Tugas Metopel.docx

  • Uploaded by: arif setiawan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Metopel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,212
  • Pages: 6
ANALISIS MINAT PEMBELIAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KONSUMSI MINYAK GORENG CURAH DI PASAR TRADISIONAL

BAB I PENDAULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan sub sektor perkebunan khususnya kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian integral pembangunan nasional. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan utama sumber minyak nabati yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani, sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, pemicu dari pertumbuhan sentrasentra ekonomi baru. Minyak goreng kelapa sawit dapat berupa minyak goreng kelapa sawit yang bermerek dan yang tidak bermerek atau curah. Minyak goreng kelapa sawit yang tidak bermerek (Curah) paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah (Kotler, Amstrong 2000). Perpindahan ke merek pesaing sangat erat hubungannya dengan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Apabila pelanggan puas, maka kecenderungan untuk membeli produk secara berulang akan besar. Tingkat harga juga merupakan pertimbangan masyarakat di dalam membeli minyak goreng. Dalam penelitian ini saya memilih pasar tradisional di indonesia. karena pasar tradisional adalah pasar yang banyak menjual minyak minyak goreng curah. Walaupun dengan kondisi lokasi yang tidak terlalu menyenangkan tapi banyak para masyarakat yang gemar berbelanja kebutuhan pokok dapur di pasar tersebut. Hal tersebut ditambahkan kembali oleh Kotler dan Keller (2009), yaitu konsumen yang sangat puas biasanya akan tetap setia untuk waktu yang lebih lama, membeli lagi ketika satu usaha memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk yang lama.

1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana minat beli masyarakat (konsumen) dalam pengambilan keputusan untuk minyakcurah dan kepuasan masyarakat (konsumen) dalam mengkonsumsi minyank curah dipasar tradisional diIndonesia.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat minat pembelian dan kepuasan konsumen terhadap produk minyak goreng curah di Indinesia ditinjau dari harga,produk, lokasi dan pelayanan di Pasar-pasar tradisional. Adapun manfaat penelitian ini adalah mengarahkan penjual Pasar tradisional, agar lebih memperhatikan lagi hal-hal yang menyangkut kepuasan konsumen dan lokasi yang tepat agar setiap Toko dapat bertahan.

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1

Konsep Produk Minyak Goreng Curah Pada umumnya, minyak kelapa yang diproduksi oleh industri kecil dijual dalam

bentuk minyak curah. Persaingan pada usaha ini berasal dari penjualan minyak goreng perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai merk dagang tertentu yang berasal dari minyak kelapa dalam saja atau pun minyak kelapa sawit namun dijual dalam bentuk minyak curah. Menurut Winarno (2004), pada saat ini tidak semua industri minyak goreng mempunyai produk minyak goreng kemasan, karena untuk memasarkan produk kemasan memerlukan.

2.1.2

Pengertian Pemasaran Kotler dan Keller (2007) menyatakan bahwa pemasaran berhubungan dengan

mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu dari definisi terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan. Sedangkan asosiasi pemasaran Amerika menyatakan bahwa pemasaran adalah salah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.

2.1.3

Pengertian Segmentasi Pasar Menurut Dolnicar, Fretag, dan Randle (2005) semakin kompetitif suatu

lingkungan bisnis maka semakin berhasil suatu strategi segmentasi yg terkonsentrasi. Segmentasi dapat dilakukan dengan berbagai basis; mulai dari geografis, demografis, hingga psikografis dan prilaku, bahkan one-on-one, tergantung karakteristik produknya apakah barang atau jasa, high-involvement atau low-involvement, produk industri atau konsumsi, dan lainnya.

2.1.4

Definisi Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danjasa yang tersedia dalam

masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga orang lain, maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk di perdagangkan (Kotler, 2001). Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali,maka dia disebut pengecer atau distributor.

2.1.5

Definisi Kepuasan Konsumen Kepuasan pelanggan atau konsumen berhubungandengan mutu dari produk yang

ditawarkan olehmereka. Kepuasan konsumen adalah sejauh manamanfaat sebuah produk (perceived)

sesuai

denganapa

yang

diharapkan

pelanggan

(Hassanudin,2005).

Mengatakan bahwa kepuasan konsumenmerupakan tingkat perasaan seseorang setelahmembandingkan antara kinerja produk yang iarasakan dengan harapannya. 2.1.6

Faktor-Faktor Pendorong Kepuasan Konsumen

Dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat sekarang ini, perusahaan ataupun badan usaha apapun itu perlu menata dan menetapkans trategi yang tepat. Menurut Irawan Maulana (2011), faktor-faktor pendorong kepuasan konsumen terbagi atas empat bagian, yaitu : 1. Produk Definisi produk menurut Kotler dan Amstrong (2000) produk adalah semua halyang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Menurut Assauri (2001) produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran. 2. Harga Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan atau pemasukan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainseperti produk, tempat dan promosi menyebabkan timbulnya biaya atau pengeluaran. Menurut Stanton (2003), harga adalah sejumlah uang yang di bebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. 3. Lokasi Tempat (place) dalam pelayanan dari kegiatan usaha merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi. Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada jenis dan tingkat interaksi yang terjadi. Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2000), tempat atau saluran distribusi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. 4. Pelayanan Kita semua harus dapat memahami bahwa layanan (service) berasal dari orangorang, bukan dari organisasi atau perusahaan. Menurut Irawan, Handi (2002), Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha pada kegiatan yang sifatnya jasa.

2.1.7

Definisi Minat Pembelian

Surbakti (2003:73) menyatakan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Faktor yang mempengaruhi minat pembelian, yaitu : •

Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.



Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.



Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.



Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.



Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang. 2.1.8

Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:16) dalam Suryani (2008:15), Pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Suryani (2008:13) keputusan pembelian barang/jasa seringkali melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut meliputi : •

Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang/jasa.



Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.



Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.



Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.



Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsidan menggunakan barang/jasa yang dibeli. Suryani (2008:258) dalam pengambilan keputusan setiap anggota keluarga

mempunyai peran tertentu. Peran-peran yang dapat dimainkan oleh anggota keluarga antara lain dapat berperan sebagai penjaga pintu, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli, penyiap, pengguna, pemelihara, dan peran menghentikan produk.

2.2 Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan permasalahan, hipotesis dalam penelitian ini adalah : •

Diduga bahwa harga, produk, tempat dan pelayanan berpengaruh

terhadap

keputusan pembelian minyak goreng curah. •

Diduga bahwa harga, produk, tempat dan pelayanan memiliki tanggapan positif

dan signifikan terhadap masyarakat (konsumen) minyak goreng curah.

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"