Tugas Kisia.docx

  • Uploaded by: Lenny Azhar
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kisia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 818
  • Pages: 3
Nama : Rizki Nurlatifah Nim:0303161061

Defenisi Kondisi Psikologis Konseling Pengertian Psikologi Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata-kata “psyche” berarti: jiwa, roh, sukma, atma atau nafas hidup dan “logos” (ology), berarti ilmu atau studi. Jadi secara etimologis, psikologi berarti ilmu jiwa atau suatu studi tentang jiwa, tentang roh, tentang atma, sukma atau tentang napas hidup. Para ahli psikologi modern dewasa ini, tidak lagi mengartikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa (roh). Sebab apa yang dimaksud dengan jiwa atau roh itu, tidak ada seorang pun yang tahu dengan sesungguhnya. Jiwa adalah sangat abstrak dan tidak dapat dilihat dengan pancaindera, firman Allah SWT didalam Al-Qur`an, yang artinya sebagai berikut: “Mereka menanyakan kepada (Muhammad) tentang jiwa dan roh, maka katakanlah bahwa jiwa (roh) itu adalah urusan tuhan dan kamu tidak diberi pengetahuan (tentang jiwa itu) kecuali sedikit saja”. (Q.S. Al-Isra ayat 85). Psikologi adalah suatu ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia, karena tingkah laku itu dipandang sebagai perwujudan dari keadaan batiniyah atau jiwa manusia itu sendiri. Maka dari itu, Psikologi sebenarnya tidak mempelajari jiwa secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi mempelajari gejala-gejala kejiwaan dalam wujud perilaku manusia. Pada asasnya, psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan diri organisme baik manusia maupun hewan. Psikologi dalam hal ini berhubungan dengan penyelidikan mengenai bagaimana dan mengapa organism-organisme itu melakukan apa yang mereka lakukan. Namun secara lebih spesifik, Psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini, Psikologi didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami

perilaku manusia, alasan dan cara melakukan sesuatu, dan juga memahami perilaku makhluk tersebut berpikir dan berperasaan. Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion), dan kehendak (conasi). Gejala tersebut secara umum memiliki ciri-ciri yang hampir sama pada diri manusia dewasa, normal dan beradab. Dengan demikian ketiga gejala pokok tersebut dapat diamati melalui sikap dan perilaku manusia. Namun terkadang ada diantara pernyataan dalam aktivitas yang tampak itu merupakan gejala campuran, sehingga para ahli psikologi menambahnya hingga menjadi empat gejala jiwa utama yang dipelajari psikologi, yaitu pikiran, perasaan, perasaan, kehendak dan gejala campuran. Adapun yang termasuk gejala campuran ini seperti intelegensi, kelelahan maupun sugesti. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya mulai terungkap bahwa gejala-gejala jiwa tersebut tidak sama pada manusia yang berbeda usia. Gejala jiwa yang melatarbelakangi aktivitas, sikap dan tingkah laku anak-anak berbeda dengan anak remaja, serta juga terdapat perbedaan antara remaja dengan orang dewasa maupun orang yang sudah lanjut usia. Kenyataan ini mendorong para ahli psikologi untuk mengembangkan cabang-cabang psikologi yang dapat digunakan untuk mempelajari gejala-gejala jiwa manusia pada tingkat usia tertentu. Dari sini timbul lah ilmu-ilmu cabang psikologi seperti psikologi anak, psikologi remaja, psikologi orang tua untuk merasakan apa yang sedang dirasakan, difikirkan, dan diinginkan oleh klien sebagimana Dari ayat diatas menjelakan bahwa sesama manusia harus saling peduli. Ini adalah salah satu dasar Al-Qur’an yang menjadi landasan konseling untnuk memberikan bantuan terhadap seseorang yang sedang menghadapi masalah. Diantara berbagai disiplin ilmu, yang memiliki kedekatan hubungan dengan konseling adalah psikologi, bahkan secara khusus dapat dikatakan bahwa konseling merupakan aplikasi dari psikologi,

terutama

jika

dilihat

dari

tujuan,

teori

yang

digunakan,

dan

proses

penyelenggaraannya. Oleh karena itu telaah mengenai konseling dapat disebut dengan psikologi konseling (counseling psychology). Dilihat dari proses konseling, Psikologi konseling adalah cabang kekhususan dari psikologi yang mengkaji berbagai aspek yang terlibat dalam proses konseling. Aspek-aspek itu meliputi karakteristik; konseling, konselor, konseli dan masalahnya, berbagai kondisi yang menunjang

dan menghambat konseling, serta metode atau pendekatan-pendekatan dalam konseling. Didalam proses konseling, semua aspek tersebut saling terkait. Sehingga tidak dapat dilepaskan satu sama lain. Seorang konselor professional akan lebih berhasil dalam memberikan pelayanan konseling kepada konselinya. Keprofesionalan seorang konselor didukung oleh pemahaman psikologinya yang luas. Karena dengan pemahaman terhadap Psikologi akan sangat membantu seorang konselor dalam memahami tingkah laku dan proses mental dari seorang klien. Tanpa psikologi maka ia tidak akan mampu menciptakan suasana konseling yang efektif. Karena didalam proses konseling konselor diharapkan mampu untuk memanfaatkan segala kondisi yang menunjang kesuksesan proses konseling dan menghindari faktor-faktor yang dapat menghambat konseling. Pemahaman terhadap psikologi juga akan membantu konselor dalam memilih metode dan pendekatan-pendekatan konseling yang tepat dan mampu menerapkannya dalam layanan konseling, baik dari L1-L9, sehingga ia dapat membawa konseli/klien kearah jalan menuju individu yang mampu mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki pola pikir positif.1 Jadi, Kondisi Psikologi Konseling adalah proses keikutsertaan konselor untuk menjadi dan merasakan suasana yang ada dalam diri klien sehingga terasa ada kaitan, hubungan atau sambungan jiwa antara konselor dengan klien. Kontak psikologis dapat dirasakan oleh klien apabila konselor benar-benar memahami klien. Konselor terlebih dahulu perlu menerapkan kemampuan mendengarkan, memahami dan merespon masalah klien secara baik. Dan konselor dituntu dapat memahami masalah klien secara utuh dan menyeluruh, serta dapat mengikuti pembicaraan klien secara runtut. Kontak psikologis biasanya bersifat mendalam,menyangkutdengan aspek psiologis, dan wujud dari kontak psikologis adalah empati. Empati adalah kemampuan klien merasa, memikirkan dan menginginkan sesuatu, tanpa hanyut oleh perasaan klien itu.

1

https://bogadri.blogspot.com/2014/09/defenisi-psikologi-konseling.html, diakses pada tanggal 8 Oktober 2018 pukul 10:00.

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"

Makalah Metopel Yunita.docx
December 2019 12
Tugas Kisia.docx
December 2019 8
Ellas.docx
October 2019 28