REFLECTIVE JOURNAL RING OF FIRE ( CINCIN API )
EVI LAILIYA NIM: P1337420616051
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG 2019
RING OF FIRE ( CINCIN API ) Ring of Fire atau cincin api menjadi sebutan Indonesia karena letak geografis yang dikelilingi cekungan dan gugusan gunung api aktif, Cincin api ini terjadi karena adanya aktivitas tektonik lempeng, tiga lempeng tersebut yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Daerah cincin api ini memiliki potensi gempa bumi dan letusan gunung berapi yang sangat tinggi. Negara kita yang terletak pada lintasan ring of fire tentunya memiliki tantangan dan resiko tersendiri. Tantangan itu misalnya seperti dengan banyaknya gunung berapi tidak menutup kemungkinan terjadi bencana gunung meletus dan aktivitas vulkanik yang sejenis. Contoh gunung api yang aktif dan akhir-akhir ini sering beraktivitas adalah Gunung Krakatau, Lokon, Tambora, Kelud, Sinabung, dan Merapi. Selain itu, dengan pergerakan dan pergeseran lempeng-lempeng memungkinkan adanya gempa bumi maupun tanah longsor. Seperti yang terjadi di Lombok dan Palu pada akhir 2018 yang menelan ratusan jiwa dan kerugian materi yang sangat banyak. Selain gempa bumi dan gunung meletus, bencana yang kemungkinan besar bisa sewaktu-waktu terjadi adalah tsunami. Tsunami ini bisa dikatakan sebagai gempa bumi yang pusat atau titik gempanya berada di dasar lautan. Proses terjadinya pun hampir sama dengan gempa bumi yaitu sama-sama disebabkan karena aktifitas tekanan magma dalam perut bumi yang terus bergejolak dan ditambah dengan pergerakan lempeng-lempeng. Tsunami yang pernah melanda Indonesia diantaranya yaitu tsunami aceh yang terjadi pada tahun 2004, tsunami pangandaran pada tahun 2006, tsunami Mentawai pada tahun 2010, dan yang paling terbaru yaitu tsunami yang terjadi di daerah palu pada tahun 2018. Tsunami di indonesi menyebabkan kerusakan, kerugian, dan memakan banyak korban. Letak negara kita yang berada pada lintasan ring of fire ini sangat mempengaruhi kondisi alam di dalamnya. Dengan banyaknya rangkaian pegunungan struktural seperti gunung berapi dan pegunungan lipatan, tentu saja kondisi tanahnya sangat subur. Hal ini terjadi karena gunung berapi yang aktif tidak menutup kemungkinan akan meletus dan akhirnya mengeluarkan abu-abu vulkanik yang kemudian mengendap di tanah dan ikut menambah kesuburannya.
Dengan kondisi tanah yang sangat subur, maka flora atau tumbuhan dengan berbagai macam spesies hidup di atasnya, sehingga Indonesia menjadi negara yang kaya akan flora dan faunanya. Dimana banyak terdapat flora, disitu juga tentu banyak terdapat fauna. Hal ini disebabkan karena tumbuhan berperan sebagai produsen yang menghasilkan makanan untuk dikonsumsi oleh hewan.
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-04A/R1
LAMPIRAN 1: FORM PENILAIAN TUGAS INDIVIDU – REFLECTIVE JOURNAL Nama Mahasiswa
Evi Lailiya
NIM
P1337420616051
Nama Penilai Tandatangan Penilai
No
ASPEK YANG DINILAI
Penilaian Bobot
1.
Menggunakan bahasa sendiri
35
2.
Berhubungan dengan proses pembelajaran / materi MA
10
3.
Ditulis dengan gaya narasi
30
4.
Ditulis dengan jarak 1.5 spasi
2,5
5.
Menggunakan ukuran huruf 11
2,5
6.
Font size Tahoma
2,5
7.
Ukuran kertas kwarto (70 / 80 gsm)
2,5
8.
Jumlah kata: 250 – 500
5
9.
Tugas disampul dengan rapi
5
10.
Dikumpulkan tepat waktu
5
Total
100
Nilai
Nilai akhir: ________________ ( _________________________ )
Semarang, ............................... Penilai
(_______________________) NIP.