Masalah Keperawatan Pada Orang Dewasa 1. Erih intan
4. Regina
9. Erika nursafitri
susnerih 2. Ismania hana rofiko 3. Ninda uteri
5. Mahari
10. Suci tapriah
6. Leni rahayu
11. Yeni rachmaniah
7. Siti khonisa 8. Syarif ibrahim
Aborsi
malnutrisi
Jerawat
Abortus
Konsep dasar Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Penyebab perdarahan pada ibu hamil adalah abortus, kehamilan ektopik, perdarahan antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta), perdarahan postpartum (retensio plasenta, atonia uteri, dan trauma kelahiran) (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Dalam laporan Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) 2010 disebutkan bahwa presentase abortus dalam periode lima tahun terakhir adalah sebesar 4% pada perempuan pernah menikah usia 10-59 tahun.
Pengertian Abortus (keguguran) merupakan salah satu penyebab perdarahan yang
terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua. Perdarahan ini dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan atau kehamilan terus berlanjut. Abortus dapat menyebabkan perdarahan yang hebat dan dapat menimbulkan syok, perforasi, infeksi, dan kerusakan faal ginjal (renal failure) sehingga mengancam keselamatan ibu. Kematian dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan secara cepat dan tepat (Wulandari, Nasikhah, 2014). Abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak kesakitan dan kematian ibu. Salah satu penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan berupa komplikasi yang disebabkan oleh abortus. Komplikasi yang serius kebanyakan terjadi pada fase abortus yang tidak aman (unsafe abortion) walaupun terkadang dijumpai juga pada abortus spontan. Komplikasi dapat berupa perdarahan, kegagalan ginjal, infeksi, syok akibat perdarahan, dan infeksi sepsis (Maliana, 2014).
Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah. Sebaliknya pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini: a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda. Faktorfaktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut: - Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X. - Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna. - Pengaruh dari luar akibat radiasi, virus, obat-obatan. b. Kelainan pada plasenta misalnya endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. c. Penyakit Ibu Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, anemia berat, dan keracunan. d. Kelainan Traktus Genetalis Mioma uteri, kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Sebab lain abortus dalam trisemester ke 2 ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatari serviks berlebihan, konisasi, amputasi atau robekan serviks luar yang tidak dijahit.
Patogenesis Pada awal abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu vili korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak pendarahan. Pada kehamilan lebih 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Pendarahan tidak banyak jika plasenta segera dilepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak kecil tanpa bentuk yang jelas, mungkin pula janin telah mati lama, mola kruenta, maserasi, fetus kompresus.
Manifestasi klinis 1. 2.
3. 4. 5.
Terlambat haid atau amenote kurang dari 20 minggu Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat. Pendarahan pervaginaan, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi. Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus. Pemeriksaan Ginekologi
Penatalaksanaan Umum Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting
dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu diberikan infus oksitosin dimulai 8 tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus. Bila pasien syok karena pendarahan berikan infus ringer taktat dan selekas mungkin tranfusi darah
Pemeriksaan penunjang 1. Tes kehamilan : positif bila janin masih
hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus 2. Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukkan apakah janin masih hidup 3. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion
Komplikasi Pendarahan Perforasi Syok, infeksi Pada Missed abortion dengan refensi lama
hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.
Dx keperawatan 1. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan
dengan perdarahan 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan 3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ansietas dan nyeri abdomen
JERAWAT
Pengertian Perubahan hormonal yang merangsang
kelenjar minyak di kulit. Jerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang
Etiologi Jerawat biasanya berkaitan dengan tingginya
sekresi sebum. Androgen telah diketahui sebagai perangsang sekresi sebum sedangkan estrogen dapat mengurangi produksi sebum. Penggunaan kosmetik dan pelembab yang bahan dasarnya terbuat dari minyak yang dapat menimbulkan komedo. Acne Vulgaris dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik.
Patofisilogi Produksi sebum meningkat oleh kelenjar
sebasea. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya inflamasi folikel dalam sebum. Peningkatan jumlah flora folikel yang berperan dalam proses kemotaktik. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Peningkatan hormon androgen.
Gejala klinis Gejala lokal termasuk nyeri saat disentuh Acne yang berat (Severe acne) disertai
dengan tanda dan gejala sistemik disebut sebagai acne fulminans Acne dapat muncul pada pasien apapun sebagai dampak fisiologis Erupsi kulit berupa komedo
Klasifikasi Komedonal (komedo hitam dan komedo
putih) Papulopustular (popula dan postula) Kistik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan laboratorium Penegakan diagnosis acne vulgaris
berdasarkan diagnosa klinis Pemeriksaan histopatologis
Pencegahan Diet rendah lemak dan karbohidrat Melakukan perawatan kulit Hidup sehat dan teratur Cukup istirahat Olahraga sesuai kondisi tubuh Penggunaan kosmetik secukupnya Hindari polusi debu
Dx keperawatan Nyeri akut Kerusakan integritas kulit Ansietas Gangguan citra tubuh Kurang pengetahuan
Mal nutrisi
Definisi Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan fungsi-fungsi organ tubuh.
Etiologi Penyeab malnutrisi secara umum a. Intake makanan kurang yang menyebabkan kebutuhan meningkat atau kehilanagn nutrien meningkat b. Adaya penyakit sistemik yang mengakibatkan gangguan absorbs/digesti
Manifestasi klinis
Kelelahan dan kekuranagn energi Pusing Sistem kekebalan tubuh yang rendah Kulit yang kering dan besisik Gusi bengkak dan berdarah Gigi yang membusuk Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat Berat bada kurang Pertumubuhan yang lambat Kelemaha pada otot Perut kembung Tulang yang sudah patah Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh
Pemeriksaan diagnostik 1. Pemeriksaan fisik 2. Pemeriksaa laboratorium
Penatalaksanaan medis 1. Diet tinggi kalori, protein, mineral dan
vitamin 2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit 3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti diet berat
Diagnosa keperawatan 1. Ketidak seimbanagn nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh 2. Kekurangan volume cairan 3. Resiko infeksi