Makalah Ulumul Qur'an Jadi.docx

  • Uploaded by: Ahmad Riyadi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ulumul Qur'an Jadi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,041
  • Pages: 11
ILMU NUZUL AL – QUR’AN TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ULUMUL QUR’AN

Dosen Pengampu : Abd. Azis, M. Ag

DISUSUN OLEH : 1. Ahmad Shodikin NIM : 1118045 2. Ahmad Riyadi NIM : 1118044

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI JURUSAN TARBIYAH PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya makalah yang berjudul " Ilmu Nuzul Al – Qur’an ". Atas dukungan moral dan materi yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Abd. Azis, M. Ag., selaku dosen pembimbing kami, yang banyak memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan kepada kami.

kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan dan juga dosen pengampu sangat kami butuhkan untuk menyempurnaan makalah ini.

Pati, April 2019

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Turunnya Al-Qur’an merupakan suatu kejadian yang sangat mengagetkan sekaligus

menggembirakan hati Rasulullah SAW. Sebagaimana turunnya Surat Al-‘alaq (ayat:1-5), Nabi Muhammad SAW. dalam menerimanya sangatlah berat karena karena diturunkan lewat perantara malaikat jibril sesosok yang membuat Nabi SAW. ketakutan. Saat malaikat jibril menyampaikan wahyu tersebut, Rasullullah juga merasa keberatan karena tidak bisa melaksakan apa yang diperintah malaikat jibril. Tetapi setelah berkali-kali malaikat jibril mengulang akhirnya Rasullah SAW. dapat menerimanya. Begitupun saat menerima ayat-ayat yang lain, Rasulullah selalu merasa ketakutan dengan segala sesuatu yang mengiringi ayat-ayat tersebut. Begitu sulitnya Rasulullah dalam menerima wahyu membuktikan kalau peristiwa turunnya Al Qur’an merupakan suatu kejadian yang sangat luar biasa dan juga merupakan suatu . Dengan turunnya Al Qur’an berarti banyak hal yang perlu dikaji lebih mendalam lagi, baik dari segi sebab-sebab turunnya atau yang sering disebut Asbabun Nuzul maupun proses turunnya Al Qur’an itu sendiri. Dalam Makalah ini pembahasannya hanya terkait tentang proses turunnya Al Qur’an saja atau yang sering disebut ilmu nuzul Al - Qur’an. Dengan mempelajari pembahasan masalah tersebut akan diketahui bagaimana arti sebenarnya nuzul Al - Qur’an itu sendiri, bagaimana tahapan-tahapan turunnya ayat-ayat tersebut, hikmah turunya al qur'an secara berangsur angsur, serta bagaimana manfaat turunya al qur'an secara bertahap bagi pendidikan dan pengajaran.

B.

Rumusan Masalah 1. Apa pengertian nuzulul qur'an dan tahapan turunya ? 2. Apa hikmah turunya al qur'an secara berangsur angsur ? 3. Apa manfaat turunya al qur'an secara bertahap bagi pendidikan dan pengajaran ?

BAB II PEMBAHASAN

1.

Pengertian Nuzulul Qur’an dan tahap turunnya a.

Pengertian Nuzulul Al Qur’an Dalam kaitan turunnya Al Qur’an sering disebutkan dengan kata-kata

ّ ّ seperti nuzul (‫)نزول‬, inzal (‫)إنزال‬, tanazzul (‫)تنزل‬, tanzil (‫)تنزيل‬, dan munazzal (‫)منزل‬ yang masing-masing berati turun, menurunkan, hal turun, proses penurunan, dan yang diturunkan. Perlu diketahui, bahwa bahwa setiap kata mempunyai dua fungsi makana, yakni makna dasar (harfiyah, etimologik) dan makna termi-nonlogik (relasional). Adapun makna-makna di atas merupakan fungsi makna dasar. Sedangkan makna relasionalnya dapat diikuti uraian berikut ini. Az Zarqani menjelaskan bahwa kata nuzul mempunyai makna dasar (perpindahan sesuatu dari atas ke bawah) atau (suatu gerak dari atas kebawah). Menurutnya, dua batasan tersebut memang tidak layak diberikan untuk maksud diturun-kannya Al Qur’an oleh Allah, karena keduanya hanya lebih tepat dan lazim dipergunakan dalam hal yang berkenaan dengan tempat dan benda atau materi yang mempunyai berat jenis (BJ) tertentu. Sedangkan Al Qur’an bukan semacam benda yang memerlukan tempat perpindahan dari atas ke bawah. Tapi yang benar adalah memahami bahwa kata nuzul itu bersfatmajazi, yakni pengertian nuzul Al Qur’an bukan tergambar dalam wujud perpindahannya Al Qur’an, atau Al Qur’an itu turun dari atas ke bawah, tetapi harus di pahami sebagai pengetahuan bahwa Al Qur’an telah diberitakan oleh Allah SWT kepada penghuni langit dan bumi. Di sini terkandung maksud bahwa nuzul harus di ta’wilkan dengan katai ’lam yang berarti pemberitahuan atau pengajaran. Maka nuzul Al Qur’an berarti proses pemberitaan atau penyampaian ajaran Al Qur’an yang terkandung di dalamnya.

b.

Tahapan Nuzulul Qur’an Dipandang dari segi filososfis maupun teologis, Al Qur’an di turunkan melalui tiga tahapan, yaitu:

Pertama

: Al Qur’an diturunkan secara keseluruhan ke lauh mahfudh oleh Allah.

Kedua

: Al Qur’an diturukan dari lauh mahfudh ke langit dunia (bait Al ‘izzah) pada lailatul qadr secara keseluruhan.

Ketiga

: Al Qur’an diturunnkan secara berangsur-angsur dari langit dunia (Bait Al ‘izzah) melalui malaikat jibril as. kepada nabi Muhammad SAW.

2.

Dalil dan hikmah di turunkannya Al Qur’an secara berangsur-angsur a.

Dalil turunnya Al Qur’an secara berangsur-angsur. Di depan telah dijelaskan, bahwa nuzul Al Qur’an berlangsung melalui tiga tahapan. Dan tahapan terakhir adalah bahwa Al Qur’an diturunkan dari langit dunia (Bait al ‘Izzah) kepada Rasulullah SAW. Banyak dalil yang mendukung bahwa Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dari Al Qur’an maupun hadits nabi. Diantaranya: a)

( Surat al Isra’ ayat 106 )

Artinya : Dan Al Qur’an yang kami pisah-pisah agar engkau membacakannya

kepada

manusia

pada

suatu

tempat

dan

kami

menurunkannya secara berangsur-angsur. Bukti lain yang menyatakan bahwa Al Qur’an diturunkan secara berangsurangsur adalah bahwa sebagian ayat-ayatnya ada yang merupakan jawaban bagi pertanyaan yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.

b)

Hikmah di turunkannya Al Qur’an secara berangsur-angsur. 1)

Untuk menguatkan hati Rasulullah SAW.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an surah Al-Furqaan ayat 32

Artinya : “Orang-orang kafir berkata, kenapa Qur’an tidak turun kepadanya sekali turun saja? Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (Al-Furqaan: 32)

Dari Abu Syamah menjelaskan bahwa, ayat itu menerangkan bahwa Allah memang sengaja menurunkan Qur’an secara berangsur-angsur. Tidak sekali turun langsung berbentuk kitab seperti kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul sebelumnya, tidak. Lantas apa rahasia dan tujuannya? Tujuannya ialah untuk meneguhkan hati Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam . Sebab dengan turunnya wahyu secara bertahap menurut peristiwa, kondisi, dan situasi yang mengiringinya, tentu hal itu lebih sangat kuat menancap dan sangat terkesan di hati sang penerima wahyu tersebut, yakni Muhammad. Dengan begitu turunnya melaikat kepada beliau juga lebih intens (sering), yang tentunya akan membawa dampak psikologis kepada beliau; terbaharui semangatnya dalam mengemban risalah dari sisi Allah. Beliau tentunya juga sangat bergembira yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Karena itu saatsaat yang paling baik di bulan Ramadhan, ialah seringnya perjumpaan beliau dengan Jibril.

2)

Supaya mudah dihafal dan difahami. Dengan turunnya Qur’an secara berangsur-angsur, sangatlah mudah

bagi manusia untuk menghafal serta memahami maknanya. Lebih-lebih bagi orang-orang yang buta huruf seperti orang-orang arab pada saat itu; Qur’an turun secara berangsur-angsur tentu sangat menolong mereka dalam menghafal serta memahami ayat-ayatnya. Memang, ayat-ayat Qur’an begitu

turun oleh para sahabat langsung dihafalkan dengan baik, dipahami maknanya, lantas dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya Umar bin Khattab pernah berkata: “Pelajarilah AlQur’an lima ayat-lima ayat. Karena Jibril biasa turun membawa Qur’an kepada Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam lima ayat-lima ayat.” Turunnya Al Qur’an secara berangsur-angsur tidak hanya disebabakan karena Al Qur’an itu lebih besar dan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya, melainkan juga karena adanya beberapa hikmah, sehigga Al Qur’an itu di turunkan secara berangsur-angsur. Hikmah tersebut antara lain ialah: 1)

Bahwa diturunkanya AlQur’an secara berangsur-angsur itu adalah untuk menguatkan dan mengokohkan hati Rosulullah sendiri.

2)

Hikmah lainnya adalah, bahwa dengan turunya Al Qur’an secara berahap itu, juga memudahkan bagi kaum muslimin yang pada masa itu ummnya masih buta huruf, untuk mempelajari dan menghafalkan serta menerangkan ayat-ayat Al Qur’an itu dalam kehidupan seharihari.

3)

Turunnya Al Qur’an secara bertahap itu adalah untuk menyesuaikan degan kepentigan Rasulullah dan kaum muslimin serta perkembangan yang mereka alami dari masa ke masa.

4)

Turunnya Al Qur’an secara bertahap adalah sangat sesuai dengan sunnatulah yang berlaku di alam ini. Bahwa “segala sesuatu harus terjadi dengan bertahap”. Dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak dll. Sesuatu yang terjadi secara bertahap, akan dapat berjalan dengan lancar,

dan dapat di terima dengan baik, serta mendatangkan faedah yang yang kita harapkan. Demikianlah Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur karena ia akan membawa perubahan yang besar. Dia akan membawa bermacammacam peraturan yang berisi semua perintah-perintah dan larangan-larangan.

3.

Manfaat turunya Al Qur'an secara bertahap bagi Pendidikan dan Pengajaran

Proses belajar mengajar berlandaskan pada dua yaitu : pertama, perhatian terhadap tingkat pemikiran /pemahaman siswa, dan kedua, pengembangan kemampuan akal, jiwa dan jasmaninya dengan metode yang mengarahkannya dengan pengarahan yang lurus kepada kebaikan dan petunjuk. Kita melihat dalam turunnya al-Qur'an secara bertahap adanya metode yang memberikan faedah kepada kita dalam memperhatikan dan mempertimbangkan dua asas yang telah kami sebutkan di atas. Karena turunnya al-Qur'an al-Karim meningkatkan pembinaan islami dengan peningkatan secara bertahap dan sesuai fithrah untuk memperbaiki jiwa kemanusiaan, kelurusan pekertinya, membangun kepribadiannya, menyempurnakan eksistensinya sehingga lurus dalam jalannya dan mendatangkan buah yang baik dengan izin Rabbnya (Allah) untuk kebaikan seluruh ummat manusia. Dan diturunkannya al-Qur'an secara bertahap menjadi faktor penolong terbaik bagi hal tersebut (pendidikan islam) untuk menghafal, memahami, mengkaji, mentadabburi dan mengamalkan isinya. Dan turunnya al-Qur'an pada permulaan turunnya wahyu menjelaskan tentang membaca dan pendidikan dengan alat tulis.

)5( ‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ َ ‫) الَّذِي‬3( ‫)ا ْق َرأْ َو َربُّكَ األ ْك َر ُم‬2( ‫ق‬ َ ‫) َعلَّ َم اإل ْن‬4( ‫علَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬ َ ‫) َخلَقَ اإل ْن‬1( َ‫ا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِِّكَ الَّذِي َخلَق‬ ٍ َ‫سانَ ِم ْن َعل‬ . "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS al 'Alaq: 1-5) Dan turunnya ayat-ayat riba dan warisan dalam masalah pengaturan harta, atau turunnya ayatayat perang dalam masalah pemisahan secara total antara Islam dengan kesyirikan dari menjelaskan hal tersebut. Dan tahapan tahapan pendidikan yang banyak ini memiliki metodemetode khusus yang sesuai dengan tingkatan masyarakat Islam secara bertahap dari lemah menjadi kuat dan dari kuat menjadi kokoh.

Dan metode pendidikan yang di dalamnya tidak memperhatikan tingkat pemikiran anak didik dalam setiap tingkat dari tingkatan-tingkatan pendidikan, pembangunan bagian-bagian ilmu di atas garis besarnya, dan tidak beralih dari sesuatu yang global ke yang terperinci atau tidak memperhatikan perkembangan sisi kepribadian yang bersifat intelektual emosional dan jasmani adalah metode yang gagal akan memberikan buah ilmu kepada umat, melainkan kebekuan dan kemunduran. Dan pendidik (guru) yang tidak memberikan kepada murid-muridnya porsi materi ilmiah yang tepat, maka akan memberatkan mereka, dan membebani mereka dengan sesuatu yang tidak mereka mampu untuk dihafal atau difahami atau berbicara dengan mereka dengan sesuatu yang tidak mereka ketahui, atau guru yang tidak memperhatikan kondisi mereka dalam mengobati apa yang menimpa mereka berupa perilaku yang menyimpang atau apa yang tersebar di antara mereka berupa kebiasaan-kebiasaan buruk lalu dia (guru tersebut) akan bersikap kasar dan keras, menghadapi masalah tersebut dengan tergesa-gesa tidak perlahan-lahan, bertahap dan bijaksana, maka guru yang lalai dari hal ini adalah guru yang gagal. Dia telah mengubah proses belajar mengajar menjadi petualangan yang meyesatkan dan mengerikan, dan menjadikan ruang belajar mengajar sebagai ruangan yang dijauhi dan ditakuti. Dan demikian pula buku pelajaran, maka buku pelajaran yang tidak teratur dalam penyusunan materi-materinya, tidak bertahap dalam kandungan materinya dari yang mudah kemudian susah, dan bagian-bagiannya tidak tersusun dengan susunan yang rapi, teratur dan kokoh, dan juga tidak memiliki gaya bahasa yang jelas dalam penyampaian makna yang diinginkan, adalah buku yang menghilangkan minat baca siswa, yang pada akhirnya menghalangi mereka dari mengambil faidah dari buku tersebut. Dan petunjuk Ilahi dalam hikmah turunnya al-Qur'an secara bertahap adalah teladan yang baik dalam penyampaian metode pendidikan, dan pengambilan metode terbaik dalam cara pembelajaran di ruang kelas dan juga dalam hal penulisan buku pelajaran.

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan 1.

Dari

pembahasan

di

atas

dapat

disimpulkan

bahwa, nuzulul

Qur’an

merupakan peristiwa turunnya Al - Qur’an dari langit kebumi kepada Rasulullah SAW melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur berdasarkan kejadiankejadian ataupun peristiwa-peristiwa yang didalmnya berisi pemberitahuan atau penyampaian ajaran-ajaran. Dan prosesnya tersebut bukan seperti benda yang dijatuhkan dari atas kebawah, melainkan yang dimaksud proses turunnya (nuzul) disini ialah cara penyampaiannya. Baik itu sebelum Rasullah Hijrah maupun saat beliau hijrah. 2.

Bahwa diturunkanya Al - Qur’an secara berangsur-angsur itu adalah untuk menguatkan dan mengokohkan hati Rosulullah sendiri. Hikmah lainnya adalah, bahwa dengan turunya Al Qur’an secara berahap itu, juga memudahkan bagi kaum muslimin yang pada masa itu umumnya masih buta huruf, untuk mempelajari dan menghafalkan serta menerangkan ayat-ayat Al Qur’an itu dalam kehidupan sehari-hari. Turunnya Al Qur’an secara bertahap itu adalah untuk menyesuaikan degan kepentigan Rasulullah dan kaum muslimin serta perkembangan yang mereka alami dari masa ke masa.

3.

a

DAFTAR PUSTAKA

Syakur Sf, M, ‘Ulumul al-Qur’an, semarang : PKPI2-FAI Universitas Wahid Hasyim, 2007. Djalal , Abdul . 2013 . Ulumul Qu’an . Surabaya : CV. Dunia Ilmu

Related Documents


More Documents from ""