Tugas Mk. Tekben Rahmat Edit.docx

  • Uploaded by: Muhammad Rahmatullah S. R
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Mk. Tekben Rahmat Edit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,358
  • Pages: 6
TUGAS MK. TEKNOLOGI BENIH

Oleh : MUHAMMAD RAHMATULLAH S.R

(1802354211040)

PROGRAM STUDI AGROTEKNLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO 2018

A. BENIH ORTODOKS DAN BENIH REKALSITRAT a.

Ortodoks

Ortodoks adalah benih yang pada masak panen / fisiologi memiliki kandungan kadar airyang relatif rendah. Biji kelompok ortodoks dicirikan oleh sifatnya yang bisa dikeringkan tanpamenglami kerusakan. Viabilitas biji ortodoks tidak mengalami penurunan yang berarti denganpenurunan kadar air hingga di bawah 20%, sehingga biji tipe ini bisa disimpan dalam kadar airyang rendah.. Menurut Sutarno Dkk (1997) benih ortodok tidak mati walaupun dikeringkan sampai kadarair yang relatife sangat rendah dengan cara pengeringan cepat dan juga tidak mati kalau benihitu disimpan dalam keadaan suhu yang relative rendah. Contoh benih yang bersifat ortodoks: 1. Benih Acacia mangium Wild (Akasia) 2. Dalbergia latifolia Roxb(sonobrit) 3. Eucalyptus urophylla S.T (ampupu) 4. Eucalyptus deglupta Blume (leda) 5. Gmelinaarborea Linn (gmelina) 6. Paraserianthes falcataria Folsberg (sengon) 7. Pinus mercusii Jung et deVriese (tusam) 8. Santalum album (cendana) b.

Rekalsitran

Rekalsitran adalah benih yang sangat peka terhadap pengeringan dan akan mengalamikemunduran pada kadar air dan suhu yang rendah. Pada saat masa panen / fisiologi memilikikandungan air yang relatif tinggi. Biji tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain hanya mampu hidupdalam kadar air tinggi (36-90 %). Penurunan kadar air bada biji tipe ini akan berakibatpenurunan viabilitas biji hingga kematian, sehingga biji tipe ini tidak bisa disimpan dalam kadarair rendah. Menurut Sutarno Dkk (1997) Benih yang bersifat rekalsitran, akan mati kalau kadar airnyaditurunkan sebelum mencapai kering dan tidak tahan di tempat yang bersuhu rendah. Contoh benih rekalsitran: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Agathis lorantifolia Salisb (dammar) Diosypros celebica Back (eboni) Heveabrasiliensis Aublet (Kayu karet) Macadamia hildenbrandii Steen (makadame) Shore compressa Shorea seminis V.SI

B. PENYIMPANAN SECARA TRADISIONAL DAN a.

MODERN

Penyimpanan Tradisional

Kebanyakan penduduk didaerah tropis dan subtropis masih melakukan penyimpanan benih secara tradisional. Cara-cara tersebut telah dipakai sejak dulu dan sampai kini hanya sedikit saja perubahan yang terjadi. Metode penyimpanan tradisional diantaranya adalah: 1. Tanpa tutup:   

Tanpa struktur Bahan: Padi, kacang tanah Pelaksanaan: Ditimbun diatas tanah. Tonggak vertikal Bahan: Jagung Pelaksanaan: Diikatkan pada tonggak atau tiang. Platform Bahan: Jagung, kacang tanah Pelaksanaan: Diletakkan pada tempat dengan ketinggian 1 meter atau lebih dari tanah.

2. Dengan tutup 

Horisontal grid Bahan: Padi Pelaksanaan: Digantungkan pada tonggak horizontal , dan ditutup dengan atap ilalang yang longgar.



Platform Bahan: Padi, jagung Pelaksanaan: Ditimbun diatas lantai panggung, dan ditutup dengan sejenis atap jeram. Lumbung sederhana Bahan: Semua jenis benih Pelaksanaan: Terbuat dari kayu yang ditinggikan dari atas tanah dan diberi atap ilalang. Keranjang Bahan: Kacang-kacangan, gabah Pelaksanaan: Biasanya diletakkan di dapur. Dibawah atap rumah Bahan: serealia Pelaksanaan: Dalam ikatan-ikatan kecil digantungkan dibawah atap rumah, biasanya diatas perapian dapur.



 

b.

Penyimpanan Modern

Metode penyimpanan biji-bijian dan benih tanaman pangan secara modern pada dasarnya dikembangkan dari metode tradisional. Hanya saja digunakan bahan-bahan yang lebih modern. Ada dua metode penyimpanan secara modern, yaitu: 1) Penyimpanan dalam karung (dari bahan: sisal, kenaf dan jute) dan diletakkan digudang 2) Penyimpanan secara Bulk dalam berbagai tipe silo.

C. SERTIFIKASI BENIH 1) Pengertian Sertifikasi Benih Kegiatan ini merupakan satu cara pengawasan mutu benih baik di lapangan maupun di laboratorium, untuk menjamin tingkat kemurnian benih dengan pemberian sertifikat/label atas perbanyakan benih dengan peraturan/prosedur yang berlaku. Tujuannya adalah untuk memelihara kemurnian dan mutu varietas unggul agar tersedia secara kontinu/berkesinambungan bagi petani. Di dalam pelaksanaan sertifikasi, varietas yang disertifikasi harus merupakan varietas unggul yang telah mendapatkan pengesahan dan pengakuan tentang keunggulan yang dimiliki. Selama di pertanaman benih telah mendapat perlakukan pengujian lapangan antara lain pengujian kemurnian, keseragaman dan kebersihan pertanaman. Setelah pengujian lapangan dilakukan pengujian laboratorium yang meliputi pengujian kemurnian varietas dan fisik, kadar air dan daya kecambah. Sertifikasi dilakukan oleh pengawas benih tanaman yang berada di UPTD Perbenihan/Instalasi Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih (IP2MB) yang berada di Propinsi. 2) Sasaran Sertifikasi Benih a. Mempertahankan kemurnian katurunan yang dimiliki oleh suatu varietas. b. Membantu para produsen benih dalam memproduksi benih dengan mutu baik. c. Membantu para petani didalam mendapatkan benih yang diinginkan, serta dapat dijamin kebenaran varietas serta mutunya. 3) Pelaksanaan Sertifikasi Benih Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan Departemen Pertanian. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman (BPSPT) merupakan Unit Pelaksanaan Teknis di daerah yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan sertifikasi benih. Tugas dan fungsi Sertifikasi Benih adalah sebagai berikut: a. Mengadakan pemeriksaan lapangan. b. Mengadakan pengawasan panen dan pengolahan benih. c. Mengadakan pemeriksaan alat panen dan alat pengolah benih. d. Mengadakan pengambilan contoh benih. e. Menetapkan lulus atau tidak lulus suatu benih dalam rangka sertifikasi. f. Mengadakan pengawasan pemasangan label dan segel sertifikasi untuk penyempurnaan sistim sertifikasi benih.

g. h. i. j.

Melaksanakan pengadaan label sertifikasi. Melaksanakan pengembangan metoda sertifikasi. Melaksanakan pengembangan sertifikasi. Melaksanakan pencatatan dan penyimpanan data yang berhubungan dengan kegiatan tersebut.

4) Permasalahan dalam Sertifikasi Benih Yang menjadi permasalahan dalam sertifikasi benih antara lain: a. Tidak selalu tersedianya sumber benih yang diperlukan sesuai dengan kelasnya. b. Lahan/lokasi pertanaman tidak memenuhi persyaratan, dalam hal sejarah lapangan. c. Keterbatasan pengetahuan para petani terhadap sertifikasi benih berlabel. d. Keadaan sosial ekonomi dari para petani sangat berpengaruh penyerapan pasar benih yang berlabel (Benih hasil Sertifikat). 5) Klasifikasi Benih Klasifikasi benih dilakukan untuk mempermudah pengawasan dan pembinaan sistem perbanyakan benih unggul dari suatu jenis unggul demi menjamin mutu benihnya. Penyaluran benih bersertifikat dari penghasil benih sampai kepada konsumen dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelas benih, yaitu : 1. Benih Penjenis (Breeder Seed/BS) / Warna Label : Kuning Benih ini merupakan urutan pertama pada kelas benih dalam sistem sertifikasi. Benih ini langsung terdapat pada pemulia tanaman yang masih sangat murni, jumlahnya masih sangat sedikit. Benih Penjenis (BS) merupakan sumber perbanyakan Benih Dasar (FS). 2. Benih Dasar (Foundation Seed/FS/BD) / Warna Label : Putih Benih ini biasa juga disebut BD, merupakan turunan dari benih penjenis (BS), benih dasar adalah benih yang diperbanyak oleh Balai Benih Induk (BBI). Benih Dasar (FS) merupakan sumber perbanyakan Benih Pokok (SS). 3. Benih Pokok (Stock Seed/SS/BP) / Warna Label : Ungu Benih ini biasa juga disebut BP, merupakan turunan dari benih dasar (BD), turunan ke tiga dari kelas benih dalam sistem sertifikasi benih. Benih ini diperbanyak oleh penangkar-penangkar benih untuk diturunkan menjadi benih sebar (BR/ES). Benih Pokok (SS) merupakan sumber perbanyakan Benih Sebar (ES). 4. Benih Berlabel (Extension Seed / ES/BR) / Warna Label : Biru Benih ini adalah benih turunan ke empat dari kelas benih. Benih berlabel biru secara langsung dipasarkan kepada para konsumen/petani sehingga sering disebut juga sebagai benih sebar (extension seed). Certified seed / benih label biru ini dapat ditanam oleh petani penanam benih dari penangkar benih. 5. Alur Penyediaan Benih /Produsen Benih 1. Produsen BS adalah : Balai Besar Penelitian/Balit Komoditas 2. Produsen BD/FS adalah : BBPenelitian/Balit, BPTP, BBI, BUMN, Swasta (perusahaan, perorangan) 3. Produsen BP/SS adalah : BPTP, BBI, BBU, BUMN, Swasta

4. Produsen BR/ES adalah : BUMN/Swasta 6. Syarat-syarat Serfifikasi a. Varietas Varietas yang dapat disertifikasi benihnya harus telah ditetapkan sebagai varietas yang dapat disertifikasi oleh Menteri Pertanian b. Sumber Benih Benih yang akan ditanam untuk menghasilkan suatu kelas benih bersertifikat harus berasal dari kelas benih yang lebih tinggi tingkatannya. Umpamanya untuk menghasilkan Benih Sebar harus ditanam Benih Pokok. c. Areal Sertifikasi Tanah yang digunakan untuk memproduksi benih bersifikat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tergantung komoditi apa yang akan diproduksi, karena masing-masing komoditi memerlukan persyaratan sejarah lapangan yang berbeda d. Pemeriksaan Lapangan dan Laboratorium Untuk menilai hasil benih dari pertanaman termaksud memenuhi standart benih bersertifikat maka diadakan pemeriksaan lapangan oleh Pengawas Benih dan Pengujian Benih dan Pengujian Mutu oleh Analis Benih. e. Peralatan Panen dan Processing : Peralatan/perlengkapan yang digunakan untuk panen dan processing harus bersih terutama bekas dari jenis/varietas yang tidak sama dengan yang akan diproses/dipanen. Untuk menjamin ini harus diadakan pemeriksaan sebelum penggunaannyaoleh Pengawas Benih. f. Label dan Segel : Dalam ketentuan yang sudah ditetapkan juga tercantum bahwa proses sertifikasi selesai apabila benih telah dipasang label dan segel. Label yang digunakan adalah label yang dikeluarkan oleh Balai Peng awasan dan Sertifikasi Benih.

Ketententuan kepemakaian label adalah sebagai berikut :  Benih Penjenis (BS)/Breeder Seed (BS) warna label putih  Benih Dasar (BD)/Foundation Seed (FS) warna label putih.  Benih Pokok (BP)/Stock Seed (SS) warna label ungu.  Benih Sebar (BR) /Extension Seed (ES) warna label biru.

Related Documents


More Documents from "Dewi Astuti Purnama Sari"