Mahluk Ghaib Dalam Pandangan Islam.docx

  • Uploaded by: Lenny Azhar
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mahluk Ghaib Dalam Pandangan Islam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 814
  • Pages: 4
Di dalam akidah Islam istilah ghaib mencakup banyak hal seperti kematian, rejeki, jodoh, ruh manusia, hari kiamat, Surga, dll. Beriman kepada yang ghaib adalah salah satu ciri muslim yang bertakwa Termasuk kedalam hal ghaib adalah makhluk (ciptaan) yang tidak dapat dijangkau indera manusia seperti dari bangsa Malaikat dan Jin. Di dalam keyakinan Islam dinyatakan keberadaan makhluk-makhluk ghaib tersebut, bahkan sebelum manusia pertama diciptakan, makhluk dari kalangan jin telah terlebih dahulu menghuni bumi. Akan tetapi dikarenakan perbuatannya yang merusak, sebagian besar dari golongan Jin tersebut dihancurkan oleh para Malaikat bersama Iblis (yang sebenarnya juga dari golongan Jin. Kemudian Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di bumi, yang dikemudian waktu Manusia dan Jin hidup berdampingan di bumi bersama hewan, tumbuhan, dan benda. Karakteristik Makhluk ghaib Karateristik Makhluk ghaib dan perbandingannya dengan Manusia, diantaranya: 

Malaikat diciptakan sebelum Jin, dan Jin diciptakan sebelum Manusia



Malaikat diciptakan dari cahaya, Jin dari Api, dan Manusia dari tanah, ketiganya memiliki jasad (jasmani) Malaikat, Jin, dan Manusia sama-sama berakal, memiliki tingkatan, kedudukan, ilmu dan amalan yang berbeda-beda dan bertingkat-tingkat.



Malaikat tidak memiki syahwat, tidak berjenis kelamin, tidak makan, sedangkan Jin dan Manusia sama-sama memiliki syahwat, berjenis kelamin, makan dan minum, berkeluarga, bereproduksi, bekerja dan istirahat, dll



Malaikat memiliki kekuatan fisik dan kecepatan yang jauh lebih kuat daripada Jin, sedangkan Jin lebih kuat daripada manusia. Jin mampu terbang hanya sebatas langit dunia sementara Malaikat sampai ke Surga. Mampu mengerjakan sesuatu yang dianggap besar oleh manusia dalam waktu singkat, kurang dari semalam atau sekejap mata misalnya membangun bangunan atau pola raksasa di ladang).



Para Malaikat lebih utama dari para jin baik dari sisi penciptaan, bentuk, perbuatan maupun keadaan.



Populasi Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak melebihi jumlah Jin, Manusia dan Hewan.



Malaikat diciptakan dengan tabiat selalu taat dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah dan disifati dengan sifat-sifat yang terpuji. Sedangkan Jin dan Manusia diberikan pilihan dan kehendak (free will) untuk taat atau ingkar. Jin sebagaimana Manusia diperintakan untuk menjalankan syariat Agama mengikuti nabi yang diutus sehingga didapati ada Jin yang muslim, kafir juga atheis, ada yang baik dan ada yang jahat



Komunitas Jin serupa dengan Manusia, memiliki bahasa dan negara masingmasing, memiliki Raja dan bawahan, memiliki teknologi dan bangunanbangunan.



Para Malaikat tinggal di langit, sementara Jin dan Manusia di bumi



Jin seperti Manusia merasakan sakit, takut, kuat, lemah, lahir dan mati. Malaikat, Jin dan Manusia akan mengalami kematian, Malaikat peniup Sangkakala adalah yang paling akhir mati dihari kiamat, dan juga yang pertama kali dibangkitkan dari kematiannya untuk meniup kembali sangsakala pada tiupan kebangkitan bagi makhluk yang lain. Bagi Jin dan Manusia akan

dihitung (hisab) amal perbuatannya dikala hidup di dunia, yang beriman masuk surga yang ingkar ke neraka. 

Malaikat, Jin dan Manusia tidak mengetahui perkara ghaib, seperti ajalnya, masa depan, hari kiamat, dll.



Para Nabi dan Rasul seluruhnya dari bangsa Manusia, bukan dari kalangan Jin dan Malaikat.

Interaksi Makhluk ghaib dengan Manusia 

Para Malaikat bertugas mengurusi urusan Manusia, Jin, Hewan dan apa saja yang diperintahkan padanya.



Setiap Manusia memiliki Qarin, yaitu pendamping dari kalangan Jin dan Malaikat.



Malaikat mampu melihat Jin disetiap waktu, sedangkan Jin tidak dapat melihat mereka kecuali setelah Malaikat tersebut berubah menjadi bentuk lain (shapesifhting) yang dapat dijangkau oleh indera Jin Sedangkan Manusia tidak dapat melihat Malaikat dan Jin dalam bentuk asli mereka kecuali mereka berubah menjadi bentuk yang dapat dijangkau Indera manusia, seperti berubah menjadi Hewan, suara, cahaya, api, Hantu, Benda terbang tak dikenal, bahkan meniru rupa manusia (doppleganger) yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, dalam alam nyata maupun alam mimpi Keledai dan Anjing mampu melihat bentuk asli Jin di malam hari



Jin mampu menzalimi, mencuri harta, membalas dendam, menculik, dan membunuh manusia, sebagaimana manusia juga bisa menyakiti dan membunuh Jin. Jin menjadi lebih lemah ketika menampakkan diri sehingga manusia dapat melihatnya, yang berarti juga dapat memukulnya, bahkan membunuhnya.



Kesalahan pemahama Di dalam aqidah Islam tidak dikenal adanya Roh gentayangan, Arwah penasaran maupun indera keenam. Diyakini bahwa setelah perginya para pelayat, mayit di dalam kuburnya akan ditanyai Tiga pertanyaan Kubur oleh malaikat, manusia yang jahat mengalami siksa kubur, sedangkan yang baik mengalami nikmat kubur. Roh orang yang telah meninggal tetap berada di dalam kuburnya menanti datangnya hari kebangkitan. Hal ini kadangkala dimanfaatkan oleh Jin untuk meniru wujud si mayit untuk mengambil keuntungan ataupun sekadar mempermainkan manusia. Begitu pula tentang Indera keenam, bahwasanya Jin tidak dapat dilihat manusia kecuali Jin tersebut sendiri yang menampakkan dirinya. Hanya saja Jin melihat dan memilih orang-orang tertentu untuk dia tampaki, kadang secara reguler. Tujuannya supaya manusia mengira dan meyakini bahwa dia mampu melihat hal ghaib dan mulai menyatakan kepada khalayak bahwa dia mampu mengetahui hal ghaib. Pada akhirnya Jin akan berkomunikasi dengan manusia tersebut dan menipunya, mengaku sebagai arwah orang yang telah mati, atau menawarkan manusia tersebut mencari harta, atau bahkan mengajak kepada perdukunan dan kesyirikan (seperti berkurban binatang untuk selain Allah sebagai syarat terpenuhi hajatnya), dll.

Related Documents


More Documents from "Aep Saepul Muslim"

Makalah Metopel Yunita.docx
December 2019 12
Tugas Kisia.docx
December 2019 8
Ellas.docx
October 2019 28