.

4. Penyakit pernapasan pada Usia Lanjut Pada proses menua terjadi penurunan compliance dinding dada, tekanan maksimalinspirasi dan ekspirasi menurun dan elastisistas jaringan paru juga menurun. Pada pengukuranterlihat FEV1, FVC menurun, PaO2 menurun, V/Q

naik. Penurunan ventilasi alveolar, merupakanrisiko untuk terjadinya gagal napas. Selain itu terjadi perubahan berupa (Lukman, 2009): a.

Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasiberkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.

b.

Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensialterjadi penumpukan sekret.

c.

Penurunan aktivitas paru ( inspirasi & ekspirasi ) sehingga jumlah udara pernafasan

yangmasuk keparu mengalami

penurunan, kalau pada

pernafasan yang tenang kira kira 500 ml. d.

Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang (luas permukaan normal 50m²), menyebabkan terganggunya prose difusi.

e.

Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu proses oksigenasi darihemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.

f.

CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.

g.

Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari salurannafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi. Penyebab kegawatan napas pada lansia meliputi obstruksi jalan napas atas, hipoksi karenapenyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pneumotoraks, pneumonia aspirasi, rasa nyeri, bronkopneumonia, emboli paru, dan asidosis metabolik. Akan tetapi penyakit respirasi yang sering terjadi pada lansia adalah pneumonia, tuberkulosis paru, sesak napas, nyeri dada.

More Documents from "Alin melinda"

Master Tabel Pre.docx
December 2019 30
Tugas Riset Ade.docx
November 2019 22
Respirasi.docx
November 2019 14
Doc1.docx
April 2020 10