Tugas Kasus Gangguan Neurologi Pada Anak.docx

  • Uploaded by: Ridha Rahmadani
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kasus Gangguan Neurologi Pada Anak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,324
  • Pages: 10
Tugas Kasus Gangguan Neurologi Pada Anak

OLEH:

RIDHA RAHMADANI

C051171013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Kasus Seorang bayi berusia 10 bulan di antar oleh orang tuanya ke RS dengan keluhan kejang. Riwayat klien mengalami demam sejak 3 hari yang lalu. Klien mengalami kejang sebanyak 2 kali di rumah dengan durasi kurang lebih 2 menit. Hasil pemeriksaan saat ini pasien tampak lemah, pernafasan 30 x/menit, nadi 120 x/menit, suhu 40ºC. ibu klien tampak gelisah dan selalu bertanya tentang kondisi anaknya. Klien merupakan anak pertama dan lahir pada saat usia pernikahan orang tuanya mencapai 18 tahun. 1. Diskusikan konsep penyakitnya dan mekanisme penyakitnya 2. Tentukan data focus 3. Buatlah masalah keperawatannya 4. Buatlah NOC dan NIC

1. Konsep dan Mekanisme penyakit A. Definisi kejang demam Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu tubuh (suhu rektal diatas 38oC) dan pada (aksila lebih dari 37,80C). Kejang demam ini terjadi pada anak sejak umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun dan kebanyakan diderita oleh anak laki-laki dibandingkan wanita. Hal ini terjadi karena pada wanita maturasi serebralnya lebih cepat dibandingkan laki-laki. Kejang demam/step adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ektrakranium ( = di luar rongga tengkorak). Kejang tersebut biasanya timbul pada suhu badan yang tinggi (demam). Demamnya sendiri dapat disebabkan oleh berbagai sebab, tetapi yang paling utama adalah infeksi. Demam yang disebabkan oleh imunisasi juga dapat memprovokasi terjadinya kejang demam. (Irdawati, 2009) Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak-anak yang terjadi bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan neurologik yang paling sering dijumpai pada masa kanak-kanak dan menyerang sektar 4% anak. (Wong, 2008) Kejang demam atau febrile convlusion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 380C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. (Maliya & Purwanti, 2008)

B. Etiologi kejang demam Kejang demam dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : a. Faktor genetika, faktor keturunan dari salah satu penyebab terjadinya kejang demam, 25-50% anak yang mengalami kejang demam memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam. b. Demam, kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit dengan demam tinggi. c. Perubahan keseimbangan elektrolit dan cairan d. Gangguan metabolisme, gangguan metabolisme seperti uremia, hipoglikemia, kadar gula, drah kurang dari 30 mg% pada neonates cukup bulan dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah atau hiperglikemia. e. Trauma, kejang berkembang pada minggu pertama setelah kejadian cedera kepala. f. Penyakit infeksi - Virus : morbili (campak), varicella (cacar), dengue (virus penyebab demam berdarah). - Bakteri : faringitis, tonsilitis, otitis media, penyakit pada traktus respiratorius. C. Manifestasi Klinik kejang demam Manifestasi klinik yang muncul pada penderita kejang demam : a. Suhu tubuh anak (suhu rectal) lebih dari 380 dan (suhu aksila) lebih dari 37,80C. b. Wajah pucat c. Timbulnya kejang yang bersifat tonik-klonik. d. Saat kejang anak tidak berespon terhadap rangsangan seperti panggilan, cahaya (penurunan kesadaran). e. Kejang biasanya singkat dan berhenti sendiri.

D. Pathway Rangsangan mekanik dan biokimia

Infeksi bakteri

Reaksi inflamasi

Perubahan Konsentrasi ion diruangan ekstraseluler

Proses demam

Rangsangan mekanik dan biokimia

Difusi NA+ dan K+ Aktivitas otot

Kejang

Kurang dari 15 menit

Metabolisme

Suhu tubuh

Tidak menimbulkan gejala sisa

Resiko kejang berulang Lebih dari 15 menit

Perubahan suplai darah ke otak Defisiensi pengetahuan

Hipertermia Penurunan kesadaran

Risiko cedera

Kurang informasi pengobatan perawatan

Ansietas

Resiko kerusakan sel neutron otak

E. Data Fokus DS : - Demam sejak 3 hari - Kejang 2 kali dengan durasi kurang lebih 2 menit DO : - Tampak lemah - Pernafasan 30 x/menit - Nadi 120 x/menit - Suhu 40ºC - Ibu pasien tampak gelisah F. Masalah keperawatan - Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme - Risiko cedera b.d penurunan kesadaran - Ansietas b.d perubahan besar (status kesehatan) - Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi G. Intervensi DS/DO Diagnosa Outcome Intervensi DS : demam sejak 3 hari yang lalu DO : Suhu 400C

Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme (Nanda, Domain 11, Keamanan/ Perlindungan, Kelas 6 Termoregulasi hlm 457)

Setelah Perawatan demam dilakukan Aktivitas-aktivitas : perawatan, - Pantau suhu dan masalah pasien tanda-tanda vital dapat teratasi lainnya dengan kritvria - Tutup pasien dengan hasil : selimut atau pakaian ringan, tergantung  Termore pada fase demam gulasi (yaitu : memberikan (NOC, selimut hangat Hal 564) untuk fase dingin; - Suhu menyediakan tubuh pakaian atau linen menurun tempat tidur ringan - TTV untuk demam dan kembali fase normal bergejolak/flush). - Mandikan [pasien] dengan spons hangat dengan hati-hati

-

DS : Risiko cedera Keluhan b.d penurunan kejang kesadaran DO : (Nanda, Domain Lemah 11 Keamanan/perli ndungan, Kelas 2 Cedera fisik, Hal 412)

(yaitu : berikan untuk pasien dengan suhu yang sangat tinggi, tidak memberikannya selama fase dingin, dan hindari agar pasien tidak menggigil. Pantau komplikasikomplikasi yang berhubungan dengan demam serta tanda dan gejala kondisi penyebab demam (misalnya, kejang, penurunan tingkat kesadaran, status elektrolit abnormal, ketidakseimbangan asam basa, aritmia jantung, dan perubahan abnormalitas sel). (NIC, Hal 355)

Setelah Manajemen kejang dilakukan Aktivitas-aktivitas : perawatan, - Pandu gerakan klien masalah pasien untuk mencegah dapat teratasi terjadinya kejang dengan kritvria - Monitor arah kepala hasil : dan mata selama kejang  Kontrol - Tetap di sisi klien kejang selama [klien sendiri mengalami] kejang (NOC, - Dokumentasikan Hal 245) informasi mengenai - Memini kejang malisir

faktorfaktor pemicu kejang DS : Klien merupaka n anak pertama dan lahir pada saat usia pernikaha n orang tuanya 18 tahun. DO : ibu tampak gelisah dan selalu bertanya tentang kondisi anaknya

Ansietas b.d Setelah perubahan besar dilakukan (status perawatan, kesehatan) masalah pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil :  Kontrol kecemas an diri (NOC, Hal 244) - Berkuran gnya kecemas an - Menggu nakan strategi koping yang efektif DS : Defisiensi Setelah Kejang 2 pengetahuan b.d dilakukan kali kurang perawatan, DO : ibu informasi masalah pasien pasien (Nanda, Domain dapat teratasi tampak 5. dengan kriteria gelisah Persepsi/Kongni hasil : si, Kelas 4  Pengetah Kognisi hlm uan : 274) proses penyakit - Mengeta hui karakteri

-

Berikan obat anti kejang dengan benar (NIC, Hal 188)

Pengurangan kecemasan Akivitas-aktivitas : - Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan - Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis - Identifikasi pada saat tejadi perubahan tingat kecemasan - Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai (NIC, Hal 319)

Fasilitasi Pembelajaran Aktivitas-aktivitas : - Berikan informasi dengan cara yang tepat, seperti mulai dari [hal yang] sederhana kepada [informasi] yang [lebih] kompleks, dari [informasi] yang diketahui terlebih dahulu, dari [informasi] yang konkrit ke

-

-

stik spesifik penyakit Mengeta hi tanda dan gejala penyakit Mengeta hui faktor risiko penyakit

-

-

-

-

[informasi] yang abstrak. Gunakan alat bantu untuk menggambarkan materi yang penting dan kompleks. Gunakan bahasa yang umum digunakan Berikan umpan balik selama proses pendidikan kesehatan. Gunakan kata-kata yang mudah diingat (NIC, Hal 106)

Daftar Pustaka Irdawati. (2009, September). Kejang Demam Dan Penatalaksanaannya. Berita Ilmu Kpeawatan ISSN, 2(3), 143-146. Maliya, A., & Purwanti, O. S. (2008, Juni). Kegawatdaruratan Kejang Demam Pada Anak. Berita Ilmu Keperawatan, 1(2), 97-100. Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong (Vol. 2). Jakarta: EGC. Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 (10 ed.). (M. Ester, Ed., B. A. Keliat, H. D. Windarwati, A. Pawirowiyono, & M. A. Subu, Trans.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M. L., & Swanson, E. (2017). Nursing Outcome Classification (NOC) (5 ed.). (I. Nurjannah, R. D. Tumanggor, Eds., I. Nurjannah, R. D. Tumanggor, M. Perdana, A. Kasfi, I. A. Azis, F. Sabrian, . . . A. Fathi, Trans.) Indonesia: Elsevier. Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2017). Nursing Interventions Classification (NIC) (6 ed.). (I. Nurjannah, & R. D. Tumanggor, Eds.) Indonesia: Elsevier. Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (6 ed., Vol. 2). (H. Hartanto, N. Susi, P. Wulansari, D. A. Mahanani, Eds., B. U. Pendit, H. Hartanto, P. Wulansari, & D. A. Mahanani, Trans.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Related Documents


More Documents from ""

Bab Ii.docx
April 2020 9
Bab I.docx
April 2020 7
Daftar Isi.docx
April 2020 7
Bab Iv.docx
April 2020 6