BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian Waktu ( menit )
Suhu air
Suhu air + urea
1,0
88 °C
79 °C
2,0
90 °C
84 °C
3,0
91 °C
88,5 °C
4,0
92,5 °C
90,8 °C
5,0
93 °C
92 °C
6,0
94 °C
95 °C
7,0
95,8 °C
96,7 °C
8,0
97 °C
98,3 °C
9,0
98,9 °C
99,9°C
10,0
100 °C
101,5°C
B. Analisis Data Dari hasil percobaan yang telah di lakukan, ketika suatu zat di campurkan ke dalam suatu pelarut, maka beberapa sifat fisis dari larutan tersebut akan mengalami perubahan baik itu perubahan titik didih, titik beku, tekanan osmotik dan tekanan uap suatu larutan. Untuk saat ini kita lebih fokus pada penurunan titik didih suatu larutan sesuai dengan judul pecobaan kita kali ini.
8
9
Titik didih larutan lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih pelarut murninya. Jadi apabila kita membandingkan titik didih air murni dengan larutan garam maka titik didih larutan garam akan lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih air murni. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dari penjelasan hukum Raoult dan tekanan uap larutan kita tahu bahwa adanya zat terlarut yang tidak mudah menguap di dalam suatu pelarut akan menurunkan tekanan uap pelarutnya, akibatnya tekanan uap larutan akan lebih kecil dibandingkan dengan tekanan uap pelarut murninya. Dengan demikian semakin banyak energi yang diperlukan untuk mencapai tekanan uap sebesar 1 atm, sehingga larutan akan memiliki titik didih yang lebih tinggi. Kenaikan titik didih pada larutan urea lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan titik didih pada pelarut murni, hal ini dapat dilihat dari selang waktu yang dibutuhkan untuk mendidih. Pelarut murni lebih cepat mendidih dibandingkan dengan larutan urea. Pada konsentrasi yang sama, pengaruh garam dapur dibandingkan dengan urea berbeda, hal iru dapat dilihat dari titik didih antara kedua larutan tersebut memiliki selang waktu yang berbeda pada proses pendidihan, sedangkan kenaikan titik didih larutan selalu berbanding terbalik dengan titik didih larutan.